Methodist sebagai gereja lokal, yang dinamakan dengan gereja Methodist Indonesia. Tahun 1985 sebagai batas akhir,berlatarbelakang dari penyatuan dua distrik di tubuh
gereja Methodist Indonesia. Sejak tahun1983 Gerja Methodist Indonesia menjadi satu distrik dan pengelolanya.
1. 2 Rumusan Masalah
Untuk mengarahkan dan sekaligus menjadi batasan-batasan dalam penelitian berikutnya penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut;
1. Bagaimana proses terbentuknya Gereja Methodist Indonesia di Pematang
Siantar 2.
Mengapa terjadi konflik antara distrik Batak Toba dengan distrik Tionghoa di Pematang Siantar
3. Bagaimana pemecahan masalah antara distrik Toba dengan distrik Tionghoa
di Pematang Siantar 4.
Apa dampak dari konflik distrik Toba dengan distrik tionghoa dalam kaitan perkembangan gereja Methodist di Pematang Siantar
1. 3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya salah satu yang tak kalah pentingnya dari suatu penulisan skripsi ini adalah penekanan pada tujuan dan manfaat yang tentunya dapat
memberikan penjelasan seperti yang diharapkan baik oleh penulis sendiri maupun bagi pembaca skripsi ini agar dapat dikembangkan pada masyarakat luas.
1. Penulisan bertujuan untuk mengetahui pembentukan Gereja Methodist
Indonesia di Pematang Siantar.
Universitas Sumatera Utara
2. untuk mengetahui perkembangan Gereja Methodist Indonesia di Pematang
Siantar 3.
untuk mengetahui konflik antara distrik Batak Toba dan distrik Tionghoa di Pematang Siantar.
4. untuk mengetahui proses pemecahan penyelesaian konflik antara distrik
Batak Toba dan distrik Tionghoa. 5.
Mengetahui sejauh mana proses pengembangan jemaat Gereja Methodist Indonesia di Pematang Siantar.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat : 1.
Sebagai bahan refrensi untuk penelitian berikutnya. 2.
Memberikan penjelasan terhadap masyarakat tentang pembentukan dan perkembangan Gereja Methodist Indonesia di Pematang Siantar, khususnya
bagi masyarakat Pematang Siantar. 3.
Menjadi sebuah karya tulis skripsi sebagai persyaratan memperoleh sarjana sastra jurusan Sejarah.
1. 4 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka dibuat untuk mendekatkan peneliti dengan informasi tertentu yang tentunya relevan dengan topik atau objek yang diteliti. Pendapat yang berbeda-
beda yang menyangkut sejauh mana tinjauan pustaka perlu dilaksanakan. Adapun realisasi tindakan ini yaitu dengan memberikan prioritas kepada sejumlah buku atau
artikel yang memberikan gagasan yang representtatif dengan objek yang diteliti
5
Seorang penulis sejarah harus dilengkapi dengan perlengkapan pendekatan multidimensional yaitu konsep dan teori ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi,
.
5
James A. Black, Dean. J. Champion, 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial, E. Koswara, EtcTerj, Bandung: Refika Aditama, hlm. 94
Universitas Sumatera Utara
politikologi, ekonomi, psikologi.Untuk mengungkap peristiwa sejarah yang lebih mendalam
6
Richard Daulay 1996 dalam bukunya berjudul “Kekristenan Dan Kesukuan Bangsa: Sejarah Perjumpaan Methodisme Dengan Orang Batak dan Orang
Tionghoa di Indonesia” menjelaskan: untuk membantu pengkajian tentang gereja
Methodist Indonesia, tidak telepas dari misi zending dan penginjilan-penginjilan yang akhirnya membentuk organisasi gereja setelah masyarakat lokal banyak yang
menerima penginjilan tersebut.Misi zending yang datang ke Indonesia pada dasarnya berasal dari Eropa, misi zending yang membawa ajaran Methodist ke Indonesia
berasal dari misi zending Amerika Serikat. Gambaran tentang kemethodisan di Indonesia dijelaskan pimpinan pusat Methodist gereja Methodist dalam buku yang
berjudul: ”Disiplin Gereja Methodist Indonesia”. Gereja Methodist adalah gereja yang pada dasarnya sama dengan gereja lokal lainnya. Firman Tuhan diajarkan, dan
sakramen-sakramen dilaksanakan sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam gereja protestan lainnya. Gereja Methodist adalah gereja gereja protestan yang tidak
langsung dari reformasi, melainkan mekar dari gereja Inggris oleh Jhon Wesley, dengan proses yang cukup panjang. Latar belakang dari Jhon Wesley adalah keluarga
yang Kristen protestan Inggris. Ayah dan ibunya adalah pendeta . Adapun buku yang di kemukakan dalam mendukung penelitian ini yang
relevan dengan tema penelitian ini adalah:
7
Tommi Purba 2008 dalam skripsinya yang berjudul “Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Gereja Methodist Indonesia di Medan “ menjelaskan sejauh
mana perkembangan Gereja Methodist Indonesia di Medan dan bagaimana sejarah berdirinya Gereja Methodist Indonesia di Medan
.
6
Sartono Kartodirjo, 1980. Beberapa kecenderungan Dari Study Sejarah di Indonesia Dalam Sejarah Indonesia Dalam Monograf, Yogyakarta: Jurusan Sejarah dan Geografi Sosial IKIP Sanata
Dharma. hlm. 9
7
Gereja Methodist Indonesia, 1973. Disiplin Gereja Methodist Indonesia,Tebing Tinggi: depot buku Methodist, hlm 1-
2
Universitas Sumatera Utara
Berkat penginjilan-penginjilan yang sangat gigih dari kelompok misi zending Methodist, maka perkembangan dari sekte ini sangat pesat di berbagai negara-negara
maju, seperti Inggris dan Amerika serikat, sedangkan ke Indonesia ajaran Methodist disebarkan pada tahun 1905, yang bentuknya adalah misi zending. Pertumbuhan
jumlah jemaat Methodist yang sangat cepat yang mengakibatkan terbentuknya gereja Methodist yang berorientasi dengan suasana lokal
8
Penganut Methodist di Pematang Siantar pada dasarnya lebih berkembang di dalam dua suku, yaitu etnis Batak toba dan etnis Tionghoa. Gagasan menuju
terbentuknya gereja lokal yaitu gereja Methodist Indonesia dominan dipengaruhi oleh ke dua etnis. Membentuk gereja Methodist Indonesia menjadi dua distrik,masing-
masing dengan orientasi etnisitas yaitu Batak dan Tionghoa. Dua distrik yang dulunya terlihat renggang akhirnya bersatu kembali tepatnya pada tahun 1983, perjalanan itu
ditempuh dengan berbagai usaha .
9
8
Ibid.hlm.5
9
Richard Daulay, op. cit. hlm 256
.
1. 5 Metode Penelitian