Pembahasan .1 Pengetahuan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengetahuan
Dari 17 pertanyaan yang telah dirancang, maka dilakukan uji validitas untuk mengukur apakah alat ukur yang digunakan memiliki keterkaitan yang
tinggi. Dari hasil uji validitas, hanya didapati 2 pertanyaan yang tidak valid yakni pertanyaan 14 dan 15 karena memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan
yang lain. Pertanyaan yang tidak valid dikeluarkan dari kuesioner. Ini menjadikan hanya ada 15 soalan yang akan digunakan dalam penelitian. Hasilnya, skoring
maksimal yang dapat diperoleh ialah 30 untuk setiap responden. Seterusnya, dilakukan uji reliabilitas untuk menentukan samada alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Dari data, didapatkan nilai alpha 0,963 r tabel 0,449, berarti seluruh butir pertanyaan adalah reliabel.
Dari hasil penelitian ini, rata-rata tingkat pengetahuan pasien Hepatitis B tergolong sedang yaitu 21,73. Sementara, hanya 5 13,51 pasien yang
dikategorikan mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. Dalam suatu penelitian yang dijalankan pada masyarakat di Khairpur, Pakistan, tingkat
pengetahuan terhadap penyakit ini masih belum menyakinkan Afsar HA, 2006. Beberapa penelitian yang dijalankan di sekitar dunia juga menunjukkan tingkat
pengetahuan terhadap penyakit hepatitis B yang masih rendah Cheung J, 2005. Didapatinya, tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada penelitian sebelumnya
mungkin dikarenakan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik sudah sering berkomunikasi dan mendapat penjelasan dari perawat, dokter
atau sumber lain. Dalam penelitian ini saya mendapati terdapat beberapa kesalahpahaman
dikalangan pasien hepatitis B. Pertama, walaupun terdapat 70,3 pasien yang mengetahui bahwa penyakit hepatitis B ini adalah suatu penyakit yang serius,
hanya 48,6 pasien yang mengetahui bahawa hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati sekiranya tidak dirawat dengan segera Suharjo J.B., 2006. Ini
menunjukkan ramai yang masih belum sadar akan pentingnya diagnosis dan
Universitas Sumatera Utara
rawatan segera penyakit hepatitis B. Dalam suatu penelitian yang dijalankan di Mesir tentang tingkat pengetahuan terhadap diagnosis dan manajemen hepatitis B,
hasil yang didapati tingkat pengetahuan pasien hepatitis B masih kurang Pekesen Y,2004.
Kedua, walaupun lebih dari 50 pasien hepatitis B yang mengetahui cara penularan virus hepatitis B melalui hubungan seksual, memakai jarum suntik
bergantian dan penularan dari ibu ke janin, terdapat 56,8 pasien yang percaya bahawa penyakit hepatitis B dapat ditularkan melalui makanan. Hasil penelitian
ini bertentangan dengan hasil penelitian Taylor VM dan Thompson MJ, di mana hanya 23,5 dan 41 dari responden mereka yang berpendapat virus hepatitis B
dapat ditularkan melalui makanan. Ini menunjukkan perlunya lagi peningkatan dalam program edukasi penyakit hepatitis B kepada masyarakat.
Walaubagaimanapun, terdapat limitasi dalam penelitian ini. Pertama, hasil penelitian ini tidak dapat disamakan terhadap penderita hepatitis B di lokasi
geografi yang lain, dimana budaya dan tingkat edukasinya dapat berbeda. Kedua, pasien yang menjadi responden penelitian ini sudah menjadi responden untuk
penelitian yang lain. Ini menyebabkan jawaban yang diperoleh mungkin sudah pernah dijawab atau tidak dijawab sepenuh perhatian semasa menjawab. Walau
bagaimanapun, hasil penelitian ini telah membuktikan masih diperlukan program edukasi terhadap pasien hepatitis B tersebut dan ini telah membantu saya
mencapai dua objektif. Pertama, penelitian ini dapat memberikan saya penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien hepatitis B terhadap penyakit hepatitis B.
Kedua, penelitian ini telah memberikan persiapan untuk penelitian lain untuk menilai tingkat pengetahuan terhadap penyakit hepatitis B dalam masyarakat
umum, yang kemungkinan lebih rendah daripada penelitian ini. Selain limitasi di atas, saya percaya penelitian ini dapat membantu tenaga kerja Departemen
Kesehatan untuk meningkatkan lagi program edukasi mengenai penyakit hepatitis B.
Universitas Sumatera Utara