Proses Pemberian Kredit Proses Pemberian Kredit dan Jaminan Pemberian Kredit

membiayai sebuah perkebunan sawit. 16. Kredit Pemilikan Rumah KPR Tapak Sejahtera Melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pengembang. 17. Pinjaman Karyawan Pinjaman karyawan adalah sejenis kredit yang khusus diberikan kepada para karyawan, baik instasi pemerintah maupun perusahaan, organisasi dan lainnya, dengan syarat hanya memberikan surat keterangan bekerja kepada pihak bank Bank Sumut, 2012.

B. Proses Pemberian Kredit dan Jaminan Pemberian Kredit

Sebelum nasabah mendapatkan pinjaman, ada beberapa proses yang dilakukan oleh pihak bank dalam pemberian kredit dan jaminan pemberian kredit kepada nasabah, dengan tujuan apakah nasabah layak atau tidak diberikan pinjaman Muhammad 2000 : 61.

1. Proses Pemberian Kredit

Secara umum prosedur pemberian kredit dapat melalui tujuh tahap yakni dimulai dari pengajuan permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, perjanjian kredit, pencairan kredit dan pelunasan kredit Irmayanto 2002 : 76. Tujuh prosedur pemberian kredit:  Permohonan Kredit Permohonan diajukan calon nasabah kepada bank dengan menyampaikan dokumen yang berisi surat permohonan resmi, akte pendirian perusahaan, penjelasan rencana bisnis, laporan studi kelayakan bisnis, laporan studi kelayakan proyek, laporan keuangan perusahaan dan informasi lainnya seperti NPWP, keterangan domisili perusahaan, surat – surat ijin yang telah diperoleh, rekening perusahaan pada beberapa bank. Dalam permohonan tersebut, biasanya calon nasabah diminta mengisi formulir bank yang bersangkutan Irmayanto, 2002 : 76.  Analisis Kredit Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank Muhammad, 2000 : 61. Untuk memperoleh keyakinan atas jaminan, perlu dilakukan penelitian yang mendalam atas berbagai faktor yang relavan, terutama 5C yaitu: a. Character Watak Penilaian terhadap character perlu dilakukan untuk mengetahui itikad baik dan kejujuran nasabah calon debitur untuk membayar kembali kredit yang diterimanya. Penilaian watak calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kemauannya untuk membayar kembali kredit yang diterimanya Muhammad, 2000 : 61. Sebagaimana alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon debitur dapat ditempuh melalui upaya: 1 Meliputi riwayat hidup calon debitur 2 Meneliti reputasi calon debitur dilingkungan usahanya 3 Meminta bank to bank information 4 Mencari informasi kepada asosiasi – asosiasi usaha dimana calon debitur berada 5 Apakah calon debitur suka judi atau hobby foya – foya Kamsir, 2008 : 109 b. Capital Modal Penilaian terhadap capital perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah modal yang dimiliki calon debitur cukup memadai untuk menjalankan usahanya. Makin besar jumlah modal yang ditanam oleh calon debitur ke dalam usaha yang akan dibiayai dengan kredit, makin menunjukkan keseriusan calon debitur menjalankan usahanya. Besarnya jumlah modal yang ditanam terutama berupa benda bergerak akan memberi daya tahan usaha dalam menghadapi siklus atau fluktuasi ekonomi Muhammad, 2000 : 62. Dalam kebanyakan kasus, rasio modal sangat menentukan kemampuan dan kemauan debitur untuk mengembalikan kredit. Bentuk modal sendiri tidak selalu harus berupa uang tunai namun juga dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan dan mesin – mesin Muhammad, 2000 :62. c. Capacity Kemampuan Penilaian terhadap capacity perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur untuk membayar kembali kredit serta bunganya. Penilaian kemampuan membayar tersebut dilihat dari kegiatan usaha dan kemampuan mengelola usaha yang akan dibiayai melalui kredit Muhammad, 2000 : 61. d. Collateral Jaminan Penilaian terhadap collateral perlu dilakukan untuk mengetahui nilai barang jaminan yang diserahkan calon debitur untuk menutupi risiko kegagalan pengembalian kredit yang akan diperolehnya. Barang jaminan berfungsi sebagai pengaman terhadap kemungkinan ketidakmampuan calon debitur melunasi kredit yang diterimanya Muhammad, 2000 : 62. e. Condition Keadaan Penilaian terhadap condition perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi pada saat disuatu daerah yang mungkin akan mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur. Kondisi ekonomi ini mencakup juga peraturan atau kebijaksanaan pemerintah yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan usaha calon debitur. Keyakinan atas hal ini dapat diperoleh melalui penelitian terhadap: 1 Keadaan konjungtur 2 Peraturan – peraturan pemerintah 3 Situasi, politik dan perekonomian dunia 4 Keadaan lain mempengaruhi pemasaran Muhammad, 2000 : 62. Dari prinsip 5C diatas, yang paling perlu mendapat perhatian adalah Character, dan apabila prinsip ini tidak dipenuhi maka prinsip lainnya tidak berarti, dengan perkataan lain permohonan kreditnya harus ditolak. Selain itu pengajuan kredit secara tertulis diperlukan untuk menjamin keabsahan dan kepastian hukum, sebagai dasar proses pengambilan keputusan, dasar historis kredit sebagai dokumentasi. Disamping itu apabila kredit bermasalah, pihak bank dapat memenuhi prosedur penyelesaian hubungan antara debitur dengan bank berdasarkan dokumentasi aplikasi kredit Muhammad, 2000 : 62. Apabila kredit menjelaskan hak dan kewajiban calon debitur dan bank. Calon debitur bank menerima fasilitas yang disetujui oleh bank., dan kewajiban memenuhi ketentuan serta mengembalikan kredit serta bunganya. Kewajiban merespon permohonan serta memberikan fasilitas yang dimohonkan oleh calon debitur Kasmir, 2008 : 96. Untuk memenuhi hal tersebut, serta memudahkan identifikasi atas permohonan kredit yang diterima, maka aplikasi kredit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1 Tertulis dan ditandatangani diatas materai oleh calon debitur. 2 Identifikasi calon debitur. 3 Secara jelas menerangkan tujuan penggunaan kredit, jumlah, jangka waktu, dan cara pengembalian kredit serta sumber dana pengembalian kredit. 4 Untuk aplikasi kredit tertentu karena jumlah nominal ataupun ukuran Djohan, 2000 : 178. Sektor usaha calon debitur, harus dilengkapi dengan lampiran: a. Bukti penerimaan penghasilan tetap yang dilegalisasi. b. Laporan keuangan. c. Proyeksi laporan keuangan, cash flow. d. Rekomendasi suplier. e. Bukti perintah pengerjaan suatu proyek. f. Rekening pada bank lain Djohan, 2000 : 183. Pemberian perstujuan pada kredit harus bersumber dari penelaahan yang cermat atas LPPK yang diajukan. Analisi dengan mempertimbangkan kebijakan perkreditan yang sehat 5c’s principle. Selain itu setiap pemberian persetujuan kredit harus dengan mempertimbangkan pencapaian target kualitatif dan kuantitatif sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan RKAT dan Business Plan Djohan, 2000 : 102.  Persetujuan Kredit Hasil analisis yang dibuat account officer diperiksa atasannya Kepala Bagian Kredit, kemudian disampaikan ke Direksi Bank. Sistem dan prosedur yang dimiliki bank tentang laporan analisis kredit dapat berupa: 1. Laporan analisis kredit. 2. Laporan analisis laporan permohonan kredit. 3. Laporan rekomendasi kredit. 4. Appraisal study. 5. Laporan studi kelayakan proyek Irmayanto, 2000 : 82.  Perjanjian Kredit Perjanjian kredit disiapkan notaris publik yang ditunjuk bank atau yang dipilih calon nasabah. Bank mengirim ahli hukumnya untuk mendamping account officer dalam membahas ketentuan yang akan dimut dalam perjanjian kredit. Isi perjanjian kredit secara umum berisi pihak pemberi kredit, tujuan pemberian kredit, besarnya biaya proyek kredit, besarnya kredit yang diberikan bank, tingkat bunga kredit, biaya – biaya lain, jangka waktu pengembalian, jadwal pembayaran, jaminan kredit, syarat yang harus dipenuhi sebelum dicairkan, kewajiban nasabah selama kredit belum dilunasi, serta hak – hak yang dimiliki bank selama kredit belum lunas Irmayanto, 2002 : 83. Agar perjanjian terhindar dari cacat hukum, harus memenuhi aspek – aspek pokok perjanjian kredit yang memuat: a. Nama serta alamat bank dan debitur. b. Jumlah, penggunaan, suku bunga dan jangka waktu kredit. c. Persyaratan penarikan kredit. d. Jaminan kredit. e. Cara pelunasan kredit. f. Jaminan dari debitur bahwa semua data yang diserahkan kepada pihak bank adalah benar dan tidak direkayasa Djohan, 2000 : 56.  Pencairan kredit Persyaratan untuk pencairan kredit, biasanya meliputi perjanjian kredit yang sudah ditandatangani, penarikan kredit sudah sesuai dengan kebutuhan proyek, penarikan kredit sudah sesuai dengan jadwal pembangunan, permohonan pencairan kredit didukung dokumen yang diperlukan, besarnya kredit sesuai dengan perjanjian kredit yang disepakati. Pencairan kredit dapat dilakukan langsung tunai pada nasabah ke rekening nasabah, atau ada pula yang dialamatkan ke rekening perusahaan – perusahaan rekanan nasabah Irmayanto, 2002 : 83.  Pengawasan kredit Kunci utama keberhasilan penyaluran kredit adalah pengawasan monitoring kredit. Peristiwa kredit macet terjadi, akibat kelemahan dan kelalaian bank dalam melakukan pengawasan. Kegiatan pengawasan kredit dapat dilakukan dalam bentuk : penggunaan administratif kredit yang memadai komputer, kewajiban nasabah menyampaikan laporan secara berkala, menyangkut produksi, penjualan, utang dan piutang, laporan neraca dan rugilaba, laporan tenaga kerja, kewajiban wira kredit, mengunjungi proyek yang dibiayai, konsultasi manajemen yang terprogram antar nasabah dan bank, sistem kegiatan pada administrator bank yang menangani nasabah bank Irmayanto, 2002 : 84.  Pelunasan kredit Nasabah yang mampu memenuhi kewajibannya sesuai kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit, sesuai jadwal yang dibuat, maka kredit dinyatakan lunas. Jaminan yang semula dipegang, selanjutnya dikembalikan kepada nasabah Irmayanto, 2002 : 84.

2. Jaminan Pemberian Kredit