Sejarah Ringkas PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN

10

BAB II PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara BPDSU, yang sekarang dikenal dengan nama Bank SUMUT merupakan bank devisa yang berkantor pusat di Jalan Iskandar Muda No. 49 Medan. Dengan terbitnya peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1955 merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia, dimana dinyatakan bahwa di daerah – daerah provinsi dapat didirikan Bank Pembangunan Daerah Bank Sumut, 2012. Pada tanggal 4 November 1961, hadir 3 orang Sumatera Utara menghadapi Notaris Roesli di Medan, yaitu Adnan Nur , James Warren Harahap, dan H. Abubakar Hasibuan yang membawa surat kuasa Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Radja Junjungan Lubis, secara yuridis dengan Akte Notaris Roesli No 22 tanggal 4 November 1961 perihal Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara PT. BPDSU yang merupakan join Pemerintah Daerah dengan Swasta. Selama masa pra – operasi seluruh kegiatan PT. BPDSU dipusatkan di Hotel Melati kamar 27 – 28 di Jalan Amaliun Medan Bank Sumut, 2012. Tanggal 28 Februari 1962, diterbitkan surat izin Menteri Keuangan Republik Indonesia No BUM-1-25II Tentang izin usaha PT. BPDSU. Terhitung mulai tanggal 15 Maret 1962 PT. BPDSU mulai menjalankan usahanya dengan menyewa satu lantai dari rumah toko gedung tua milik Sutan Naga di Jalan Palang. Merah No. 62 dengan Merk tulisan besar “Sutan Naga”, dimana lantai 2 masih dipergunakan pemilik sebagai kantornya. Papan merk yang menunjukkan BPDSU berkantor di ruko tersebut hanya berupa papan tulis yang ditulis dengan kapur. Pada pertengahan tahun 1965 setelah BPDSU berlaba, gedung yang disewa tersebut dibeli dan beberapa waktu kemudian dikembangkan lagi ke No 64 dan 66 Bank Sumut, 2012. Pada tahun 1975, kantor BPDSU dipindahkan kegedung baru di jalan Imam Bonjol No. 7 dan pada April 1962 tentang ketentuan – ketentuan pokok pembangunan daerah, berdasarkan keputusan DPRD-GR Tingkat I SU No. 21K1965 ditetapkan Perda No. 5 Tahun 1965, dimana status PT. BPDSU dirubah dan dilebur menjadi perusahaan daerah bank pembangunan daerah Sumatera Utara dengan modal dasar uang lama dan saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se – Sumatera Utara Bank Sumut, 2012. Sejalan dengan berjalan waktu modal dasar bank terus bertambah yang sebagian besar diperoleh dari 5 hasil pajak bumi dan bangunan serta 50 dari jasa giro yang diperoleh Pemerintah Daerah. Pada tanggal 7 Mei 1999, dalam rangka program rekapitalisasi perbankan ditandatangani perjanjian rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral dengan komisaris dan direksi BPDSU dengan inti perjanjian Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara menambah modal dan Pemerintah Pusat juga Bank Sumut, 2012. Modal Pemerintah Pusat ini akan dikembalikan atau dibeli kembali oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKotamadya se–Sumatera Utara dan sampai saat ini masih dalam proses penyelesaiannya. Teknologi pembukuan dan informasi juga terus berkembang, dimana pada awalnya seluruh administrasi masih dilakukan dengan sistem manual. Baru pada tahun 1971 diterapkan sistem RUF Bank Sumut, 2012. Perkembangan selanjutnya dengan menggunakan mesin Audiotronic 730, dimulai dengan sistem yang berbaris komputer dilanjutkan dengan Mikro Komputer Merk Monrue, Mini Komputer Wang. Pada tahun 1997, dengan menggunakan tenaga sendiri dibangun sistem yang diberi nama Sysbank dengan menggunakan Personal Komputer, namun masih belum online. Baru pada tahun 2002 PT. Bank SUMUT merupakan sistem online dengan APLIKASI OLIB’s – Online Integrated Banking Sistem, sekaligus mengoperasikan mesin ATM Bank Sumut, 2012. Presiden Direktur pertama sekali dijabat oleh Drs. Diapari Panusunan Siregar 1961 – 1964 dengan Ketua Dewan Pengawas dijabat oleh Radja Djundjungan Lubis 1961 – 1964. Pucuk pimpinan berganti seiring waktu yaitu Warren Harahap 1964 – 1965, Drs. Baginda Pane 1965 – 1966, WMD Hutabarat 1966 – 1967, Drs. Ihutan Ritonga 1967 – 1984, Drs Yahfin Siregar 1984 – 1991, Drs. Armyn 1991 – 1999, Drs Abdul Rachman 1999 – 2000 dan Gus Irawan 2000 – 2012, Rizal Pahlevi Hasibuan Plt Saat ini Bank Sumut, 2012. Dewan pengawas juga berganti seiring dengan pergantian Gubernur Sumatera Utara yaitu Ulung Sitepu 1964 – 1965, P.R Telaumbanua 1965 – 1967. Marah Halim Harahap 1967 – 1978, EWP Tambunan 1978 – 1983, Khairuddin Nasution 1983 – 1988, Raja Inal Siregar 1988 – 1998, Tengku Eizal Nurdin 1998 – 2001, Drs. Kasim Siyo,Msi 2001 – 2009, dan Dajili Azwar 2009 sd sekarang Bank Sumut, 2012. Modal dasar PT. Bank Sumut sesuai dengan ketentuan Perda No. 1 Tahun 1975 sebesar Rp. 1,5 Milyar, Kep. DPRD No. 679 sebesar Rp. 5 Milyar, Kep. DPRD No. 13K83 sebesar 1 Milyar, Perdan No. 11 tahun 1985 Rp. 25 Milyar, Perda No. 1 Tahun 1993 sebesar Rp 70 Milyar, Perda No. 2 Tahun 1999 sebesar Rp 400 Milyar, Akte No. 31 tanggal 15-12-1999 sebesar Rp 500 Milyar, Akte No. 37 Tahun 2008 sebesar Rp 1 Triliun dan berubah lagi pada Akte No. 12 Tahun 2011 sebesar Rp 2 Triliun Bank Sumut, 2012. Laju pertumbuhan Bank Sumut semakin menujukkan perkembangan yang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang diperoleh dari tahun ke tahun. PT. Bank Sumut menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkannya program to be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014. Tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan penyertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1 Triliyun pada tahun 2008 menjadi Rp. 2 Triliyun pada tahun 2011 dengan total aset meningkat menjadi 18,95 Triliyun Bank Sumut, 2012.

B. Struktur Organisasi PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan