Uji Autokorelasi Koefisien Determinasi R

40 pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter- Plot. Dasar analisis menurut Ghozali 2013 adalah : 1. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2013 : 110, uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t – 1 sebelumnya. Auto korelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu Time series karena “gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama periode berikutnya. Universitas Sumatera Utara 41 Penggunaan program SPSS bertujuan untuk mendeteksi adanya problen autokorelasi dengan melihat DURBIN – WATSON yaitu panduan mengenai angka D-W Durbin – Watson pada tabel D-X. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : a. Angka D-W dibawah -2 berarti autokorelasi positif b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W diatas +2 berarti autokorelasi positif Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara misalnya dengan melakukan transformasi data dan menambah data observasi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolienaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam VIF, serta dengan menganalisa matrik korelasi variabel – variable independen. Nilai Cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 10 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinearitas dapat dilihat jika diantara variable independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90. Universitas Sumatera Utara 42

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility perusahaan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan.

a. Koefisien Determinasi R

2 Pengujian koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi R 2 berkisar antara nol sampai dengan satu. Hal ini berarti bila koefisien determinasi R 2 sama dengan nol, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadapan variabel dependen. Dan bila koefisien R 2 semakin kecil mendekati nol, maka dapattg dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model yang digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah model regresi linear sederhana sebagai berikut : Model : Tobins Q = a + b 1 CSR + b 2 SIZE + b 3 GO + e Keterangan : Tobins Q = Nilai Perusahaan CSR = Penerapan Corporate social responsibility SIZE = Ukuran perusahaan Universitas Sumatera Utara 43 GO = Growth Opportunity a = konstanta b = Koefisien Regresi e = error tingkat kesalahan

b. Uji Signifikan Parsial T-test

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 7

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 12

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 9