14
Kemunculan efek ini juga ditandai dengan munculnya keluhan baik umum maupun lokal. Keluhan umum berupa : nafsu makan berkurang, mual, lesu, lemah,
demam, keringat berlebihan, hingga menyebabkan shock. Beberapa saat kemudian timbul keluhan yang lebih khusus, yaitu nyeri perut, rambut rontok, shock bahkan
kematian. Sedangkan keluhan lokal yang biasa muncul adalah erythema kulit, pedih, gatal, bengkak, melepuh, memborok, dan kerontokan rambut kulit.
2.7. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3
1.Pengertian Menurut Permanaker No 05Men1996, SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
perkembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
nyaman, efisien, dan produktif. 2. Tujuan dan Sasaran SMK3
Menciptakan suatu sistem k3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah penyakit akibat kerja serta terciptannya tempat kerja yang aman, nyaman, dan produktif Permenaker No.05Men1996
Universitas Sumatera Utara
15
3. Ketentuan Pelaksanaan SMK3 Menurut Rudiyanto 2002 untuk melaksanakan SMK3 di tempat kerja,
tedapat ketentuan – ketentuan yang wajib dilakukan yaitu : a.
Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja serta menjamin komitmen terhadap SMK3.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3
c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran K3.
d. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3
2.8. Manajemen Keselamatan Radiasi
Bahwa setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan tenaga nuklir wajib memenuhi persyaratan keselamatan radiasi dan memiliki izin pemanfaatan tenaga
nuklir, persyaratan keselamatan radiasi harus memenuhi persyaratan manajemen. Keselamatan dan Kesehatan terhadap pemantauan radiasi pengion selanjutnya disebut
Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
Universitas Sumatera Utara
16
2.8.1. Penanggung Jawab Keselamatan Radiasi
Penanggung jawab keselamatan radiasi terdiri dari : 1.
Pemegang izin, dalam melaksanakan tanggung jawabnya dapat mendelegasikan kepada atau menunjuk personil yang bertugas di
instalasinya untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam mewujudkan keselamatan radiasi.
2. Pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir,
tanggung jawab pihak lain didasarkan pada tugas dan peran masing – masing dalam keselamatan radiasi.
PPR bertanggung jawab untuk : a
Mewujudkan tujuan keselamatan radiasi. b
Meyusun, mengembangkan, melaksanakan, dan medokumentasikan program proteksi dan keselamtan radiasi, yang dibuat berdasarkan sifat
dan resiko untuk setiap pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir. c
Membentuk dan menetapkan pengelola keselamatan radiasi di dalam instalasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
d Menentukan tindakan dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan memastikan bahwa sumber daya tersebut memadai dan tindakan yang diambil dapat dilaksanakan dengan benar.
Universitas Sumatera Utara
17
e Meninjau ulang setiap tindakan dan sumber daya secara berkala dan
berkesinambungan untuk memastikan tujuan keselamatan radiasi dapat tercapai.
f Mengidentifikasi setiap kegagalan dan kelemahan dalam tindakan dan
sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan keselamatan radiasi, serta mengambil langkah perbaikan dan pencegahan terhadap terulangnya
keadaan tersebut. g
Membuat prosedur untuk memudahkan konsultasi dan kerja sama antar semua pihak yang terkait dalam keselamatan radiasi.
h Membuat dan memelihara rekaman yang terkait dengan keselamatan
radiasi.
2.8.2. Budaya keselamatan
Budaya keselamatan adalah paduan sifat dari sikap organisasi dan individu dalam organisasi yang memberikan perhatian dan prioritas utama pada masalah –
masalah keselamatan radisi. Penanggung jawab keselamatan radiasi wajib mewujudkan budya keselamatan pada setiap pemanfaatan tenaga nuklir dengan cara :
a. Membuat standar operasi prosedur dan kebijakan yang menempatkan proteksi
dan keselamatan radiasi pada prioritas tertinggi. b.
Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor – faktor yang mempengaruhi proteksi dan keselamatan radiasi.
Universitas Sumatera Utara
18
c. Menetapkan kewenangan yang jelas masing – masing personil dalam setiap
pelaksanaan proteksi keselamatan. d.
Membangun jejaring komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi, untuk menghasilkan arus informasi yang tepat mengenai proteksi dan
keselamatan radiasi e.
Menetapkan kualifikasi dan pelatihan yang memadai untuk setiap personil.
2.8.3. Pemantauan Kesehatan
Pemegang izin wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan untuk seluruh pekerja radiasi, dalam menyelenggarakan pemantauan kesehatan harus
melaksanakannya berdasarkan ketentuan umum kesehatan kerja, merancang penilaian terhadap kesesuaian penempatan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan yang
ditugaskan padanya, dan menggunakan hasil pemantuan sebagai landasan informasi pada kasus munculnya penyakit akibat kerja setelah terjadinya paparan radiasi
berlebih. PPR harus menyimpan dan memelihara hasil pemantuan kesehatan pekerja dalam jangka 30 tiga puluh tahun terhitung sejak tanggal pemberhentian pekerja
yang bersangkutan. Pemantuan kesehatan dilaksanakan melalui : a.
Pemeriksaan kesehatan, meliputi sebelum bekerja, selama bekerja dan setelah bekerja.
b. Konseling.
PPR memberikan konsultasi dan informasi yang lengkap mengenai bahaya radiasi kepada pekerja dan kajian terhadap dosis yang diterima pekerja.
Universitas Sumatera Utara
19
c. Penatalaksanaan pemeriksaan kesehatan khusus untuk pekerja yang
mendapatkan paparan radiasi berlebih Menurut Lukman yang dikutip dari Simanjuntak 2004, pemeriksaan
kesehatan meliputi :
1.Pemeriksaan Kesehatan calon pekerja
Pemeriksaan kesehatan ini meliputi : a.
Pemeriksaan kesehatan lengkap dengan memperhatikan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh calon pekerja yang meliputi riwayat kesehatan
dan latar belakang kesehatan keluarga. Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus sehat jasmani dan rohani serta serendah –
rendahnya beruisa 18 delapan belas tahun. b.
Pemeriksaaan khusus pada organ yang dianggap peka terhadap radiasi dipandang dari jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya pemeriksaan
hematologi, dermatologi, opthamologi, paru – paru, neurologi, dan alat reproduksi.
2. Pemeriksaan Kesehatan Selama Bekerja
Setiap pekerja radiasi harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala sedikitnya sekali setahun. Pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus pada organ
yang dianggap peka terhadap radiasi.
Universitas Sumatera Utara
20
3. Pemeriksaan Kesehatan Setelah Bekerja
Pemegang izin harus memeriksakan kesehatan pekerja radiasi yang akan memutuskan hubungan kerja dengan instalasi atom secara teliti dan menyeluruh
kepada dokter yang ditunjuk oleh pemegang izin dan disetujui oleh instansi yang berwenang atas beban radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi.
4.Pelayanan Kesehatan pada Kecelakaan Radiasi
Jika terjadi kecelakaan radiasi, pemegang izin harus menyelenggarkan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang diduga menerima paparan radiasi
berlebih. dan perlengkapan pertolongan pertama harus segera dapat tersedia didaerah kerja. Pertolongan pertama harus didasarkan atas nasehat dokter atau ketentuan P3K.
2.8.4. Personil
Personil di unit radiologi paling sedikit terdiri dari : a.
Petugas Proteksi Radiasi PPR , adalah petugas yang ditunjuk oleh pemegang izin dan oleh Badan Pegawas dinyatakan mampu melaksanakan
pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi. b.
Pekerja Radiasi, adalah setiap orang yang bekerja di instalasi nuklir atau instalasi radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi
tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum. c.
Tenaga ahli atau dokter spesialis d.
Operator e.
Tenaga medik paramedik
Universitas Sumatera Utara
21
2.8.5. Pendidikan Dan Pelatihan
Setiap pekerja harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan radiasi.
Pendidikan dan pelatihan ini harus disesuaikan antara lain dengan : a.
Potensi paparan kerja. b.
Tingkat pengawasan yang diperlukan c.
Kerumitan pekerjaan yang akan dilaksanakan d.
Tingkat pelatihan yang telah diikuti oleh personil.
2.8.6. Rekaman
Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir. PPR wajib membuat,
memelihara dan menyimpan rekaman. Rekaman antara lain mengenai pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh personil di fasilitas atau instalasi, pemantauan
dosis yang diterima pekerja, hasil pemeriksaan kesehatan pekerja dan hasil pengujian dan kalibrasi pesawat roentgen.
PPR wajib membuat rekaman jika terjadi paparan radiasi yang mengakibatkan terjadinya dosis yang melebihi nilai ambang batas dan melaporkan secara lisan
kepada BAPETEN dan laporan tertulis paling lambat 3 tiga hari kerja terhitung sejak diterimanya pemberitahuan secara lisan.
Universitas Sumatera Utara
22
2.9. Pemanfaatan Tenaga Nuklir Di Bidang Kesehatan 2.9.1.Pemanfaatan Dan Perizinan Tenaga Nuklir
Berdasarkan UU No 10 tahun 1997 dibentuk BAPETEN Badan Pengawas Tenaga Nulir sebagai badan pengawas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada presiden, yang bertungas melaksanakan pengawasan tehadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir, untuk menyelenggarakan peraturan, perizinan
dan inspeksi. Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir yang
meliputi penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, penyimpanan, pemggunaan dan pengololaan limbah radioaktif untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Perizinan dilakukan untuk mengetahui dimana saja kegiatan pemanfaatan
tenaga nuklir dilaksanakan di indonesia, agar dengan demikian kegiatan tersebut dapat diawasi dan dipantau sehingaa tidak timbul dampak negatif terhadap pekerja,
izin pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan : a.
Mediskesehatan diagnostik,terapi,kedokteran nuklir b.
Industri c.
Penelitian
Universitas Sumatera Utara
23
2.9.2. Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
Sebagaimana ditetapkan pada Permenkes No. 363MenkesPerIV1998 alat kesehatan yang dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau
dikalibrasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 satu kali setiap tahun. BPFK Balai Pengamana Fasilitas Kesehatan sebagai unit pelaksana teknis
pada Direktorat Jenderal Pelayanan Medik yang memiliki tugas dan fingsi untuk menyelenggarakan Pengujian dan Kalibrasi alat kesehatan adalah merupakan Institusi
Penguji yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Pengujian alat kesehatan adalah merupakan keseluruhan tindakan meliputi
pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk menentukan karakteristik alat kesehatan, sehingga dapat dipastikan kesesuaian alat kesehatan terhadap keselamatan ke rja dan
spesifikasinya. Dengan pelaksanaan kegiatan pengujian, dapat dijamin peralatan kesehatan bersangkutan aman dan laik pakai dalam pelayanan kesehatan. Kegiatan
pengujian dilakukan terhadap alat kesehatan yang tidak memiliki standar besaran yang terbaca. berarti tidak terdapat nilai yang diabadikan pada alat kesehatan
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
24
2.10.Kerangka Pikir
UNIT RADIOLOGI RS AL dr. KOMANG MAKES
Manajemen Keselamatan Radiasi Menurut PP RI No 33 Tahun
2007 - Penanggung Jawab
Keselamatan Radiasi - Budaya Keselamatan
- Pemantauan Kesehatan - Personil
- Pendidikan Dan Pelatihan
- Rekaman
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskritip, yaitu menggambarkan manajemen keselamatan radiasi sinar – X di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes
Belawan tahun 2010.
3.2.Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah personil di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010 yang berjumlah 7 orang.
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi.
3.3. Lokasi dan Waktu penelitian 3.3.1. Lokasi penelitian