Kerangka Berfikir Pengajuan Hipotesis

tanpa adanya kejelasan informasi, guru akan kebingungan, tidak tahu yang diharapkan kepala sekolah, dan tujuan pokok dalam pengukuran kemampuan guru. Selanjutnya yaitu menganalisis kebutuhan yang merupakan upaya menentukan perbedaan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan dan yang secara nyata dimiliki. Dalam penyusunan program supervisi akademik harus didasarkan pada kebutuhan nyata pengembangan profesional guru, maka diperlukanlah analisis kebutuhan tentang keterampilan pengajaran guru yang harus dikembangkan melalui supervisi akademik. Setelah itu kepala sekolah menganalisis setiap tujuan untuk menentukan bentuk-bentuk teknik dan media supervisi akademik yang akan digunakan. Setelah mengembangkan teknik dan media supervisi akademik, mulailah dilakukan pembinaan keterampilan pembelajaran guru dengan menggunakan teknik dan media tertentu sebagaimana telah dikembangkan. Berikutnya, yaitu mangadakan penilaian untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pembinaan keterampilan pembelajaran guru. Penilaian tersebut harus mengukur performansi atau perilaku yang dispesifikasi pada tujuan supervisi akademik guru. Dan sampailah pada langkah terakhir yaitu revisi. Revisi ini dilakukan seperlunya, sesuai dengan hasil penilaian yang telah dilakukan. Namun apabila ternyata tujuan pembinaan keterampilan pengajaran guru tidak dicapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang. Dan apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa mendatang.

C. Kerangka Berfikir

Sumberdaya guru sangat penting bagi suatu organisasi sekolah, karena faktor sumberdaya guru tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Dengan demikian kelangsungan hidup organisasi sekolah sangat tergantung salah satunya pada faktor guru. Agar seorang guru di SMPN 106 dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka harus memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat memperoleh hasil kerja yang tinggi pula. Namun jika guru di SMPN 106 Jakarta tidak mempunyai motivasi dalam bekerja akan mengakibatkan tugas dan pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Penerapan supervisi yang tepat dengan memperhatikan tujuannya mempunyai pengaruh yang berarti untuk memotivasi guru dalam bekerja. Pemberian motivasi melalui supervisi akademik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalkan melalui pengembangan potensi, melibatkan guru dalam menentukan kebijakan, memberikan konsultasi, memberikan kesempatan untuk berkreasi maupun dengan cara pemberian insentif dan lain sebagainya. Cara-cara tersebut dapat merangsang motivasi mereka untuk lebih bersemangat dalam bekerja sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Jika supervisi yang dilakukan kepala sekolah, hasilnya baik maka akan berdampak pada motivasi kerja guru yang tinggi, namun sebaliknya jika hasil supervisi kepala sekolah tidak baik maka motivasi kerja guru pun rendah. Oleh karena itu, supervisi akademik merupakan pendekatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah untuk berusaha mendorong dan mengarahkan para guru agar mempunyai motivasi kerja yang tinggi.

D. Pengajuan Hipotesis

a. Hipotesis Nol Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan motivasi kerja guru. b. Hipotesis Alternatif Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan motivasi kerja guru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN