menyiapkan berkas-berkas kendaraan bermotornya yang kemudian diserahkan kepihak fiskus untuk diperiksa dan kemudian ditetapkan pajak kendaraan bermotornya.
2. Memberikan jasa pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor secara cepat.
Untuk mendukung kegiatan pelayanan secara cepat dan akurat, haruslah didukung dengan sarana komputerisasi secara on line sehingga pelayanan terhadap wajib pajak dapat
dilakukan dalam tempo satu hari. Dan juga petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan wajib pajak yang langsung dari pada kuasa wajib pajak. Untuk itu disiapkan loket-loket bagi wajib
pajak dan kuasa wajib pajak.
3. Perlakuan adil terhadap wajib pajak kendaraan bermotor
Aspek keadilan sangat dibutuhkan oleh wajib pajak, oleh karena itu Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap SAMSAT Medan Selatan dalam hal ini memberikan
pelayanan yang sama kepada setiap wajib pajak yang akan mendaftarkan maupun yang melakukan pembayaran kendaraan bemotornya. Dalam melakukan pelayanannya fiskus
melakukannya tanpa membedakan atau mendahulukan wajib pajak tertentu. Aspek keadilan yang dilakukan kepada wajib pajak, tidak hanya perlakuan dalam
pelayanan akan tetapi secara keseluruhan yang terkait dengan wajib pajak, seperti sosialisasi terhadap wajib pajak, bahkan sanksi terhadap yang tidak melakukan pembayaran pajak,
walaupun ada pertimbangan tertentu yang bisa dilakukan namun tidak mengurangi nilai dasar keadilan. Misalnya, pertimbangan aspek ekonomi. Yang kerap menjadi masalah wajib pajak
yang tidak melakukan pembayaran. Namun kebijakan ini harus dengan pertimbangan yang jelas, dengan bukti kondisi ekonomi wajib pajak.
Dengan keadilan yang dirasakan oleh wajib pajak maka pajak akan sangat antusias dalam melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor. Adanya wajib pajak yang
mau melaksanakan kewajibannya dengan baik adalah merupakan suatu perwujudan dari pengabdian rakyat masyarakat wajib pajak terhadap daerah dan berperan serta dalam
pembangunan.
E.Jumlah Realisasi Pajak Kendaraan bermotor PKB Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBN KB Selama 5 Tahun Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara
Tabel : 4.1 Target dan Realisasi PKB Pada UPT Samsat Medan Selatan
NO TAHUN
ANGGARAN TARGET Rp
REALISASI Rp
1 2010
832.971.300.000 803.454.644.649
96.46 2
2011 140.138.740.000
150.261.865.830 107.22
3 2012
184.876.505.296 197.723.518.959
106.95 4
2013 218.159.950.918
193.107.488.839 88.52
5 2014
213.077.536.424 204.422.976.209
95.94 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara 2015
Tabel : 4.2 Target dan Realisasi BBN KB Pada UPT Samsat Medan Selatan
NO TAHUN
ANGGARAN TARGET Rp
REALISASI Rp
1 2010
818.987.925.000 963.487.535.931
106.94 2
2011 3.216.754.200
2.629.249.630 81.74
3 2012
3.066.320.000 3.819.306.003
124.56 4
2013 4.216.320.000
3.224.531.171 76.48
5 2014
3.436.060.416 2.163.768.547
62.97
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara 2015
Dilihat dari tabel di atas jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBN KB yang telah ditetapkan oleh fiskus selama 5 tahun
terakhir yaitu :
Pada Tahun 2010 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 832.971.300.000, namun dengan kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar Rp.803.454.644.649 dan bila
dipersentasikan sekitar 96,46. Sedangkan anggaran BBN KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 818.987.925.000, namun dengan kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah
ditentukan sebesar Rp.963.487.535.931 dan bila dipersentasikan sekitar 106,94. Maka pada tahun 2010 jumlah penerimaan PKB terjadi penurunan dan BBN KB terjadi peningkatan.
Pada Tahun 2011 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 140.138.740.000 namun dengan kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar Rp.150.261.865.830 dan bila
dipersentasikan sekitar 107,22. Sedangkan anggaran BBN KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 3.216.754.200, namun dengan kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah
ditentukan sebesar Rp.2.629.249.630 dan bila dipersentasikan sekitar 81,74. Maka pada tahun 2011 jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu dan BBN KB terjadi
penurunan dari tahun lalu.
Pada Tahun 2012 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 184.876.505.296 namun dengan kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah ditentukan sebesar Rp.197.723.518.959 dan bila
dipersentasikan sekitar 106,95. Sedangkan anggaran BBN KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 3.066.320.000, namun dengan kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah
ditentukan sebesar Rp.3.819.306.003 dan bila dipersentasikan sekitar 124,56. Maka pada tahun 2012 jumlah penerimaan PKB dan BBN KB sangat baik.
Pada Tahun 2013 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 218.159.950.918 namun dengan kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar Rp.193.107.488.836 dan bila
dipersentasikan sekitar 88,52. Sedangkan anggaran BBN KB yang telah ditetapkan sebesar Rp.4.216.320.000, namun dengan kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah
ditentukan sebesar Rp.3.224.531.171 dan bila dipersentasikan sekitar 76,48. Maka pada tahun 2013 jumlah penerimaan PKB dan BBN KB terjadi penurunan dari tahun lalu.
Pada Tahun 2014
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 213.077.536.424 namun dengan kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar Rp.204.422.976.209 dan bila
dipersentasikan sekitar 95,94. Sedangkan anggaran BBN KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 3.436.060.416, namun dengan kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah
ditentukan sebesar Rp.2.163.768.547 dan bila dipersentasikan sekitar 62,97. Maka pada tahun 2014 jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu dan BBN KB terjadi
penurunan dari tahun lalu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan