BAB 3 PERAWATAN
Tujuan perawatan sleep apnea adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas serta memperbaiki kualitas hidup. Perawatan yang ada saat ini bertujuan untuk
memperlebar jalan udara faring, mengurangi kecenderungan kolaps dan menjaga jalan udara tetap terbuka.
7
Perawatan tersebut dapat berupa perawatan non bedah dan perawatan bedah. Perawatan non bedah mencakup perubahan gaya hidup, continuous
positive airway pressure dan pemakaian oral appliance, sedangkan perawatan bedah mencakup trakeostomi, bedah nasal, uvulopalatopharingoplasty, laser assisted
uvulopalatoplasty dan bedah ortognatik.
1
3.1 Perawatan Non Bedah
Perawatan penderita sleep apnea harus dipertimbangkan dari berbagai segi termasuk menganalisa faktor individual yang berperan dalam penyakit tersebut. Gaya
hidup penderita seperti obesitas merupakan faktor kontribusi terhadap penyakit sleep apnea. Pemakaian beberapa obat-obatan dan juga alkohol dapat memperparah sleep
apnea. Selain perubahan gaya hidup, perawatan non bedah lainnya adalah pemakaian oral appliance dan continuous positive airway pressure.
3,4,18,19
3.1.1 Perubahan Gaya hidup
Obesitas, terutama adanya lemak pada leher merupakan faktor resiko utama terjadinya obstruktif sleep apnea. Diperkirakan bahwa 10 persen kenaikan berat
Universitas Sumatera Utara
badan dapat memperparah index henti nafas hingga 30 persen namun penurunan 10 persen berat badan dapat menurunkan index henti nafas hingga 20 persen. Oleh
karena itu, gaya hidup sehat dan diet yang mendorong penurunan berat badan sangat diperlukan. Namun sangat disesalkan bahwa kebanyakan penderita obstruktif sleep
apnea mudah lelah dan tidak memiliki banyak energi untuk berolahraga.
4,18
Pemakaian alkohol, sedatif, narkotik, anastesi dan antihistamin sedasi, serta semua obat yang memberi efek depresi pada sistem saraf pusat harus dihindari.
Penderita juga harus dimotivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok. Penderita harus memperoleh tidur yang cukup dan teratur karena kekurangan tidur dapat
memperparah apnea.
1,6,18
Pada beberapa kasus, sleep apnea menjadi lebih parah pada posisi telentang. Mencegah posisi telentang dapat mengurangi keparahan apnea.
1,6,18,19
Beberapa obat-obatan telah digunakan untuk perawatan obstruktif sleep apnea dengan berbagai hasil. Carbonic anhydrase inhibitor acetazolamide menstimulasi
respirasi dengan memproduksi asidosis metabolik. Obat ini mengurangi apnea dan menurunkan keparahan desaturasi oksigen pada penderita sentral sleep apnea. Namun
pada beberapa kasus, acetazolamide yang diberikan pada penderita obstruktif sleep apnea menyebabkan durasi obstruktif sleep apnea yang lama. Oleh karena itu,
acetazolamide mungkin tidak diindikasikan untuk penanganan obstruktif sleep apnea.
4
Trisiklik antidepresan protriptyline merupakan obat yang paling efektif dan terbukti yang terbaik untuk merawat obstruktif sleep apnea. Smith dkk melaporkan
adanya pengurangan frekuensi apnea dan desaturasi oksigen selama fase tidur non-
Universitas Sumatera Utara
REM. Protriptyline juga memberikan efek menguntungkan berupa stimulasi tonus otot saluran nafas bagian atas, serta menurunkan presentase waktu yang dihabiskan
pada fase tidur REM, sehingga mengurangi apnea REM yang lebih parah.
4
3.1.2 Continuous Positive Airway Pressure