Studi sefalometrik harus dilakukan pada kondisi yang sesuai yaitu diperlukan ruang gelap, layar penampil dengan pencahayaan cukup yang ditutup dengan kartu
untuk menciptakan suatu bentuk jendela yang cukup besar untuk radiografi, lembar penapakkan berkualitas baik yang direkatkan dengan radiograf dengan menggunakan
plester adhesif bening, dan pensil keras. Radiografi diorientasikan dengan menempatkan Frankfurt plane atau dataran FrankfurtHP plane sejajar dengan tepi
bawah layar, karena sejumlah definisi landmark tergantung pada orientasi kepala.
11
Dengan membandingkan pengukuran angular dengan nilai normal, seseorang dapat menginterpretasikan hasil analisis untuk memberikan diagnosa akan pola
skeletal yang dimiliki pasien. Perbandingan temuan dari radiograf sefalometrik awal dan akhir akan memungkinkan kita untuk memeriksa hasil perawatan.
11
2.3.4 Analisis model gigi
Studi klinis oklusi pasien sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, akan tetapi analisa yang tepat dari oklusi gigi hanya bisa diperoleh dari penilaian
terhadap model studi dan biasanya ini harus ditempatkan pada artikulator anatomi.
11
Gambar 7 A-B Analisis model gigi.
11
Analisa model yang baik diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan penentuan pembuatan tujuan ortodonti prabedah.
Ada 10 evaluasi model dental dasar yang harus diperhatikan, yaitu :
8
1. Panjang lengkung : pengukuran panjang lengkung harus berkorelasi dengan lebar
gigi dan ketersediaan tulang alveolar. Pengukuran ini memberikan keputusan apakah gigi perlu dicabut atau tidak.
2. Analisa ukuran gigi : analisa ini berarti korelasi lebar mesiodistal gigi atas
terhadap gigi bawah. Hal ini utamanya terlihat dalam enam gigi anterior RA dan RB.
3. Posisi gigi dalam konteks analisa ortognati : hal ini mengacu pada angulasi
insisivus RA dan RB relatif terhadap tulang basal. Analisa ini menentukan apakah pencabutan diperlukan, apakah perlu diciptakan ruangan dan jenis
mekanis apa yang seharusnya digunakan untuk koreksi gigi. 4.
Analisa lebar lengkung : hal ini mengacu pada evaluasi lebar interlengkung antara maksila dan mandibula. Hal ini paling baik dianalisa dengan
mengoklusikan model yang ingin dicapai dengan koreksi orthodonti dan bedah dan kemudian periksa hubungan transversal. Analisa lebar lengkung membantu
dalam menentukan mekanisme orthodonti prabedah serta dalam hal memilih prosedur bedah yang tepat.
5. Kurva oklusi : hal ini memiliki peran yang signifikan pada koreksi secara
ortodonti, dengan ekstraksi diperlukan atau dengan intervensi bedah diindikasikan untuk meratakan garis oklusi.
6. Posisi kaninus-molar : hal ini menentukan fungsi oklusal. Lebih disukai memiliki
hubungan kaninus dan molar Kelas . 7.
Hubungan overbite yaitu hubungan insisivus satu rahang atas dan bawah dalam arah vertikal dam overjet yaitu hubungan insisvus satu rahang atas dan bawah
dalam arah horizontal, normal 3-4 mm. 8.
Simetri lengkung gigi mungkin terdapat asimetri yang signifikan di dalam masing-masing lengkung misalnya gigi kaninus pada satu sisi mungkin lebih ke
anterior disbanding gigi kaninus pada sisi lain. Koreksi mungkin memerlukan mekanis ortodonti khusus, prosedur ekstraksi unilateral atau bedah tambahan.
9. Tipping gigi bukal perbandingan simetri kiri dan kanan dalam masing-masing
rahang. 10.
Gigi yang hilang, rusak atau bermahkota : hal ini mungkin akan mempengaruhi desain perawatan. Jika gigi tidak dapat direstorasi dan membutuhkan pencabutan
pada daerah yang kemungkinan akan dilakukan osteotomi, ruang bekas pencabutan mungkin harus ditutup secara orthodonti atau ruang tersebut
dipertahankan.
11
Diagnosa dan perencanaan perawatan untuk kasus ortognati dapat diperoleh melalui interaksi dan komunikasi yang baik antara ahli ortodonti dengan bedah
maksilofasial Tabel 1.
8
Tabel 1. Bedah ortognatik : diagnosa dan tahapan perencanaan perawatan.
8
Fase I •
Susun data dasar •
Buat daftar masalah •
Diagnosa •
Pertemuan tim Fase II
• Susun daftar masalah interdisipliner
• Masalah dentofasial berdasarkan urutan prioritas
• Solusi yang mungkin dilakukan
• Rencana perawatan sementara
• Pertemuan pasientim
• Rencana tetap
Fase III •
Terapi persiapan – endodontik, periodontik, prostetik, dst.
• Ortodontik defenitif – perawatan bedah
• Pemantauan tim secara berkelanjutan, evaluasi ulang,
interaksi, modifikasi terapi Fase IV
• Perawatan
2.3.4 Hal-hal lain