menyendiri dan menasingkan diri dari dari khalayak ramai sedapat mungkin untuk tujuan ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi.
44
Tujuan pendidikan menurut al-Tahtawi adalah untuk pembentukan kepribadian, tidak hanya untuk kecerdasan. Lebih dari pada itu, tujuan pendidikan
juga berupaya menanamkan rasa patriotisme. Patriotisme merupakan dasar utama yang membawa seseorang untuk membangun masyarakat maju.
45
Sedangkan menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan adalah menyiapkan anak-anak agar
di waktu dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercipta kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
46
Tujuan pendidikan Islam menuurut Quraish Syihab adalah membina manusia agar mampu menjalankan fungsinya sebagai abd Allah dan khalifahnya,
manusia yang memiliki unsur-unsur jasmani, akal dan jiwa. Pembinaan akalnya akan menghasilkan ilmu, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan
keterampilan dan pembinaan jiwa menghsailkan akhlak moral yang dilakukan secara integral. Dengan demikian, terciptalah makhluk dwi-dimensi dalam satu
keseimbangan ilmu, amal dan iman.
47
D. Prinsip Pendidikan menurut Hamka
Hamka adalah singkatan nama dari Haji Abdul Malik karim Amrullah Datuk Indomo. Ia lahir di Sungai Batang Maninjau Sumatra Barat, pada tanggal
16 Februari 1908 M bertetpatan dengan tanggal 13 Muharram 1326 H. Lahir dari pasangan Haji Abdul Karim Amrullah dan Shafiyah Tanjung, sebuah keluarga
44
Abd. Al-Rahman Ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun, Tahqiq Ali Abd al-Wahid Wafi,
Cairo: Dar al-Nahdhah, h. 1097.
45
Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age, London : Oxford University Press, 1962 h. 81
46
Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran Jakarta: Hidakarya Agung, 1920, h. 15
47
Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur’an Bandung: Mizan, 2002, h. 173
yang taat beragama. Ayahnya adalah seorang ulama besar dan pembawa paham- paham pembaruan Islam di Minagkabau. Ia meninggal pada tanggal 22 Juli 1981
di Rumah Sakit Pertamina Jakarta dalam usia 73 tahun.
48
Bagi Hamka tauhid berarti mengakui bahwa Tuhan hanya satu. Keesaan Allah merupakan satu-satunya zat yang dipertuhankan oleh manusia dan menjadi
titik tolak seorang muslim dalam memandang hidupnya. Apabila orang telah memiliki tauhid, niscaya kepercayaannya akan mendorong dirinya agar senantiasa
melakukan perbuatan-perbuatan yang diterima dengan rela oleh Tuhan dan niscaya di dalam hidupnya senantiasa menempuh jalan lurus.
Manusia harus memiliki jiwa tauhid sehingga ia menjadi manusia yang beriman dengan sebenarnya iman. Salah satu usaha untuk menanamkan dan
menguatkan jiwa tauhid adalah melalui pendidikan. Namun, pendidikan itu pun harus memiliki prinsip tauhid. Pendidikan dengan tauhid sebagai prinsip utama
akan memberi nila tambah bagi manusia dan menumbuhkan kepercayaan pada dirinya serta mempunyai pegangan hidup yang benar. Bagi orag yang tidak
menjadikan tauhid sebagai dasar pendidikan maka ia seakan kehilangan tempat berpijak. Keimanan akan menjadikan si pemiliknya mampu untuk mengendalikan
hawa nafsu, dan menempatkan pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul, tempat memulangkan segala persoalan yang diperselisihkan.
49
Pendidikan bermula dari prinsip Tauhid. Hal inilah yang menjadi dasar pijakan dalam pandangan terhadap pendidikan. Prinsip Tauhid mencakup konsep
filosofis maupun metodologis yang terstruktur dan koheren terhadap pemahaman kita terhadap dunia dan seluruh aspek kehidupan. Tauhid mengajarkan kita untuk
48
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta, Amzah, 2009, h. 100
49
Ibid., h. 110
menghimpun pandangan yang holistik, terpadu, dan komprehensif terhadap pendidikan.
Pendidikan modern baik Islam maupun Barat secara umum berdasarkan pandangan pendidikan yang tidak koheren dan parsial, sehingga siswa dan guru
jarang sekali punya pandangan yang sama tentang proses pendidikan secara menyeluruh. Kebanyakan siswa meninggalkan sekolah sekitar umur 13-17 tahun
tanpa mempunyai tujuan hidup yang jelas, bahkan yang mereka pikirkan hanya mendapatkan kerja.
Lebih dari itu, prinsip Tauhid menuntut para pendidik mempunyai pandangan yang menyeluruh dan tujuan sejati terhadap pendidikan dan kehidupan
itu sendiri. Oleh karena itu, konsep Tauhid harus menjadi landasan tentang bagaimana kita mendidik anak, termasuk 1 apa yang diajarkan isi, 2
bagaimana kita mengorganisir dan apa yang harus diajarkan, 3 bagaimana kita mengajarkannya. Akhirnya, Tauhid haruslah membentuk fondasi pemikiran,
metodologi, dan praktik pendidikan kita.
50
50
M. Zainudin, Paradigma Pendidikan Terpadu, Malang: UIN-Malang Press, 2008, h. 109
26
BAB III WAWASAN AL-QUR’AN