Perkembangan Universitas Simalungun Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Di Pematang Siantar ( 1977- 1990 ).

(1)

PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DAN

DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT DI

PEMATANG SIANTAR ( 1977- 1990 )

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

NAMA

: MULIA TARIGAN

NIM

: 050706024

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DAN

DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT DI PEMATANG

SIANTAR ( 1977- 1990 )

DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : MULIA TARIGAN NIM : 050706024

Pembimbing

Dra. Nurhabsyah, M.Si

NIP : 195912311985032005

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam bidang Ilmu Sejarah

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Lembar Persetujuan Penelitian

PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DAN

DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT DI PEMATANG

SIANTAR ( 1977- 1990 )

Yang Diajukan Oleh: Nama :Mulia Tarigan

Nim : 050706024

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian skripsi Oleh:

Pembimbing

Dra. Nurhabsyah, M.Si

NIP. 195912311985032005 Tanggal………. Ketua Dapartemen Ilmu Sejarah

Drs. Edi Sumarno,M.Hum

NIP. 196409221989031001 Tanggal……….

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya yang dilimpahkan dengan memberikan kesehatan, ketabahan serta ketekunan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini mulai dari awal sampai selesai. Adapun penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program sarjana Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengangkat permasalahan tentang perkembangan Universitas Simalungun dalam kajian Ilmu Sejarah. Skripsi ini diberi judul “Perkembangan Universitas Simalungun Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Di Pematang Siantar ( 1977- 1990 )."

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan kemampuan penulis yang sangat terbatas. Karena itu penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi nantinya.

Medan, Juni 2011 Penulis


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah dari penulis sendiri, tetapi juga sangat banyak kontribusi pemikiran dari para pembimbing dan staf pengajar Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini tidak akan dapat selesai tanpa dukungan dan motifasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

 Ayahanda tercinta Alm Norip Tarigan dan Ibunda tersayang Mardiana Siregar yang telah merawat, membesarkan dan mendidik penulis dari lahir hingga dewasa dengan segala kasih dan sayangnya tanpa mengenal lelah dan selalu dengan ketulusan yang dalam.

 Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara beserta Staf yang telah berkenan menerima dan member kesempatan serta fasilitas kuliah kepada penulis selama kuliah di Fakultas Ilmu Budaya USU.

 DR. Drs. Syahron Lubis, M A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

 Drs.Edi Soemarno M.Hum dan Dra. Nurhabsyah M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ilmu sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU.

 Dra. Nurhamidah, M A. selaku dosen wali penulis selama kuliah di Departemen Ilmu Sejarah.


(6)

 Dra. Nurhabsyah, M.Si selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini atas segala ketekunan, kesabaran dan kemauan serta rela meluangkan waktunya untuk membimbing dan memperbaiki naskah skripsi ini hingga selesai.

 Bapak dan Ibu dosen di Departemen Ilmu Sejarah atas segala bekal ilmu yang telah diberikan sehingga memungkinkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Abang, Kakak dan kedua Adik penulis yang terkasih beserta seluruh keluarga besar penulis yang terus memberikan dukungan dan doa selama masa perkuliahan penulis.

 Sahabat-sahabat penulis di jurusan Ilmu sejarah Stambuk 2005 maupun junior serta senior Stambuk penulis terkhusus kepada Halasson Marganda Tua Sitompul, Elim Sigalingging, M. Rasyid Sinaga, Febri Mendrofa, Iunita Simanjuntak, Jogi Simanjuntak, Sere Murni Gultom,Gian Albert Silitonga, Jackson Manik, Odoranta Sembiring,Indra Girsang,Rici Jolanda Situmorang, Putra Jaya Sinulingga, Jomenda Tarigan yang memberikan bantuan, dukungan, dan semangat selama masa perkuliahan.

 Kepada seluruh informan saya yang telah bersedia saya wawancarai.

 Kawan-kawan seperjuangan khususnya Revand Reyanda, Indra, Medi Susanto Duha, Johnson, Bangun Simanjuntak, Iwan Nando Samosir,


(7)

Manan Tarigan, Ipoenk Zeng yang telah banyak memberikan perhatian serta bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

 Sahabat-sahabat penulis yang ada di padang bulan, Rudy Noverianto, Ean Prisma Sembiring, Charles, Noa, David, Kalvin yang telah memberi dukungan kepada penulis dari penyelesaian skripsi ini

Akhirnya untuk semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak Mungkin bisa disebutkan satu persatu namanya, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan Dia senantiasa menyertai kita.

Medan, Juni 2011

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………..1

1.2 Rumusan Masalah………....5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...5

1.4 Tinjauan Pustaka………...6

1.5 Metode Penelitian………...8

BAB II UNIVERSITAS SIMALUNGUN SEBELUM TAHUN 1977

2.1 Berdirinya Universitas Simalungun………....11

2.2 Letak dan Keadaan Kampus ………..18

2.3 Perkembangan Universitas Simalungun Tahun 1965 – 1977…….19

BAB III PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DI

PEMATANG SIANTAR (1977 – 1990)

3.1 Perpindahan Universitas Simalungun………..31

3.2 Fakultas yang Ada di Universitas Simalungun………....32


(9)

3.4 Pelaksanaan Triprogram………..39 3.5 Kesejahteraan Dosen dan Karyawan………...46

BAB IV DAMPAK UNIVERSITAS SIMALUNGUN TERHADAP

MASYARAKAT

PEMATANG

SIANTAR

4.1 Pengabdian Terhadap Masyarakat ………48 4.2 Terhadap Pendidikan di Pematang Siantar………....53

4.3 Pemerintah Daerah……….…56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………... 59

5.2 Saran………..61

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN


(10)

Abstrak

Universitas Simalungun didirikan pada tahun 1965 yang berlokasi di wilayah kota Pematang Siantar, berdiri atas prakarsa pemerintah dan masyarakat kabupaten Simalungun dan Kotamadya Pematang Siantar. Pendirian Universitas Simalungun dimaksudkan untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat serta memberikan kontribusi sumbangan pemikiran intelektual bagi pembangunan kedua daerah melalui komunitas akademik Universitas Simalungun. Namun demikian, Univrsitas Simalungun menjunjung tinggi hak asasi setiap orang untuk memperoleh pendidikan, oleh sebab itu Universitas Simalungun berkewajiban untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hubungan demikian, berarti kondisi kemajuan Universitas Simalungun akan mempengaruhi manfaat yang diberikan kepada kedua daerah. Sejak didirikan, Universitas Simalungun telah mengalami berbagai dinamika dalam mewujudkan fungsinya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan memiliki tanggung jawab terdepan dalam upaya melahirkan masyarakat madani ( civil society ) yang dicirikan demokratisasi, otonomi, dan kesadaran Bhineka Tunggal Ika dalam berbangsa dan bernegara. Keberagaman perlu ditanggapi sebagai kekuatan dalam mengembangkan kreatifitas dan inovasi sehingga Universitas Simalungun mewajibkan dirinya untuk memperluas dan memeratakan akses melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang menjadi bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi. Disamping itu tuntutan masyarakat semakin meningkat, sehingga Universitas Simalungun berkewajiban menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan mampu mandiri dalam pergaulan masyarakat dunia, berperan aktif dalam mengendalikan perubahan social ekonnomi dan budaya yang mendunia, dengan menghasilkan karya yang mampu mendorong peningkatan keunggulan bangsa, serta berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dalam menunjang pembangunan bangsa.


(11)

Abstrak

Universitas Simalungun didirikan pada tahun 1965 yang berlokasi di wilayah kota Pematang Siantar, berdiri atas prakarsa pemerintah dan masyarakat kabupaten Simalungun dan Kotamadya Pematang Siantar. Pendirian Universitas Simalungun dimaksudkan untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat serta memberikan kontribusi sumbangan pemikiran intelektual bagi pembangunan kedua daerah melalui komunitas akademik Universitas Simalungun. Namun demikian, Univrsitas Simalungun menjunjung tinggi hak asasi setiap orang untuk memperoleh pendidikan, oleh sebab itu Universitas Simalungun berkewajiban untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hubungan demikian, berarti kondisi kemajuan Universitas Simalungun akan mempengaruhi manfaat yang diberikan kepada kedua daerah. Sejak didirikan, Universitas Simalungun telah mengalami berbagai dinamika dalam mewujudkan fungsinya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan memiliki tanggung jawab terdepan dalam upaya melahirkan masyarakat madani ( civil society ) yang dicirikan demokratisasi, otonomi, dan kesadaran Bhineka Tunggal Ika dalam berbangsa dan bernegara. Keberagaman perlu ditanggapi sebagai kekuatan dalam mengembangkan kreatifitas dan inovasi sehingga Universitas Simalungun mewajibkan dirinya untuk memperluas dan memeratakan akses melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang menjadi bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi. Disamping itu tuntutan masyarakat semakin meningkat, sehingga Universitas Simalungun berkewajiban menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan mampu mandiri dalam pergaulan masyarakat dunia, berperan aktif dalam mengendalikan perubahan social ekonnomi dan budaya yang mendunia, dengan menghasilkan karya yang mampu mendorong peningkatan keunggulan bangsa, serta berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dalam menunjang pembangunan bangsa.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk dapat melestarikan kehidupannya1,karena pendidikan telah ada sejak adanya manusia. Di dalam kehidupan manusia, pendidikan sangat penting untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Permasalahan dalam bidang pendidikan merupakan masalah bangsa karena pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Oleh karena itu pemerintah dan pihak swasta saling melibatkan diri dalam meningkatkan pendidikan.

Sebelum bangsa Indonesia merdeka, pendidikan telah ada baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan di sekolah terdapat di pesantren, surau, langgar, dan madrasah yang di kelola oleh lembaga agama Islam.2 Pesantren, surau, langgar dan madrasah pada saat itu banyak terdapat di seluruh Indonesia. Dengan demikian pendidikan formal telah ada karena pengertian sekolah secara umum tidaklah begitu asing dalam tradisi di tanah air kita. Pendidikan di keluarga dan masyarakat dapat membantu proses pembentukan kepribadian seorang anak karena tidak semua ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan diperoleh dari sekolah.

Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia membawa pengaruh yang besar bagi pendidikan, tetapi dalam hal pelaksanaannya hanya golongan bangsawan atau

1 Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982, hal.22. 2 Masykuri dan Surisno Kutoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Medan:


(13)

elit yang mendapat kesempatan untuk mengecap pendidikan. Dengan diberikannya kesempatan belajar bagi anak – anak bumi putera, maka timbul kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia. Oleh karena itu lahirlah lembaga – lembaga pendidikan seperti Taman Siswa, Muhammadiyah dan masih banyak lagi perguruan lainnya yang mendidik manusia menjadi lebih cerdas, terampil, dan memiliki semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Pemahaman lingkungan – lingkungan formal dan informal tidaklah dapat dipisahkan dari pemahaman akan pengertian pendidikan itu sendiri. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh oleh seseorang dari pengalaman sehari – hari sejak ia lahir sampai mati seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, pasar atau dalam pergaulan sehari – hari. Sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah secara teratur dan sistematis, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu tertentu yang mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Walaupun masa sekolah bukan satu – satunya masa bagi setiap orang untuk belajar namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya.3

` Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan suatu proses yang terus – menerus. Sebagai suatu proses, pendidikan itu berlangsung dalam bermacam – macam situasi dan lingkungan. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat diklasifikasikan menjadi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap – tiap lingkungan tersebut memberikan pengaruhnya pada proses


(14)

pembentukan individu melalui pendidikan yang diterimanya baik secara langsung maupun tidak langung.

Perkembangan pendidikan formal di Indonesia telah menyeluruh sampai ke daerah-daerah. Hal ini dapat terlaksana karena pemerintah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan pendidikan, sesuai dengan Pasal 31 UUD 1945 menyebutkan “Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Dengan demikian masyarakat Indonesia berhak memperoleh pendidikan. Dengan diberikannya kesempatan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan, maka petumbuhan perguruan swasta berkembang pesat.

Pematang Siantar merupakan ibukota Kabupaten Simalungun juga ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya berdiri sekolah – sekolah swasta maupun negeri untuk tingkatan TK, SD, SLTP, SLTA juga Perguruan Tinggi walaupun msih sangat minim sekali. Seiring dengan perkembangan pendidikan, dirasakan perlu untuk mendirikan Perguruan – perguruan Tinggi guna memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut. Kebutuhan akan Pendidikan tinggi ini menimbulkan inisiatif dari beberapa tokoh terkemuka di daerah Pematang Siantar untuk melakukan usaha guna mewujudkan kebutuhan tersebut.

Sejumlah tokoh Masyarakat Simalungun yang tergabung dalam Partuha Maujana yang terdiri dari pimpinan perusahaan, cendikiawan asal Simalungun, dan para kepala sekolah negeri dan swasta setempat memprakarsai berdirinya sebuah Perguruan Tinggi. Mereka terdorong dengan melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SLTA di Simalungun tak bisa melanjutkan pendidikan karena tidak adanya Perguruan Tinggi di kota ini. Untuk belajar ke Medan, apalagi ke jawa, mereka tidak


(15)

punya biaya. Maka berdirilah USI yang kemudian disahkan secara resmi dalam sidang DPRD Simalungun pada tanggal 18 september 1965.

Universitas ini terdaftar pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 1 April 1969 dengan akte notaris No.175/PT/1969. Universitas ini di asuh oleh Yayasan Universitas Simalungun yang diprakarsai oleh Rajamin Purba. Pada awal peresmian Universitas ini, baru berdiri Fakultas Ekonomi saja dengan 127 mahasiswa dan beberapa tahun kemudian tepatnya tanggal 22 Juni 1967 dibukalah Fakultas Pertanian dengan mahasiswa sebanyak 64 orang. Kemudian mulailah Universitas ini berkembang, membuka Fakultas Hukum dengan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama karyawan ataupun pejabat yang masih ingin menambah pengetahuan dalam bidang hukum dan dilanjutkan dengan pembukaan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.

Pada tahun 1967 Yayasan Universitas Simalungun telah mendapat bantuan berupa subsidi dari Pemerintah Daerah kabupaten Simalungun. Pada tahun itu juga Universita Simalungun membuka Fakultas Hukum yang perkuliahannya dimulai tahun 1968. Dengan demikian tahun 1968 Universitas ini telah memiliki tiga fakultas yakni Fakultas Ekonomi, Pertanian dan Hukum.

Penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejarah perkembangan Universitas Simalungun sehingga penulis memilih judul : “PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DAN PERANANNYA TERHADAP MASYARAKAT DI PEMATANG SIANTAR (1977-2003)”. Tahun 1977 dipilih karena untuk meneruskan penulisan terdahulu. Diakhiri tahun 1990 karena Universitas Simalungun telah dapat dilihat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dengan pemindahan


(16)

gedung perkuliahan serta pemindahan FKIP dan beberapa jurusan yang baru dan pada masa tersebut juga sudah banyak alumni yang dihasilkan oleh Universitas Simalungun.

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas maka dibuatlah suatu perumusan masalah yang hendak diteliti sebagai landasan utama dalam penelitian. Penelitian ini dibuat untuk membahas “PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DAN PERANANNYA TERHADAP MASYARAKAT DI PEMATANG SIANTAR (1977-1990)”, maka penulis mengajukan beberapa permasalahan yang dianggap penting dan korelatif dengan penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana perkembangan Universitas Simalungun di Pematang Siantar sebelum tahun 1977 ?

2. Bagaimana perkembangan Universitas Simalungun di Pematang Siantar dari tahun 1977 – 1990 ?

3. Apa dampak berdirinya Universitas Simalungun di Pematang Siantar ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai, antara lain :

1. Untuk mengetahui perkembangan Universitas Simalungun sebelum tahun 1977.


(17)

3. Menjelaskan peranan Universitas Simalungun di Pematang Siantar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Dapat menambah pengetahuan masyarakat umum di bidang pendidikan yang bersifat formal khususnya masyarakat Pematang Siantar.

2. Menambah koleksi sejarah lokal.

3. Dapat menjadi landasan evaluasi bagi Universitas Simalungun untuk lebih meningkatkan peranannya di dalam masyarakat.

4. Agar pemerintah lebih memperhatikan pendidikan di daerah Pematang Siantar.

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Universitas Simalungun ini sebelumnya sudah dilakukan, tetapi yang diteliti adalah tentang sejarah berdirinya Universitas Simalungun. sedangkan penulis sendiri menulis tentang perkembangan selanjutnya setelah Universitas Simalungun berdiri.

Menelusuri serta menelaah literatur yang ada merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian ilmiah. Penelitian yang dilakukan dengan cara ini akan mendukung agar lebih sistematis mengenai syarat menulis suatu karya ilmiah serta mengungkapkan pikiran kritis dan analitis.

Masykuri dan Sutrisno Kutoyo dalam bukunya “Sejarah Pendidikan Sumatera Utara (1980/1981)”, menulis mengenai perkembangan pendidikan Sumatera Utara. Dalam buku ini diterangkan pendidikan tinggi di Sumatera Utara lahir sesudah jaman kemerdekaan. Hal ini terjadi karena perkembangan yang pesat dari masyarakat


(18)

Sumatera Utara dalam kehidupan sosial dan perekonomiannya.4 Buku ini membantu penulis mengetahui sejak kapan sebenarnya pendidikan tinggi itu lahir di Sumatera Utara khususnya di Pematang Siantar dan bagaimana perkembangan pendidikan dari zaman sebelum kemerdekaan sampai pada dewasa ini.

Mury Yusuf dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan (1982)”, menyatakan pendidikan terdiri dari tiga bagian besar, antara lain adalah pendidikan informal di dalam keluarga, pendidikan formal diperoleh dari sekolah dan pendidikan non formal yang ada dalam masyarakat.5 Adanya pendidikan formal di sekolah membawa pengaruh besar dalam diri manusia, oleh karena sekolah sebagai suatu tempat untuk mendidik manusia menjadi manuasi yang cerdas, terampil, selain yang terdapat di dalam keluarga dan masyarakat.

Melalui pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan , keterampilan, nilai dan sikap tiap-tiap individu. Manusia terdidik adalah pemegang nilai – nilai dan norma – norma kehidupan, mereka mampu mengkaji keterbelakangan dan menggali ilmu pengetahuan. Buku ini dapat membantu penulis untuk melihat besarnya dampak pendidikan formal yang ada di lingkungan masyarakat Pematang Siantar khususnya dengan melihat perkembangan Universitas Simalungun.

Dalam bukunya “Landasan Kependidikan (1997)” menyatakan lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat. Masyarakat membutuhkan agar para siswa ataupun mahasiswa dibina di lembaga pendidikan sebaliknya

4 Masyukuri dan Sutrisno Kutoyo, Op.cit. hlm. 85. 5 Mury Yusuf, Op.cit.hlm.25.


(19)

lembaga pendidikan membutuhkan agar masyarakat membantu kelancaran proses belajar di lembaga pendidikan dengan memberikan berbagai macam fasilitas.6

Buku ini juga mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan harus tetap berakar pada masyarakat setempat, memperhatikan ide – ide masyarakat, melaksanakan aspirasi mereka, memanfaatkan fasilitas setempat untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup masyarakat setempat. Buku ini juga penulis gunakan untuk melihat perkembangan Universitas Simalungun di Pematang Siantar. Ketiga buku ini sangat berguna bagi penulis untuk melihat perkembangan dan juga dampak Universitas Simalungun terhadap masyarakat sekitar.

1.5 Metode Penelitian

Penulisan merupakan titik akhir dari suatu penelitian ilmiah. Penulisan sejarah akan diakui kebenarannya apabila fakta yang ada dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.7 Sejarah terjadi tidak lebih dari satu kali karena sejarah merupakan peristiwa itu sendiri, namun sejarah dapat berulang kali terjadi dalam bentuk tulisan maupaun cerita sejarah. Mengulang sejarah dalam bentuk tulisan memerlukan berbagai metode baik dalam penelitian maupun dalam penulisannya.

Adapun beberapa langkah yang lazim dilakukan dalam metode sejarah adalah sebagai berikut :

6 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, hal.153.

7 Koentjaraningrat,Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : PT. Gramedia, 1977,


(20)

1. Heuristik

Metode heuristik digunakan untuk pengumpulan sumber mengenai Perkembangan Universitas Simalungun dan Peranannya Terhadap Masyarakat di Pematang Siantar (1977 – 1990) yang akan penulis teliti. Pengumpulan sumber – sumber sejarah dilakukan penulis dengan metode wawancara dan studi pustaka . Metode wawancara yang akan digunakan oleh penulis yakni wawancara tidak berstruktur dan wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan suatu pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan yang bersifat terbuka, dimana pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga informan tidak merasa terbatas dalam memberikan jawaban. Sedangkan wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang tidak mempunyai suatu pedoman pertanyaan yang harus dipatuhi oleh peneliti. Adapun wawancara akan dilakukan pada beberapa informan terpilih yang mengetahui tentang Universitas Simalungun tersebut.

Untuk melengkapi sumber selanjutnya yaitu studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku – buku , majalah atau refrensi yang ada hubungannya dengan penelitian inii Kemudian studi lapangan, dilakukan dengan observasi untuk melihat langsung hal – hal yang berkaitan dengan maksud tujuan penelitian, di Universitas Simalungun.

2. Kritik Sumber

Setelah data –data terkumpul maka dilakukan kritik ekstren dan kritik intern. Kritik ekstern meliputi berbagai sumber yang penulis kumpulkan baik berupa dokumen atau pustaka dimana aspek fisiknya tersebut diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi dokumen itu


(21)

sehingga mendapat sumber yang autentik. Kemudian kritik intern,yaitu berupa pengujian atas keaslian isi data yang diperoleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data yang dipercaya.

3. Interpretasi

Yaitu suatu tahap peneliti untuk menafsirkan berbagai fakta – fakta yang telah di kritik dan merangkai berbagai fakta tersebut. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi fakta sementara sebelum peneliti menuangkan dalam penulisan. 4. Historiografi

Metode terakhir yang digunakan adalah historiografi atau penulisan sejarah yaitu fakta – fakta yang telah diiterpretasikan disusun secara kronologis dalam bentuk sebuah tulisan yang logis dan ilmiah.


(22)

BAB II

UNIVERSITAS SIMALUNGUN SEBELUM TAHUN 1977

2.1

Berdirinya Universitas Simalungun

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang, juga untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik serta lebih sejahtera.

Sebahagian besar masyarakat Indonesia sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kehidupan. Dimana-mana tampak anak muda berebut untuk mendapatkan pendidikan, walaupun ada sejumlah kasus orang tua menolak menyekolahkan anaknya dengan dalih untuk membantu mancari nafkah. Bagi masyarakat yang tidak lagi berada digaris kemiskinan, rata-rata berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Jika anak-anak mereka tidak dapat memasuki sekolah atau perguruan tinggi negeri, mereka berusaha menyekolhkan di sekolah ataupun perguruan tinggi swasta.

Berdasar kenyataan di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan akan pendidikan dewasa ini sangat meningkat. Kebutuhan akan pendidkan bukan saja meningkat di kota- kota besar tetapi juga sampai ke pelosok desa.

Pematang Siantar merupakan ibu kota Kabupaten Simalungun yang berada di Daerah Tingkat II Propinsi Sumatera Utara. Sebagai sebuah kabupaten, Pematang Siantar juga ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan. Meningkatnya kebutuhan


(23)

akan pendidikan, jika dilihat dari naiknya jumlah anak usia sekolah, menyebabkan perlu untuk menambah sarana pendidikan baik swasta maupun negeri dari tinggkat TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi merupakan wadah atau tempat dimana para mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengajaran maupun malalui praktek secara lebih mendalam.

Tujuan Perguruan Tinggi didirikan yakni sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pusat penelitian sesuai dengan kebutuhan pembangunan sekarang dan masa yang akan datang. Perguruan Tinggi mendidik manusia agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap masa depan bangsa dan negara dengan melaksanakan tridharma Perguruan Tinggi. Mengembangkan tata kehidupan kampus yang bermoral Pancasila dan kepribadian indonesia8.

Adapun Perguruan Tinggi yang terdapat di Pematang Siantar antara lain FKIP Nomensen, Sekolah Tinggi Theologia HKBP Nomensen, Ekstension IKIP Negeri Medan (tutup tahun 1971). Dalam skripsi ini penulis tidak akan membahas semua Perguruan Tinggi di Pematang Siantar. Penulis lebih memfokuskan kepada Universitas Simalungun sebagai universitas Swasta yang berdiri di tahun 1965 dan merupakan universitas termuda.

Universitas Simalungun yang terletak di Pematang Siantar merupakan Perguruan Tinggi yang pendiriannya diprakarsai oleh Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Simalungun yang saat itu dijabat oleh Radjamin Purba. Tingkat lanjut dari


(24)

usaha memprakarsai itu adalah dengan mengadakan musyawarah di gedung DPRD-GR Tingkat II Kabupaten Simalungun pada tanggal 18 September 1965. Peserta Musyawarah terdiri dari ketua Partai-Partai Politik, Pimpinan Perkebunan Negara dan Swasta, Pengusaha Nasional, Pemuka Masyakarat, Cerdik Cendekiawan dan Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri dan Swasta yang terdapat di Kabupaten Simalungun.

Musyawarah tersebut menghasilkan Piagam Pernyataan yang berisikan : 1. Dengan rasa penuh tanggung jawab terhadap bangsa dan negara serta

penyelesaian revolusi Indonesia, berketepatan hati serta seia sekata mendirikan satu universitas Simalungun disingkat dengan USI.

2. Untuk merealisasikan kebulatan tekad terhadap pendirian Universitas Simalungun itu, maka berdasarkan musyawarah telah dibentuk satu badan yayasan yang bernama Yayasan Universitas Simalungun.

Dalam piagam tersebut telah tersusun suatu badan yang bernama Yayasan Univertasi Simalungun dengan susunan pengurus9.

Ketua Umum I : Radjamin Poerba, SH Ketua Umum II : Tarip Purba

Ketua Harian : Sohor Simarmata Sekretaris : Patuan Naga Nasution Bendara : Rudolf Ezar Damanik

Peraturan yang mengatur masalah pendirian atau pembentukan sebuah universitas swasta adalah UU No.22 tahun 1961. Undang-Undang ini berisikan


(25)

hal mengenai proyek peningkatan perguruan tinggi swasta yang diusahakan oleh Dirjend Pendidikan Tinggi lebih dikenal dengan sebutan ”Pedoman Persyaratan Pendirian Badan Hukum Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Swasta”. Berarti sebelum dibentuknya sebuah universitas para pendirinya harus memiliki Badan Hukum Penyelenggara10

Pendirian Badan hukum Penyelenggara tersebut dimana pendiri harus memenuhi syarat yang merupakan persyaratan pendirian Badan Hukum Penyelenggara. Adapun ke-4 syarat tersebut adalah sebagai berikut11

1. Harus legal

2. Harus mempunyai organisasi dan administrasi, artinya organisasi dan administrasi berguna untuk memenuhi persyaratan dalam menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

3. Harus mempunyai finansial artinya modal yang meliputi pemilikan lahan untuk areal kampus, menyediakan bangunan, sarana dan prasarana, menyusun studi kelayakan pendidikan, rencana induk pengembangan dan statusnya serta membiayai kegiatan persiapan lainnya. Disamping itu juga memiliki jaminan bank.

4. Mempunyai personalia, sarana dan prasarana yaitu pemimpin, pengajar, tenaga teknis atau administrasi serta lahan gedung dan kampus.

Demikian uraian mengenai pedoman persyaratan pendirian badan hukum penyelenggaraa perguruan tinggi swasta. Apabila suatu yayasan telah dapat

10 Direktur Jenderal Perguruan Tinggi, Tentang Pedoman Persyaratan Pendirian Badan

Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta, 1989, hal.55


(26)

memenuhi persyaratan tersebut maka yayasan tersebut telah dapat mendirikan sebuah unit atau perguruan tinggi swasta.

Dimulai dari persyaratan legalitas, yayasan pendidikan memenuhi pesyaratan-persyaratan yang ditetapkan seperti pesyaratan-persyaratan hukum pendirian universitas, dalam hal ini pihak USI telah mempunyai badan hukum penyelenggara yang berbentuk Yayasan Universitas Simalungun. Perguruan Tinggi yang akan dibentuk berupa universitas dinamakan Universitas Simalungun. Bidang ilmu atau keahlian yang diselenggarakan yayasan USI pada tahun pertama adalah fakultas Ekonomi, dan fakultas Pertanian serta fakultas Hukum. Pihak yayasan juga telah memenuhi persyaratan umum seperti izin pendirian yang diberikan oleh Koordinator Perguruan Tinggi (Kopertis) dan persyaratan khusus khusus seperti mempunyai gedung dan sarananya serta personil kepengurusan.

Persyaratan kedua yaitu masalah organasasi dan administrasi yang akan membantu pihak yayasan dalam menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga seperti masalah landasan hukum yang mencakup landasan hukum idiil, konstitusional dan landasan hukumnya dengan landasan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah.

Persyaratan yang ketiga adalah yang menyangkut masalah finansial seperti modal awal, kesanggupan finansial dan jaminan bank. Modal awal yang dimaksud disini adalah memiliki lahan untuk mendirikan bangunan kampus, dalam dalam ini pihak yayasan telah memilikinya yaitu lahan di Jalan Merdeka Pematang Siantar. Pada perkembangan selanjutnya USI memiliki lahan di Jalan Sisingamangaraja Barat Pematang Siantar. Masalah penyediaan bangunan, sarana dan fasilitas juga telah


(27)

dimiliki oleh pihak yayasan seperti bangunan kampus dan sarananya. Masalah studi dan kelayakan pendidikan, rencana induk pengembangan dan statusnya telah dilakukan dan dijalankan pihak yayasan. Hal ini dapat kita lihat dalam usaha untuk menaikkan status perguruan tinggi yang dibina pihak yayasan tersebut.

Persyaratan yang keempat adalah masalah personalianya, sarana, dan prasarana. Personalia yang dimaksud disini meliputi nama pimpinan tertinggi, nama pengajar dan nama tenaga teknis atau administrasi. Sarana dan prasarana yang dimaksud disini meliputi lahan, gedung kampus, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar, sarana dan prasarana tersebut telah dimiliki oleh pihak yayasan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat bahwa pihak yayasan USI yang dalam hal ini bertindak sebagai badan hukum penyelenggara telah dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam UU No.22 tahun 1961.

Setelah badan hukum penyelenggara (yayasan) telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan maka pihak yayasan mengambil langkah berikutnya yaitu membuat surat permohonan ke kopertis untuk membentuk atau mendirikan sebuah perguruan tinggi. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.22/B-swt/U/67 tanggal 9 April 1965 didirikanlah Universitas Simalungun (USI).

Berdirinya Universitas Simalungun tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Daerah kabupaten Simalungun. Melalui Surat Keputusan No.17/DPRDGR/1966 tanggal 6 Juli 1966 USI diberi izin untuk memungut sumbangan dari masyarakat daerah Kabupaten Simalungun sebesar Rp 5- untuk setiap kepala keluarga. Dalam


(28)

pelaksanaannya dipercayakan kepada kepala kampung dan dikoordinasikan oleh asisten Wedana setempat. Disamping itu yayasan USI telah mendapat bantuan berupa subsidi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun dengan persetujuan DPRDGR melalui surat keputusannya No.2/DPRDGR/1967 sebesar Rp.150.000.

Adapun yang menjadi visi dari Universitas Simalungun adalah untuk menjadi Universitas yang Unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang bermoral pancasila, berwawasan dan berkemampuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Memiliki semangat kerakyatan dan kemandirian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pembangunan nasional, memajukan masyarakat serta budaya bangsa pada umumnya dan daerah pada khususnya.

Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang mendukung pembangunan nasional, pengabdian kepada masyarakat yang selaras dengan visi USI, membina kehidupan akademik yang sehat serta mengembangkan dan melestarikan penemuan ilmu pengetahuan, teknologi dan humaniora dengan mengoptimalkan pendayaangunaan sumber daya yang ada di Universitas dengan instansi/lembaga terkait menjadi misi Universitas Simalungun.

Tujuan Universitas Simalungun adalah membentuk manusia asusila yang cakap, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai keinsyafan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pad umumnya untuk terbentuknya pribadi yang mengusahakan


(29)

ilmu pengetahuan serta mampu dalam memangku jabatan negara atau pekerjaan masyarakat yang membutuhkan pendidikan, pengajaran berilmu pengetahuan.12

2.2

Letak dan Kondisi Kampus

Universitas Simalungun merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Kabupaten Simalungun. Perguruan Tinggi ini memiliki kampus yang terletak di Jalan Merdeka No.194 Pematang Siantar. Kampus ini meliputi Fakultas Ekonomi yang terdiri dari Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Jurusan Managemen, Fakultas Pertanian terdiri dari Jurusan Agronomi, Sosial Ekonomi dan Jurusan Kehutanan, Fakultas Hukum terdiri dari Jurusan Perdata dan Pidana dan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan terdiri dari Jurusan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah dan Jurusan Pendidikan Moral Pancasila.

Kampus tersebut dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang kelangsungan perkuliahan. Melihat jumlah mahasiswa dan sarana maupun prasarana penunjang perkuliahan maka kita akan mengetahui bahwa USI merupakan Universitas Swasta yang ada di kota Siantar yang keberadaannya telah diakui oleh pemerintah dan masyarakat.

Pada tahun 1966 USI hanya memiliki satu kampus saja yaitu di Jalan Merdeka. Akibat pertambahan anak sekolah tamatan SLTA di kota Siantar semakin meningkat yang membutuhkan pendidikan dan pengajaran yang wadahnya adalah Universitas, maka untuk menampung anak-anak tersebut pihak Yayasan USI


(30)

membangun gedung baru yang berada di jalan Sisingamangaraja Barat Pematang Siantar. Kampus ini memiliki luas 39 hektare yang terdiri atas gedung-gedung kuliah untuk semua fakultas yang ada. Terdapat juga gedung induk yang dipergunakan sebagai kantor biro dan yayasan, gedung perpustakaan, gedung laboratorium, aula, mess (penginapan bagi tenaga pengajar dari luar daerah), gudang dan cafetaria.

2.3 Perkembangan

Universitas

Simalungun

Adanya persetujuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.1/swt/I/1967 tanggal 10 Pebruari 1967 Yayasan USI telah resmi membuka 3 fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran, Ekonomi dan Pertanian. Pada saat diresmikan tepatnya tanggal 11 Maret 1967 USI hanya mempunyai satu fakultas saja yaitu Fakultas Ekonomi dengan 127 mahasiswa. Beberapa bulan kemudian tepatnya tanggal 1 Juni 1967 dibukalah Fakultas Pertanian dengan 64 mahasiswa dengan demikian USI telah berhasil membuka 2 buah fakultas dintara 3 fakultas yang telah mendapat ijin dari Direktur Jendral Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.

Pembukaan fakultas kedokteran ditunda karena pelaksanaannya masih terbentur dalam kesulitan pembiayaan laboratorium dan rumah sakit. Fakultas kedokteran ditunda pembukaannya bukan berarti perkembangan fakultas yang ada berhenti. Pengurus yayasan, dewan kurator, rektorium, mengadakan rapat untuk membentuk satu tim yang bertugas mengadakan penelitian tentang pembukaan fakultas baru. Tim tersebut terdiri dari Fils Sutan Hutagalung ( ketua), Mansen Purba (sekretaris), Oka Anom dan Edward Lumban Tobing masing – masing anggota.


(31)

Mereka berpendapat bahwa fakultas Sastra dan akademi Peternakan belum waktunya dibuka karena kekurangan tenaga pengajar.

Tim ini mengusulkan kepada peminpin universitas untuk membuka fakultas hukum dengan pertimbangan untuk memenuhi keinginan masyarakat terutama karyawan- karyawan ataupun pejabat yang ingin menambah pengetahuannya dibidang hukum. Pertimbangan lainnya ditinjau dari segi pembiayaannya, fakultas hukum membutuhkan biaya yang relatif kecil dan tenaga pengajar yang tersedia. Fakultas hukum mulai berdiri pada tanggal 26 Desember 1967. Dengan demikian dalam tahun perkuliahan 1968 USI sudah mempunyai 3 fakultas. Pembukaan fakultas- fakultas baru tersebut tidak terlepas dari jumlah atau keadaan mahasiswa yang menuntut ilmu disana.

Perkembangan jumlah mahasiswa USI sejak tahun ajarab 1967 sampai dengan tahun ajaran 1975 dapat dilihat dari tabel berikut.


(32)

Tabel I

Keadaan Mahasiswa Universitas Simalungun Tahun 1967- 1975 No Tahun Ajaran Fakultas

Ekonomi Pertanian Hukum FKIP

1 1967/ 1968 127 64 40 -

2 1968/ 1969 52 76 118 -

3 1969/ 1970 24 71 100 -

4 1970/ 1971 32 67 87 6

5 1971/ 1972 28 57 81 168

6 1972/ 1973 13 32 87 96

7 1973/ 1974 738 20 90 175

8 1974/ 1975 758 18 73 329

Sumber: Sekretariat Universitas Simalungun Tahun 1975

Jika dilihat dari data diatas, jumlah mahasiswa mengalami penurunan dan peningkatan sestiap tahunnya namun masih tergolong dalam perkembangan yang baik.

Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan di USI, 50% terdiri dari karywan yang berasal dari berbagai bidang usaha pemerintah maupun swasta. Diantaranya ada sebagai kepala dinas, direktur perkebunan negara maupun swasta, asisten wedana, asisten perkebunan, administrasi perkebunan, jaksa dan hakim. Hal ini menyebabkan mahasiswa yang memiliki jabatan tersebut sering sekali meninggalkan bangku perkuliahan karena panggilan tugas ataupun mutasi serta pertukaran pemimpin.


(33)

Sebagai sebuah Universitas baru pada awal berdirinya, USI mengalami kendala yang mempengaruhi proses belajar mengajar dikampus. Hal ini disebabkan oleh pengadaan dana. Lokasi belajar sudah ada namun dana untuk kelengkapan lainnya sulit terpenuhi. Pengurus yayasan terus berusaha untuk mencari dana dengan cara memungut sumbangan sebesar Rp 5,- untuk setiap kepala keluarga di Siantar dengan peretujuan DPRDGR Simalungun.”

Universitas Simalungun juga mendapat bantuan dari kopertis wilayah I Medan berupa alat-alat invetaris seperti mesin tik, lemari, mobil dan alat-alat lainnya. Bantuan lain yang sangat berharga ialah penempatan beberapa dosen melalui Kopertis wilayah I Medan. Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga kerja pengajar di USI. Dosen-dosen tersebut digaji oleh pemerintah walaupun tenaganya dimanfaatkan oleh Yayasan USI.’’ Pada tahun 1966-1975 USI telah memilki tenaga sebagai berikut :


(34)

Tabel II

Keadaan Dosen Universitas Simalungun Tahun Ajaran 1966- 1975 No Fakultas Dosen Jumlah

Yayasan Koperties Honor

1 Ekonomi 5 4 13 22

2 Hukum 12 3 17 32

3 Pertanian 10 7 15 32

4 FKIP 10 16 15 41

Jumlah 37 30 60 127

Sumber: Sekretariat USI tahun 1975

Jika dilihat dari data, jumlah dosen yang ditempatkan oleh Kopertis wilayah I Medan dari tahun ajaran 1966 hingga tahun ajaran 1970 sebanyak 30 oarang. Hal ini menggambarkan pemerintah peduli terhadap Universitas Simalungun khususnya dalam hal penyediaan tenaga pengajar untuk meningkatkan pendidikan di kampus Universitas Simalungun.

Kendala lain yang dihadapi Universitas Simalungun yakni mengenai penyediaan buku-buku untuk perpustakaan. Walaupun pihak Universitas Simalungun sudah berusaha melengkapi perpustakaan namun karena kondisi dana sangat terbatas maka perpustakaan belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa. Pihak Yayasan Universitas Simalungun bekerja sama dengan perpustakaan Rakyat Siantar berusaha menangani masalah ini. Perpustakaan rakyat dipindahkan ke Universitas Simalungun sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik.


(35)

Masalah kenaikan status di universitas swasta merupakan tanggung jawab semua pihak yang terkait dengan universitas yang bersangkutan seperti para pengurus yayasan, pegawai, staf pengajar serta para mahasiswanya yang belajar di universitas tersebut. Masalah kenaikan status ini mempunyai syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh universitas yang bersangkutan untuk menaikkan statusnya yang berhubungan dengan masalah kuantitas dan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh suatu universitas swasta. Masalah kuantitas menyangkut sumber daya manusia yang ada sedangkan kualitas adaalah derajat, ukuran baik buruk, dan tinggi rendahnya sesuatu, dalam hal ini mutu pendidikan.

Mutu pendidikan yang diharapkan adalah suatu keadaan dimana semua hal yang diajarkan mempunyai nilai tepat guna dalam kehidupan. Mutu ini menyangkut isi silabus, materi ilmu pengetahuan, tata nilai, hal- hal normatif, dan estetis, unsur yang efektif dan ekonomis, keterampilan sosial dan manajerial, keterampilan teknis, standarisasi atau pembakuan, tenaga guru dan pelatihan dengan kualitas tinggi dan lain- lain.

Untuk menaikkan status tersebut pihak yayasan bertanggung jawab mengelola sebaik- baiknya segala sesuatu yang menyangkut nama universitas tersebut. Sementara pihak pegawai dan staff pengajar bertaggung jawab untuk menjalankan proses belajar mengajar sebaik- baiknya. Pihak ketiga yaitu mahasiswa, dimana mereka dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya baik selama kuliah maupun setelah tamat dan terjun ke masyrakat. Dengan demikian masyarakat luas atau pemerintah mengetahui mutu yang dimiliki universitas tersebut.


(36)

Universitas Simalungun sejak berdiri tahun 1965 telah banyak meluluskan sarjana serta D-3 ( non gelar). Para lulusan tersebut telah menunjukan kualitas yang di anggap baik. Ini membawa dampak semakin meningkatnya kualitas Universitas Simalungun karena mahasiswanya telah tampil ditengah- tengah masyarakat sebagai pemimpin. Hal ini tidak terlepas dari adanya dukungan pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah Kabupaten Simalungun serta masyarakat Pematang Siantar.

Pada tahun akademik 1967- 1968 setelah dua tahun menjalankan aktivitas kampusnya status Universitas Simalungun berubah menjadi status terdaftar sesuai dengan SK Menteri Pendidikan RI No. 0387/ 0/ 1969 tanggal 22 mei 1969. Pada tahun akademik 1967- 1968 itu juga dibuka Fakultas Ekonomi yang memulai perkuliahannya pada tanggal 11 maret 1967. Fakultas ini merupakan fakultas tertua di Universitas Simalungun yang terdiri dari Jurusan Studi Pembangunan dan Jurusan Manajemen. Pada tahun itu juga dibuka Fakultas Pertanian yang terdiri dari 3 Jurusan yakni Jurusan Agronomi, Sosial Ekonomi, dan Kehutanan.

Fakultas Hukum dibuka pada tahun 1968 yang terdiri dari 2 Jurusan yakni Jurusan Perdata dan Pidana. Kemudian pada tahun 1970 dibuka fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan yang terdiri dari 4 Jurusan yaitu Jurusan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah, dan Pendidikan Moral Pancasila. Keempat fakultas tersebut mendapat status terdaftar sesuai dengan SK Menteri Pendidikan No. 175/ PT/ 1969 pada tanggal 20 mei 1969.

Selanjutnya kenaikan status diperoleh Fakultas Ekonomi, Hukum, dan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan menjadi status diakui sesuai dengan SK Menteri


(37)

Pendidikan No. 443/ 0/ 1975. sedangkan fakultas Pertanian jurusan Kehutanan masih memiliki status ijin operasional.

Pada tahun yang sama 2 Fakultas memperoleh status disamakan yaitu Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Manajemen serta Fakultas Hukum Jurusan Perdata dan Pidana. Melihat perkembangan kenaikan status Universitas Simalungun tersebut maka dapat dikatakan setiap tahunnya Universitas Simalungun menunjukan mutu yang baik dari universitas tersebut.

Universitas Simalungun menggunakan peraturan akademik yang bersifat umum ditingkat universitas dan berbagai peraturan yang bersifat khusus di fakultas jurusan dan program studi. Kesemua peraturan yang berlaku mempunyai hirarki administrasi. Perturan universitas berlaku disemua fakultas dan juga berlaku disemua jurusan ataupun program studi. Dengan adanya hirarki administrasi tersebut maka peraturan tingkat jurusan tidak boleh bertentangan dengan perturan ditingkat fakultas.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, Universitas Simalungun menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS). Ini sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0124/U/1979 dan juga SK No.0211/U/1982, serta petunjuk pelaksana Dirjen Pendidikan Tinggi 1983. Dari penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan Universitas Simalungun timbul beberapa pengertian yang juga berlaku umum di universita-universitas lainnya yaitu pengertian Sistem Kredit Semester dan Satuan Kredit Semester.

Kredit adalah satuan hitung untuk menghitung beban studi mahasiswa, dosen dan program. Sistem Kredit adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang berdasarkan pada satuan hitung kredit. Sementara arti semester adalah satuan waktu


(38)

terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan satu jenjang lengkap dari awal sampai akhir dan dibagi-bagi dalam penyelenggaraan semester.

Dengan demikian kita dapat menarik defenisi dari SKS adalah Sistem penyelenggaraan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar atau dosen dan beban penyelenggaraan program pendidikan dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester. Satuan Kredit Semester adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terjadwal yang diiringi oleh 2-4 jam perminggu oleh tugas lain yang terstruktur maupun yang mandiri selama satu semester ataupun tabungan pengalaman belajar lainnya yang setara.

Semester

Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jejang pendidikan. Satu semester setara dengan 16-19 minggu kerja.

Satuan Kredit Semester

Satuan Kredit Semester adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program studi, serta usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya bagi tenaga pengajar.

Tujuan

Tujuan umum penerapan sistem kredit diperguruan tinggi di Indonesia adalah agar perguruan tinggi tersebut dapat memenuhi tuntutan pembangunan, karena di dalamnya dimungkinkan penyajian program pendidikan yang bervariasi dan fleksibel,


(39)

sehingga memberi kemungkinan luas kepada mahasiswa untuk memilih program menuju suatu macam jenjang profesi tertentu yang dituntut oleh pembangunan.

Secara khusus tujuan penerapan sistem kredit adalah sebagai berikut:

 Untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-singkatnya.

 Untuk memberi kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat mengambil mata kuliah-mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.

 Untuk mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini.

 Untuk memberi kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.

 Untuk memungkinkan perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi yang satu ke perguruan tinggi yang lain, atau dari satu bagian kebagian yang lain dalam suatu perguruan tinggi tertentu.

Ciri-Ciri

Ciri-ciri dasar sistem kredit adalah sebagai berikut”

 Dalam Sistem Kredit tiap-tiap mata kuliah yang diberi harga yang dinamakan nilai kredit.


(40)

 Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam program perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, maupun tugas-tugas lainnya. Penyelenggaraan pendidikan dengan memakai Sistem Kredit Semester mengandung arti bahwa pendidikan dan kegiatan akademik lainnya dalam setiap semester diselenggarakan dalam beberapa kegiatan yaitu kuliah yang meliputi tiga kegiatan setiap minggu yaitu :

1. Kegiatan tatap muka terjadwal antara dosen dan mahasiswa selama 50 menit 2. Kegiatan akademik terstruktur yaitu kegiatan tidak terjadwal yang diberikan

oleh dosen untuk dilakuakan mahasiswa dalam bentuk tugas atau menyelesaikan soal-soal selama 60 menit.

3. Kegiatan Mandiri yaitu kegiatan akademik tidak terjadwal dilakukan mahasiswa secara mandiri untuk mendalami dan mempersiapkan diri selama 60 menit anatara lain membaca buku referensi.

Disamping itu praktikum merupakan kegaitan akademik yang dilakukan mahasiswa dilaboratorium terjadwal selama 3-4 jam perminggu selama satu semester. Praktek lapangan merupakan kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa di lapangan, dalam gedung yang terjadwal selama 4-5 jam perminggu selama satu semester. Perancangan merupakan kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa untuk latihan membuat suatu rancangan/ kreasi berdasarkan teori yang diperoleh dan dibawah bimbingan dosen selama 4-5 jam perminggu selama satu semester. Sedangkan kuliah kerja nyata (KKN) terdiri atas satu SKS pembekalan dan dua SKS kegiatan lapangan yang dilaksanakan selama delapan minggu dilokasi KKN.


(41)

Besar kredit untuk tiap mata kuliah ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya jumlah tatap muka tiap minggu keluasan dan pendalaman ilmu dan jenis perkuliahan (misalnya praktikum, tugas lapangan, pembahasan skripsi, dan sebagainya). Adapun besar kredit untuk kuliah dalam bentuk ceramah di kelas, satu kredit terdiri dari 50 menit tatap muka, tetapi untuk praktikum besarnya satu kredit terdiri dari 100 menit tatap muka dan untuk tugas lapangan besar kredit mencapai 200 menit tatap muka.


(42)

BAB III

PERKEMBANGAN UNIVERSITAS SIMALUNGUN DI

PEMATANG SIANTAR

3.1 Perpindahan Universitas Simalungun

Keberadaan perkembangan kota Pematang Siantar dalam rentan tahun 1985 telah mengalami perkembangan yang pesat yang ditandai dengan pembangunan disegala bidang. Hal ini mangakibatkan pemusatan pembangunan yang terpusat di sekitar jalan utama kota yakni jalan Merdeka. Dengan perkembangan ini merupakan kebijakan pemerintah guna pemaksimalan daya kinerja pemerintah dalam pelayanan masyarakat.

Seiring dengan perkembangan pembangunan kota Pematang Siantar, yang merupakan daerah pemerintahan kotamadya yang dimana Universitas Simalungun berada dalam ruang lingkup daerah pembangunan ternyata membawa dampak yang cukup negatif pada suasana belajar mengajar di kampus Universitas simalungun. Hal ini dikarenakan faktor keramaian yang terjadi sebagai akibat pembangunan kota. Untuk mananggulangi faktor negatif tersebut, maka pihak yayasan Universitas melakukan kebijakan agar suasan belajar mengajar antara mahasiswa dengan dosen, menjaga kekondusifan suasan kampus maka dicarilah elternatif yakni dengan melakukan pemindahan berkala terhadap fakultas-fakultas.

Perpindahan ini dimulai dengan melihat lokasi yang tepat, maka disepakati bahwa wilayah yang tepat yaitu di jalan Sisimangaraja Barat atau yang lebih dikenal dengan nama jalan Bali yang berada di kec. Siantar Martoba. Perpindahan yang


(43)

pertama dilakukan terhadap Fakultas Hukum yang menempati gedung sebelah kiri dari pintu gerbang I, Fakultas Teknik yang menempati gedung paling belakang wialyah perkampusan, Fakultas Pertanian yang menempati gedung sebelah kanan dari pintu gerbang I, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang menempati gendung ditengah-tengah antara Fakultas Hukum dengan Fakultas Pertanian, Kantor Biro Rektor berada di pintu gerbang II, dan gedung-gedung perkantoran yang lainnya. Sedangkan untuk Fakultas Ekonomi masih berada di kampus yang lama yakni di jalan Merdeka.

Fakultas ini merupakan fakultas yang masih dipertahankan keberadaan di jalan Merdeka hal ini disebabkan belum tersedianya gedung baru yang dapat ditempati dan digunakan oleh fakultas guna kegiatan perkuliahan hingga pada tahun 2000 Fakultas Ekonomi akhir dipindahkan ke kampus baru yang berada di jalan Sisingamangaraja Barat dengan menempati gedung diantara gedung Perpustakaan dengan gedung Fakultas Pertanian. Dengan ikutnya Fakultas Ekonomi ini maka secara keseluruhan kegiatan perkuliahan Universitas Simalungun telah berpindah keseluruhannya.

3.2 Fakultas-Fakultas yang ada di Universitas Simalungun

Bangsa Indonesia yang sedang membangun memerlukan dana dan tenaga agar pembangunan menjadi suatu proses yang berkesinambungan dan bergerak lancar. Disamping pembangunan memerlukan tenaga yang ahli dan profesional, di dalam berbagai bidang dengan jumlah dan kwalitas yang memadai. Untuk itu Indonesia mengikutsertakan semua bagian lembaga perguruan tinggi. Universitas Simalungun


(44)

merupakan salah satu lembaga yang dapat mengolah, menghasilkan berbagi konsep, tenaga ahli yang profesional yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan..

Pendidikan sebagai salah satu ikhtiar pengembangan sumber daya manusia bertujuan menyiapkan tenaga-tenaga terdidik dan terlatih yang dibutuhkan dalam pembangunan. Tenaga yang terdidik dan terlatih tersebut harus dapat menggunakan ilmu yang telah diperolehnya selama mengikuti pendidikan sebagai proses dari penerapan ilmu yang didapat dari perguruan tinggi.

Tujuan utama terbentuknya Universitas Simalungun adalah melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu:

1. Menghasilkan sarjana yang mampu melakukan penelitian

2. Mengahasilkan sarjana yang mampu melakukan pengembangan ilmu

3. Pengabdian masyarakat yang merupakan perwujudan dari ilmu yang telah mereka dapatkan selama pendidikan

Adapun tujuan khusus terbentuknya USI dapat dirumuskan seacar singkat sebagai berikut:

1. Menghasilkan sarjana yang berpengetahuan tinggi 2. Menghasilkan sarjana yang berketerampilan kerja

3. Menghasikan sarjana yang mengabdikan ilmu demi kepentingan masyarakat luas. Ini juga merupakan bentuk pengabdian dan misi hadirnya Universits Simalungun

Universitas Simalungun harus mampu menghasilkan tenaga peneliti yang berpengetahuan tinggi, dan dapat mengembangkan konsep-konsep pembangunan. Selain iru dituntut untuk mengabdikan ilmunya ditengah-tengah masyarakat.


(45)

Untuk mewujudkan program tersebut pihak universitas mendirikan fakultas-fakultas diantaranya :

1. Fakultas Ekonomi

Fakultas Ekonomi diharapkan mampu menghasilkan konsepsi-konsepsi ilmiah tentang pemebangunan bangsa. Kondisi ini lah yang menjadikan ilmu ekonomi berkembang pesat.

Tujuan dari pendidikan tersebut adalah untuk menghasilkan sarjana ekonomi yang mampu berpikiran kritis, terampil, bermoral Pancasila dan berbudi luhur dan dapat menggali, mengamati dan melakukan pendekatan serta penalaran permasalahan melalui ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi diperlukan untuk menduduki jabatan-jabatan organisasi dalam kemasyarakatan serta memiliki dasar pengetahuan yang umum lainnya untuk memperluas cara pandang terhadap suatu kondisi.

2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam bidang kajian ilmunya tidak hanya mengkaji bahasa dan budaya tapi juga memiliki peranan penting dalam pengembangan bahasa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memiliki 4 jurusan yaitu Jurusan Pendidikan Moral Pancasila, Sejarah, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Suatu kenyataan bahwa ilmu dan teknologi sebagian besar masih ditulis dalam bahasa Inggris. Sehubungan dengan hal itu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan berusaha mendidik mahasiswanya agar dapat menguasai bahasa Inggris secara lisan dan tulisan. Disamping itu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan juga mempersiapkan mahasiswanya menjadi


(46)

tenaga pengajar yang terdidik, hal inilah yang menjadi tujuan dibentuknya keempat jurusan tersebut.

3. Fakultas Pertanian

Indonesia dikenal sebagai negara agragris yang sebagian penduduknya tinggal di pedesaan dan bermata pencaharian sebagai petani. Dengan demikian Universitas Simalungun merasa perlu untuk mendirikan Fakultas Pertanian guna mengembangkan cara bertani tradisional yang telah ada sebelumnya. Lembaga ini juga berniat agar lulusannya jadi cendikiawan dan warga negara yang baik, bertanggung jawab dan berkemauan untuk memperhatikan serta memikirkan nasib saudaranya di pedesaan. Adapun yang menjadi tujuan dari pendidikan di Fakultas ini adalah untuk menghasilkan para sarjana yang berilmu tinggi dan berkemauan keras untuk mengimplikasikan ilmunya untuk memecahkan masalah dibidang pertanian, menjadi peneliti dibidang pertanian dan berdiri sendiri mengembangkan pengetahuan pertaniannya.

4. Fakultas Hukum

Indonesia adalah negara hukum yang menghendaki terwujudnya kepastian hukum ditengah-tengah masyarakat. Pembangunan hukum memerlukan setiap warga negara yang sadar akan hukum, kewajiban, serta haknya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku merupakan realisasi azas kesadaran dan pengamalan Pancasila.

Fakultas Hukum mempunyai tujuan pendidikan untuk menghsilkan sarjan hukum yang memiliki sifat dan kemampuan berpikir secara kritis dan bersedia


(47)

mengabdikan ilmu pengetahuannya untuk semua lapisan masyarakat. Fakultas ini memiliki program pendidikan Strata-1.

5. Fakultas Teknik

Fakultas teknik Universitas Simalungun berdiri sejak tahun 1983 bersamaan dengan beridrinya program Studi yang ada baru satu yatiu Teknik Sipil dengan Surat Keputusan Kepmendikbud Nomor 0404/ O/ 1983. kemudian dengan Surat Kopertis Wilayah I Nomor 009/ SK.PPS/ Kop.I/ 1987 diperoleh ijin program Studi Teknik Mesin. Dengan keputusan- keputusan tersebut maka hingga tahun 1990 Universitas Simalungun mengasuh 5 Fakultas.

Fakultas Teknik Universitas Simalungun akan dikembangkan menjadi fakultas unggulan dalam pendidikan tinggi Teknik, yang mampu menghasilkan lulusan yang bermoral,profesional, inovatif, dan mandiri, guna mendukung pembangunan bangsa.

Fakultas Teknik Universitas Simalungun sebagai berikut:

- menyelenggarakan pendidikan jenjang akademik dan jenjang profesional, yang mendukung pembangunan bangsa, dengan mengedepankan pembinaan suasana akademik yang sehat, serta memanfaatkan teknologi dan informasi yang mutakhir.

- Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada pengembangan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK )untuk menjawab permasalahan yang bertaraf lokal, regional, dan internasional.


(48)

- Menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat dengan berorientasi pada pemberdayaan segenap lapisan masyarakat.

Demikian gambaran program dan tujuan pendirian fakultas-fakultas yang ada di Universitas Simalungun. Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi merupakan wujud dan pengaplikasian ilmu yang didapat selama pendidikan dan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wujud dari pengabdian terhadap masyarakat.

Bentuk pengabdian yang diberikan ditengah-tengah masyarakat berupa berbagai kegiatan baik dalam bentuk caramah maupun praktek di lapangan. Adapun bentuk kegiatan tersebut disesuaikan dengan program tiap-tiap fakultas yang ada.

3.3 Usaha-Usaha

Pengembangan

Pendidikan

Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti tertera dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan tujuan yang luhur dari bangsa Indonesia dan untuk mewujudkannya maka diperlukan lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga ini diharapkan mampu menampung para generasi penerus bangsa untuk dapat mewujudkan tujuan nasional Indonesia.

Usaha-usaha kearah tersebut telah dilakukan pemerintah dengan mendirikan sarana pendidikan tingkat dasar, pendidikan tingkat menengah, pendidikan tingkkat atas, dan pendidikan tinggi (universitas). Banyaknya anak usia sekolah dan kurangnya daya tampung yang dapat disediakan oleh pemerintah mengakibatkan banyaknya anak usia sekolah yang sekolahnya terputus atau tidak dapat melanjutkan


(49)

pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi lagi. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut maka pemerintah mengharapakan kesediaan pihak swasta untuk mendirikan lembaga pendidikan yang biaya pendidikannya terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Harapan pemerintah ini segera diwujudkan oleh pihak swasta, terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan oleh swasta yang salah satunya adalah Universitas Simalungun yang didirikan oleh yayasan Universitas Simalungun. Keberadaan Universitas Simalungun ditengah-tengah masyarakat Pematang Siantar diharapkan dapat mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang dipertegas dalam GBHN. Adapun tujuan tersebut adalah untuk menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas dimana bangsa indonesia saat ini sedang melakukan pembangunan disegala bidang. Mengingat pembangunan membutuhkan tenaga-tenag terdidik dan terampil, pihak swasta mengambil peran dalam usaha pembangunan tersebut.

Masyarakat yang adil dan makmur merupakan tujuan akhir dari pembangunan nasional Indonesi. Untuk mencapai tujuan pembangunan, aspek pendidikan tidak dapat dikesampingan oleh karena itu pendidikan yang diberikan haruslah terarah agar apa yang dicita-citakan dapat terwujud dengan baik. Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan Amerika Latin (Brazil) bahwa pendidikan adalah proses penyadaran menuju pembebasan13. Artinya pendidikan adalah untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri manusia agar orang lain dapat merasakan kehadirannya ditengah-tengah masyarakat.


(50)

Pendidikan merupakan alat penyaring untuk menghasikan orang-orang yang tepat sebagai motor penggerak pembangunan. Pendidikan juga harus dapat mendidik tenaga-tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dimana seseorang lulusan lembaga pendidikan harus mampu mandiri dan tidak tergantung pada pekerjaan yang diberikan oleh orang lain. Oleh karena itu mahasiswa diarahkan menurut bakat dan kemampuan mereka agar tidak canggung setelah terjun ketengah-tengah masyarakat. Dengan alasan inilah maka Universitas Simalungun sebagai yayasan pendidikan yang masih tergolong muda terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikannya.

Untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dibutuhkan mutu pendidikan yang baik. Mutu pendidikan dikatakan baik jika didalamnya terdapat keteraturan program pendidikan. Pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di Universitas Simalungun dilakukan melalui Triprogram yaitu peningkatan dibidang kurikulum, fasilitas dan pelayanan.

3.4 Pelaksanaan

Triprogram

Setiap yayasan tentu mempunyai program yang menjadi dasar dan tujuan dalam melaksanakan aktifitasnya. Program tersebut sama halnya dengan Tridharma Perguruan Tinggi, hanya saja sifatnya umum untuk semua perguruan tinggi sedangkan Triprogram merupakan salah satu langkah kebijaksanaan dari pihak yayasan yang sifatnya khusus.

Dasar dan tujuan dari Universitas Simalungun telah tertuang dalam bentuk lambang yang bersimboyan Habonaron Do Bona yang diangkat dari falsafah atau


(51)

pandangan hidup masyarakat Batak Simalungun. Ditinjau dari segi etimologinya

Habonaron do Bona terdiri dari dua kata yakni Habonaron dan Bona. Habonaron

artinya Kebenaran, maka yang terkandung dalam kata Bonar disini, jauh lebih mendalam pengertiannya dari penggunaan kata ini dalam pembicaraan sehari-hari. Jika dalam pembicaraan sehari-hari kata Bonar berarti ”Benar” atau ”sesuai” maka disini kata Bonar artinya ”Menjadi panutan hidup bagi masyrakat”.

Kata yang kedua adalah Bona artinya ”Pangkal, Pokok, Asal Mula, Landasan”. Jadi Habonaron do Bona berarti ”kebenaran yang menjadi pangkal atau landasan hidup, atau cermin hidup di dalam kehidupan sehari-hari”. Habonaron do Bona mempunyai nilai keagamaan, sebab setiap agama selalu menganjurkan kepada pengikutnya agar tetap melakukan hal yang baik.

Adapun lambang Universitas Simalungun terdiri dari wadah bersudut lima, obor, burung hantu, buku dan seperangkat alat tulis dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Wadah Bersudut Lima yang duhubungkan dengan garis lengkung berarti pendidikan berdasarkan Pancasila.

2. Obor, melambangkan ilmu pengetahuan sebagai sumber terang bagi kebudayaan dan perkembangannya.

3. Burung Hantu dan Buku, melambangkan ketekunan yang dibutuhkan untuk ilmu pengetahuan.

4. Seperangkat Alat Tulis, melambangkan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh meninggalkan kepribadian bangsa.


(52)

5. Rumah Balai Adat yang disebelah kanan berasal dari lambang Kabupaten Simalungun dan yang disebelah kiri berasal dari lambang kota Pematang Siantar melambangkan pusat kebudayaan yang memegang teguh kepribadian Indonesia. Kedua rumah adat itu juga melambangkan perpaduan kedua pemerintahan yang memberikan dukungan kepada Universitas Simalungun dan sebaliknya pengabdian Universitas Simalungun kepada kedua pemerintah daerah tersebut.

6. Bambu Tiga Ruas, melambangkan tiga syarat yang harus dimiliki pemuda dewasa yakni kepandaian membaca dan menulis, bersopan santun dalam berbicara dan kepandaian dalam salah satu ilmu.

7. Arti warna yang tertera pada lambang tersebut adalah warna kuning emas berarti keagungan, warna merah berarti kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, warna putih berarti kebenaran dan suci, warna hitam berarti teguh dan tegas, sedangkan warna hijau berarti adil dan makmur.

Lambang Universitas Simalungun memberikan gambaran bahwa keberadaannya diperlukan ditengah-tengah masyarakat terlebih-lebih dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. Untuk menanggapi hal tersebut maka dirasa perlu untuk meningkatkan mutu pendidikan yang kesemuanya dituangkan dalam Triprogram yang dilaksannakan oihak yayasan yaitu peningkatan mutu pendidikan, fasilitas dan pelayanan.

Sejak awal berdirinya Universitas Simalungun melakukan penigkatan mutu pendidikan diberbagai bidang usaha tersebut antara lain:


(53)

1. Bidang kurikulum, peningkatan dibidang kurikulum yang dilaksanakan pihak yayasan diselaraskan dengan kurikulum yang ditentukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen Pendidikan Tinggi yang meliputi :

- Praktikum, merupakan kegiatan pendukung untuk memperlancar pelaksanaan perkuliahan seperti praktikum pertanian, bahasa dan sastra. Semua kegiatan praktikum ini dapat terlaksana karena Universitas Simalungun dilengkapi dengan beberapa laboratorium. Laboratorium tersebut antara lain laboratorium Botani Anotomy, laboratorium zoology, laboratorium kristollografi, dan laboratorium bahasa.Khusus untuk fakultas Pertanian disediakan lahan seluas 2,5 Ha sebagai wadah untuk kebun percobaan di Siantar.

- Kursus-kursus, kegiatan ini diberikan kepada mahasiswa sebagai kegiatan ektrakurikuler, dimana berguna untuk menambah keterampilan dibidangnya masing-masing. Adapun kursus yang diselenggarakan Universitas Simalungun adalah kursus akuntansi dan kursus komputer. Kesemua kursus ini diberikan secara gratis kepada mahasiswa yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.

- Perpustakaan, untuk memenuhi minat para maahsiswa dalam membaca disediakan perpustakaan. Perpustakaan ini dilengkapi buku-buku ilmiah dari semua cabang ilmu menurut fakultasnya dan majalah-majalah dari dalam dan luar negeri, serta diasuh oleh tenaga ahli. Kerjasama Universitas Simalungun dengan perpustakaan rakyat


(54)

setempat juga dilakukan dimana perpustakaan rakyat dipindahkan kesalah satu ruangan perpustakaan Universitas Simalungun, sehinga mahasiswa dapat memanfaatka buku-buku yang ada.

- Peningkatan mutu staff pengajar atau dosen, usaha ini dilakukan dengan mengirim para dosen untuk belajar dan memperdalam ilmunya di dalam maupun ke luar negeri. Selain bantuan untuk melanjutkan studinya, para dosen juga diberikan rangsangan untuk menambah semangat kerja dan juga jaminan hari tua. Hal ini bertujuan untuk menjaga mutu pendidik dan kelangsungan pendidikan, karena dosen merupakan pelaksana dari kegiatan perkuliahan, maka para dosen harus betul-betul bersikap Ing Ngarso Sung Tulodo yakni berdiri di depan sebagai teladan, Ing Madya Mangun Karso yaitu berada ditengah-tengah untuk membangkitkan karsa atau citra dan Tut Wuri Handayani yakni berada dibelakang untuk menjadikan dorongan. Cerminan sikap para pengajar yang demikian itulah yang diharapkan mampu melahirkan para intelektual yang dapat menjadi tombak pembangunan.

2. Peningkatan Fasilitas, usaha peningkatan fasilitas yang mendukung pelaksanaan pendidikan tetap ditingkatkan setiap tahunnya. Peningkatan fasilitas ini bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas Universitas Simalungun sebagai lembaga pendidikan yang dikelola oleh pihak swasta. Usaha peningkatan ini mencakup pembelian alat-alat untuk laboratorium, mendirikan fasilitas olahraga, membangun gedung baru untuk meningkatkan


(55)

kegiatan perkuliahan, pengadaan kebun percobaan sebagai sarana praktek bagi para mahasiswa yang kuliah di fakultas Pertanian. Pengadaan sarana di perpustakaan untuk menambah perbendaharaan buku-buku yang sangat berguna dalam mendukung perkuliahaan mahasiswa. Kursus-kursus yang merupakan kegiatan tambahan untuk menambah keterampilan mahasiswa seperti kursus akuntansi dan komputer. Koperasi mahasiswa yang mempunyai tujuan untuk menyediakan barang-barang kebutuhan mahasiswa seperti buku-buku serta surat dan sebagainya.

Penyediaan fasilitas untuk mendukung perkuliahaan di Universitas Simalungun juga dapa diguankan sebagai sarana publikasi universitas tersebut ditengah-tengah masyarakat karena masyarakat akan semakin mengenal Universitas Simalungun dari berbagai kegiatannya yang didukung oleh fasilitas yang ada. Pengadaan fasilitas tersebut selain untuk mendukung kegiatan perkuliahaan juga menjadi sarana publikasi bagi pengembangan Universitas Simalungun sehingga universitas ini semakin dikenal oleh masyarakat luas.

3. Peningkatan pelayanan, Universitas Simalungun dalam usaha meningkatkan pelayanannya ditengah-tengah masyarakat sebagai salah satu misinya yang disalurkan dalam beberapa bentuk yaitu :

- Pemberian beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi akan tetapi segi ekonominya kurang mampu. Beasiswa ini diberikan oleh yayasan Universitas Simalungun selain itu diberikan pula oleh lembaga-lembaga lain seperti Yayasan Supersemar, Perbankan yang merupakan sponsor Universitas Simalungun. Selain itu juga


(56)

disediakan bantuan yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang Indeks Prestasinya tidak memenuhi syarat tetapi keadaan ekonominya sangat lemah.

- Mengadakan suatu lembaga penelitian yang disebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyrakat (LPPM). Lembaga ini bertujuan untuk meneliti masalah-masalah masyarakat pedeaan dan kemudian menerapkan hasil penelitian tersebut kepada kegiatan pembangunan.

- Penerbitan Surat Kabar Pembangunan yang diterbitkan pihak universitas bertujuan untuk memberikan informasi seputar daerah Simalungun dan perkembangan kampus serta penerbitan warta almamater Universitas Simalungun yang bertujuan untuk memberi informasi mengenai hasil-hasil penelitian dosen maupun mahasiswa serta pengembangan kampus.

Pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh Universitas Simalungun baik itu kepada mahasiswanya maupun masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan yayasan tersebut. Demikianlah pelaksanaan Triprogram yang dilakukan oleh Yayasan Universitas Simalungun dimana kesemua program tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai misi hadirnya yayasan ini ditengah-tengah masyarakat.


(57)

3.5 Kesejahteraan

Dosen

dan

Karyawan

Untuk melaksanakan tugas sehari-hari seorang dosen atau staff pengajar memegang peranan penting serta memiliki tanggung jawab yang besar. Selain mengajar seorang dosen juga harus dapat mendidik agar mahasiswanya bukan saja pandai dalam bidang ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki budi pekerti yang luhur dan mempunyai kepribadian. Kesemuanya itu tidak terlepas dari tugas dan tanggung jawab seorang dosen selaku pengajar.

Semakin bertambahnya jumlah mahasiswa maka dosen yang mengajar di Universitas Simalungun juga disesuaikan dengan jumlah dan mutunya. Untuk kelancaran administrasi dan proses belajar mengajar, para dosen mempunyai hubungan dengan dekan masing-masing fakultas dan selanjutnya dekan bertanggung jawab kepada rektor selaku pimpinan universitas. Disamping itu hubungan antara mahasiswa dan dosen juga harus dapat berjalan dengan baik, dengan pengertian bahwa para dosen dapat mengerti para mahasiswanya dan sebaliknya mahasiswa juga harus dapat mengerti pada dosen yang mengajar.

Banyak dosen senior yang mengajar dan bila diperhatikan jelas memiliki perbedaan sikap dengan mahasiswa sekarang. Untuk itulah para dosen senior tersebut dituntut harus mampu mengikuti atau menjiwai karakter mahasiswanya, jangan sampai sang dosen dijuluki sebagai dosen yang kolot dan picik pandangannya. Masalah hubungan antara dosen dan mahasiswa ini kiranya merupakan hal yang sangat penting karena dalam hal belajar dan mengajar yang terpenting adalah saling mengisi kekurangan masing-masing.


(58)

Tugas seorang dosen yang demikian berat tentu saja menyita sebagian waktunya sehingga pihak universitas merasa perlu untuk memberikan semangat bagi peningkatan mutu kerja para staff pengajar. Untuk itulah kepada para dosen diberikan bantuan kesehatan, pakaian seragam, gaji yang memadai dan sarana lainnya yang dapat mempelancar tugs-tugas seorang dosen atau staff pengajar di Universitas Simalungun. Universitas Siamlungun juga memberikan bantuan kepada setiap dosen yang melanjutkan studi Strata-2 atau strata-3 sebagai wujud dari kepedulian Universitas Simalungun terhadap mutu tenaga pengajar.

Perhatian yang sama juga diberikan kepada karyawan atau pengawai lainnya yang bekerja sebagai tenaga administrasi maupun pengawai-pengawai yang bertugas di Universitas Simalungun sebab kehadiran mereka juga berperan dalam kelangsungan program pendidikan yang dijalankan Universitas Simalungun.


(59)

BAB IV

DAMPAK UNIVERSITAS SIMALUNGUN TERHADAP

MASYARAKAT PEMATANG SIANTAR

Perkembangan pendidikan di Pematang Siantar membawa pengaruh yang besar terhadap masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peranan lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Kota Siantar. Salah satu lembaga tersebut adalah Universitas Simalungun. Kehadiran Universitas Simalungun ditengah-tengah masyarakat Pematang Siantar membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan. Sebagai sebuah universitas, Universitas Simalungun menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi dimana semua kegiatan yang ada memiliki relevansi bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara.

Tridharma Perguruan Tinggi adalah tugas pokok perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan perturan yang berlaku. Semua perguruan tinggi di Indonesia memiliki Tridharma Perguruan Tinggi yang sama. Universitas Simalungun berperan aktif memajukan bangsa dengan melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

4.1 Pengabdian

Terhadap

Masyakarat

Tugas perguruan tinggi yang esensial adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yakni menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Mengenai Dharma pendidikan sudah cukup jelas, bahwa dengan


(60)

mempersiapkan para mahasiswa menjadi seorang sarjana dan pemimpin dimasa yang akan datang merupakan perwujudan dari dharma tersebut. Demikian pula tentang dharma penelitian yang jelas digambarkan dalam kegiatan-kegiatan laboratoris, riset dan survei.

Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, menyatakan bahwa pengabdian pada masyarakat di perguruan tinggi merupakan suatu kegiatan pengalaman ilmu pengetahuan dan teknologi oleh perguruan tinggi secara melembaga dalam membantu pembangunan, baik secara langsung maupun tidak langsung demi tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan batasan tersebut di atas, berarti setiap kegiatan perguruan tinggi yang bernilai ilmiah dan bermanfaat bagi pembangunan, merupakan pengabdian pada masyarakat. Maka jelaslah bahwa banyak sekali bentuk kegiatan yang merupakan penjabaran dari dharma pengabdian pada masyarakat. Dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ada dua pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat dengan segala mekanisme perkembangannya sebagai objek pengabdian. Kedua, perguruan tinggi dengan karakteristik dengan kerjanya yang khas, terutama dalam keduduknya sebagai lembaga pendidikan.

Pelaksanaan dharma pengabdian pada masyarakat di universitas umumnya dalam bentuk Kuliah Kerja dan Nyata (KKN). Universitas Simalungun juga melaksanakan KKN sebagai perwujudan pengabdian pada masyarakat di Pematang Siantar. Tujuan pokok KKN dilihat dari sudut pendidikan adalah untuk mendidik mahasiswa secara langsung menghadapi masalah pedesaan yang bersifat realitas dan


(61)

secara langsung merasakan masalah pembangunan desa keseluruhan. Mahasiswa dapat belajar dari pengalaman agar mereka melatih diri untuk memecahkan setiap masalah secara interdisipliner dan mampu menjadi seorang problem solver yang baik dalam masyarakat. Dengan demikian mahasiswa berusaha untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi desa diamana mereka ditempatkan.

Manfaat KKN bagi masyarakat dan pemerintah daerah yakni memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, ilmu, teknologi dan seni dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Terbentuknya kader-kader baru penerus pembangunan dalam masyarakat dan memanfaatkan tenaga bantuan mahasiswa untuk melaksanakan program dan pembangunan yang berada dibawah tanggung jawab pemerintah daerah.

Manfaat KKN bagi Universitas Simalungun yakni, pihak universitas memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintergrasian mahasiswanya dengan proses pembangunan ditengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahaan dan pengembangan ilmu yang diasuh di Universitas Simalungun dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata dari pembangunan. Disamping itu, Universitas Simalungun juga memperoleh kasus berharga yang dapat digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahaan dan menemukan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian. Manfaat lain yaitu meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan instansi dan departemen lain dengan utusan kerjasama dari mahasiswa yang melaksakan KKN.

Kuliah kerja nyata ( KKN ) yang dilaksanakan Universitas Simalungun dalam waktu dua bulan ternyata belum menunjukkan hasil yang baik maka LPPM USI mencanangkan bahwa KKN USI merupakan KKN yang berkesinambungan, artinya


(62)

desa yang dulu ditempati atau dibina akan ditempati lagi oleh mahasiswa KKN. Dengan kata lain desa tersebut dijadikan menjadi desa binaan/ dampingan USI. Dengan demikian diharapkan desa tersebut dapat berkembang menjadi desa yang maju tetapi tidak semua dijadikan desa binaan atau dampingan sekaligus. Artinya tidak semua desa yang pernah ditempati dapat dibina secara berkesinambungan mengingat kemampuan yang terbatas.

Pada tahun akademik 1971/ 1972 LPPM USI memilih 6 desa dibeberapa kecamatan. Adapun keenam desa tersebut adalah Desa Parik Sabungan, desa Dolok Saribu dikecamatan Dolok Pardamean kelurahan Pematang Raya, desa Raya Bayu di kecamatan Raya dan kelurahan Tiga Runggu serta desa Tapian Nauli di kecamatan Siantar Marihat. Pelaksanaan KKN yang akan penulis uraikan khusunya di desa Tapian Nauli di kecamatan Siantar Marihat.

Kuliah kerja nyata ( KKN ) didesa Tapian Nauli banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Selama menjalankan tugas KKN mahasiswa turut aktif membangun masyarakat dalam segala bidang kehidupan, bekerja sama dengan kepala desa atau Gamot, tokoh- tokoh masyarakat dan agama setempat. Dalam setiap pertemuan yang diadakan, diberikan penyuluhan atau bimbingan tentang Keluarga Berencana ( KB), pertanian, penerangan hukum, kebersihan lingkungan, kesadaran beragama, dan lain- lain. Mahasiswa yang mengajak masyarakat desa untuk ergotong royong seperti memperbaiki saluran air, jalan, penghijauan, dan membersihkan pekarangan rumah penduduk dan rumah ibadah serta menggalakkan olah raga didesa.

Pendekatan yang dilakukan mahasiswa terhadap masyarrakat melalui dialog menimbulkan keterbukaan masyarakat tentang permasalahan yang dihadapinya.


(63)

Kemudian permasalah tersebut diajukan oleh mahasiswa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun sebagai bahan pertimbangan untuk memajukan pembangunan didesa tersebut. Karena kehidupan diperkotaan sebagian besar ditunjang oleh pedesaan dan begitu juga sebaliknya. Dengan demikian pembangun yang dilakukan sekarang jangan hanya dipusatkan pada perkotaan saja tetapi harus disebarkan dipedesaan untuk mencapai pemerataan pembangunnan.

Lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat. Lembaga pendidikan ini hidup bersama masyarakat. Masyarakat membutuhkan agar mahasiswa dapat dibina dilembaga pendidikan sebaliknya lembaga pendidikan membutuhkan agar masyarakat membantu pelancaran proses belajar mengajar dilembaga pendidikan dengan berbagai macam fasilitas. Lembaga pendidikan harus tetap berakar pada masyarakat setempat, memperhatikan ide- ide mereka dan dapat mendengarkan inspirasi mereka serta memanfaatkan fasiilitas tempat untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup masyarakat.

Kehadiran Universitas Simalungun sebagai pendidikan tinggi di kota Pematang Siantar disambut positif oleh masyarakat. Masyarakat semakin menyadari bahwa tanpa pendidikan kemajuan tidak tercapai dan semakin sulit memperoleh status sosial yang baik ditengah- tengah masyarakat.

Pemekiran inilah yang mendorong orang tua mengirimkan anaknya ke Perguran Tinggi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Namun kesempatan menikmati pendidikan di Perguruan Tinggi sangat terbatas. Maka kehadiran Universitas Simalungun merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat Siantar dalam menikmati pendidikan tinggi di kota tersebut.


(64)

Kehadiran mahasiswa dari berbagai luar daerah kota Siantar seperti Porsea, Siborong- borong, Parapat, dan daerah lainnya membawa dampak positif bagi masyarakat Siantar, khusunya yang tinggal disekitar kampus. Hal ini disebabkan terbukanya peluang baru bagi mereka untuk mencari nafkah.

Masyarakat dikampus Universitas Simalungun memang memanfaatkan rumahnya sebagai pemondokan (Rumah kost) bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Siantar. Selain itu mereka juga membuka usaha seperti Cathering (Rantangan), Foto copy, Rental Komputer dan usaha lainnya. Hal ini secara tidak langsung berdampak positif terhadap pendapatan daerah berupa peningkatan pajak dan retribusi.

Dipihak lain muncul tanggapan yang menyatakan Universitas Simalungun kurang melakukan kerja sama dengan lembaga- lembaga lain yang ada di kota Siantar. Ini tampak pada sebagian besar lulusan Universitas Simalungun yang masih mengalami kesukaran dalam mencari pekerjaan. Kebanyakan dari mereka diterima bekerja di instansi swasta atau pekerbunan dan lembaga penelitian khususnya bidang pertanian.

4.2 Terhadap Pendidikan di Pematang Siantar

Pendidikan merupakan hal mutlak untuk mencerdaaskan kahidupan bangsa. Keluarga merupakan tempat pertama manusia mendapatkan pendidikan, akan tetapi pendidikan diperoleh dilingkungan keluarga saja tidak cukup. Seseorang yang ingin maju harus belajar baik itu pendidikan formal maupun informal. Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan dengan sadar untuk pembinaan kepribadian


(1)

yang memegang teguh kepribadian Indonesia. Kedua rumah adat itu juga melambangkan perpaduan kedua pemerintah yang memberikan dukungan Universitas Simalungun dan sebaliknya pengabdian Universitas Simalungun kepada kedua pemerintah daerah tersebut.

f. Bambu tiga ruas melambangkan tiga syarat yang harus dimiliki pemuda dewasa dahulu kala :

1. Kepandaian membaca dan menulis

2. Kepandaian bersopan santun dalam berbicara 3. Kepandaian dalam salah satu ilmu

g. Arti warna yang tertera pada lambang tersebut : 1. Warna kuning emas berarti keagungan

2. Warna merah berarti kecintaan terhadap ilmu pengetahuan 3. Warna putih berarti kebenaran dan suci

4. Warna hitam berarti teguh dan tegas 5. Warna hijau berarti adil dan makmur

2. Bendera Universitas Simalungun terdiri dari bendera Universitas dan bendera fakultas dilingkungan Universitas Simalungun dengan rincian sebagai berikut :

a. Bendera Universitas Simalungun berwarna dasar kuning emas b. Bendera Fakultas Ekonomi berwarna dasar biru


(2)

e. Bendera Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan berwarna dasar putih

3. Hymned an Mars Universitas Simalungun adalah :

a. Hymne Universitas Simalungun : Universitas Simalungun Dambaan Insan Cerdas

b. Mars Universitas Simalungun : Universitas Simalungun Wahana Cerdaskan Bangsa

Ditetapkan di : Pematang Siantar Pada Tanggal : 4 Juni 1970

Yayasan Universitas Simalungun Universitas Simalungun

Badan Penyelenggara Rektor,

Ketua,


(3)

LAMPIRAN


(4)

LAMPIRAN


(5)

LAMPIRAN


(6)

LAMPIRAN