Thyamin Hidroklorida Vitamin B Piridoksina Hidroklorida Vitamin B Primogel

Mekanisme kerja: Merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai mediatornya. Dosis: tersedia sebagai tablet 5 dan 10 mg. Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap klordiazepoksid. Efek samping: Mual, nyeri kepala, gangguan fungsi seksual, dan vertigo.

b. Thyamin Hidroklorida Vitamin B

1 Rumus molekul : C 12 H 17 ClN 4 OS,HCl Bobot molekul : 337,27 Thyamin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0 dan tidak lebih dari 101,0 C 12 H 17 ClN 4 OS,HCl dihitung terhadap zat aktif yang telah dikeringkan. Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur; putih; bau khas lemah mirip ragi; rasa pahit Kelarutan : Mudah larut dalam air. Sukar larut dalam etanol 95 P; praktis tidak larut dalam eter P dan dalam Benzen P; larut dalam gliserol P Susut pengeringan : Tidak lebih dari 5; pengeringan dilakukan pada suhu 105 selama 2 jam. Stabilitas penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya Indikasi: Pencegahan dan pengobatan defisiensi thyamin: dengan dosis 2-5 mg per hari untuk pencegahan defisiensi dan 5-10 mg untuk pengobatan Universitas Sumatera Utara defisiensi. Berguna untuk pengobatan berbagai neuritis, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin. Farmakologi: Sebagai katalisator dalam metabolisme karbohidrat terutama glukosa. Kontraindikasi: Alergi

c. Piridoksina Hidroklorida Vitamin B

6 Rumus molekul : C 8 H 11 NO 3 ,HCl Bobot molekul : 205,64 Piridoksina hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98 C 8 H 11 NO 3 .HCl dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa asin Kelarutan : Mudah larut dalam air. Sukar larut dalam etanol 95 P; praktis tidak larut dalam eter P Susut pengeringan : Tidak lebih dari 0,5 Stabilitas penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya Indikasi: Pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B 6 Kontraindikasi: Alergi Universitas Sumatera Utara

d. Sianokobalamin Vitamin B

12 Rumus molekul : C 63 H 88 CON 14 O 14 P Bobot molekul : 1355,35 Sianokobalamin mengandung tidak kurang dari 96,0 C 63 H 88 CON 14 O 14 P dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian: Hablur atau serbuk hablur; merah tua; tidak berbau. Bentuk anhidrat sangat higroskopik Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol 95 P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam aseton P Susut pengeringan: Tidak lebih dari 12 Stabilitas penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya Indikasi: Anemia pernisiosa

6.3.2 Spesifikasi Bahan Tambahan a.

Microcrystalline Cellulose Avicel ® Universitas Sumatera Utara Pemerian : Putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk kristal yang terdiri dari partikel berpori. Kelarutan : Sedikit larut dalam 5 bv larutan NaOH; praktis tidak larut dalam air; asam encer; dan banyak pelarut organik. pH : 5,0 – 7,5 Inkompatibilitas: Microcrystalline cellulose inkompatibel dengan oksidator kuat. Kegunaan: suspending agent; pengisi tablet dan kapsul; disintegran tablet. Aplikasi dalam formulasi farmasi: Secara luas digunakan sebagai pengisi atau pengikat pada formulasi tablet oral dan kapsul dimana digunakan pada proses granulasi basah dan cetak langsung. Disamping sebagai pengisi atau pengikat, juga mempunyai sifat sebagai lubrikan dan disintegran dalam pembuatan tablet.

b. Primogel

Pemerian: Serbuk warna putih, tidak berbau, free-flowing. Identifikasi: Pada larutan yang sedikit asam bila ditambahkan pereaksi KI dan I 2 memberikan warna biru. pH: Suspensi 1 g bahan dalam 30 ml air pH diantara 5,5-7,5 Aplikasi dalam formulasi farmasi: digunakan sebagai bahan penghancur pada pembuatan tablet. Mekanisme sama dengan starch secara umum, merupakan starch termodifikasi sehingga mampu menyerap air 200-300. Pemakaian 1-20 dengan konsentrasi optimum 4. Waktu disintegrasi ditentukan pula oleh besarnya tekanan pengempaan. Universitas Sumatera Utara

c. Amilum

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung 03 – 28 Oktober 2011

7 70 101

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung

2 45 105

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 01-30 November 2010

0 47 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 01 – 30 November 2010

1 34 100