Upaya Pengumpulan Pendapatan Asli Daerah Analisis Elastisitas Pendapatan Asli Daerah

Untuk melihat gambaran perkembangan jumlah penerimaan daerah dengan APBD dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Konstribusi Penerimaan Daerah Terhadap APBD Sumatera Utara Tahun 2000-2005 No Tahun Penerimaan Daerah APBD Rp Konstribusi 1 2000 309.542.127.732,00 600.279.657.053,00 51,57 2 2001 573.689.569.210,00 1.056.803.842.207,00 50,40 3 2002 739.448.579.251,00 1.179.921.701.187,00 62,67 4 2003 1.090.578.769.926,00 1.162.038.490.000,00 93,85 5 2004 1.166.716.145.000,00 1.396.404.430.000,00 83,55 6 2005 1.664.099.166.769,00 1.501.539.015.145,00 110,83 Sumber: Bappeda Sumatera Utara diolah

4.3 Analisis Ekstensifikasi Konstribusi Terhadap PAD

4.3.1 Upaya Pengumpulan Pendapatan Asli Daerah

Salah satu peralatan yang digunakan untuk melihat posisi fiskal daerah adalah dengan menghitung upaya pengumpulan pendapatan asli daerah tax effort. Upaya pengumpulan pendapatan adalah rasio antara realisasi penerimaan daerah terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB harga berlaku. Disamping itu, upaya pengumpulan pajak adalah perbandingan antara penerimaan pajak dibagi dengan kemampuan membayar pajak. Kemampuan membayar pajak secara keseluruhan dapat didekati dengan PDRB. Untuk menghitung upaya pengumpulan pendapatan asli daerah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PDRB PAD Realisasi Effort Tax = Berdasarkan hasil perhitungan upaya pengumpulan pajak daerah terlampir di lampiran 2, menunjukkan hasil yang berfluktuasi. Pada tahun 2000 tax effort adalah sebesar 9.53, tahun 2001 turun menjadi 5.11 kemudian tahun 2003 naik menjadi 7.53. pada tahun 2004 naik menjadi 9.84 dan tahun 2004 dan 2005 terus mengalami peningkatan dengan nilai masing-masing 15.62 dan 21.61. Dari hasil perhitungan seperti yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa upaya pengumpulan pajak di propinsi Sumatera Utara terlalu rendah, hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan tax rate masih lebih kecil dari seratus 100. Hal ini menunjukkan bahwa otonomi daerah yang ditujukan untuk mendorong kemandirian daerah dengan menggali potensi-potensi daerah masih belum mencapai hasil yang maksimal. Agar pelaksanaan kemandirian daerah tercapai, maka pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Daerah Sumatera Utara perlu menerbitkan lebih banyak lagi perda-perda terkait seperti perda pajakretribusi Stein, 2003.

4.3.2 Analisis Elastisitas Pendapatan Asli Daerah

Koefisien elastisitas PAD terhadap PDRB dapat dijadikan salah satu ukuran untuk menentukan struktur PAD di daerah Sumatera Utara. Semakin elastis PAD, maka semakin baik struktur PAD di daerah tersebut. Perhitungan elastisitas menggunakan teknik regresi sederhana dalam bentuk log dengan bilangan pokok e, yang secara matematis dapat ditafsirkan sebagai koefisien elastis dengan formula; LnPAD = a + b Ln PDRB + u Dimana; PAD = Total Pendapatan Asli Daerah Nominal PDRB = PDRB Menurut Harga Berlaku Juta Rp a = Konstanta b = Koefisien elastisitas u = Kesalahan Pengganggu term of error Berdasarkan perhitungan dari persamaan diatas maka untuk menghitung elastisitas pendapatan dengan menggunakan program eviews 4.1 maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Estimasi Perhitungan Model Dengan Data Time Series Variabel Terikat : LnPAD; Periode Estimasi dari 2000 sampai 2005 Nilai Koefisien: Variabel Bebas coeff. std.error t-stat. Prob. LnPDRB 7.954878 0.695964 11.43001 0.0003 R-Squared 0.970292 R-Bar-Squared 0.962865 F Stat. 130.6451 DW Stat. 2.124286 Sumber : Output Eviews 4.1 diolah Sehingga dapat dibentuk model estimasi sebagai berikut: LPAD = -108.7179 + 7.9549LPDRB Berdasarkan model estimasi diatas dapat dijelaskan bahwa variabel PDRB berpengaruh positif terhadap PAD Sumatera Utara. Kenaikan PDRB Sumatera Utara 1, akan meningkatkan PAD Sumatera Utara 7.95. Dalam hal ini berarti derajat elastisitas degree of elasticity PAD terhadap PDRB adalah 7.95 lebih besar dari 1, yang berarti setiap perubahan PDRB sensitif terhadap perubahan PAD. 4.4 Analisis Efisiensi dan Efektifitas 4.4.1