mengandung format standard layaknya heading, paragraph, table dan lain sebagainya McLaughlin, 2001 : 9.
XML memiliki kemampuan dalam hal menyimpan informasi dan data. Pada XML kita bisa menyimpan data baik dalam atribut maupun sebagai isi
elemen yang diletakkan diantara tag pembuka dan tag penutup. Kelebihan lain yang dimiliki XML adalah bahwa informasi bisa di pertukarkan dari satu sistem
ke sistem yang lain McLaughlin, 2001 : 9.
2.10. UML
Unified Modeling Language UML adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi, tetapi
secara normal digunakan untuk memodelkan sistem komputer. Kesulitan yang muncul adalah timbulnya ketidak jelasan dan salah interpretasi di dalam
pembacaan kode pemrograman untuk pemodelan obyek tersebut O’Docherty, 2005 : 115.
Dimulai tahun 1994, Booch, Rumbough dan Jacobson merupakan tiga tokoh yang metodologi-nya paling banyak dipakai mempelopori organisasi yang
bertujuan menyatukan metodologi-metodologi berorientasi objek, organisasi tersebut dinamakan OMG Object Modelling Group. Pada tahun 1995 OMG
merealisasi draft pertama dari UML versi 0.8 dan pada tahun 1997 UML versi 1.1 muncul dan sekarang versi terbaru dari UML adalah versi 2.0. Pada tahun
1997 Booch, Runbaugh dan Jacobson menyusun tiga buku tentang UML. Sejak saat itulah UML telah menjelma menjadi standar bahasa pemodelan untuk aplikasi
berorientasi obyek O’Docherty, 2005 : 115.
UML yang digunakan dalam penelitian ini adalah Usecase diagram, Swimlane diagram, dan Sequent diagram.
2.11. Metode Pengembangan Sistem
Metode adalah proses yang berpegang kepada disiplin untuk membuat kumpulan model yang menjelaskan berbagai aspek dari sistem aplikasi dalam
pengembangan, menggunakan notasi yang didefinisikan. Metodologi merupakan kumpulan metode yang diterapkan dalam siklus pengembangan aplkasi dan
diselaraskan dengan menggunakan sebuah pendekatan filosofis Booch, 1998 : 17. Metodologi juga menjelaskan apa yang harus dihasilkan seperti dokumen,
diagram, atau kode dan apa susunan yang ada pada produk O’Docherty, 2005 : 5.
2.12. Extreme Programming Development Lifecycle
Extreme Programming XP menghasilkan kualitas software dengan menggunakan dua bagian yang mendasari kualitas, yaitu ketepatan requirement
dan inti dari produk Baird, 2002 : 12. XP mengijinkan perubahan dalam sebuah siklus hidup proyek dan meningkatkan kualitas dengan membetulkan kesalahan
secepatnya, dan menyediakan arus balik yang konstan pada produk. Kemampuan untuk mengkombinasikan dua parameter tersebut adalah dengan menggunakan
XP Baird, 2002 : 13. Oleh karena itu penulis memilih menggunakan XP sebagai metode untuk pengembangan sistem.
Gambar 2.10. Perbandingan Metode Pengembangan Baird, 2002 : 12 Berdasarkan buku Stewart Baird Extreme Programming XP memiliki
lima fase dalam proses pengembangan, yaitu Baird, 2002 : 36: 2.1.1. Exploration
Fase exproration merupakan permulaan dari projek yang akan dilaksanakan. Dalam fase ini pengguna dan pengembang yang bekerja
bersama untuk mengeksplorasi teknologi yang memungkinkan untuk digunakan, mendefinisikan kebutuhan, serta melengkapi daftar dari user
story Baird, 2002 : 37 . 2.1.1. Planning
Fase ini merupakan satu tahap pendek dimana pengguna dan pengembang sependapat pada fitur yang akan diluncurkan pertama. Fitur
user stories disampaikan dengan membuat proses bisnis dan teknis dari fitur tersebut Baird, 2002 : 38.
2.1.1. Iterations Fase iterasion adalah dimana pekerjaan nyata dari pembangunan
terjadi. Fase ini dimulai dengan memilih user story yang mempunyai
prioritas tertinggi, kemudian
melakukan pengembangan
dengan pembuatan kode dan melakukan pengujian Baird, 2002 : 39.
2.1.1. Productionizing Pada akhir dari peluncuran, produk sistem yang dikembangkan
diverifikasi untuk diterapkan dalam lingkungan pengguna. Tahap verivikasi ini juga berguna dalam menguji produk dengan sampel user
untuk melakukan uji penerimaan terhadap peluncuran yang terakhir dari pengembangan sistem Baird, 2002 : 40.
2.1.1. Maintenance Setelah pengembangan telah selesai dilakukan dan berada dalam
tahapan maintenance. Dengan menggunakan XP dapat secara konstan melakukan evolusi, refactor, dan refining
sistem yang telah
dikembangkan. Kemampuan unruk meningkatkan mutu sistem dapat dilakukan dengan uji otomatisasi yang diverifikasi oleh sistem. Hal ini
daiharapkan dapat membantu dalam pengubahan kode program dengan kepercayaan yang tinggi.
Perlu diperhatikan juga adalah migrasi data dan strategi penambambalan sistem yang digunakan agar pada saat dilakukan tidak
mempengaruhi atau memperburuk kinerja dari sistem yang telah berjalan dengan stabil Baird, 2002 : 41.
Selain lifecycle, XP juga mempunyai pembagian peran dalam proses pengembangan sistem, yaitu Baird, 2002 : 46 :
Tabel 2.2. Extreme Programming Role’s Group
Role Responsibilities
Business Customer
Membiayai, mengarahkan, memimpin bisnis Manager
Menjadwalkan pertemuan, menghadapi pengguna dan manajemen, menjelaskan kebingungan tim,
menghadiri pertemuan. Technical
Developer programmer
Memperkirakan stories, menentukan tugas teknikal, implementasi stories menulis kode dan pengujian.
Tracker Memonitor kemajuan proyek, inisiasi tindakan jika
terjadi masalah monitoring. Coach
Memastikan XP diterapkan, mentoring, memimpin tim teknis, Memberika pertolongsn jika dibutuhkan.
2.13. Penelitian Terdahulu Tentang Alfresco