Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-IbuTerhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan Tahun 2010

(1)

Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-IbuTerhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan

Tahun 2010

Oleh :

Ummi Dian Syafitri 070100341

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KB PADA IBU-IBU TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI KELURAHAN

BELAWAN I KECAMATAN BELAWAN TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

UMMI DIAN SYAFITRI 070100341

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

(4)

Abstrak :

Hasil proyeksi Data Statistik Indonesia (2009) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat, namun akan diikuti oleh penurunan angka laju pertumbuhan penduduk, yaitu dengan cara program Keluarga Berencana dari pemerintah Indonesia. Pada tahun 2009 Sumut (Sumatera Utara) khususnya Medan berada di urutan pertama pemakaian KB terbanyak yakni 2,34%. Peserta KB baru diproyeksikan tehadap 319.038 orang PUS (Pasangan Usia Subur) yang ada di kota Medan. Dari jumlah itu, PUS terbesar berada di kecamatan Medan Denai dengan 23.340 PUS, disusul Medan Helvetia (23.216), Medan Marelan (21.059), dan Medan Amplas (20.687).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap KB dengan penggunaan kontrasepsi. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian yang dipilih adalah 100 orang . Cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dan analisa data yang digunakan adalah uji Chi Square dan akan diolah dengan program komputer SPSS for windows 17.

Hasil penelitian ditemukan frekuensi karakteristik responden tertinggi adalah umur 29-35 tahun 71,3%, pekerjaan ibu rumah tangga 72,3%, pendidikan SMP 52,5% dan jumlah anak >2 orang 51,5%. Dari analisis statistik Chi square, nilai p > 0,05.

Tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan KB terhadap penggunaan kontrasepsi, p > 0,05. Jadi, perlu ditingkatkan lagi layanan keluarga berencana berupa konseling, informasi dan edukasi.


(5)

ABSTRACT

The Indonesian Statistical Data (2009) shows that Indonesian population will keep on increasing, but will be followed by reduction of population growth rate. This is due to the family planning program by the government of Indonesia to control the population growth rate. In 2009 SUMUT(North Sumatera) especially Medan in first session of much family planning used is 2,34%. The use of family planning will projection for 319.038 people in Medan. From the scoring, the biggest of PUS in Medan Denai with 23.340 people, Medan Helvetia (23.216), Medan Marelan (21.059) and Medan Amplas (20.687).

Mean of this research is to know relation of knowledge planning family with use of contrasepstive. This is an analytic research which cross sectional study method. The samples are 100 people. The way to take sample do with total sampling. And analyzed data with Chi square and will analyzed with SPSS for windows 17.

The result of research seeing the higher of carakteristic people is age 29-35 year 71,3%, job of mother house 72,3%, education SMP 52,5%, and much of children >2 orang 51,5%. From statistic analyzed Chi square, p > 0,05.

No relationship statistically between level of knowledge with who use contraseptive, p > 0,05. So, stay increasing the family planning services as counseling, information and education.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-ibu Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan Tahun 2010”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Fidel ganis siregar, SPOG dan Dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah.

4. Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Etty Kurniati selaku kader posyandu di Kecamatan Belawan.

6. H. Dianto, MS dan Hj. Risnawaty Siregar selaku orang tua penulis, yang telah membesarkan, merawat, dan mendidik penulis dengan kasih sayang yang tulus tanpa mengenal lelah dan waktu. Cut Rahmadani dan Irma Syahrani Siregar selaku saudara-saudari penulis yang selalu memberi dukungan.

7. Teman-teman penulis; Titi Dewi Manurung, Tri Fenna Tarigan, Citra Vitriana, Ryan, Faisal, Rizky Ramadhan, teman-teman satu dosen pembimbing KTI, dan teman-teman mahasiswa stambuk 2007 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.


(7)

8. Abang dan adik penulis; Boy Arisandy, Mandala Putra, Vivi Dian Pertiwi, serta kakak dan abang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Akhir kata, penulis berharap semoga kelak karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca sekalian.

Medan, 25 November 2010 Penulis,

Ummi Dian Syafitri (070100341)


(8)

DAFTAR ISI

Halamn

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 1

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.3.3. Manfaat Penelitian ... 2

1.3.4. Bagi Peneliti... 2

1.3.5. Bagi Responden... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Keluarga Berencana ... 3

2.1.1. Definisi Keluarga Berencana ... 3

2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana ... 4

2.2. Alat Kontrasepsi ... 4

2.2.1. Defenisi Kontrasepsi ... 4

2.2.2. Jenis-jenis Kontrasepsi ... 4

2.2.3. Cara Kerja Alat Kontrasepsi ... 13

2.3. Pengetahuan ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2. Defenisi Operasional ... 15

3.3. Hipotesis ... 16

BAB IV METODE PENELITIAN ... 17

4.1. Jenis Penelitian ... 17

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

4.2.1. Waktu ... 17

4.2.2. Tempat ... 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

4.3.1. Populasi ... 17


(9)

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 18

4.5. Metode Analisis Data... 18

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

5.1. Hasil Penelitian ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 19

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 21

5.2. Pembahasan ... 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Menentukan masa subur ... 6 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur ... 19 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

pendidikan ... 19 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan ibu-ibu ... 20 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

jumlah anak ... 20 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ... 21 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penggunaan ... 21 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan KB berdasarkan tingkat

penggunaan kontrasepsi ... 22 5.8 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan terhadap jenis kontrasepsi ... 23 5.9. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu berdasarkan jenis kontrasepsi ... 23 5.10. Distribusi frekuensi pengetahuan KB berdasarkan tingkat

penggunaan kontrasepsi ... 24


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1 Diafragma Vagina ... 8 Gambar 2 Cervical Cap ... 8


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Lampiran 3 Surat Persetujuan

Lampiran 4 Kuesioner Lampiran 5 Data Induk


(13)

Abstrak :

Hasil proyeksi Data Statistik Indonesia (2009) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat, namun akan diikuti oleh penurunan angka laju pertumbuhan penduduk, yaitu dengan cara program Keluarga Berencana dari pemerintah Indonesia. Pada tahun 2009 Sumut (Sumatera Utara) khususnya Medan berada di urutan pertama pemakaian KB terbanyak yakni 2,34%. Peserta KB baru diproyeksikan tehadap 319.038 orang PUS (Pasangan Usia Subur) yang ada di kota Medan. Dari jumlah itu, PUS terbesar berada di kecamatan Medan Denai dengan 23.340 PUS, disusul Medan Helvetia (23.216), Medan Marelan (21.059), dan Medan Amplas (20.687).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap KB dengan penggunaan kontrasepsi. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian yang dipilih adalah 100 orang . Cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dan analisa data yang digunakan adalah uji Chi Square dan akan diolah dengan program komputer SPSS for windows 17.

Hasil penelitian ditemukan frekuensi karakteristik responden tertinggi adalah umur 29-35 tahun 71,3%, pekerjaan ibu rumah tangga 72,3%, pendidikan SMP 52,5% dan jumlah anak >2 orang 51,5%. Dari analisis statistik Chi square, nilai p > 0,05.

Tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan KB terhadap penggunaan kontrasepsi, p > 0,05. Jadi, perlu ditingkatkan lagi layanan keluarga berencana berupa konseling, informasi dan edukasi.


(14)

ABSTRACT

The Indonesian Statistical Data (2009) shows that Indonesian population will keep on increasing, but will be followed by reduction of population growth rate. This is due to the family planning program by the government of Indonesia to control the population growth rate. In 2009 SUMUT(North Sumatera) especially Medan in first session of much family planning used is 2,34%. The use of family planning will projection for 319.038 people in Medan. From the scoring, the biggest of PUS in Medan Denai with 23.340 people, Medan Helvetia (23.216), Medan Marelan (21.059) and Medan Amplas (20.687).

Mean of this research is to know relation of knowledge planning family with use of contrasepstive. This is an analytic research which cross sectional study method. The samples are 100 people. The way to take sample do with total sampling. And analyzed data with Chi square and will analyzed with SPSS for windows 17.

The result of research seeing the higher of carakteristic people is age 29-35 year 71,3%, job of mother house 72,3%, education SMP 52,5%, and much of children >2 orang 51,5%. From statistic analyzed Chi square, p > 0,05.

No relationship statistically between level of knowledge with who use contraseptive, p > 0,05. So, stay increasing the family planning services as counseling, information and education.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2004 mencapai 1,26% sedangkan jumlah kelahiran pertahun 1000 penduduk mencapai 20,02% (Hasil SDKI, 2002-2003). Oleh karena itu pemerintah terus berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Salah satu usahanya yaitu dengan mengikuti program KB dengan tujuan guna mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan untuk menjarangkan kehamilan (ICPD,1994).

Adanya program KB yang diharapkan adalah keikutsertaan dari seluruh pihak dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Sudah lebih dari tiga dasa warsa, program KB telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka fertilitas yang semula 5,6 per wanita pada tahun 80-an, menjadi 2,6 anak wanita usia subur (SKDI, 2002-2003).

Pada tahun 2009 Sumut (Sumatera Utara) khususnya Medan berada di urutan pertama pemakaian KB terbanyak yakni 2,34%. Peserta KB baru diproyeksikan tehadap 319.038 orang PUS (Pasangan Usia Subur) yang ada di kota Medan. Dari jumlah itu, PUS terbesar berada di kecamatan Medan Denai dengan 23.340 PUS, disusul Medan Helvetia (23.216), Medan Marelan (21.059), dan Medan Amplas (20.687) (BKKBN, 2009). Jadi dengan adanya pengetahuan yang baik, dapat membuat masyarakat sadar akan pentingnya ber KB.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu yang berusia (20-35) tahun terhadap KB pada ibu-ibu dengan penggunaan kontrasepsi di kelurahan Belawan I kecamatan Belawan?


(16)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap KB dengan penggunaan kontrasepsi.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi, mengetahui jumlah ibu yang menggunakan alat kontrasepsi, mengetahui lama penggunaan kontrasepsi yang digunakan dalam ber KB.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Untuk memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai KB dan alat kontrasepsi.

1.4.2. Bagi Responden

Agar ibu-ibu memiliki pengetahuan pentingnya ber KB demi mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana

2.1.1. Definisi Keluarga Berencana

Secara umum keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut (Sastrawinata, 1980: 14).

Peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan usia subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program (FEUI, 1981: 162). Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi. Pasangan Usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun.

Pada tahun 1970 berdiri Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) yang bertanggungjawab atas pelaksanaan KB di Indonesia sejak Pelita I. Salah satu tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kelahiran kasar.

Dalam kegiatan program keluarga berencana telah ditentukan beberapa pentahapan penilaian sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan:

1. Tahap pertama : Penilaian pencapaian target akseptor yang meliputi akseptor baru dan akseptor aktif kembali

2. Tahap kedua : Penilaian pencapaian target akseptor aktif

3. Tahap ketiga : Penilaian terhadap perkembangan ciri-ciri akseptor, terutama dari segi umur dan paritas akseptor.


(18)

2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :

1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.

2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.

2.2. Alat Kontrasepsi

2.2.1. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan.

Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi .

2.2.2. Jenis-jenis Kontrasepsi 1. Senggama Terputus

Senggama terputus adalah cara mencegah kehamilan dengan menarik penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Cara ini merupakan cara kontrasepsi yang tertua dikenal manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang paling banyak dilakukan sampai sekarang. Keuntungannya adalah cara ini tidak membutuhkan biaya dan persiapan. Kekurangannya adalah memerlukan pengendalian diri yang besar dari laki-laki, dan banyak laki-laki yang tidak bisa mengontrol emosionalnya. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:


(19)

1. Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang.

2. Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina

3. Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya karena adanya hebungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.

2. Pembilasan Pasca Senggama

Pembilasan pascasenggama dilakukan oleh perempuan dengan cara membilas vagina dengan air biasa dengan atau tanpa larutan obat (cuka atau obat lainnya) segera setelah berhubungan seks. Maksudnya untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka disini ialah untuk memperoleh efek spermisida seta menjaga asiditas vagina. Secara alami perempuan juga bisa mencegah kehamilan dengan cara memperpanjang masa menyusui.

3. Pantang berkala/sistem kalender

Pantang berkala yang juga diistilahkan dengan sistem kalender mula-mula diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann Knaus dari Jerman sekitar tahun 1931. Karena itu cara ini juga sering disebut dengan cara Ogino-Knaus. Dasar pemikirannya adalah perempuan hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa tersebut disebut masa subur atau fase ovulasi itu dan terjadi sekitar 14 hari (toleransinya sekitar 2 hari) sebelum hari pertama haid yang akan datang.

Kendalanya adalah sulit bagi perempuan untuk menentukan masa suburnya, terutama bagi mereka yang masa haidnya tidak teratur. Banyak yang mengatakan cara ini adalah yang paling aman dan tidak mempunyai efek samping.


(20)

Tabel. 2.1 Menentukan masa subur

Lamanya daur haid terpendek

Hari pertama masa subur

Lamanya daur haid terpanjang

Hari terakhir masa subur

21 hari hari ke-3 21 hari hari ke-10

22 hari hari ke-4 22 hari hari ke-11

23 hari hari ke-5 23 hari hari ke-12

24 hari hari ke-6 24 hari hari ke-13

25 hari hari ke-7 25 hari hari ke-14

26 hari hari ke-8 26 hari hari ke-15

27 hari hari ke-9 27 hari hari ke-16

28 hari hari ke-10 28 hari hari ke-17

29 hari hari ke-11 29 hari hari ke-18

30 hari hari ke-12 30 hari hari ke-19

31 hari hari ke-13 31 hari hari ke-20

32 hari hari ke-14 32 hari hari ke-21

33 hari hari ke-15 33 hari hari ke-22

34 hari hari ke-17 34 hari hari ke-23

35 hari hari ke-18 35 hari hari ke-24

4. Kondom

Penggunaan kondom sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno. Pada 1553, Gabrielle Fallopi melukiskan tentang penggunaan kantong sutera diolesi dengan minyak yang dipasang menyelubungi penis sebelum berhubungan seks dengan tujuan mencegah laki-laki dari penyakit kelamin.


(21)

Penggunaan

Kondom sebagai alat kontrasepsi baru dimulai pada abad ke-18 di Inggris. Pada mulanya kondom ini dibuat dari usus biri-biri dan dalam perkembangannya pada 1844, Goodyear berhasil membuat kondom dari karet. Kondom yang umumnya dipakai sekarang ini terbuat dari karet dan tersedia dengan ukuran dan warna yang beragam. Efektivitas kondom ini bergantung pada mutu dan ketelitian dalam penggunaannya.

Keuntungan:

2. Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). 3. Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka

panjang

4. Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau

Kekurangan:

• Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau disimpan sesuai aturan

• Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat menggunakan kondom.

• Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular seksual.

Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi beberapa orang.

5. Pessarium (Diafragma Vaginal dan Cervical Cap)

Pessarium merupakan kondom pada perempuan. Secara umum pessarium ini terbagi dua golongan, yakni diafragma vaginal dan cervical cap. Diafragma vaginal ini merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan “per” elastis pada pinggirnya. Pinggir diafragma mudah dibengkokkan dan disisipkan di bagian atas vagina untuk mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi bagian atas. Supaya efektif hendaknya dipakai jelly atau krim kontrasepsi untuk pembunuh sperma.


(22)

Diafragma ini harus tinggal dalam vagina selama 6 jam setelah melakuka n hubungan seksual. Alat kontrasepsi yang satu ini paling cocok dipakai oleh perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik. Namun untuk penggunannya perlu diperiksa dahulu ukuran difragma yang sesuai.

Gambar 1. Diafragma Vagina

Cervical cap terbuat dari karet atau plastik dan berbentuk mangkuk yang pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya lebih kecil dari diafragma vaginal. Alat ini mulai jarang dipergunakan untuk kontrasepsi.


(23)

6. Spermatisida

Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa; dan vechikulum yang dipakai untuk membuat tablet, krim, atau jelly. Spermatisid berguna untuk mematikan sperma sebelum melewati serviks. Cara kerjanya dengan merusak membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta kemampuan sperma di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk seperti suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya masih sangat sedikit.

Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk:

A) Suppositorium: Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium

dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.

B) Jelly atau crème : 1) Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, 2) Delfen vaginal crème. Jelly lebih encer daripada creme. Obat ini

disemprotkan kedalam vagina dengan menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.

C) Tablet busa: Sampoon, volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet

terlebih dahulu dicelupkan kedalam air, kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.

D) C-Film, yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam

air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.

7. Pil

Ada tiga macam pil kontrasepsi yaitu: mini pil, pil kombinasi, dan pil pascasenggama. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis. Efeknya berupa perubahan-perubahan pada lendir


(24)

serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental. Dengan demikian sperma tidak bisa memasuki rongga rahim. Yang umum dipakai adalah pil kombinasi antara estrogen dan progesteron. Pil terbuat dari hormon sintetik.

Walau macamnya banyak tersedia dipasaran dan tingkat efektivitasnya sangat tinggi, tidak semua perempuan dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi. Keadaan yang tidak diperbolehkan menggunakan pil KB adalah:

1. Perempuan yang mempunyai tumor yang dipengaruhi oleh estrogen

2. Perempuan yang menderita penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun

3. Perempuan yang pernah menderita trombophlebitis, tromboemboli, dan kelainan cerebro-vaskuler

4 Perempuan yang mempunyai penyakit diabetes melitus

5. Perempuan yang mengalami depresi, migren, mioma uteri, hipertensi, oligomenorea. (Khusus untuk kondisi ini bersifat relatif dan pemberian pil kombinasi bagi perempuan yang mengalami kelainan-kelainan ini harus di diawasi secara teratur, sedikitnya sekali dalam tiga bulan).

Keuntungan :

• Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium. • Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.

• Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.

• Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism (rambut tumbuh menyerupai pria).

Kekurangan :

• Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual. • Harus rutin diminum setiap hari.

• Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.

• Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual

• Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.


(25)

8. Suntikan

Saat ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan. Pertama, golongan progestin seperti depoprovera, depogeston, depoprogestin, dan noristerat. Kedua, golongan progestin dengan campuran estrogen propionat, seperti cycloprovera. Obat ini bekerja dengan jalan menekan pembentukan hormon dari otak sehingga mencegah terjadinya ovulasi. Obat suntikan ini sangat cocok diberikan pada ibu-ibu yang sedang menyusui karena cara kerjanya tidak mengganggu laktasi.

Keuntungan:

• Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.

• Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual.

• Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi kram saat menstruasi.

Kekurangan :

• Dapat mempengaruhi siklus mentruasi.

• Kekurangan suntik kontrasepsi /kb suntik dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.

• Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.

Harus mengunjungi dokter/klinik setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan suntikan berikutnya.

9. Susuk/implan

Ada dua macam susuk yang biasa dipergunakan untuk kontrasepsi, yaitu norplan dan implanon. Norplan merupakan metoda kontrasepsi berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul silastik silikon berisi masing-masing 36 mg levonorgestrel dan disisipkan dibawah kulit. Implanon hanya berjarak 3 tahun dan berbentuk batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter 2mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter khusus.


(26)

Mekanisme kerja

1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma. 2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak

cocok untuk implantasi zygote.

3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Keuntungan :

• Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun. • Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.

• Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual.

Kekurangan :

• Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat mempengaruhi siklus mentruasi.

• Tidak melindu ngi terhadap penyakit menular seksual.

• Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita. 10. IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Sekarang ini di pasaran terdapat berpuluh-puluh jenis IUD. Dari bahan bakunya IUD yang beredar terdiri dari tiga tipe. Ada yang terbuat dari plastik, mengandung tembaga, dan ada yang mengandung hormon steroid. Dari segi bentuknya, IUD terbagi ke dalam bentuk yang terbuka dan tertutup seperti cincin. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis Lippes loop.

Dibandingkan dengan alat dan obat kontrasepsi yang lain, IUD mempunyai keunggulan karena hanya memerlukan satu kali pemasangan, tidak menimbulkan efek sistemik, ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara masal, efektivitasnya cukup tinggi, dan mudah dilepas jika menginginkan anak (reversibel). Namun demikian, IUD bisa menimbulkan efek samping seperti pendarahan, rasa nyeri, kejang perut, dan gangguan atau ketidaknyamanan pada suami. Bahkan bisa menimbulkan infeksi pelvik dan endometritis.


(27)

Keuntungan :

• Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.

• Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan IUD dengan lilitan tembaga.

• IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit.

Kekurangan :

• Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi. • Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari.

• Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram menstruasi.

Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap ke dalam rahim.

11. Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi)

Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni vasektomi dan tubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang dilakukan terhadap perempuan dengan jalan menutup atau memotong indung telur dengan cara tertentu sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil lagi. Vasektomi adalah tindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran sperma (vas deferens) yang mengakibatkan seorang laki-laki tidak bisa menghamili lawan jenisnya. Keunggulan sterlisasi ini diantaranya adalah efektivitasnya hampir 100 persen, tidak mempengaruhi libido seks, dan kegagalan dari pihak pasien hampir tidak ada.

2.2.3. Cara Kerja Alat Kontrasepsi

Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk : 1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.

2) Melumpuhkan sperma.

3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. (BKKBN, 2001).


(28)

2.3 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui dalam ber KB. Jika seorang ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang arti, manafaat dan jenis-jenis kontrasepsi maka tindakan untuk ber KB akan berjalan dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang ibu tidak memilki pengetahuan yang baik tentang arti, manfaat, dan jenis-jenis kontrasepsi maka tindakan untuk ber KB tidak akan berjalan dengan baik.


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasakan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Defenisi Operasional

Variabel Independen Pengetahuan KB

Defenisi : Pengetahuan KB adalah sesuatu yang diketahui oleh ibu-ibu berusia (20-35) tahun di Kelurahan Belawan I tentang kontrasepsi, yang meliputi:

a. Manfaat alat kontrasepsi adalah fungsinya bagi ibu-ibu dalam ber KB. b. Jenis-jenis adalah alat kontrasepsi apa yang digunakan dalam ber KB. c. Efek samping adalah kerugian yang didapat pada alat kontrasepsi yang

selama ini dipakai.

d. Cara penggunaannya adalah metode yang dilakukan dari masing-masing jenis alat kontrasepsi.

Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner.

Responden menjawab sebanyak 12 pertanyaan yang diberikan oleh paneliti. Apabila jawaban responden benar, akan diberi skor 1, apabila jawaban responden sedang akan diberi skor 2 dan apabila jawaban responden kurang akan diberi skor 3. Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring (Arikunto, 2007).


(30)

Kategori : (a) Pengetahuan baik, apabila jawaban responden >75% dari nilai tertinggi. (b) Pengetahuan cukup, apabila jawaban responden 56-75% dari nilai tertinggi. (c) Pengetahuan kurang, apabila jawaban

responden benar antara 40-55% dari nilai tertinggi. (d) Pengetahuan buruk, apabila jawaban

responden benar <40% dari nilai tertinggi. Skala Pengukuran : Ordinal

Variabel Dependen

Penggunaan Alat Kontrasepsi

Defenisi : Penggunaan alat kontrasepsi adalah penggunaan atau keikutsertaan ibu-ibu dalam ber KB.

Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuesioner.

Responden menjawab sebanyak 3 pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sehingga dari pertanyaan yang diajukan tersebut, peneliti dapat mengetahui responden memakai alat kontrasepsi atau tidak memakai alat kontrasepsi. Dan untuk mengetahui berapa lama responden menggunakan kontrasepsi tersebut.

Skala Pengukuran : Ordinal.

3.3. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah ”Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan KB pada Ibu-ibu terhadap penggunaan kontrasepsi di Kelurahan Belawan I kecamatan Belawan Tahun 2010”.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi analiti dengan menggunakan pendekatan crosssectional yang menilai hubungan antara tingkat pengetahuan KB terhadap penggunaan kontrasepsi.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu

Penelitian ini mulai dari pengumpulan proposal sampai pengumpulan hasil yaitu dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2010.

4.2.2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh ibu-ibu yang sudah menikah berusia (20-35) tahun di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan yaitu berjumlah 130 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yaitu semua ibu-ibu yang sudah menikah berusia (20-35) tahun di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan. Dengan total sampling sebanyak 100 orang. Berdasarkan rumus:


(32)

N 130

n =  n =

1 + N (d2) 1 + 130 (0,01)2

n = 99,23 = 100 responden

n = jumlah sampel Keterangan :

N = jumlah populasi d = nilai estimasi (0,01)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data penelitian ini berupa data primer yaitu dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden. Disini Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang maksud, tujuan, dan prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta menandatangani informed consent.

Kemudian responden diminta untuk menjawab pertanyaan dari peneliti dengan mengisi sendiri lembar kuesioner agar analisa data dapat dilakukan. Data sekunder yaitu data penduduk yang didapat di Kelurahan Belawan I kecamatan Belawan.

4.5. Metode Analisa Data

Analisis yang dilakukan analisis bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel adalah variabel independen dengan variabel dependen yang dilakukan secara statistik dengan uji analitik Chi square dengan nilai kemaknaan 0,05. Dimana pengolahan data tersebut akan dilakukan dengan program (Statistic Package for the Social Scienc) SPSS 17.


(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan I yang terletak pada wilayah Medan tepatnya di daerah Medan bagian utara. Belawan I merupakan daerah pemukiman yang sangat dekat dengan laut.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden yang diteliti adalah 100 responden yang menggunakan KB. Semua data responden diambil dari data yang diperoleh dari 100 responden yang ada di Kelurahan Belawan I. Gambaran karakteristik responden yang diamati yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak.

1.Frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang ber KB di Kelurahan Belawan I, yang paling banyak adalah responden berumur antara 29-35 tahun yaitu 71,3%, dan yang paling jarang adalah umur 19-23 tahun yaitu 9,9 %.

No Umur f %

1 19-23 tahun 10 9,9 2 24-28 tahun 18 17,8 3

4

29-35 tahun 66 65 >35 tahun 6 5,9

Jumlah 100 99,0


(34)

2. Frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.2 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, yang paling banyak ditemukan adalah responden yang memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 52,5% dan hanya 1,0% yang memiliki pendidikan S1.

3. Frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ibu-ibu Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis pekerjaan ibu-ibu.

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, sebanyak 72,3% yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan 27 orang 26,7% yang bekerja sebagai wiraswasta.

4. Frekuensi karakteristik responden berdasarkan jumlah anak

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden No Pendidikan f %

1 SD 19 18,8 2 SMP 53 52,5 3 SMA 27 26,7 4 S1 1 1,0

Jumlah 100 99,0

No Jenis Pekerjaan f %

1 Ibu rumah tangga 73 72,3 2 Wiraswasta 27 26,7


(35)

berdasarkan jumlah anak

No Jumlah Anak f %

1 > 2 orang 52 51,5 2 ≤ 2 orang 48 47,5

Jumlah 100 99,0

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 100 responden Pengetahuan KB Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kecamatan Belawan Kelurahan Belawan I, yang memilki jumlah anak > 2 orang adalah 51,5% dan yang memiliki ≤ 2 orang adalah 47,5%.

5.1.3. Hasil Analisa Data

Distribusi tingkat pengetahuan KB pada ibu-ibu dan penggunaan kontrasepsi dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan KB Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan KB

No Pengetahuan KB f %

1 Baik 50 49,5 2 Sedang 44 43,6 3 Kurang 6 5,9 Jumlah 100 99,0

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan KB di Kelurahan Belawan I Tahun 2010 49,5% pada tingkat pengetahuan baik, 43,6% yang memiliki pengetahuan sedang dan 5,9% yang memiliki pengetahuan kurang.

2. Frekuensi responden berdasarkan lama penggunaan kontrasepsi Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama penggunaan kontrasepsi


(36)

No Lama penggunaan kontrasepsi f % 1 > 5 tahun 45 44,6 2 ≤ 5 tahun 55 54,5

Jumlah 100 99,0

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, bahwa responden yang paling banyak menggunakan kontrasepsi selama ≤ 5 tahun yaitu 54,5% dan responden yang menggunakan kontrasepsi > 5 tahun yaitu 44,6%.

3. Frekuensi responden berdasarkan jenis alat kontrasepsi

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis Alat Kontrasepsi

No Jenis kontrasepsi f %

1 Pil 26 25,7 2 Suntik 70 69,3 3

4

5

Kondom 4 4,0 Implan 0 0 Spiral 0 0

Jumlah 100 99,0

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah jenis kontrasepsi suntik yaitu 69,3% dan kontrasepsi kondom merupakan paling sedikit digunakan yaitu 4,0%. Tidak ada satu orang pun yang menggunakan kontrasepsi implan ataupun spiral.

4. Frekuensi tingkat pendidikan terhadap jenis kontrasepsi

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan terhadap jenis kontrasepsi


(37)

Jenis Kontrasepsi

Pil Suntik Kondom Spiral Implan Jumlah f % f % f % f % f % f %

Pendidikan

SD 3 15,8 16 84,2 0 0 0 0 0 0 19 100 SMP 15 28,3 35 66,0 3 5,7 0 0 0 0 53 100 SMA 7 25,9 19 70,4 1 3,7 0 0 0 0 27 100

S1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 Jumlah 26 26,0 70 70,0 4 4,0 0 0 0 0 100 100 X²= 5,515 d= 6 p= 0,480

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, frekuensi tertinggi yaitu pendidikan SMP pada jenis kontrasepsi suntik (66,0%), dan frekuensi terendah yaitu pendidikan SMA pada jenis kontrasepsi pil (25,9%). Dari hasil analisa uji Chi Square, nilai p >0,05

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan

jenis kontrasepsi.

5. Frekuensi pekerjaan ibu berdasarkan jenis kontrasepsi

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi pekerjaan ibu berdasarkan jenis kontrasepsi

Jenis Kontrasepsi

Pil Suntik Kondom Spiral Implan Jumlah f % f % f % f % f % f %

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 20 27,4 50 68,5 3 4,1 0 0 0 0 73 100

Wiraswasta 6 22,0 20 74,1 1 3,7 0 0 0 0 27 100 Jumlah 26 26,0 70 70,0 4 4,0 0 0 0 0 100 100

X²= 0,299 d= 2 p= 0,861

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, frekuensi tertinggi pekerjaan ibu rumah tangga pada


(38)

jenis kontrasepsi suntik (68,5%), frekuensi terendah pekerjaan wiraswasta pada jenis kontrasepsi kondom (3,7%). Dari hasil analisa uji Chi Square, nilai p

>0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan

dengan jenis kontrasepsi.

6. Frekuensi pengetahuan KB berdasarkan tingkat penggunaan kontrasepsi

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi pengetahuan KB berdasarkan tingkat penggunaan kontrasepsi

Lama penggunaan

>5 tahun ≤5 tahun Jumlah f % f % f %

Pengetahuan

Baik 25 50,0 25 50,0 50 100 Sedang 17 38,6 27 61,4 44 100 Kurang 3 50,0 3 50,0 6 100 Jumlah 45 50,0 55 55,0 100 100 X²= 1,286 d= 2 p= 0,526

Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 100 responden di Kelurahan Belawan I, memiliki frekuensi tertinggi tingkat pengetahuan sedang terdapat pada lama penggunaan ≤5 tahun yaitu 61,4%, frekuensi terendah pada tingkat pengetahuan kurang pada lama penggunaan >5 dan penggunaan ≤5 tahun yaitu 50,0%. Dari hasil analisa uji Chi Square, nilai p >0,05 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan KB dengan

penggunaan kontrasepsi.


(39)

5.2.1. Umur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur yang paling banyak adalah responden yang berumur antara 29-35 tahun yaitu 71,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiri (2007), dari sekitar 40 juta PUS yang ber KB, 60% yang berusia dibawah 35 tahun. Sedangkan usia diatas 35 tahun keatas yang ikut KB hanya 30% saja. Selain itu menurut Tanti (2005), wanita yang ikut KB paling tinggi berusia 35 tahun kebawah adalah 70%.

5.2.2. Pendidikan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan di Kelurahan Belawan I yang paling banyak ditemukan adalah pendidikan Sekolah Menengah Pertama yaitu 52,5%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mosak (1980), lebih dari 90% wanita memiliki pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang ikut berpartisipasi dalam ber KB.

5.2.3. Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan ibu-ibu di Kelurahan Belawan I yang paling banyak adalah pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 72,3%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (1999), sebagian responden lebih dari 70% berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga.

5.2.4. Jumlah Anak

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak yang dimiliki oleh akseptor KB di Kelurahan Belawan I yaitu > 2 orang (51,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian dari data demografi (2009), bahwa rata-rata jumlah anak dalam satu keluarga diindonesia mencapai >2 orang yaitu 65%. Disini berarti masih tingginya rata-rata jumlah anak dalam keluarga di Indonesia, menjadi salah satu yang mendorong masih tinggi laju pertumbuhan penduduk.


(40)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu-ibu tentang KB di Kelurahan Belawan I yaitu pengetahuan baik 49,5%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gertler dan Molyneaux (2003), lebih dari 50% akseptor KB yang memiliki pengetahuan baik. Sehingga jika pengetahuan baik maka program Kb pun akan berhasil. Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sindhung (1999), sebanyak 60% ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang KB.

5.2.6. Jenis Kontrasepsi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis KB yang banyak digunakan ibu-ibu di Kelurahan Belawan I yaitu jenis kontrasepsi suntik sebanyak 69,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka (1998), sebanyak 75% akseptor menggunakan alat kontrasepsi suntik. Menurut Moh.Irzal (2009), mengatakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan sepanjang 2009 adalah jenis suntik 80%.

5.2.7. Hubungan tingkat pendidikan terhadap jenis kontrasepsi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu bertingkat Sekolah Menengah Pertama yang memilih jenis kontrasepsi suntik sebanyak 28,3%. Hal ini sesuai dengan Mitha (2000), banyak wanita yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama memilih untuk menggunakan kontrasepsi suntik sekitar 38%. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama lebih tinggi menggunakan kontrasepsi suntik karena bagi mereka suntik merupakan cara yang paling mudah dan tidak sakit digunakan dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya seperti implan ataupun spiral . Dan di Kelurahan Belawan itu sendiri, banyak akseptor KB yang memiliki pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama.


(41)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan jenis kontrasepsi suntik sebanyak 68,5%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sri (2004), kebanyakan akseptor KB >72% yang bekerja sebagai ibu rumah tangga memilih alat kontrasepsi suntik. Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Maya (2006), bahwa 69,4% ibu rumah tangga memilih kontrasepsi berupa suntik. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga paling banyak yang menggunakan kontrasepsi suntik, dikarenakan suntik merupakan jenis kontrasepsi yang paling tidak menyakitkan bagi mereka. Dan tidak mempunyai unsur rasa takut dalam pemakaiannya.

5.2.9. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap lama penggunaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Kelurahan Belawan I memiliki pengetahuan sedang dengan lama penggunaan ≤5 tahun sebanyak 61,4%. Hal ini sesuai dengan Eko (2008), pengetahuan yang dimilki oleh akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi ≤ 5 tahun sebanyak 63,7% memiliki pengetahuan sedang. Pengetahuan sedang ini dikarenakan masih rendahnya pendidikan yang dimiliki ibu di Kelurahan Belawan I serta kurangnya komunikasi masalah KB terhadap kader-kader posyandu. Dan penggunaan KB yang ≤ 5 tahun, berarti ibu tersebut baru saja mengikuti KB dan bertujuan ingin menunda kehamilannya saja.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kelompok umur responden yang paling banyak di Kelurahan Belawan I adalah 29-35 tahun (65,3%).

2. Pendidikan responden yang paling banyak di Kelurahan Belawan I adalah SMP (52,5%).

3. Jumlah anak paling banyak di Kelurahan Belawan I adalah >2 orang (51,5%).

4. Jenis pekerjaan yang paling banyak di Kelurahan Belawan I adalah Ibu rumah tangga (72,3%).

5. Pengetahuan responden tentang KB di Kelurahan Belawan I adalah pengetahuan baik (49,5%).

6. Penggunaan responden terhadap kontrasepsi di Kelurahan Belawan I adalah ≤5 tahun (54,5%).

7. Jenis kontrasepsi yang paling banyak dipakai di Kelurahan Belawan I adalah kontrasepsi suntik (69,3%).

8. Pendidikan ibu-ibu terhadap jenis kontrasepsi di Kelurahan Belawan I adalah SMP pada jenis kontrasepsi suntik (66,0%).

9. Pekerjaan ibu-ibu terhadap jenis kontrasepsi di Kelurahan Belawan I adalah wiraswasta pada jenis kontrasepsi suntik (74,1%).

10. Pengetahuan KB pada ibu-ibu terhadap penggunaan kontrasepsi di Kelurahan Belawan I adalah pengetahuan sedang dengan lama penggunaan ≤5 tahun (61,4%).


(43)

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian tersebut, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi pengelola program keluarga berencana di wilayah kerja Belawan I harus dapat lebih aktif lagi dalam mempromosikan KB dan penggunaan kontrasepsi.

2. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap penelitian ini, dan dapat meneliti variable-variabel yang lebih luas dan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Serta menggali faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi. 3. Sebaiknya peningkatan pelayanan KB berupa Konseling, Informasi, dan

Edukasi oleh petugas kesehatan terhadap ibu-ibu yang ada di Kelurahan Belawan I tetap dijaga, sehingga pengetahuan ibu tentang KB akan tetap baik.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta:21-23.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta: 28-30.

BKKBN. 2001. Badan Keluarga Kecil Bahagia Nasional. Jakarta:5-10. BKKBN. 2009. Badan Kelurga Kecil Bahagia Nasional. Medan:8-15. BPS. Temanggung Dalam Angka 2005.Jakarta:16-20.

Eka, 1998. Keluarga Berencana dan Jenis Kontrasepsi. Jakarta:17-20. Eko, 2008. Metode Menjalankan Keluarga Berencana. Padang:20-22. FEUI. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : 34-36.

Gertler, 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Surabaya:15-16.

Hartanto, Hanafi. 1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan: 15-17.

Haryani, 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: 5-6

Mantra, Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur Cahya:20-25.

Maya, 2006. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:15-16.

Mitha, 2000. Keluarga Berencana dan Penggunaan Kontrasepsi. Jakarta:22-25. Mosak, 1980. Keluarga Bereencana dan Kontrasepsi. Jakarta:23-25.

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka: 534-564.

Rusli, Said. 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES:23-28.

Sastrawinata, R. Sulaiman. 1980. Teknik Keluarga Berencana. Bandung : Elstar Offset: 25-31.

Sembiring, R. K. 1995. Analisis Regresi. Bandung: ITB:34-37. SDKI. 2002-2003. Pengantar Ilmu kependudukan: 08-10.

Sindhung, 1999. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:20-21. Sri, 2004. Metode Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:11-13. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito: 10-12.


(45)

Tanti, 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Malang:21-25.

Trihendradi, Cornelius. 2004. Langkah Mudah Memecahkan Kasus Statistik :

Deskriptif, Parametrik, dan Non-Parametrik dengan SPSS 12:23-30.

Yasyin, Sulchan (Ed.). 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:


(46)

CURRICULUM VITAE

Nama : Ummi Dian Syafitri

Tempat / tanggal lahir : Medan,08 April 1989

Pekerjaan : Mahasiswi

Agama : Islam

Alamat : Jln.Sembilang No.16 pjk.baru Belawan Nomor Telepon : 081328577933, 085762208786

Orang Tua : H.Dianto.Ms dan Hj.Risnawaty Siregar Riwayat Pendidikan : SD Hangtuah I Belawan (1996-2001)

SLTP Hangtuah I Belawan (2001-2004)

SMA Dharmawangsa Glugur Medan (2004-2007)


(47)

(48)

LAMPIRAN II

Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN

Saya, Ummi Dian Syafitri (NIM: 070100341) adalah mahasiswi fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian dengan judul

”Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-ibu Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan tahun 2010”. Adapun tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk memenuhi

salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan dokter dan memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Di dalam penelitian tersebut akan diadakan pengumpulan data melelui kuesioner yang dibagikan kepada responden.

Jika Ibu bersedia menjadi partisipan dan mengizinkan peneliti untuk menanyakan hal-hal yang menyangkut dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangani surat persetujuan ini dan megisi kuesioner yang telah dilampirkan dengan jujur dan apa adanya. Tidak ada unsur paksaan untuk berpartisipasi dalam mengikuti penelitian tersebut dan kerahasiaan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menjadi tanggung jawab peneliti.

Data-data yang diperoleh dari penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan semata, presentasi dan publikasi hasil peneliti hanya akan dilakukan dikalangan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Apabila terdapat pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi peneliti di nomor 085762208786. Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan,

Partisipan, Peneliti,


(49)

LAMPIRAN III Kuesioner

Nomor Kuesioner :

Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kelurahan Bealawan I Kecamatan Belawan tahun 2010. I. Data Demografi

Tanggal Pengisian :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Tingkat Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Jumlah Anak :

II. Pengetahuan KB

1. KB adalah singkatan dari ,,,,, a. Keluarga Bahagia

b. Keluarga Berencana c. Keluarga Beriman

2. Pendidikan KB diberikan kepada masyarakat guna untuk ,,,, a. mengurangi jumlah penduduk

b. meningkatkan pendapatan masyarakat c. agar setiap keluarga memiliki 2 anak


(50)

3. Apakah efek smping dari penggunaan KB ,,,, a. menimbulkan kehamilan

b. Berat badan bertambah c. Mengurangi nafsu makan

4. Bagaimana cara kerja dari alat kontrasepsi kondom,,,,, a. melemahkan sel sperma

b. melemahkan sel ovum

c. menghambat bertemunya sel telur dengan sperma

5. Sejak usia berapakah kita sudah bisa mengikuti program KB ,,,,, a. 16 s/d berumah tangga

b. 25 s/d berumah tangga c. 35 s/d berumah tangga

6. Bagaimana cara kerja dari alat kontrasepsi susuk/implant…

a. Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 1 tahun saja b. Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3-5 tahun c. Dapat mencegah terjadinya kehamilan selama waktu pemakaian

7. Apa manfaat KB bagi keluarga ,,,,

a. meningkatkan pengetahuan tentang alat reproduksi b. membangun keluarga yang sejahtera

c. menyejahterakan kehidupan berbangasa dan bernegara

8. Semboyan KB adalah ,,,,

a. membangun keluarga yang sejahtera b. cukup 2 anak saja


(51)

9. Apakah pengetahuan KB perlu diberikan kepada para remaja ,,,,,, a. tidak, karena program KB diberikan kepada orang tua

b. tidak, karena program KB diberikan kepada para ibu

c. ya, karena remaja harus mendapatkan pengetahuan tentang KB

10. Apakah program KB hanya seputar penggunaan alat kontrasepsi saja ,,,, a. tidak, karena juga berisi tentang kesehatan reproduksi

b. ya, karena program KB diberikan untuk mengurangi jumlah penduduk c. ya, karena program KB ditujukan hanya kepada yang sudah berkeluarga

11. Apakah untuk mengikuti program KB harus menunggu saat kita sudah menikah ,,,,,

a. ya b. tidak c. mungkin

12. Apa efek samping dari pemakaian suntik KB…

a. Mengakibatkan tidak adanya keinginan untuk melakukan hubungan seksualitas

b. Dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan kenaikan berat bada pada sebagian wanita

c. Dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan penurunan berat badan pada sebagian wanita


(52)

III. Penggunaan Kontrasepsi

1. Apakah ibu memakai alat kontrasepsi? a. ya

b. Tidak

2. Apa jenis alat kontrasepsi yang ibu gunakan? a. Pil/suntik

b. Implan c. Susuk

3. Sudah berapa lama ibu menggunakannya? a. >5 tahun


(53)

(54)

(55)

Frequencies

Statistics Umur responden N Valid 100

Missing 1

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 10 9.9 10.0 10.0

2 18 17.8 18.0 28.0

3 72 71.3 72.0 100.0

Total 100 99.0 100.0 Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Frequencies

Statistics pendidikan responden N Valid 100

Missing 1

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 19 18.8 19.0 19.0


(56)

SMA 27 26.7 27.0 99.0

Sarjana 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 99.0 100.0 Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Statistics pekerjaan responden N Valid 100

Missing 1

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid ibu rumah tangga 73 72.3 73.0 73.0

wiraswasta 27 26.7 27.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Frequencies

Statistics anak responden N Valid 100


(57)

anak responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid >2 orang 52 51.5 52.0 52.0

<2 orang 48 47.5 48.0 100.0 Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Frequencies

Statistics Pengetahuan responden N Valid 100

Missing 1

Pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 50 49.5 50.0 50.0

sedang 44 43.6 44.0 94.0

kurang 6 5.9 6.0 100.0

Total 100 99.0 100.0 Missing System 1 1.0


(58)

Frequencies

Statistics penggunaan responden N Valid 100

Missing 1

penggunaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid >5 tahun 45 44.6 45.0 45.0

<5 tahun 55 54.5 55.0 100.0 Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Pengetahuan responden *

penggunaan responden


(59)

Pengetahuan responden * penggunaan responden Crosstabulation Count

penggunaan responden

Total >5 tahun <5 tahun

Pengetahuan responden baik 25 25 50

sedang 17 27 44

kurang 3 3 6

Total 45 55 100

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Pengetahuan responden *

penggunaan responden

100 99.0% 1 1.0% 101 100.0%

Pengetahuan responden * penggunaan responden Crosstabulation

penggunaan responden

Total >5 tahun <5 tahun

Pengetahuan responden baik Count 25 25 50

% within Pengetahuan responden

50.0% 50.0% 100.0%

sedang Count 17 27 44

% within Pengetahuan responden

38.6% 61.4% 100.0%

kurang Count 3 3 6

% within Pengetahuan responden


(60)

Total Count 45 55 100 % within Pengetahuan

responden

45.0% 55.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 1.286a 2 .526

Likelihood Ratio 1.291 2 .524 Linear-by-Linear Association .528 1 .467

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.70.


(1)

Frequencies

Statistics

Umur responden

N Valid 100

Missing 1

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 10 9.9 10.0 10.0

2 18 17.8 18.0 28.0

3 72 71.3 72.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Frequencies

Statistics

pendidikan responden

N Valid 100

Missing 1

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 19 18.8 19.0 19.0


(2)

SMA 27 26.7 27.0 99.0

Sarjana 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Statistics

pekerjaan responden

N Valid 100

Missing 1

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ibu rumah tangga 73 72.3 73.0 73.0

wiraswasta 27 26.7 27.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Frequencies

Statistics

anak responden

N Valid 100


(3)

anak responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >2 orang 52 51.5 52.0 52.0

<2 orang 48 47.5 48.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Frequencies

Statistics

Pengetahuan responden

N Valid 100

Missing 1

Pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 50 49.5 50.0 50.0

sedang 44 43.6 44.0 94.0

kurang 6 5.9 6.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0


(4)

Frequencies

Statistics

penggunaan responden

N Valid 100

Missing 1

penggunaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >5 tahun 45 44.6 45.0 45.0

<5 tahun 55 54.5 55.0 100.0

Total 100 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 101 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan responden * penggunaan responden


(5)

Pengetahuan responden * penggunaan responden Crosstabulation

Count

penggunaan responden

Total >5 tahun <5 tahun

Pengetahuan responden baik 25 25 50

sedang 17 27 44

kurang 3 3 6

Total 45 55 100

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan responden * penggunaan responden

100 99.0% 1 1.0% 101 100.0%

Pengetahuan responden * penggunaan responden Crosstabulation

penggunaan responden

Total >5 tahun <5 tahun

Pengetahuan responden baik Count 25 25 50

% within Pengetahuan responden

50.0% 50.0% 100.0%

sedang Count 17 27 44

% within Pengetahuan responden

38.6% 61.4% 100.0%

kurang Count 3 3 6

% within Pengetahuan responden


(6)

Total Count 45 55 100 % within Pengetahuan

responden

45.0% 55.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.286a 2 .526

Likelihood Ratio 1.291 2 .524

Linear-by-Linear Association .528 1 .467

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.70.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan KB pada Ibu-ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X Kecamatan Medan Johor Tahun 2012

0 46 59

Hubungan Tingkat Pengetahuan KB Pada Ibu-Ibu Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Kelurahan Belawan I Kecamatan Belawan Tahun 2010

0 30 60

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

5 57 135

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

0 0 17

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

0 0 8

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

0 0 29

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

0 0 4

Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Sosial Budaya Dengan Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan Tahun 2014

0 0 30

Hubungan Pengetahuan KB pada Ibu-ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X Kecamatan Medan Johor Tahun 2012

0 0 14