Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam Muslim World lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai- nilai dan prinsip Syari’ah Islamic Economic System untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi umat. 1 Keinginan ini didasari oleh suatu kesadaran untuk menerapkan Islam secara utuh dan total Kaffah seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 85. …. +, -. 1 2 3 4 567 89 : ;- - =  A B CDE F G5 1 H A : IA 1 =J : KELM N LB O, 00 P Q Artinya : “…Apakah kalian beriman kepada sebagian Alkitab Taurat dan ingkar terhadap bagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, 1 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hal. vii dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat ” Q.S. Al-Baqarah : 85. Ayat tersebut dengan tegas mengingatkan bahwa selama kita menerapkan Islam secara parsial, kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan kerugian ukhrawi. Hal ini sangat jelas, sebab selama Islam hanya diwujudkan dalam bentuk ritualisme ibadah, sementara dimarginalkan dari dunia perekonomian, maka umat Islam telah mengubur Islam dalam-dalam dengan tangannya sendiri. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan Asia pada khususnya serta resesi dan ketidakseimbangan ekonomi global pada umumnya, adalah suatu bukti bahwa asumsi tidak adanya nilai-nilai Ilahiyah yang melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta ekonomi telah meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian bangsa. Sekarang saatnya para bankir dan ekonom yang masih mengimani Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya dan Hadist sebagai panduan aktivitasnya memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Islam memiliki prinsip Ekonomi Syari’ah yang terbukti semuanya dapat diterapkan dalam lembaga keuangan modern. Sekarang saatnya, kita menunjukkan bahwa Muamalah Syari’ah dengan filosofi utama kemitraan dan kebersamaan Sharing dalam profit dan Risk dapat mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan. Dalam sistem ekonomi Islam, nilai instrumental yang strategis yang mempengaruhi tingkah laku seorang muslim, masyarakat dan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah Zakat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang merupakan kewajiban yang dibebankan atas harta kekayaan seseorang menurut aturan tertentu. Zakat merupakan sumber pendapatan utama di dalam suatu pemerintahan negara Islam, karena Zakat dipandang sebagai bentuk ibadah yang tidak dapat digantikan oleh model sumber pembiayaan apapun dan dimanapun juga. Pelaksanaan pemungutan Zakat semestinya secara ekonomi dapat menghapus tingkat perbedaan yang mencolok antara si fakir dan si kaya serta sebaiknya dapat menciptakan redistribusi yang merata, disamping dapat pula membantu mengekang laju Inflasi. Penanganan yang tepat akan Zakat secara bertahap dapat menciptakan kondisi keseimbangan tata ekonomi yang adil dan sejahtera. Untuk itu perlu adanya lembaga yang independen yang mengatur tentang pola pengumpulan zakat dan pendistribusian Zakat, Infaq dan Shadaqah. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, bahwasanya dalam Undang-undang yang dimaksud dengan Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat, dan Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzaki, mustahiq, dan amil zakat pengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. 2 Pengelolaan zakat bertujuan antara lain, meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Badan amil zakat mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zakat dan lembaga amil zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja badan amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri. Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzaki yang berada di bank atas permintaan muzaki. Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat muzaki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. Di Indonesia cukup banyak lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana ZIS, diantaranya adalah Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS. BAZNAS dalam mendistribusikan dana ZIS bekerjasama dengan BUMN, Bank-bank Syari’ah 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Zakat Jakarta: Ditjen Binmas Islam dan urusan haji,1999, hal. 4 dan Lembaga Keuangan seperti Baitul Maal wat Tamwil BMT sebagai Unit Salur Zakat diantaranya yaitu Koperasi Serba Usaha Syari’ah KSUS Baitul Maal wat Tamwil BMT Mekar Da’wah Serpong. Sebagai sebuah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, BMT Mekar Da’wah, memiliki komitmen untuk mengambil peran dalam memberdayakan ekonomi rakyat. Setelah beroperasi sejak bulan Januari 2004, masyarakat yang menjadi anggota di BMT Mekar Da’wah telah mencapai 822 Orang, dan 38 Mustahik binaan BMT Mekar Da’wah bekerjasama dengan BAZNAS sebagai Mitra Salur Zakat. KSU. Syari’ah BMT Mekar Da’wah Serpong merupakan Sebuah Lembaga Keuangan Syari’ah yang tertanggal 15 Maret 2004 dikukuhkan sebagai salah satu Unit Salur Zakat USZ oleh Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS yang bertugas sebagai Mitra BAZNAS. 3 Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka Penulis tertarik untuk membahas skripsi yang berjudul : PERAN USZ UNIT SALUR ZAKAT BAZNAS UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK Studi BMT Mekar Dakwah Serpong

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah