mengembalikan surat keberatan kepada Wajib Pajak dan memberitahukan secara tertulis dimana KPP tempat penyampaian surat keberatan yang
seharusnya, paling lama 5 lima hari kerja sejak diterimanya surat keberatan.
E. Saat Diterimanya Surat Keberatan
Saat diterimanya surat keberatan menentukan jangka waktu penerbitan keputusan atas surat keberatan tersebut. Dalam hal surat keberatan disampaikan:
1. Secara langsung adalah sesuai tanggal terima yang tercantum pada bukti
penerimaan surat yang diberikan oleh KPP; 2.
Melalui pos adalah sesuai tanggal stempel pos yang tercantum pada bukti pengiriman surat;
3. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir adalah sesuai tanggal
pengiriman yang tercantum pada bukti pengiriman surat; atau 4.
Dengan e-Filing melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider ASP adalah sesuai tanggal yang tercantum pada bukti penerimaan
elektronik.
F. Pemberitahuan Surat Keberatan Memenuhi Syarat Formal
Apabila Surat Keberatan Wajib Pajak memenuhi persyaratan, maka: 1.
Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak bahwa surat keberatannya memenuhi persyaratan.
2. Surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan bukan merupakan surat
keberatan dan tidak dipertimbangkan, sehingga Direktur Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan keberatan.
3. Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Wajib Pajak bahwa surat keberatannya tidak memenuhi persyaratan.
G. Permintaan Keterangan Terkait Dasar Pengenaan Pajak Atau
Penghitungan Rugi
Sebelum mengajukan keberatan, Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak atau penghitungan rugi
kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP paling lama 2 dua bulan setelah tanggal pengiriman surat ketetapan pajak. Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal
Pajak wajib memberi keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak secara tertulis kepada Wajib Pajak paling lama 15 lima belas hari kerja sejak surat permintaan
Wajib Pajak diterima. Jangka waktu pemberian keterangan tersebut tidak menunda jangka waktu pengajuan keberatan lihat bagian jangka waktu pengajuan keberatan.
Meskipun jangka waktu 2 dua bulan telah terlampaui, Wajib Pajak masih dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak
atau penghitungan rugi kepada Direktur Jenderal Pajak melalui KPP, dan atas permintaan tersebut, Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat memberi
keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak secara tertulis.
H. Proses Penyelesaian Keberatan
Dalam proses penyelesaian keberatan, terdapat beberapa tahapan penyelesaian sebagai berikut:
1. Peminjaman Data dan Pemberian Keterangan Dalam proses penyelesaian
keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat:
a. meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy
danatau softcopy kepada Wajib Pajak dan Wajib Pajak wajib memenuhi paling lama 15 hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat
peminjaman danatau permintaan; b.
meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan dan Wajib Pajak wajib memenuhi paling lama 15 hari kerja sejak tanggal dikirimnya
surat peminjaman danatau permintaan; c.
meminta pihak lain diluar Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan data dan atau keterangan.
d. meninjau ke tempat Wajib Pajak jika diperlukan
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas suatu pemotongan atau pemungutan pajak, Wajib Pajak wajib menyerahkan asli bukti pemotongan atau
pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan.
2. Peminjaman Data dan Pemberian Keterangan Yang Kedua
Apabila sampai dengan jangka waktu 15 hari kerja sejak tanggal dikirimkannya surat peminjaman danatau permintaan, Wajib Pajak belum
meminjamkan sebagian atau seluruh buku, catatan, data dan informasi danatau belum memberikan keterangan yang diminta, maka Kepala Unit
Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak menerbitkan peminjaman danatau permintaan yang kedua dalam jangka
waktu 5 lima hari kerja sejak batas waktu tersebut diatas berakhir. Wajib Pajak wajib memenuhi peminjaman danatau permintaan yang kedua ini
paling lama 10 sepuluh hari kerja sejak tanggal dikirimnya surat peminjaman danatau permintaan.
Dalam hal masih diperlukan, Wajib Pajak wajib meminjamkan bukti tambahan danatau memberikan penjelasan, dalam jangka waktu sebagaimana
disebut dalam surat peminjaman danatau permintaan tambahan. 3.
Wajib Pajak Tidak Memenuhi Permintaan Data Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruhnya
peminjaman danatau permintaan serta tidak menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak dan surat pernyataan yang menyatakan
bahwa pemotongan atau pemungutan pajak belum atau tidak akan dikreditkan, keberatan tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau diterima dan
Kepala Unit Pelaksana Penelitian keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak membuat Berita Acara.
4. Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain dalam rangka Keberatan
Dalam hal diperlukan, untuk mendapatkan data danatau informasi yang objektif yang dapat dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan
keberatan, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan untuk tujuan
lain dalam rangka keberatan. Pemeriksaan yang dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang pemeriksaan.
5. Pembahasan Sengketa Perpajakan
Dalam proses penyelesaian keberatan, Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pembahasan
sengketa perpajakan yang diajukan keberatan dengan Wajib Pajak danatau pihak lain yang terkait. Dalam pembahasan sengketa perpajakan tersebut,
Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur Jenderal Pajak dapat memanggil Wajib Pajak danatau pihak lain yang terkait untuk
melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan. Dalam hal Kepala Unit Pelaksana Penelitian Keberatan atas nama Direktur
Jenderal Pajak memanggil Wajib Pajak danatau pihak lain untuk melakukan pembahasan sengketa perpajakan yang diajukan keberatan, surat pemanggilan
dikirimkan paling lama 10 sepuluh hari kerja sebelum tanggal pembahasan sengketa perpajakan. Pembahasan sengketa perpajakan
tersebut dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan Sengketa Perpajakan. 6.
Data atau Informasi yang Tidak Diberikan pada saat Pemeriksaan Pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang tidak
diberikan pada saat pemeriksaan, tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, kecuali pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan. Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau
keterangan lain yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan tetapi
diperlukan dan diminta oleh Direktur Jenderal Pajak serta diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang memiliki kaitan
dengan koreksi yang disengketakan. Dalam hal terdapat pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
yang belum diminta pada saat proses pemeriksaan dan keberatan tetapi diserahkan oleh Wajib Pajak dalam proses keberatan, pembukuan, catatan,
data, informasi, atau keterangan lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak tersebut dapat dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatan, sepanjang
memiliki kaitan dengan koreksi yang disengketakan. 7.
Permintaan Hadir, Penjelasan Hasil Penelitian Keberatan, dan Tanggapan atas Hasil Penelitian Keberatan
Sebelum menerbitkan Surat Keputusan keberatan, Direktur Jenderal Pajak wajib meminta Wajib Pajak untuk hadir guna memberikan keterangan atau
memperoleh penjelasan mengenai keberatan Wajib Pajak.Surat Pemberitahuan Untuk Hadir tersebut harus dilampiri dengan Pemberitahuan
Hasil Penelitian Keberatan dan Formulir Surat Tanggapan Hasil Penelitian Keberatan.Pemberian keterangan dan penjelasan tersebut dituangkan dalam
Berita Acara. Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan kesempatan untuk hadir:
a. dibuat Berita Acara
b. proses keberatan tetap dapat diselesaikan.
8. Pencabutan Surat Keberatan
Wajib Pajak dapat mencabut pengajuan keberatan sepanjang Surat Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan sesuai dengan tanggal kirim
kepada Wajib Pajak.Pencabutan pengajuan keberatan tersebut diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala Unit Pelaksana Penelitian
keberatan secara tertulis. Wajib Pajak yang mencabut pengajuan keberatan tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat
ketetapan pajak yang tidak benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1 huruf b Undang-Undang KUP. Kepala Unit Pelaksana Penelitian
keberatan wajib memberikan jawaban atas pencabutan pengajuan keberatan, jika belum diterbitkan SPUH paling lama 5 lima hari kerja sejak surat
pencabutan pengajuan keberatan diterima. Dalam hal pencabutan pengajuan keberatan tidak memenuhi syarat maka
proses keberatan tetap diselesaikan dengan penerbitan Surat Keputusan keberatan.
9. Kuasa dalam Proses Keberatan Pasal 15
Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dalam rangka proses penyelesaian keberatan, kuasa Wajib Pajak harus menyerahkan Surat Kuasa
Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 UU KUP. 10.
Jangka Waktu Penyelesaian Keberatan Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan yang
diajukan Wajib Pajak paling lama 12 dua belas bulan sejak saat diterimanya surat keberatan. Keputusan atas keberatan dapat berupa mengabulkan
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambahbesarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Apabila jangka waktu 12 dua belas bulan telah terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan dan Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan Keputusan keberatan paling lama 1 satu bulan sejak jangka waktu tersebut
berakhir. Keputusan keberatan harus disampaikan kepada Wajib Pajak melalui pos atau
perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir, dengan tanda bukti pengiriman surat.
11. Permintaan Keterangan Tertulis terkait Dasar Keputusan Keberatan
Jika diperlukan, sebelum mengajukan banding, Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP
mengenai alasan yang menjadi dasar untuk mengabulkan sebagian atau menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang dalam surat keberatan
Wajib Pajak. Atas permintaan tersebut, Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keterangan secara tertulis kepada Wajib Pajak paling lama 15
lima belas hari kerja sejak surat permintaan Wajib Pajak diterima. Jangka waktu pemberian keterangan tersebut tidak menunda jangka waktu pengajuan
banding.
I. Data Keberatan Pajak
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Mengajukan Permohonan Keberatan atas
Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Barat Tahun 2014.
Tabel 3.1
Wajib Pajak Orang Pribadi yang Mengajukan Permohonan Keberatan atas Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Medan Barat Tahun 2014
Sumber: Pelaksana seksi PDI 2015
NO Nama WP Jenis Ketetapan Tanggal
Permohonan Tanggal
Penerimaan 1
A SKPKB PPh OP
23 juni 2014 26 juni 2014
2 B
SKPKB PPh OP 23 juni 2014
26 Juni 2014
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI