Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu

(1)

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap

Efek Samping Pengunaan Obat Rematik/Pegal

linu

Oleh :

Citra Anggreini Sembiring

070100188

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek

Samping Pengunaan Obat Rematik/Pegal linu

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

OLEH:

CITRA ANGGREINI S

070100188

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu

Nama : Citra Anggreini Sembiring NIM : 070100188

Pembimbing Penguji I

(Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK) (Prof. dr. Haris Hasan, SpPD, SpJP) NIP 19511202 197902 1 001 NIP 19560405 198303 1 004

Penguji II

(Prof. dr. Gontar A Siregar, SpPD-KGEH) NIP 19540220 198011 1 001

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH) NIP 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu dari penyakit degeneratif. Obat merupakan terapi utama untuk mengurangi efek dari rematik ataupun pegal linu. Obat rematik/pegal linu merupakan penghilang rasa sakit yang secara umum dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non- steroid ( OAINS ), yang sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan efek sampingnya jika ternyata obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra indikasi).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

Metode Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan desain studi

Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang merupakan jumlah

keseluruhan dari populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan kemudian dianalisis dengan program SPSS (statistical product and

service solutions).

Dari 100 responden, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian responden mengenai efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu, mayoritas responden tidak peduli yaitu sebanyak 64 orang (64%), dan responden yang peduli sebanyak 36 orang (36%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepedulian para pekerja di pabrik batu kapur CV. Kasih Kabanjahe berada dalam kategori tidak peduli.


(5)

ABSTRACT

Rheumatism, stiff, sore muscles and joints, are diseases that are familiar in our daily lives. And mostly in elderly people (elderly) who are close to rheumatic disorder that is one of the degenerative disease. Drugs are the main therapy to reduce the effects of arthritis or stiff. Rheumatic drug / stiff a painkiller that is generally categorized as anti-inflammatory drugs non-steroidal (NSAID), which is very easy to get, even we can easily get it by buying at stalls, shops, or pharmacy without having to consult your doctor first. Very practical, but most people do not consider and do not care about side effects if the drug was purchased was not correct or even cause behind the effect (contra indications).

The purpose of this study was to determine the level of community care for side effects of drug use rheumatism/stiff. Methods The study was a descriptive study with cross sectional study design. The samples were 100 people which is the sum total of the population. The data was collected using a questionnaire and then analyzed using SPSS (statistical product and service solutions). Of the 100 respondents, obtained results which indicate that the level of awareness of respondents about the side effects of rheumatic drug use / stiff, the majority of respondents did not care that as many as 64 people (64%), and respondents who cares as much as 36 people (36%).

From this research we can conclude that the level of concern for workers at the factory limestone CV. Kasih Kabanjahe is in the category do not care.

Keywords: rheumatic drug / stiff, side effects, the level of awareness


(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu penulis akan menerima segala kritik maupun tanggapan dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Bapak Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak membantu dan memberikan saran-saran selama penulisan Karya Tulis Ilmiah, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH dan Bapak Prof. Haris

Hasan, Sp. JP selaku penguji dalam seminar proposal dan penguji di seminar hasil.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(7)

6. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, Nawari Sembiring dan Helmina Sinaga, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan studi saya termasuk dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. 7. Terima kasih juga saya sampaikan kepada abang saya, Yoseph Sembiring, dan

ketiga adik saya Handika Sembiring, Moses Sembiring, dan Hogla Sembiring. 8. Teman-teman angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang telah mendukung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, saya ucapkan terima kasih atas kerja samanya.

Sebagai akhir kata dari penulis, semoga Karya Tulis Ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dimasa yang akan datang dan kiranya dapat menjadikan rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, November 2010 Penulis

Citra Anggreini Sembiring 070100188


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ………... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Rematik/pegal linu ... 5

2.1.1. Definisi ... 5

2.1.2. Etiologi ... 5

2.1.3. Faktor Resiko ... 6

2.1.4. Patogenesis ... 6

2.1.5. Patofisiologi ... 8

2.1.6. Manifestasi Klinis ... 8

2.1.7. Diagnosis ... 9

2.1.8. Penatalaksanaan ... 11

2.1.8.1. Konsep Pengobatan ... 11

2.1.8.2. Terapi Non-Farmako ... 11

2.1.8.3. Terapi Farmako ... 12

2.1.8.4. Penggunaan OAINS dalam Pengobatan ... 13

2.1.8.5. Efek Samping OAINS dalam Pengobatan ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. 17 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 17


(9)

3.2. Definisi Operasional ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ... 23

5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 23

5.2. Hasil Analisa Data ... 27

5.2.1. Tingkat Kepedulian ... 27

5.3. Pembahasan ... 29

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Kriteria American Rheumtism Association (ARA) ... 10 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur ... 24 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 24 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan ... 25 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 26 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Status Perkawinan ... 26 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkst Kepedulian

Responden ... 27 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Atas Pertanyaan


(11)

DAFTAR SINGKATAN

APC : antigen presenting cells

ARA : American Rheumtism Association COX : cyclooxygenase

GM-CSF : granulocyte/macrophage colony stimulating factor HLA-DR : histokompatibilitas utama kelas II

IL-1 : interleukin 1 IL-2 : interleukin 2 IL-4 : interleukin 4 Lansia : lanjut usia LED : laju endap darah

OAINS : obat anti inflamasi non-steroid PG : prostaglandin

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo SPSS : Statistical Product and Service Solution TNF-ß : tumor necrosis factor ß


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup Penulis

2. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

3. Informed Consent (Lembar Persetujuan setelah Penjelasan) 4. Kuesioner Penelitian

5. Data Induk (Master Data)

7. Hasil Analisa Data Distribusi Frekuensi dengan SPSS 8. Surat Ethical Clearance (Persetujuan Komisi Etik) 9. Surat Izin Penelitian


(13)

ABSTRAK

Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu dari penyakit degeneratif. Obat merupakan terapi utama untuk mengurangi efek dari rematik ataupun pegal linu. Obat rematik/pegal linu merupakan penghilang rasa sakit yang secara umum dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non- steroid ( OAINS ), yang sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan efek sampingnya jika ternyata obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra indikasi).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

Metode Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan desain studi

Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang merupakan jumlah

keseluruhan dari populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan kemudian dianalisis dengan program SPSS (statistical product and

service solutions).

Dari 100 responden, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian responden mengenai efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu, mayoritas responden tidak peduli yaitu sebanyak 64 orang (64%), dan responden yang peduli sebanyak 36 orang (36%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepedulian para pekerja di pabrik batu kapur CV. Kasih Kabanjahe berada dalam kategori tidak peduli.


(14)

ABSTRACT

Rheumatism, stiff, sore muscles and joints, are diseases that are familiar in our daily lives. And mostly in elderly people (elderly) who are close to rheumatic disorder that is one of the degenerative disease. Drugs are the main therapy to reduce the effects of arthritis or stiff. Rheumatic drug / stiff a painkiller that is generally categorized as anti-inflammatory drugs non-steroidal (NSAID), which is very easy to get, even we can easily get it by buying at stalls, shops, or pharmacy without having to consult your doctor first. Very practical, but most people do not consider and do not care about side effects if the drug was purchased was not correct or even cause behind the effect (contra indications).

The purpose of this study was to determine the level of community care for side effects of drug use rheumatism/stiff. Methods The study was a descriptive study with cross sectional study design. The samples were 100 people which is the sum total of the population. The data was collected using a questionnaire and then analyzed using SPSS (statistical product and service solutions). Of the 100 respondents, obtained results which indicate that the level of awareness of respondents about the side effects of rheumatic drug use / stiff, the majority of respondents did not care that as many as 64 people (64%), and respondents who cares as much as 36 people (36%).

From this research we can conclude that the level of concern for workers at the factory limestone CV. Kasih Kabanjahe is in the category do not care.

Keywords: rheumatic drug / stiff, side effects, the level of awareness


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu dari penyakit degeneratif ( FKUI/RSCM, 2009 ).

Obat merupakan terapi utama untuk mengurangi efek dari rematik ataupun pegal linu. Obat rematik/pegal linu merupakan penghilang rasa sakit yang secara umum dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non- steroid ( OAINS ).

Dalam kehidupan sehari-hari obat rematik/pegal linu sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan efek sampingnya jika ternyata obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra indikasi).

Banyak pasien yang mungkin karena merasa cocok dengan obat yang pernah diresepkan oleh dokternya kemudian, ketika sakit lagi, mengulang resep tadi dengan membeli di toko obat. Padahal, tanpa disadari penggunaan obat rematik yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping kerusakan lambung atau saluran cerna ( Makmun, 2009 ).

Gejala yang sering timbul akibat efek samping dari obat-obat ini, antara lain gangguan maag berupa rasa sakit atau tidak nyaman di uluhati, mual, muntah, perlukaan bahkan tukak di lambung dan usus duabelas jari. Dan bisa mengakibatkan erosi klinis dilambung sehingga terjadi perdarahan saluran cerna bagian atas yang bisa berlanjut dengan kematian ( Fahrial, 2008).


(16)

Pada penelitian yang dilakukan RSCM (2005) pada 1.192 pasien dengan keluhan buang air besar hitam, muntah darah, atau keduanya, lebih dari 90 % disebabkan oleh penggunaan obat rematik.

Dan pada penelitian berikutnya ( 2009 ) resiko terjadinya tukak lambung 1 dari 5 pasien pemakai obat rematik/pegal linu, tukak yang bergejala terjadi pada 1 dari 70 pasien pemakai obat rematik/pegal linu, dan yang mengakibatkan perdarahan saluran cerna atas pada 1 dari 150 pasien pemakai obat rematik/pegal linu.

Menurut Graham ( 2008 ) dari komite penasihat Food and Drug Administration, “ ketika kita sebagai dokter meresepkan obat pada pasien, kita bukan hanya harus menjelaskan jenis obat yang kita berikan, tetapi kita juga perlu membahas efek samping obat dengan baik dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping tersebut”. Karena menurut Simon ( 2003 ) berdasarkan penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa pasien yang memperhatikan efek samping dari obat hanya sekitar 25 %.

Berdasarkan data diatas, maka penulis merasa perlu dilakukan penelitian tentang tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu. Karena kemajemukan masyarakat kita maka penulis membatasi penelitian dengan membandingkan pada masyarakat buruh bangunan ( pekerja kasar ) dan pegawai dan staf di fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memiliki perbedaan umur, status perkawinan, pekerjaan, serta tingkat pendidikan.


(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian dari pertanyaan berikut :

Bagaimana perbandingan tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan umur. b. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan status

perkawinan

c. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan pekerjaan. d. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan tingkat

pendidikan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(18)

2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan referensi kepada peneliti selanjutnya, khususnya mengenai kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

3. Bagi masyarakat

Sebagai masukan dan informasi untuk membantu masyarakat tersebut peduli dan memahami efek samping penggunaan obat rematik/ pegal linu.

4. Bagi petugas kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi guna perbaikan pelayanan kesehatan dalam penyampaian/kepedulian terhadap pasien pengguna obat rematik/pegal linu.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rematik/pegal linu 2.1.1. Definisi

Menurut Isbagio (2004), cakupan pengertian gejala rematik ataupun pegal linu cukup luas. Nyeri, pembengkakan, kemerahan, gangguan fungsi sendi dan jaringan sekitarnya termasuk gejala rematik. Semua gangguan pada daerah tulang, sendi, dan otot disebut rematik yang sebagian besar masyarakat juga menyebutnya pegal linu.

Rematik atau pegal linu juga merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya, disertai proliferasi dari tulang dan jaringan lunak di dalam dan sekitar daerah yang terkena (Priyanto, 2009).

2.1.2. Etiologi

Faktor penyebab dari penyakit ini belumdiketahui dengan pasti. Namun, faktor genetik seperti produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II (HLA-DR) dan beberapa faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini (Sudoyo, dkk, 2007).

Faktor genetik seperti kompleks histokompatibilitas utama kelas II (HLA-DR), dari beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengemban HLA-DR4 memiliki resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini. Rematik/pegal linu pada pasien kembar lebih sering dijumpai pada kembar monozygotic dibandingkan kembar dizygotic (Sudoyo, dkk, 2007).

Dari berbagai observasi menunjukkan dugaan bahwa hormon seks merupakan salah satu faktor predisposisi penyakit ini. Hubungan hormon seks dengan rematik/pegal linu sebagai penyebabnya dapat dilihat dari prevalensi penderitanya yaitu 3 kali lebih banyak diderita kaum wanita dibandingkan dari kaum pria (Sudoyo, dkk, 2007).


(20)

Faktor infeksi sebagai penyebab rematik/pegal linu timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dugaan kuat bahwa penyakit ini sangat mungkin disebabkan oleh tercetusnya suatu proses autoimun oleh suatu antigen tunggal atau beberapa antigen tertentu saja. Agen infeksius yang diduga sebagai penyebabnya adalah bakteri, mycoplasma, atau virus (Sudoyo, dkk, 2007).

2.1.3. Faktor resiko

Menurut Priyatno (2009) beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan rematik ataupun pegal linu, antara lain;

 Usia di atas 40 tahun dan prevalensi pada wanita lebih tinggi

 Genetik

 Kegemukan dan penyakit metabolik

 Cedera sendi yang berulang

 Kepadatan tulang berkurang (osteoporosis)

 Beban sendi yang terlalu berat (olah raga atau kerja tertentu)

 Kelainan pertumbuhan (kelainan sel-sel yang membentuk tulang rawan, seperti kolagen dan proteoglikan).

2.1.4. Patogenesis

Dimulai dengan terdapatnya suatu antigen yang berada pada membran sinovial. Pada membran sinovial tersebut, antigen tersebut akan diproses oleh antigen

presenting cells (APC) yang terdiri dari beberapa jenis sel seperti synoviocyte A, sel

dendrit atau makrofag dan semuanya mengekspresikan determinan HLA-DR pada membran selnya. Antigen yang telah diproses oleh APC selanjutnya dilekatkan pada CD4+, suatu subset sel T sehingga terjadi aktivasi sel tersebut. Untuk memungkinkan terjadinya aktivasi CD4+, sel tersebut harus mengenali antigen dan determinan HLA-DR yang terdapat pada permukaan membran APC. Proses aktivasi CD4+ ini juga


(21)

dibantu pleh interleukin-1 (IL-1) yang disekresi oleh monosit atau makrofag. Pada tahap selanjutnya, antigen, determinan HLA-DR yang terdapat pada permukaan membran APC dan CD4+ akan membentuk suatu kompleks antigen trimolekular. Kompleks antigen trimolekular tersebut akan mengekspresi reseptor interleukin-2 (IL-2) pada permukaan CD4+. IL-2 yang disekresi oleh CD4+ akan mengikatkan diri pada reseptornya dan menyebabkan terjadinya mitosis dan proliferasi sel tersebut. Proliferasi CD4+ ini akan berlangsung terus selama antigen tetap berada dalam lingkungan tersebut.

Selain IL-2, CD4+ yang telah teraktivasi juga mensekresi berbagai limfokin lain seperti A-interferon, tumor necrosis factor ß (TNF- ß), IL-3, IL-4 (B-cell

differentiating factor), granulocyte/macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)

serta beberapa mediator lain yang bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan aktifitas fagositosisnya dan merangsang terjadinya proliferasi serta aktivasi sel B untuk memproduksi antibodi. Produksi antibodi oleh sel B ini juga dibantu oleh IL-1, IL-2, IL-4, yang disekresi oleh sel CD4+ yang telah teraktivasi. Setelah berikatan dengan antigen yang sesuai, antibodi yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan berdifusi secara bebas kedalam ruang sendi. Pengendapan kompleks imun pada membran sinovial akan menyebabkan aktivasi sistem komplemen dan membebaskan komplemen C5a. Komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik yang selain meningkatkan permeabilitas vaskular juga menarik lebih banyak sel PMN yang memfagositir kompleks imun tersebut sehingga mengakibatkan degranulasi mast cells dan pembebasan radikal oksigen, leukotriene, enzim lisosomal, prostaglandin,

collagenase, dan stromelysin yang bertanggungjawab atas semua terjadinya inflamasi


(22)

2.1.5. Patofisiologi

Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen) maka terjadi kerusakan setempat secara progresif dan memicu terbentuknya tulang baru pada dasar lesi sehingga terbentuk benjolan yang disebut osteolit. Proteoglikan adalah suatu zat yang membentuk daya lentur tulang rawan, sedangkan kolagen adalah serabut protein jaringan ikat. Osteolit yang terbentuk akan mempengaruhi fungsi sendi atau tulang dan menyebabkan nyeri jika sendi atau tulang tersebut digerakkan (Priyatno, 2009).

2.1.6. Manifestasi klinis

Gejala klinis utama adalah poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada rawan sendi dan tulang disekitarnya. Kerusakan ini terutama mengenai sendi perifer pada tangan dan kaki yang umumnya bersifat simetris (Sudoyo, dkk, 2007).

Menurut Priyatno (2009) secara umum, manifestasi klinis yang dapat kita lihat, antara lain;

 Nyeri sendi, terutama pada saat bergerak

 Pada umumnya terjadi pada sendi penopang beban tubuh, seperti panggul, tulang belakang, dan lutut.

 Terjadi kemerahan, inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas (perubahan bentuk)

 Yang tidak progresif dapat menyebabkan perubahan cara berjalan

 Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari


(23)

2.1.7. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis, dan hasil laboratorium, antara lain;

 Nyeri pada sendi yang tempatnya tidak jelas, nyerinya bertambah saat digerakkan dan berkurang saat diistirahatkan.

Terjadi kekakuan sendi pada pagi hari (morning stiffness) atau setelah tidak ada aktivitas.

 Sendi mengalami pembengkakan karena hipertropi tulang, kulit, di persendian yang bengkak dan kemerahan, nyeri, dan dapat terjadi deformitas.

 Pada pemeriksaan laboratorium umumnya tidak terjadi kelainan, hanya laju endap darah (LED) yang nilainya sedikit meningkat dan terjadi leukositosis (sel darah putih < 2000/ml)

 Pada pemeriksaan radiologis dengan foto rontgen, pada sendi memperlihatkan adanya penyempitan tidak beraturan pada ruang sendi, sklerosis tulang subkondral dengan atau tanpa pembentukan osteolit.

(Priyatno, 2009).

Diagnosis juga dapat ditegakkan dengan menggunakan Kriteria American

Rheumtism Association (ARA) yaitu pasien dikatakan menderita penyakit ini, jika


(24)

Tabel 2.1 Kriteria American Rheumtism Association (ARA)

No. Kriteria Defenisi

1 Kaku pada pagi hari Kekauan pada pagi hari pada persendian dan sekitarnya, sekurangnya selama 1 jam sebelum perbaikan maksimal.

2 Artritis pada 3 daerah persendian atau lebih

Pembengkakan pada jaringan lunak atau persendian atau lebih efusi (bukan pertumbuhan tulang) pada sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan yang diobservasi oleh seorang dokter.

3 Artritis pada persendian tangan Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu persendian tangan sperti yang tertera diatas

4 Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti tertera pada kriteria kedua diatas) pada kedua belah sisi.

5 Nodul reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau daerah juksta artikuler yang diobservasi oleh seorang dokter.

6 Faktor reumatoid serum positif Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid serum yang diperiksa dengan cara memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok kontrol yang diperiksa.

7 Perubahan gambaran

radiologis

Adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi .


(25)

2.1.8. Penatalaksanaan

2.1.8.1.

Menurut Priyatno (2009) konsep pengobatan ditujukan untuk : Konsep pengobatan

 Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik

 Mencegah terjadinya destruksi jaringan

 Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik

 Mengembalikan keadaan fungsi organ dan persendian yang terlibat agar sedapat mungkin menjadi normal kembali.

2.1.8.2.

Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan agar terapi pada rematik/pegal linu efektif, yaitu;

Terapi non-farmakologi

a. Menganjurkan pasien untuk mengurangi berat badan jika kegemukan. b. Istirahat yang cukup dan menghindari trauma pada sendi yang berulang. c. Penggunaan alat bantu sendi dan alat bantu berjalan.

d. Fisioterapi dan olah raga yang tepat (peregangan dan penguatan) untuk membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot.

e. Kompres panas/dingin dan latihan untuk memelihara sendi, mengurangi nyeri, dan kekakuan.

f. Pemberian suplemen makanan yang mengandung glukosamin, kondrotin yang berdasarkan uji klinik dapat mengurangi gangguan sendi.


(26)

2.1.8.3.

Terapi menggunakan obat umumnya bersifat simtomatik, yaitu menggunakan analgetika dan antiinflamasi.

Terapi farmakologi

A. Analgetika

Beberapa obat yang efektif untuk rematik/pegal linu adalah; 1. Asetaminofen (parasetamol)

Merupakan obat yang penting untuk analgetik pada nyeri yang ringan sampai sedang yang tidak disertai inflamasi. Obat ini bekerja menghambat sintesis prostaglandin (PG) di sistem saraf pusat melalui penghambatan COX, tetapi tidak menghambat PG di perifer (Priyatno, 2009).

2. Aspirin

Aspirin mempunyai 3 efek, analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, bahkan pada dosis rendah juga bermanfaat sebagai antitrombosis. Efek analgetik dan antiinflamasinya karena dapat menghambat prostaglandin dan juga menghambat simulasi nyeri pada bagian subkortikal. Dapat menyebabkan iritasi lambung dari derajat ringan hingga berat. Untuk meminimalisirnya obat ini harus diminum bersama makan atau minum susu (Priyatno, 2009).

3. Capsaisin

Merupakan ekstrak etanol dari cabe merah yang dapat mengurangi nyeri ketika dioleskan pada permukaan sendi yang terkena. Obat ini dapat dipakai sendirian atau dikombinasikan dengan OAINS (Priyatno, 2009).

B. Antiinflamasi

Ada dua jenis antiinflamasi yang dapat dugunakan, yaitu; 1. Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS)

OAINS mempunyai efek analgetika pada dosis rendah dan antiinflamasi pada dosis yang lebih tinggi. Efek analgetik timbul 1-2 jam setelah pemakaian dan efek antiinflamasinya timbul pada waktu yang lebih lama. Efek antiinflamasinya timbul karena OAINS dapat menghambat enzim cyclooxygenase (COX) yang berfungsi


(27)

dalam mengkonversi asam arakidonat menjadi prostaglandin, tromboksan, dan prostasiklin. Mekanisme lain kemungkinan mempengaruhi mediator inflamasi lain seperti bradikinin, histamin, dan serotonin, serta memodulasi sel T, stabilisasi membran lisosom, dan menghambat kemotaksis.

Efek antipiretinya dikaitkan dengan menghambat pirogen (IL-1) yang menginduksi PG di hipotalamus dan resetting pada sistem termoregulator, menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan hilangnya panas (Priyatno, 2009).

2. Glukokortikoid

Glukokortikoid bekerja menghambat konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat dan asam arakidonat menjadi leukotrien melalui kemampuannya mengikat enzim lipogenase. Leukotrien adalah zat kemotaktik yang akan menyebabkan fagositosis berlebihan. Namun, penggunaannya tidak dianjurkan karena terbukti tidak efektif dan pada pemakaian jangka panjang berbahaya(Priyatno, 2009).

2.1.8.4.

OAINS umunya diberikan secara dini dimaksudkan untuk mengatasi rematik/pegal linu akibat inflamasi yang seringkali dijumpai walaupun belum terjadi proliferasi sinovial yang bermakna. Selain itu, OAINS juga memberikan efek analgesik yang sangat baik.

OAINS terutama bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenasi sehingga menekan sintesis prostaglandin. OAINS bekerja dengan cara;

Penggunaan OAINS dalam pengobatan

 Memungkinkan stabilisasi membran lisosomal

 Menghambat pembebasan dan aktivasi mediator inflamasi (histamin, serotonin, enzim lisosomal, dan enzim lainnya)

 Menghambat migrasi sel ke tempat peradangan

 Menghambat proliferasi selular

 Menetralisasi radikal oksigen

 Menekan rasa nyeri (Sudoyo, dkk, 2007).


(28)

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OAINS adalah :

 Dapat menyebabkan iritasi lambung dengan gejala mual, dispepsia, anoreksia, dan nyeri

 Obat ini tidak menyembuhkan penyakit tetapi hanya bersifat simtomatik

 Kombinasi penggunaan OAINS akan meningkatkan toksisitasnya tanpa diikuti peningkatan manfaat

 Semua OAINS berpotensi menimbulkan ulcer dan perdarahan saluran cerna karena efek langsung maupun efek sistemiknya dan dapat dikurangi jika diminum pada perut dalam kondisi terisi (setelah makan)

 Efek toksik OAINS akan meningkat pada penderita lanjut usia atau penderita penyakit kardiovaskuler, menggunakan kortikosteroid, antikoagulan, dan punya riwayat ulcer

 Bagi yang rentan terkena efek samping OAINS dapat memilih OAINS yang spesifik, yaitu yang hanya menghambat enzim COX2, yaitu celekosib dan refecosib

 Interaksi serius dapat terjadi jika diberikan bersamaan dengan lithium, warfarin, oral antiglikemik (tolbutamid), methotreksak, ACE-inhibitor, ß-bloker, dan diuretik.

(Priyatno, 2009).

2.1.8.5.

Semua OAINS secara potensial umumnya bersifat toksik. Toksisitas OAINS yang umum dijumpai adalah efek sampingnya pada traktus gastrointestinalis, terutama jika OAINS digunakan bersama obat-obatan lain, alkohol, kebiasaan merokok, atau dalam keadaan stress. Usia juga merupakan suatu faktor risiko untuk mendapatkan efek samping gastrointestinal akibat OAINS. Pada pasien sensitif dapat digunakan preparat OAINS yang berupa suppositoria, pro drugs, enteric coated, slow

release atau non-acidic (Sudoyo, dkk, 2007)


(29)

Efek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan OAINS antara lain adalah reaksi hipersensitivitas, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta penekanan system hematopoetik (Sudoyo, dkk, 2007).

Menurut Katzung (1998), efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan OAINS antara lain;

1. Efek terhadap saluran cerna

Pada dosis yang biasa, efek samping utama adalah gangguan pada lambung (intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok (bersama makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid). Gastritis yang timbul pada aspirin mungkin disebabkan oleh iritasi mukosa lambung oleh tablet yang tidak larut atau karena penghambatan prostaglandin pelindung.

Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berhubungan dengan penggunaan OAINS biasanya berkaitan dengan erosi lambung. Peningkatan kehilangan darah yang sedikit melalui tinja secara rutinPeningkatan kehilangan darah yang sedikit melalui tinja secara rutin berhubungan dengan konsumsi OAINS; kira-kira 1 mL darah normal yang hilang dari tinja per hari meningkat sampai kira-kira 4 mL per hari pada penderita yang minum OAINS dosis biasa dan pada dosis lebih tinggi. Di lain pihak, dengan terapi yang tepat, ulkusnya sembuh, meskipun OAINS diberikan bersamaan.

Muntah juga dapat terjadi sebagai akibat rangsangan susunan saraf pusat setelah absorbsi dosis besar OAINS.

2. Efek susunan saraf pusat

Dengan dosis yang lebih tinggi, penderita bisa mengalami ”salisilisme”-tinitus, penurunan pendengaran, dan vertigo-yang reversibel dengan pengurangan dosis. Dosis salisilat yang lebih besar lain dapat menyebabkan hiperpnea melalui efek langsung terhadap medula oblongata. Pada kadar salisilat toksik yang rendah, bisa timbul respirasi alkalosis sebagai akibat peningkatan ventilasi. Kemudian asidosis akibat pengumpulan turunan asam salisilat dan depresi pusat pernapasan.


(30)

Dalam dosis harian 2 g atau lebih kecil, biasanya meningkatkan kadar asam urat serum.

Dapat menimbulkan hepatitis ringan yang biasanya asimtomatik, terutama pada penderita dengan kelainan yang mendasarinya seperti lupus eritematosus sistemik serta artritis rematoid juvenilis dan dewasa.

Dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus yang reversibel pada penderita dengan dasar penyakit ginjal, tetapi dapat pula (meskipun jarang) tejadi pada ginjal normal.

Pada dosis biasa mempunyai efek yang dapat diabaikan terhadap toleransi glukosa. Sejumlah dosis toksik akan mempengaruhi sistem kardiovaskular secara langsung serta dapat menekan fungsi jantung dan melebarkan pembuluh darah perifer. Dosis besar akan mempengaruhi otot polos secara langsung.

Reaksi hipersensitifitas bisa timbul setelah konsumsi pada penderita asma dan polip hidung serta bisa disertai dengan bronkokonstruksi dan syok.

Dikontrainsikasikan pada penderita hemofilia. Juga tidak dianjurkan bagi wanita hamil dan anak-anak.

Selama 20 tahun terakhir ini, berbagai jenis OAINS baru dari berbagai golongan dan cara penggunaan telah dapat diperoleh dipasaran. Dalam memilih suatu OAINS untuk digunakan pada seorang pasien, seorang dokter umunya harus mempertimbangkan beberapa hal seperti :

 Khasiat antiinflamasi

 Efek samping obat

 Kenyamanan/kepatuhan pasien

 Biaya

Karena faktor seperti khasiat inflamasi, efek analgesik, beratnya efek samping atau biaya dari berbagai jenis OAINS saat ini umumnya tidak jauh berbeda, sejak beberapa tahun terakhir ini pilihan OAINS lebih banyak bergantung pada faktor kenyamanan pasien dalam menggunakan OAINS (sudoyo, dkk, 2007).


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3. 1. Kerangka Konsep Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Obat Rematik/Pegal Linu.

Rematik/pegal linu

Obat

Dengan resep dokter

Dibeli bebas

Efek samping Buruh/pegawai pabrik batu

kapur (yang berbeda pendidikan, jenis kelamin, dll)


(32)

3.2. Definisi operasional

Dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Para Pekerja/Buruh

Para pekerja/Buruh adalah semua pekerja yang jenis aktifitas utama atau pekerjaannya berada di lingkungan pabrik batu kapur, yang dikategorikan dengan skala nominal, yaitu :

1. Pegawai Swasta 2. Wiraswasta 3. Ibu rumah tangga 4. Buruh

5. Supir 6. Satpam b. Umur

Umur adalah usia responden (para pekerja/buruh) yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir saat dilakukan penelitian, yang dikategorikan dengan skala ratio,yaitu :

1. 20-29 tahun 2. 30-39 tahun 3. 40-49 tahun 4. > 50 tahun c. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah identitas responden (para pekerja/buruh) yang dikategorikan dengan skala nominal, yaitu :

1. Pria 2. Wanita


(33)

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan adalah jenjang studi atau sekolah yang telah dilalui oleh responden ( para pekerja/buruh) yang dikategorikan dengan skala nominal, yaitu :

1.Tidak Sekolah 2.SD

3.SLTP 4.SMA 5.Diploma

6.Perguruan Tinggi

e. Tingkat kepedulian terhadap efek samping

Tingkat kepedulian merupakan sikap, atau keinginan untuk tahu, ataupun rasa peduli seseorang terhadap efek samping yang mungkin dialami pada penggunaan obat rematik/pegal linu. Tingkat kepedulian dinilai melalui jawaban responden atas pertanyaan dalam kuisioner yang diajukan. Dalam kuisioner tersebut diajukan 13 pertanyaan.

Pengukuran tingkat kepedulian dilakukan dengan cara ukur berupa wawancara. Sedangkan alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat dalam pertanyaan tertutup dengan jumlah sebanyak 15 pertanyaan. Sistem bobot nilai sikap dapat dilihat di tabel 3.1.

Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 15 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi bobot jawaban, yaitu bobot 2 untuk jawaban iya, bobot 0 untuk jawaban tidak, bobot 1 untuk jika responden memberikan jawaban (alasan), maka jumlah total nilai maksimal adalah 18 nilai. Sedangkan untuk tingkat kepedulian responden terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu menurut Pratomo (1986), maka data dikategorikan menjadi dua kategori berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh, yaitu peduli dan tidak peduli dengan perincian nilai sebagai berikut :


(34)

 Kategori peduli : apabila nilai yang diperoleh responden > 75 % sampai 100 % atau total nilai 14 – 18.

 Kategori tidak peduli : apabila nilai yang diperoleh responden

≤ 25 % atau total nilai ≤ 14.

Skala pengukuran dengan menggunakan skala kategorikal berupa skala ordinal.

Tabel 3.1. Tabel Bobot Nilai Kuesioner tingkat kepedulian pada responden :

No. Pertanyaan Nilai Jawaban Ya

Nilai Jawaban Tidak

1. 2 0

2. 0 1

3. 2 0

4. 0 1

5. 2 0

6. 0 1

7. 0 2

8. 0 1

9. 2 0

10. 0 2

11. 0 1

12. 0 2

13. 0 1

14. 2 0


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan desain studi Cross

Sectional. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan melakukan

deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan, yang berupa tingkat kepedulian dan peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Alatas dikutip dalam Sastroamoro, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat kepedulian para pekerja/buruh di pabrik batu kapur terhadap efek samping penggunaa obat rematik/pegal linun. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi kuantitatif yang menggunakan kuesioner.

4.2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pabrik batu kapur CV. Kasih di kabanjahe. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 s/d Agustus 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh buruk pabrik batu kapur CV. Sample yang dimasukkan kedalam penelitian adalah total sampling yang berarti sampel atau responden merupakan keseluruhan dari populasi yang ada di tempat dilakukannya penelitian (Sastroamoro, 2008).

4.4. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pemberian kuisioner kepada responden. Responden pada penelitian ini adalah buruh pabrik. Buruh pabrik tersebut diwawancarai menggunakan instrumen berupa kuisioner untuk


(36)

mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tingkat kepedulian terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

4.5. Pengolahan dan analisa data

Dalam penelitian ini, data penelitian yang diperoleh dari hasil kuesioner berupa jawaban dari responden diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang telah terkumpul tersebut dilakukan pengolahan. Langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah langkah untuk meneliti apakah isian kuisioner sudah lengkap atau belum sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Coding adalah suatu usaha memeberikan kode/menandai jawaban-jawaban responden atas pertanyaan yang ada pada kuisioner yang nantinya akan memudahkan proses dengan komputer.

c. Entry data

Memasukkan data melalui pengolahan komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 17.0.

d. Cleaning

Adalah pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data yang sudah ada, apakah ada kesalahan atau tidak.

e. Saving

Penyimpanan data untuk siap di analisis. (Wahyuni, 2007)

Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif untuk

mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat remati/pegal linu. Hasil dari analisa data tersebut akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi atau proporsi.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pabrik Batu Kapur CV. Kasih Kabanjahe

Pabrik Batu kapur CV. Kasih merupakan pabrik penggilingan batu kapur yang terletak di pinggir kota Kabanjahe Kabupaten Tanah Karo. Pabrik batu kapur CV. Kasih terletak di atas tanah seluas 18 340 m², dengan luas bangunan 2300 m², yang terdiri dari bangunan pabrik dan pemukiman pekerja serta dua buah gudang penyimpanan.

Pabrik batu kapur merupakan pabrik pengolahan batu kapur menjadi tepung kalsium karbonat sebagai bahan pengental cat, sabun colek, dan PVC (polovinil kloroda untuk pipa keramik), dan juga bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuat semen. Pabrik ini mempekerjakan kurang lebih 70 pekerja yang tinggal di pemukiman sekitar pabrik. Yang terdiri atas berbagai orang dengan suku, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan status yang berbeda.

5.1.2 Karakteristik Para Pekerja/Buruh

Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden yang merupakan para pekerja/buruh di pabrik batu kapur CV. Kasih kabanjahe pada tahun 2010. Karakteristik yang diamati terhadap responden adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat pendidikan.

a. Umur

Berdasarkan karakteristik kelompok umur, hasil penelitian ini memperoleh kelompok responden paling banyak berada pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 35 orang (35%). Sedangkan kelompok responden paling sedikit berada pada kelompok umur 40-50 tahun yaitu 19 orang (19%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.


(38)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur : Umur (tahun) Frekuensi Persentase

20-30 35 35%

30-40 30 30%

40-50 16 16%

>50 19 19

Total 100 100%

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dikategorikan menjadi dua jenis yaitu pria dan wanita. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut jenis kelamin adalah pria yaitu sebanyak 76 orang (76 %) seperti yang terlihat pada tabel 5.2. Sedangkan kelompok responden paling sedikit berdasarkan jenis kelamin yaitu wanita hanya 24 orang (24 %).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin :

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 76 76%

Wanita 24 24%

Total 100 100%

c. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan responden terdistribusi menjadi enam kelompok yaitu pegawai, wiraswasta, ibu rumah tangga, buruh, supir, satpam. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut pekerjaan adalah buruh yaitu 27 orang (27%) seperti yang terlihat pada tabel 5.3. Sedangkan kelompok responden paling sedikit bekerja sebagai pegawai yaitu hanya 4 orang (4%).


(39)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan :

Pekerjaan Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

Pegawai 4 4

Wiraswasta 21 21

Ibu rumah tangga 22 22

Buruh 27 27

Supir 18 18

Satpam 8 8

Jumlah 100 100

d. Tingkat Pendidikan

Pendidikan responden terdistribusi menjadi enam kelompok yaitu tidak sekolah, SD, SLTP, SMA, diploma, dan Perguruan Tinggi. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut tingkat pendidikan adalah SMA yaitu sebanyak 53 orang (53%) seperti yang terlihat pada tabel 5.4. Sedangkan kelompok responden paling sedikit tingkat pendidikannya adalah universitas yaitu hanya 2 orang (2%).


(40)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Tidak sekolah 0 0%

SD 14 14%

SLTP 31 31%

SMA 53 53%

Diploma 0 0%

Universitas 2 2%

Jumlah 100 100

e. Status Perkawinan

Jenis kelamin responden dikategorikan menjadi dua jenis yaitu menikah dan belum menikah. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut status perkawinan adalah menikah yaitu sebanyak 79 orang (79 %) seperti yang terlihat pada tabel 5.5. Sedangkan kelompok responden paling sedikit berdasarkan jenis kelamin yaitu wanita hanya 21 orang (21 %).

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan :

Status Perkawinan Frekuensi Persentase

Menikah 79 79%

Belum menikah 21 21%


(41)

5.2 Hasil Analisa Data

5.2.1 Gambaran Tingkat Kepedulian Responden

Tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi sepuluh (15) pertanyaan. Selanjutnya, gambaran pengetahuan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu peduli dan tidak peduli.

Dari hasil penelitian ini diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki tingkat kepedulian dengan kategori tidak peduli yaitu sebanyak 64 orang (64%) dan kelompok responden terendah memiliki tingkat kepedulian dengan kategori peduli yaitu 36 orang (36%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepedulian Responden : Gambaran Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase %

Peduli 36 36%

Tidak peduli 64 64%

Jumlah 100 100

Distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan mengenai tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu dapat dilihat pada tabel 5.7. Sebagian besar responden mengetahui dan menjawab dengan bobot jawaban 2 yaitu pertanyaan pertama mengenai apabila mengalami keluhan rematik/pegal linu dan berobat kedokter yaitu sebanyak 47 orang (47%). Begitu juga dengan pertanyaan ketiga mengenai apakah membeli obat rematik/pegal linu sesuai dengan yang diresepkan, jumlah responden yang menjawab benar dengan bobot 2 sebanyak 52 orang (52%). Dan ada juga jumlah responden yang menjawab benar dengan bobot 2 yaitu pertanyaan kesembilan mengenai mengenai jenis obat rematik yang dikonsumsinya yaitu sebanyak 35 orang (35%).


(42)

Responden paling banyak menjawab salah dengan bobot jawaban 0 mengenai pertanyaan ketigabelas tentang mengapa tetap melanjutkan konsumsi obat setelah mengalami efek samping yaitu sebanyak 69 orang (69%)

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban atas Pertanyaan Tingkat Kepedulian Responden :

Pertanyaan Pengetahuan

Bobot Jawaban Peduli Tidak peduli

n % n %

1. 47 47 53 53

2. 48 48 52 52

3. 52 52 48 48

4. 41 41 59 59

5. 47 47 53 53

6. 46 46 54 54

7. 45 45 55 55

8. 38 38 42 42

9. 35 35 65 65

10. 55 55 45 45

11. 36 36 64 64

12. 37 37 63 63

13. 31 31 69 69

14. 74 74 26 26


(43)

5.3 Pembahasan

Distribusi jawaban responden untuk setiap pernyataan mengenai tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu dapat dilihat pada tabel 5.7.

Responden yang memberikan pernyataan ya dengan bobot jawaban 2 yaitu pernyataan pertama tentang apabila mengalami keluhan rematik/pegal linu yang berobat kedokter yaitu sebanyak 47 orang (47%) dan yang mengalami keluhan rematik/pegal linu yang tidak berobat kedokter yaitu sebanyak 53 orang (53%).

Pada pertanyaan kedua merupakan lanjutan dari pertanyaan pertama, yang mengalami keluhan rematik/pegal linu yang tidak berobat kedokter dan melakukan pengobatan lainnya antara lain dipijat atau menggunakan pengobatan tradisional, mengkonsumsi obat berdasarkan saran keluarga, berdasarkan inisiatif sendiri, dll yang memilih jawaban diatas yaitu sebanyak 52 orang (52%).

Pada pertanyaan ketiga responden yang membeli obat rematik/pegal linu sesuai dengan resep dokter yaitu sebanyak 52 orang (52 %), sedangkan responden yang tidak membeli obat rematik/pegal linu sesuai resep dokter sebanyak 48 orang (48%).

Pertanyaan keempat merupakan lanjutan dari pertanyaan ketiga, yang tidak membeli obat rematik/pegal linu sesuai dengan resep dokter dengan alasan yang berbeda-beda antara lain mahal, dicoba terlebih dahulu, dicicil jumlah pembeliannya, dll. Yang memilih jawaban diatas yaitu sebanyak 59 orang (59%).

Pada pertanyaan kelima responden yang mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai dengan aturan pakai pada resep yaitu sebanyak 47 orang (47%), sedangkan responden yang tidak mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai dengan aturan pakai pada resep yaitu sebanyak 53 orang (53 %).

Pertanyaan keenam merupakan lanjutan dari pertanyaan kelima, yang tidak mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai dengan aturan pakai pada resep dengan alas an yang berbeda-beda, antara lain sudah mulai merasa sembuh, rasanya tidak


(44)

enak atau susah untuk ditelan, ataupun timbulnya efek samping. Yang memilih jawaban diatas sebanyak yaitu 54 orang (54 %).

Pada pertanyaan ketujuh responden yang pernah mengkonsumsi obat rematik/pegal linu tanpa resep dokter yaitu sebanyak 55 (55%) orang. Sedangkan responden yang tidak pernah mengkonsumsi obat rematik/pegal linu tanpa resep dokter yaitu sebanyak 45 orang (45%).

Pertanyaan kedelapan merupakan lanjutan dari pertanyaan ketujuh, yang pernah mengkonsumsi obat rematik/pegal linu tanpa resep dokter dan mengkonsumsi obat atas saran keluarga, teman, apoteker, iklan televisi atau radio, ataupun berdasarkan pengalaman sendiri yaitu sebanyak 62 orang (62%).

Pada pertanyaan kesembilan, responden yang mengetahui dan bias menyebutkan nama obat rematik/pegal linu yang dikonsumsinya yaitu sebanyak 35 orang (35%). Sedangkan responden yang tidak mengetahui dan bias menyebutkan nama obat rematik/pegal linu yang dikonsumsinya yaitu sebanyak 65 orang (65%).

Pada pertanyaan kesepuluh, responden yang menyatakan obat rematik/pegal linu bebas dari efek samping yaitu sebanyak 45 orang (45%). Sedangkan responden yang menyatakan bahwa obat rematik/pegal linu tidak bebas dari efek samping (memiliki efek samping) yaitu sebanyak 55 orang (55 %).

Pertanyaan kesebelas merupakan lanjutan dari pertanyaan kesepuluh, responden yang menyatakan bahwa obat rematik/pegal linu tidak bebas dari efek samping (memiliki efek samping), antara lain nyeri ulu hati, mual, muntah, dll yaitu sebanyak 64 orang (64%).

Pada pertanyaan keduabelas, responden yang tetap melanjutkan penggunaan obat rematik/pegal linu jika mengalami efek samping yaitu sebanyak 63 orang (63%). Sedangkan responden yang menghentikan penggunaan obat rematik/pegal linu jika mengalami efek samping yaitu sebanyak 37 orang (37%).

Pertanyaan tigabelas merupakan lanjutan dari pertanyaan keduabelas, responden yang tetap melanjutkan penggunaan obat rematik/pegal linu jika mengalami efek samping dengan alas an tertentu yaitu sebanyak 31 orang (31 %).


(45)

Pada pertanyaan empatbelas, responden yang pada saat berobat kedokter mendapat penjelasan mengenai efek samping dari obat rematik/pegal linu yang diresepkan dokter yaitu sebanyak 74 orang (74%). Sedangkan responden yang pada saat berobat kedokter tidak mendapat penjelasan mengenai efek samping dari obat rematik/pegal linu yang diresepkan dokter yaitu sebanyak 26 orang (26%).

Pertanyaan limabelas merupakan lanjutan dari pertanyaan empatbelas, responden yang mengerti akan penjelasan mengenai efek samping dari obat rematik/pegal linu yang diresepkan dokter yaitu sebanyak 76 orang (76%). Sedangkan responden yang tidak mengerti akan penjelasan mengenai efek samping dari obat rematik/pegal linu yang diresepkan dokter yaitu sebanyak 24 orang (24%).


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisa data deskriptif frekuensi dengan mengolah 100 sampel dalam SPSS, diperoleh bahwa tingkat kepedulian para pekerja di CV. Kasih tentang efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu sebagai berikut yaitu :

Tingkat kepedulian dengan hasil:

• Peduli : 36%

• Tidak Peduli : 64%

Selain itu, dari penelitian ini juga dapat digambarkan karakteristik para pekerja di pabrik batu kapur CV. Kasih yaitu :

1. umur para pekerja yang paling banyak adalah umur 20-30 tahun. 2. jenis kelamin yang terbanyak yaitu laki-laki.

3. jenis pekerjaan yang terbanyak yaitu buruh.

4. tingkat pendidikan yang paling terbanyak yaitu SMA.

6.2 Saran

1. Diharapkan ini dapat menjadi masukkan bagi instansi pemerintah dalam

membuat kebijakan mengenai penyuluhan tentang efek samping dari penggunaan obat rematik/pegal linu.

2. Diharapkan kepada para pekerja pabrik batu kapur agar bisa memanfaatkan hasil penelitian ini dan makin menambah wawasan dan pengetahuan tentang efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapakan agar lebih baik dalam menyusun parameter penilaian terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan responden serta mengkaji variable-variabel lain. Selain itu, diharapkan agar penelitian ini bisa


(47)

lebih dijadikan penelitian analitik sehingga dapat memberikan hasil yang lebih bermakna untuk dijadikan acuan dalam penyuluhan tentang efek samping obat rematik/pegal linu.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Fahrial, 2008. Informasi Obat Rematik atau Obat Encok. Diunduh dari:

[Diakses 7 Maret 2010].

Gunawan, Sulistia. 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid. Dalam: Gunawan, Sulistia, Editor. Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 5. Jakarta. Gaya Baru, 230-246.

Graham, 2008. Mengenal Efek Samping Obat Rematik. Diunduh dari: http: //cetak. infobanknews.com/artikel/artikel_cetak.php?aid=10873. [Diakses 14 Maret 2010].

Info gizi, 2001. Melawan Rematik dengan Jalan Kaki. Diunduh dari: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1081314811,29214

Makmun, 2009. Obat Rematik Merusak Lambung. Diunduh dari:

. [Diakses 7 Maret 2010].

Katzung, B.G., 2002. Obat-Obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-Obat Reumatik

Pemodifikasi-Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-obat untuk Pirai. Dalam:

Katzung, B.G., Editor. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika, 451-486.


(49)

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Priyatno. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Jabar: LESKONFI.

Sastroasmoro, Sudigdo., dan Ismael, Sofyan., 2008. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto.

Simon, 2003. Obat Rematik Berlebihan Merusak Lambung. Diunduh dari:

Sudoyo, Aru. 2007. Rheumatologi. Dalam: Sudoyo, Aru, Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. Buku 2. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 1073-1331


(50)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Citra Anggreini Sembiring Tempat/Tgl. Lahir : Sibolga, 31 Maret 1988

Agama : Kristen

Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 39 psr 3 pdg bulan Jumlah Bersaudara : 2 orang

Nomor Telepon : 081263372900 Orang Tua : Nawari Sembiring Riwayat Pendidikan :

1. TK Swasta Tri Ratna Sibolga 1992-1994 2. SD Swasta Tri Ratna Sibolga 1994-1999 3. SD Swasta RK No. 1 Sibolga 1999-2000 4. SMP Swasta Fatima Sibolga 2000-2002 5. SMP Swasta Methodist Kabanjahe 2002-2003

6. SMA Negeri 1 Kabanjahe 2003-2006


(51)

Lampiran 2

Lembar Penjelasan Penelitian

”Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu”

Saya, Citra Anggreini Sembiring, mahasiswi tingkat III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu pada buruh pabrik batu kapur CV. Kasih.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda menjawab pertanyaan kuisioner ini dengan benar dan sejujur-jujurnya, tanpa bekerjasama dengan orang lain. Setiap data yang terdapat dalam kuisioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Seandainya anda menolak untuk barpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak mendapat sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuaj berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan,...2010 Hormat saya,


(52)

(Citra Anggreini Sembiring)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/tanggal lahir :

Alamat :

Pekerjaan :

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul ”Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu”.

Saya mengerti bahwa akan diminta untuk menjawab kuisioner melalui wawancara yang memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dan saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian tersebut.

Medan,...2010 Responden,

(...)


(53)

KUISIONER

TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT REMATIK/PEGAL LINU

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Status :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

No. Telp :

1. Jika anda mengalami keluhan rematik/pegal linu apakah anda berobat kedokter?

฀ Ya ( ke pertanyaan nomor 3)

฀ Tidak

2. Jika tidak, apa yang anda lakukan?

฀ Dipijat ataupun menggunakan pengobatan tradisional

฀ Mengkonsumsi obat berdasarkan saran keluarga,teman

฀ Mengkonsumsi obat atas inisiatif sendiri

฀ Lain-lain...

3. Apakah anda membeli obat rematik/pegal linu sesuai dengan jumlah yang diresepkan oleh dokter?

฀ Ya ( ke pertanyaan nomor 5)


(54)

4. Jika tidak, mengapa anda tidak membelinya sesuai dengan jumlah yang diresepkan oleh dokter?

฀ Mahal

฀ Untuk dicoba dahulu

฀ Dicicil jumlah pembeliannya

฀ Lain-lain...

5. Apakah anda mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai dengan aturan pakai pada resep yang diberikan dokter?

฀ Ya

฀ Tidak

6. Jika tidak, mengapa anda tidak mengkonsumsi obat sesuai dengan aturan pakai pada resep?

฀ Sudah mulai merasa sembuh

฀ Rasanya tidak enak, susah ditelan

฀ Timbul efek samping

฀ Lain-lain...

7. Apakah anda pernah membeli dan mengkonsumsi obat rematik tanpa resep dokter?

฀ Ya

฀ Tidak

8. Jika Ya, darimana anda mengetahui obat tersebut berkhasiat sebagai obat rematik/pegal linu?

฀ Keluarga,teman,apoteker.

฀ Iklan televisi, radio, dll

฀ Berdasarkan pengalaman sendiri

9. Apakah nama obat rematik yang pernah anda konsumsi?

฀ Ya (jika Ya, sebutkan nama obatnya)


(55)

10. Apakah menurut anda obat rematik/pegal linu bebas dari efek samping?

฀ Ya

฀ tidak

11. Jika tidak, sebutkan efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan obat rematik/pegal linu yang anda ketahui?

฀ Nyeri ulu hati

฀ Mual

฀ Muntah

฀ Lain-lain...

12. Jika anda mengalami efek samping obat rematik/pegal linu tersebut, apakah anda tetap melanjutkan penggunaan obat tersebut?

฀ Ya

฀ Tidak

13. Jika Ya, mengapa anda tetap melanjutkan penggunaan obat rematik/pegal linu tersebut?

฀ ...

14. Pada saat anda berobat kedokter apakah anda diberi penjelasan mengenai efek samping dari obat rematik/pegal linu yang diresepkan dokter?

฀ Ya

฀ Tidak

15. Apakah anda mengerti akan penjelasan yang diberikan dokter tersebut?

฀ Ya

฀ Tidak


(56)

Data Induk Responden

Kode Umur JK Status Pendidikan Pekerjaan p1 p2 p3 p4 p5

k001 2 2 1 3 3 0 1 0 1 0

k002 4 1 1 3 5 2 0 2 0 2

k003 1 2 1 3 3 2 0 2 0 2

k004 4 2 1 3 3 2 0 2 0 2

k005 1 1 2 4 3 0 1 0 1 0

k006 1 2 1 2 3 0 1 0 1 0

k007 2 1 1 4 2 2 0 2 1 2

k008 2 2 1 4 3 0 1 0 1 0

k009 2 1 1 4 1 0 1 0 1 0

k010 1 2 1 4 3 0 1 0 1 0

k011 1 2 1 4 3 2 0 2 0 2

k012 3 1 1 4 2 0 1 0 1 0

k013 2 1 1 4 1 2 0 2 0 2

k014 4 1 1 6 5 2 0 2 0 2

k015 2 2 1 3 3 0 1 0 1 0

k016 1 2 1 4 2 0 1 0 1 0

k017 1 1 2 4 4 0 0 0 1 0

k018 1 1 2 2 2 0 1 0 1 0

k019 1 1 2 2 2 2 0 2 0 2

k020 1 1 2 4 2 2 0 2 0 2

k021 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2

k022 2 1 1 3 2 0 1 2 1 2

k023 2 1 1 3 2 2 0 0 1 0

k024 3 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k025 1 1 1 4 6 2 0 2 0 2

k026 4 1 1 2 5 0 1 0 1 0

k027 4 1 1 2 5 0 1 0 1 0

k028 1 2 1 3 3 2 0 2 0 2

k029 4 1 1 2 4 2 0 2 0 2

k030 4 1 1 4 5 2 0 2 0 2

k031 1 2 1 4 2 0 1 2 1 0

k032 1 1 2 4 1 0 1 0 1 0

k033 2 1 1 4 2 2 0 2 0 2


(57)

k037 1 1 2 4 5 0 1 0 1 0

k038 3 1 1 4 6 0 1 2 0 2

k039 4 1 1 4 5 2 0 2 0 2

k040 1 1 1 4 5 2 0 2 0 2

k041 1 2 1 4 3 0 1 2 1 0

k042 1 1 2 4 4 0 1 0 1 0

k043 3 1 1 4 2 2 0 2 0 2

k044 2 1 2 4 6 2 0 2 0 2

k045 2 1 2 4 6 2 0 2 0 2

k046 4 1 1 3 5 0 1 0 1 0

k047 2 1 2 4 5 0 1 0 1 0

k048 3 1 1 4 6 0 1 2 0 2

k049 4 1 1 4 5 2 0 2 0 2

k050 1 1 1 4 5 2 0 2 0 2

k051 4 1 1 4 5 2 0 2 0 2

k052 4 1 1 2 4 2 0 2 0 2

k053 1 2 1 3 3 2 0 2 0 2

k054 4 1 1 2 5 0 1 0 1 0

k055 4 1 1 2 5 0 1 0 1 0

k056 1 1 1 4 6 2 0 2 0 2

k057 3 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k058 2 1 1 3 2 2 0 0 1 0

k059 2 1 1 3 2 0 1 2 1 2

k060 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2

k061 1 2 1 4 3 2 0 2 0 2

k062 3 1 1 4 2 0 1 0 1 0

k063 2 1 1 4 1 2 0 2 0 2

k064 4 1 1 6 5 2 0 2 0 2

k065 2 2 1 3 3 0 1 0 1 0

k066 1 2 1 4 2 0 1 0 1 0

k067 1 1 2 4 4 0 0 0 1 0

k068 1 1 2 2 2 0 1 0 1 0

k069 1 1 2 2 2 2 0 2 0 2

k070 1 1 2 4 2 2 0 2 0 2

k071 2 2 1 4 3 0 1 0 1 0

k072 2 1 1 4 4 0 1 0 1 0

k073 2 2 1 4 3 0 1 0 1 0


(58)

k075 1 2 1 2 3 0 1 0 1 0

k076 1 1 2 4 4 0 1 0 1 0

k077 4 2 1 3 3 2 0 2 0 2

k078 1 2 1 3 3 2 0 2 0 2

k079 4 1 1 3 5 2 0 2 0 2

k080 2 2 1 3 3 0 1 0 1 0

k081 2 1 1 4 4 0 1 2 1 0

k082 1 1 2 4 4 2 0 2 0 2

k083 2 1 1 4 4 0 1 0 1 0

k084 3 1 1 3 4 2 0 2 0 2

k085 3 1 1 3 4 2 0 2 1 0

k086 2 2 1 4 3 0 1 0 1 0

k087 3 1 1 3 4 2 0 2 0 2

k088 3 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k089 3 2 1 2 3 0 1 0 1 0

k090 2 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k091 2 1 1 4 4 2 0 2 1 0

k092 3 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k093 1 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k094 3 1 1 4 4 0 0 0 1 0

k095 2 1 1 4 4 2 0 2 0 2

k096 2 1 1 2 4 0 1 0 1 0

k097 3 1 1 4 4 0 1 0 1 0

k098 3 1 1 3 4 0 1 0 1 0

k099 4 1 1 3 4 0 1 0 1 0


(59)

p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Total

Nilai Kepedulian

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

0 2 0 0 2 0 2 0 2 2 16 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

1 0 1 2 0 1 0 1 0 0 8 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 18 peduli

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 0 0 7 tidak pe

1 0 1 2 2 0 2 1 2 2 15 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

1 0 1 2 0 0 0 1 0 0 7 tidak pe

0 2 1 0 2 1 2 0 2 2 18 peduli

0 0 1 2 0 0 0 1 2 2 14 tidak pe

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 13 tidak pe

1 2 1 0 2 1 2 0 2 2 15 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 0 0 8 tidak pe

1 2 1 0 2 1 2 0 0 0 11 tidak pe

0 0 0 0 0 1 2 0 2 2 13 tidak pe

0 0 0 0 0 1 2 0 2 2 13 tidak pe

1 2 1 0 0 1 0 0 2 2 17 peduli

1 2 1 0 2 1 2 0 0 0 15 peduli

1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 8 tidak pe

1 0 1 0 0 1 0 1 2 2 10 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

1 0 1 2 0 0 2 0 2 2 12 tidak pe

0 2 1 2 2 1 1 0 2 2 19 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 15 peduli

1 0 1 0 0 0 0 1 2 2 9 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 2 2 1 2 0 2 2 19 peduli

0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 14 tidak pe


(60)

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 13 tidak pe

0 0 1 2 2 1 2 0 0 2 15 peduli

0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 14 tidak pe

0 2 0 2 2 1 0 1 2 2 18 peduli

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 15 peduli

1 0 1 0 0 0 0 1 2 2 9 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 2 2 1 2 0 2 2 19 peduli

0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 14 tidak pe

1 0 1 0 2 1 2 0 0 0 9 tidak pe

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 13 tidak pe

0 0 1 2 2 1 2 0 0 2 15 peduli

0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 14 tidak pe

0 2 0 2 2 1 0 1 2 2 18 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 1 2 2 1 1 0 2 2 19 peduli

1 0 1 2 0 0 2 0 2 2 12 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

1 0 1 0 0 1 0 1 2 2 10 tidak pe

1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 8 tidak pe

1 2 1 0 2 1 2 0 0 0 15 peduli

1 2 1 0 0 1 0 0 2 2 17 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

1 0 1 2 0 0 0 1 0 0 7 tidak pe

0 2 1 0 2 1 2 0 2 2 18 peduli

0 0 1 2 0 0 0 1 2 2 14 tidak pe

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 13 tidak pe

1 2 1 0 2 1 2 0 0 0 11 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 0 0 8 tidak pe

1 2 1 0 2 1 2 0 0 0 11 tidak pe

0 0 0 0 0 1 2 0 2 2 13 tidak pe

0 0 0 0 0 1 2 0 2 2 13 tidak pe

1 0 1 2 2 0 0 1 2 2 13 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 0 0 7 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe


(61)

1 0 1 2 0 1 0 1 0 0 8 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 0 2 1 2 0 2 2 17 peduli

0 2 0 0 2 0 2 0 2 2 16 peduli

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

1 0 1 0 0 0 2 0 2 2 12 tidak pe

0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 14 tidak pe

1 2 1 0 2 1 2 0 0 0 11 tidak pe

0 0 0 0 0 1 2 0 2 2 13 tidak pe

1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 10 tidak pe

1 0 1 0 2 1 2 0 0 0 9 tidak pe

0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 14 tidak pe

1 0 1 2 0 0 2 0 2 2 12 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

1 0 1 0 0 1 0 1 2 2 10 tidak pe

1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 10 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 0 0 7 tidak pe

1 0 1 0 2 1 2 0 2 2 13 tidak pe

0 2 0 0 2 1 2 0 0 0 8 tidak pe

0 0 0 0 0 1 2 0 2 2 13 tidak pe

1 0 1 2 2 0 0 0 1 2 11 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe

1 0 1 2 0 1 0 1 0 0 8 tidak pe

1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 11 tidak pe


(62)

Lampiran 6

Hasil Analisa Data Distribusi Frekuensi dengan SPSS

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics Umur Responden

N Valid 100

Missing 0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-30 35 35.0 35.0 35.0

30-40 30 30.0 30.0 65.0

40-50 16 16.0 16.0 81.0

>50 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Jenis Kelamin Responden

N Valid 100


(63)

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lakilaki 76 76.0 76.0 76.0

perempuan 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics Status Responden

N Valid 100

Missing 0

Status Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid menikah 79 79.0 79.0 79.0

belum menikah 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pendidikan Terakhir Responden

N Valid 100


(64)

Pendidikan Terakhir Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 14 14.0 14.0 14.0

SMP 31 31.0 31.0 45.0

SMA 53 53.0 53.0 98.0

Universitas 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pekerjaan Responden

N Valid 100


(65)

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pegawai Swasta 4 4.0 4.0 4.0

wiraswasta 21 21.0 21.0 25.0

IRT 22 22.0 22.0 47.0

buruh 27 27.0 27.0 74.0

Supir 18 18.0 18.0 92.0

satpam 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 1

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 53 53.0 53.0 53.0

Ya 47 47.0 47.0 100.0


(66)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Pertanyaan 2

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 48 48.0 48.0 48.0

1 52 52.0 52.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics Pertanyaan 3

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 48 48.0 48.0 48.0

2 52 52.0 52.0 100.0


(67)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Pertanyaan 4

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 41 41.0 41.0 41.0

1 59 59.0 59.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics Pertanyaan 5

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 53 53.0 53.0 53.0

2 47 47.0 47.0 100.0


(68)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Pertanyaan 6

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 46.0 46.0 46.0

1 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 7

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 55 55.0 55.0 55.0

2 45 45.0 45.0 100.0


(69)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Petanyaan 8

N Valid 100

Missing 0

Petanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 38 38.0 38.0 38.0

1 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Pertanyaan 9

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 65 65.0 65.0 65.0

2 35 35.0 35.0 100.0


(70)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Pertanyaan 10

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 45 45.0 45.0 45.0

2 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 11

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 36 36.0 36.0 36.0

1 64 64.0 64.0 100.0


(71)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav Statistics

Pertanyaan 12

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 37 37.0 37.0 37.0

1 2 2.0 2.0 39.0

2 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics Pertanyaan 13

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 69 69.0 69.0 69.0

1 31 31.0 31.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies


(72)

Statistics

Pertanyaan 14

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 26.0 26.0 26.0

1 1 1.0 1.0 27.0

2 73 73.0 73.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 15

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 24.0 24.0 24.0

2 76 76.0 76.0 100.0


(73)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Nilai Kepedulian

N Valid 100

Missing 0

Nilai Kepedulian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid peduli 36 36.0 36.0 36.0

tidak pe 64 64.0 64.0 100.0


(1)

Pertanyaan 6

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 46.0 46.0 46.0

1 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 7

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 55 55.0 55.0 55.0

2 45 45.0 45.0 100.0


(2)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Petanyaan 8

N Valid 100

Missing 0

Petanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 38 38.0 38.0 38.0

1 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 9

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 65 65.0 65.0 65.0

2 35 35.0 35.0 100.0


(3)

Statistics

Pertanyaan 10

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 45 45.0 45.0 45.0

2 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 11

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 36 36.0 36.0 36.0

1 64 64.0 64.0 100.0


(4)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 12

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 37 37.0 37.0 37.0

1 2 2.0 2.0 39.0

2 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 13

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 69 69.0 69.0 69.0

1 31 31.0 31.0 100.0


(5)

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 26.0 26.0 26.0

1 1 1.0 1.0 27.0

2 73 73.0 73.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 15

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 24.0 24.0 24.0

2 76 76.0 76.0 100.0


(6)

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Nilai Kepedulian

N Valid 100

Missing 0

Nilai Kepedulian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid peduli 36 36.0 36.0 36.0

tidak pe 64 64.0 64.0 100.0