Kerangka Berfikir Pengajuan Hipotesis
tanpa adanya kejelasan informasi, guru akan kebingungan, tidak tahu yang diharapkan kepala sekolah, dan tujuan pokok dalam pengukuran
kemampuan guru. Selanjutnya yaitu menganalisis kebutuhan yang merupakan upaya
menentukan perbedaan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan dan yang secara nyata dimiliki. Dalam penyusunan
program supervisi akademik harus didasarkan pada kebutuhan nyata pengembangan profesional guru, maka diperlukanlah analisis kebutuhan
tentang keterampilan pengajaran guru yang harus dikembangkan melalui supervisi akademik.
Setelah itu kepala sekolah menganalisis setiap tujuan untuk menentukan bentuk-bentuk teknik dan media supervisi akademik yang
akan digunakan. Setelah mengembangkan teknik dan media supervisi akademik, mulailah dilakukan pembinaan keterampilan pembelajaran guru
dengan menggunakan teknik dan media tertentu sebagaimana telah dikembangkan.
Berikutnya, yaitu
mangadakan penilaian
untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pembinaan
keterampilan pembelajaran guru. Penilaian tersebut harus mengukur performansi atau perilaku yang dispesifikasi pada tujuan supervisi
akademik guru. Dan sampailah pada langkah terakhir yaitu revisi. Revisi ini dilakukan
seperlunya, sesuai dengan hasil penilaian yang telah dilakukan. Namun apabila ternyata tujuan pembinaan keterampilan pengajaran guru tidak
dicapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang. Dan apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang kembali
program supervisi akademik guru untuk masa mendatang.