Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk

(1)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT SUKUK

(Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan) SKRIPSI

Disusun Oleh : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT SUKUK

(Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk non Keuangan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh : Dimas Pangga Wisesa NIM: 1113081000117

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/2016 M

Pembimbing I

Dr. Pudji Astuty, SE, MM

Pembimbing II


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 25 November 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa: 1. Nama : Dimas Pangga Wisesa

2. NIM : 1113081000117 3. Jurusan : Manajemen/ MIPS

4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 November 2016

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. ( ) NIP.19731221 200501 2 002 Ketua

2. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. ( )

NIP.- Sekretaris

3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE. ,MAB. ( ) NIP. 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli

4. Dr. Pudji Astuty, SE., MM. ( )

NIP.- Pembimbing I

5. Deni Pandu, SE., M.Sc. ( )


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF Hari ini Rabu Tanggal 10 Bulan Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117

Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Agustus 2016

Supriyono, SE, MM. NIP.19720111201411101

Rahmat Gunawan, SE, MM. NIP.


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dimas Pangga Wisesa NIM : 1113081000117

Jurusan : Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan Dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 25 November 2016 Yang Menyatakan

Dimas Pangga Wisesa 1113081000117


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS HIDUP

Nama : Dimas Pangga Wisesa Tempat / Tanggal Lahir : Ciamis, 15 Februari 1994 Tinggi / Berat : 171cm / 74kg

Agama : Islam

Alamat : Komplek. Batan Lama A – 14, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.

Telp / Hp : 089622371171

Email : dimaspangga18@gmail.com : dimaspanggawisesa@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

2000-2006 : SDN Puspiptek

2006-2009 : SMPN 2 Cisauk (SMPN 8 Kota Tangerang Selatan) 2009-2012 : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan

2012-2014 : CCIT-FTUI


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktifitas, dan variabel independen non-rasio keuangan yaitu ukuran perusahaan terhadap peringkat sukuk yang diterbitkan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Badan Pemeringkat Pefindo periode Januari 2012-Desember 2015. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 37 sampel. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program spss 16.0 .Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya kemampuan prediksi dari kelima variabel independen terhadap peringkat sukuk sebesar 85,4%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji t menunjukan bahwa, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk dan rasio proftabilitas, leverage dan aktivitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat sukuk.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Ukuran Perusahaan, dan Peringkat Sukuk.


(8)

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the influence of independent variabel that is Liquidity ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity Ratio, Company Size, toward sukuk rate that was published by non-financial company listed in rating agencies PEFINDO on period between January 2012-Desember 2015. This research method purposive sampling for sampling. There 37 sample used by. The analytical method used multiple regression analysis by using spss programme 16.0. The result of this research show that research model is fit to use because has fullfilled classical assumption. Based on the coefficient determination, that the measure of the predictive capability of five independent variables toward sukuk rate amounting to 85.4%. Based on the F test showed that the model fit to use because it has a significance value of less than 5%. Based on the T test showed that liquidity ratio and company size partialy influenence sukuk rate and profitability ratio, leverage ratio, and activity ratio are not partialy influenence sukuk rate.

Key Word : Liquidity ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity Ratio, Company Size, and sukuk rate.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita Dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Mudah-mudahan kita mendapat syafaatnya di akhirat. Aamiin. Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk”, sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselsaikan. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas Dari bantuan dan bimbingan Dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang paling berpengaruh dalam hidup saya, yang memberikan kasih sayang dan waktunya untuk membimbing saya hingga saat ini dan selalu menanamkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan dalam kehidupan. Ibu Dra. Rina Yanti dan Ayah Ir. Imam Prasetyo. Semoga ridho keduanya bersama penulis.

2. Teruntuk adik saya Adithya Raidipa Wisesa yang turut mendoakan kelancaran penyusunan skripsi. Semoga kita berdua dapat membanggakan Ibu dan Ayah.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

4. Ibu Dr. Pudji Astuti sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.


(10)

5. Bapak Deni Pandu, SE, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si.selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 11. Sahabat terbaikku, Eka Ulfatul Fitriani yang membantu penulis dalam

penulisan skripsi dan selalu memberi semangat dalam mengerjakan skripsi. 12. Teman-teman yang membantu dalam penyelsaian skripsi ini, Asep Septian

Firdaus, Azka Amany dan Indita Indriana atas bantuan dan waktunya.

13. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.

14. Dan terakhir semua pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini dari awal yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Tangerang Selatan, 25 November 2016


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 12

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

BAB II ... 14

A. Landasan Teori ... 14

1. Definisi Pasar Modal ... 14

2. Lembaga Penunjang Pasar Modal ... 18

3. Fungsi Pasar Modal ... 19

4. Jenis Pasar Modal ... 20

5. Pasar Modal Syariah... 21

6. Definisi Sukuk ... 21

7. Ketentuan Sukuk ... 24

8. Jenis-jenis Sukuk ... 25

9. Keistimewaan Sukuk ... 26

10. Resiko Sukuk ... 28

11. Peringkat Sukuk ... 30

12. Laporan Keuangan ... 31

13. Analisa Laporan Keuangan ... 35

14. Analisis Rasio Keuangan ... 35

15. Macam – Macam Rasio Keuangan ... 36


(12)

B. Penelitian Terdahulu ... 40

C. Keterkaitan Antar Variabel ... 47

D. Kerangka Pemikiran ... 49

E. Hipotesis ... 53

BAB III ... 55

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 55

B. Metode Penentuan Sampel ... 55

C. Metode Pengumpulan Data ... 57

D. Metode Analisis Data ... 57

E. Operasional Variabel Penelitian ... 69

BAB IV ... 73

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 73

B. Analisa Pembahasan Data ... 74

2. Analisis Deskriptif... 74

3. Uji Asumsi Klasik ... 76

4. Uji Regresi Berganda ... 82

5. Uji Hipotesis ... 86

6. Interpretasi Hasil ... 88

BAB V ... 91

A. Kesimpulan... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik ... 6 Gambar 3. 1 PP Plots ...77 Gambar 3. 2 Scatterplot ... 81


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk ... 9

Tabel 3. 1 Proses Pemilihan Sampel ... 56

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ... 56

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 75

Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov ... 78

Tabel 4.3 Model Summary ... 79

Tabel 4.4 Run Test ... 79

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 80

Tabel 4.6 Coefficients ... 81


(15)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi, tidak dapat dilepaskan Dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan prinsip-prinsip syariah. Baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan. Islam mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak (win win solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau win loss. Al qur’an melarang manusia mencari rizki dengan berspekulasi atau cara lainnya yang merugikan salah satu pihak.

Islam juga melarang investasi yang mengandung riba, gharar (mengubah kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk mendapatkan keuntungan), maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan berbagi transaksi lain yang merugikan salah satu pihak. Islam juga melarang semua tindakan yang merusak dan merugikan. Islam menghendaki aktivitas perekonomian yang didasarkan pada prinsip saling meridhoi. Islam juga tidak melarang umatnya untuk menanggung risiko dalam menjalankan investasi. Setiap mukmin harus melakukan tindakan yang terbaik untuk hari ini dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Sebab manusia tidak mengetahui hasil upaya yang dilakukan saat ini (Muhammad Nafik, 2009:23).

Dalam Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat di anjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Investasi menurut definisi adalah menanam atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana pada sesuatu


(16)

yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa yang akan datang.

Untuk mengimplementasikan anjuran dalam berivestasi, maka harus diciptakan sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan untuk menanamkan modal dalam bentuk investasi. Sejumlanh instrumen investasi yang disediakan yang diharapkkan akan meningkatkan nilai di masa mendatang diantaranya sukuk ritel dan deposito. Investasi itu sendiri berbeda dengan menabung, karena investasi biasanya dilakukan dengan perencaan yang lebih matang berbeda dengan menabung yang biasanya tanpa perencanaan. Dalam prosesnya investasi dan menabung hampir sama tetapi orientasi Dari keduanya yang berbeda jika menabung hanyalah kegiatan menetapkan sejumlah dana yang kita miliki pada produk tabungan, dalam hal ini kita hanya akan mendapatkan bunga atau bagi hasil Dari setiap bulannya akan tetapi berbeda dengan investasi merupakan kegiatan penanaman modal untuk suatu tujuan tertentu pada jangka menengah dan panjang yang berkaitan dengan mengakumulasi suatu bentuk aktiva dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan dan investasi itu sendiri banyak jenisnya seperti sukuk yang semakin diminati.

Salah satu bentuk instrumen keuangan syariah yang telah banyak diterbitkan baik oleh korporasi maupun negara adalah sukuk. Di beberapa negara, sukuk telah menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang penting. Pada saat ini, beberapa negara telah menjadi regular issue dari sukuk, misalnya Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Qatar, Pakistan, dan State sof Saxony Anhalt – Jerman. Penerbitan sovereign sukuk biasanya ditujukan untuk keperluanpembiayaan negara secara umum (general funding) atau untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu, misalnya pembangunan bendungan, unit


(17)

pembngkit listrik, pelabuhan, bandar udara, rumah sakit, dan jalan tol.Selain itu, sukuk juga dapat digunakan untuk keperluan pembiayaan cash-mismacth, yaitu dengan menggunakan sukuk dengan jangka waktu pendek (Islamic Tresury Bills) dan juga dapat digunakan sebagai instrumen pasar uang.Total emisi sukuk internasional berkembang pesat dari semula pada tahun 2002 hanya sekitar USD 1 miliar, menjadi USD 17 miliar pada bulan April 2007. jumlah dan jenis instrumen sukuk juga terus berkembang, dari semula hanya dikenal sukuk al ijarah berkembang menjadi 14 jenis sukuk sebagaimana ditetapkan oleh The Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI). adapun investor sukuk, tidak lagi hanya terbatas pada investor islami, karena pada saat ini sebagain besar investor sukuk justru merupakan investor konvensional.

Perkembangan sukuk yang menjadikan salah satu investasi pilihan adalah karena sukuk memiliki keistimewaan tersendiri dibanding investasi lain yang membuat pertumbuhan sukuk meningkat yaitu dikarenakan sukuk memberikan penghasilan atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan dibayarkan setiap bulannya, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah, memunginkan didapatnya penghasilan tambahan berupa margin (capital gain) dan yang terpenting sukuk aman dan terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir. Dalam negeri sendiri, pasar keuangan syariah, termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya dibandingkan konvensional masih relatif kecil. untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan anggaran negara dan dalam rangka pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri, pemerintah telah menyusun RUU tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). UU SBSN


(18)

tersebut akan menjadi legal basis bagi penerbitan dan pengelolaan sukuk negara atau SBSN.

Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.

Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri Dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai Dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia. Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan


(19)

Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007. Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Pada tahun 2002, PT Indosat pertama kali menerbitkan sukuk senilai 175 miliar yang direspon baik oleh pasar. Sejak saat itu, sukuk mulai dikembangkan dalam pasar modal Indonesia dan diikuti sampai sekarang. Hingga tahun 2013, total nilai sukuk yang bereDar yaitu 8,387 miliar rupiah. Pada tahun 2009, terjadi lonjakan penerbitan emisi sukuk dari 29 menjadi 43. Di tahun 2009 terjadi kenaikan emisi sukuk mencapai 48%. Di tahun 2008 tercatat nilai sukuk 5,4 Triliun di akhir tahun 2009 tercatat nilai emisi sukuk sebesar 7 Triliun. Kenaikan sebesar 1,6 Triliun ini adalah kenaikan terbesar dibanding tahun-tahun lain yang rata-rata kenaikannya tidak mencapai 1 Triliun. Keunggulan sukuk, Sukuk mampu tumbuh cepat di tengah krisis finansial global 2007. Meskipun nilai outstanding Sukuk relatif kecil dibanding obligasi konvensional, tetapi Pasar Sukuk Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahunnya.


(20)

Gambar 1. 1 Grafik Perkembangan Sukuk

(Sumber: Laporan OJK per Desember 2015)

Dari grafik ini dapat kita lihat bahwa perkembangan sukuk pertahunnya hampir mengalami kenaikan. Dapat dilihat kenaikan nilai outstanding sukuk mengalami kenaikan pertahunnya walaupun tidak terlalu signifikan dibandingan dengan nilai akumulasi penerbitan yang terus meningkat signifikan, akan tetapi perkembangan nilai akumulasi penerbitan yang signifikan dikarenakan investasi pada produk sukuk semakin menarik minat investor untuk berinvestasi dikarenakan banyaknya kelebihan yang ditawarkan dari investasi sukuk.

Terdapat sejumlah kelebihan yang didapat bila menerbitkan sukuk antara lain; (1) Investasi yang aman (pemerintah sebagai penjamin). (2) Memberikan return yang relatif tinggi (12% gross => 9.6% nett) dibandingkan produk konservatif lain seperti reksadana pasar uang atau deposito. (3) Mendapatkan pembayaran imbalan yang dilakukan secara berkala (perbulan). (4) Berpotensi memperoleh Capital Gain, ketika harga sedang naik di pasar sekunder.


(21)

Namun dalam dunia investasi sukuk memiliki resiko yang harus diperhatikan para investor antara lain, Resiko Gagal Bayar (Default Risk), adalah resiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. berhubung yang menerbitkan pemerintah, resiko ini sangatlah kecil (diasumsikan risk free). Resiko Pasar (Market Risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun). Resiko Likuiditas (Likuiditas Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa disebabkan karena kecenderungan produk syariah ditahan (tidak diperjual belikan hingga jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah menjamin untuk membeli kembali barang yang dijual oleh investor. resiko yang bisa terjadi adalah investor terpaksa menjual kepada agen penjual dengan harga di bawah harga pasar. apabila pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya yang relatif kecil dan ditransfer ke bank bisa menjadi tidak signifikan dan bisa terpakai. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka sebelum perusahaan mengeluarkan sukuk, akan dilakukan proses pengujian terhadap sukuk tersebut, dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal dengan melakukan pengujian peringkat (rating) sukuk.

Rating itu sendiri merupakan salah satu acuan Dari investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Proses rating sebuah obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Terdapat dua kategori kelompok peringkat obligasi yaitu kategori kelas investasi (investment grade) dan kategori bukan kelas investasi (non investment grade). Sehingga muncul pertanyaan apakah pemeringkatan obligasi sudah tepat dan akurat sebagai


(22)

pandangan para investor nantinya. Peringkat obligasi syariah memberikan pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan. Peringkat juga berfungsi untuk membantu kebijakan publik untuk membatasi investasi spekulatif para investor. Sehingga kualitas obligasi dapat dinilai dari peringkatnya. (Margareta dan Poppy : 2009)

Dari rating inilah kita dapat menentukan apakah investasi yang kita pilih adalah investasi yang baik dan mengguntungkan, dan rating ini memberikan gambaran seberapa besar perkembangan suatu sukuk yang diterbitkan kepada publik. Dan proses rating ini melewati pengolahan dari data keuangan dan non keuangan, data keuangan untuk melakukan rating didapat dari rasio – rasio keuangan perusahaan yang diolah dari data laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan data non keuangan yang digunakan adalah kemampuan audit dari auditor independen yang melakukan audit pada tingkat produktivitas, secure dan maturity yang dimiliki perusahaan.

Di Indonesia terdapat salah satu lembaga pemeringkat sekuritas hutang yaitu,PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PEFINDO merupakan rating agency tertua di Indonesia. Hingga saat ini PEFINDO telah memberi peringkat kepada lebih Dari 500 perusahaan dan pemerintah daerah. Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk, medium-term notes telah diperingkat oleh PEFINDO. PEFINDO juga merupakan market leader rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan peringkat yang diberikan oleh PEFINDO diharapkan penelitian ini dapat mencakup sebagian besar sukuk yang telah diterbitkan di Indonesia. Karena kebanyakan sukuk diperingkat oleh PEFINDO. Peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade dan non-investment grade.


(23)

Obligasi investment grade memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB. Sedangkan untuk non-investment grade dengan peringkat BB, B, CCC, dan D. Investment grade merupakan obligasi dengan risiko kredit yang rendah sehingga berperingkat 3 tinggi. Non investment grade merupakan obligasi yang memiliki risiko tinggi sehingga berperingkat rendah.

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan non-Keuangan Penerbit Sukuk

No Nama Perusahaan Kode Jumlah Sukuk yang Beredar 1 PT Adhi Karya (Persero) ADHI 7 2 PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 1 3 PT Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI 4

4 PT Mayora Indah Tbk. MYOR 3

5 PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk. ROTI 3

6 PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk. AISA 1

7 PT Sumberdaya Sewatama

SSMA 2

8 PT Matahari Putra Prima Tbk.

MPPA 1

9 PT. PPLN PPLN 12

Jumlah Sampel 37

Sumber : data diolah

Dari gambar tabel di atas dapat dilihat beberapa sukuk non keuangan yang diterbitkan dan telah mendapatkan peringkat dari perusahaan pemeringkat Pefindo antara tahun 2012-2015. Dapat dilihat peringkat sukuk yang beredar di indonesia adalah A, AA dan AAA, bisa disimpulkan bahwa sukuk yang beredar di Indonesia berada pada kategori investment grade. Untuk mengukur peringkat sukuk tersebut Pefindo menggunakan beberapa faktor untuk mengukur peringkat salah satunya rasio keuangan.

Sejumlah penelitian yang meneliti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi peringkat sukuk. Adapun diantaranya telah dilakukan oleh: Purwaningsih (2013) yang memberikan bukti bahwa rasio leverage, likuiditas secure, dan maturity


(24)

mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk, begitu juga dengan penelitian Afiani (2010) yang menemukan bahwa rasio likuiditas dan profitabilitas mampu digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk dan rasio leverage dan produktivitas tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk. Penelitian Magreta dan Poppy (2009) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, dengan hasil bahwa Firm Size, likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor berpengaruh terhadap prediksi peringkat sukuk. Penelitian Melis (2014) yang menemukan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap peringkat sukuk sedangkan profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Penelitian ini mencoba untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk. penelitian ini akan menggunakan variabel Profitablitas, Likuiditas, Leverage. Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian sebelumnya masih terjadi perbedaan hasil, sehingga memotivasi penulis mengambil variabel-variabel tersebut.

Inkonsistensi hasil dari berbagai penelitian juga menjadi salah satu motivasi penulis. Sejumlah penelitian mengenai sukuk maupun obligasi yang penulis sebutkan sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pemilihan variabel yang bervariasi dalam model penelitian diasumsikan dapat mempengaruhi peringkat sukuk. Adanya research gap penelitian ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kembali mengenai pemeringkatan sukuk. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Faktor – faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk karena terdapat banyak hasil yang menunjukan research gap dari setiap penelitian sebelumnya dan Penelitian ini


(25)

menggunakan faktor akuntansi yaitu rasio keuangan likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktivitas dan ukuran perusahaan. Dari faktor akuntansi diteliti pengaruhnya terhadap peringkat sukuk, maka oleh karena itu penulis mengambil judul: “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk (Studi Kasus Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Non Keuangan)


(26)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut:

1. Apakah rasio keuangan (likuiditas) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk?

2. Apakah rasio keuangan (leverage) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk?

3. Apakah rasio keuangan (profitabilitas) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk?

4. Apakah rasio keuangan (aktivitas) mempengaruhi secara parsial peringkat sukuk?

5. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi secara signifikan parsial sukuk?

6. Apakah rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas) dan ukuran perusahaan mempengaruhi peringkat sukuk secara bersama-sama?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas) secara parsial terhadap peringkat sukuk.

2. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (leverage) secara parsialterhadap peringkat sukuk.

3. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (profitabilitas) secara parsial terhadap peringkat sukuk.


(27)

4. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (aktivitas) secara parsialterhadap peringkat sukuk.

5. Menganalisa pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap peringkat sukuk.

6. Menganalisa pengaruh rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas, leverage, dan aktivitas) dan ukuran perusahaan secara bersama-sama terhadap peringkat sukuk.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti/Akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun landasan pijak bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat masukan mengenai faktor – faktor keuangan (khususnya rasio keuangan) yang berpotensi mempengaruhi peringkat sukuk.

3. Bagi Investor dan Calon Investor

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan investasi sukuk.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Definisi Pasar Modal

Pasar modal (Capital Market) merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan produk. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dengan kata lain pasar modal merupakan tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dua jangka ynag merupakan modal sendiri berbentuk saham biasa (Common Stock) dan saham prefern (Preferen Stock), sedangkan dana jangka hutang berbentuk obligasi (Bond). (Martono, 2004:181)

Pasar Modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran (Siamat, 2005:487).


(29)

Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan dengan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pengertian pasar modal berdasarkan keputusan presiden No. 52 tahun 1976 tentang pasar modal menyebutkan bahwa pasar modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam undang-undang No. 15 tahun 1952. menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.

Pasar modal merupakan tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sabagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal memiliki peran yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 2). Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan


(30)

semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Kasmir, 2009:104).

Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut :

a. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :

1) Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.

2) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.

3) Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. b. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya

di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya


(31)

melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :

1) Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.

2) Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.

3) Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

c. Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :

1) Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.

2) Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :


(32)

a) Memberikan informasi tentang emiten b) Melakukan penjualan efek kepada investor 2. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat. (Tandelilin, 2010:71)

a. Biro Administrasi efek (Securities Administration Bureau)

Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.

b. Kustodian

Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

c. Wali Amanat

Wali amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.

d. Penasihat Investasi

Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. e. Pemeringkat Efek

Perusahaan pemeringkat efek (rating agencies) merupakan lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.


(33)

3. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu negara karena dapat menciptakan fasilitas bagi investor dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal sehingga banyak industri maupun perusahaan yang memanfaatkan pasar modal ini sebagai media untuk menarik investor yang dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan tersebut. disebutkan bahwa pasar modal memiliki dua fungsi utama yaitu: (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 2)

a. Fungsi ekonomi. Maksud dari pasar modal memiliki fungsi ekonomi adalah peran dimana pasar modal bertindak sebagai media penghubung dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi investor untuk menginvestasikan dana yang ia miliki dengan harapan memperoleh imbalan di masa depan sedangkan bagi pihak issuer atau perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus menunggu dana tersedia dari operasi perusahaan.

b. Fungsi keuangan. Maksud dari pasar modal disebut memiliki fungsi keuangan adalah karena pasar modal memberikan kemungkinan dan 15 kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik dan instrumen investasi yang dipilih.


(34)

4. Jenis Pasar Modal

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (Umam, 2013:178)

a. pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.

b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek.

c. Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE).


(35)

5. Pasar Modal Syariah

Pasar modal merupakan tempat perusahaan menerbitkan surat berharga, baik berupa saham ataupun obligasi, agar memperoleh dana dari investor. Di Bursa Efek Indonesia, saham atau obligasi yang diterbitkan berdasarkan klasifikasi aspek kesyariahannya yang dapat dilihat pada DES. Adapun indikator perkembangansaham yang sesuai syariah dinyatakan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Bank syariah yang memiliki kelebihan dana dan memandang penempatan pasar modal syariah merupakan sesuatu yang menguntungkan, secara bisnis dapat menggunakan surat berharga untuk menyalurkan kelebihan likuiditas tersebut. Sejauh ini, untuk menyalurkan kelebihan likuiditas di pasar modal, bank syariah diizinkan sebatas pembelian sukuk.(Yaya dkk, 2014:21)

6. Definisi Sukuk

Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), sukuk adalah “certificate of equal value representing undivided shares ownership of tangible asset, usufruct and services (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”. Jadi sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah menutup pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai rencana. sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang jelas, barang, atau jasa atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara


(36)

lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip bagi syariah. selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir. Pendapat lain mengartikan sukuk sebagai sertifikat dengan nilai yang sama yang mewakili bagian kepemilikan sepenuhnya terhadap aset yang tangible, manfaat dan jasa atau (kepemilikan dari) aset dari suatu proyek atau aktivitas investasi khusus. (Huda dan Edwin, 2007: 122)

Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 31/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. sukuk mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Sedangkan menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan No. IX .A. 13, sukuk ádalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas


(37)

investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

Dari sisi istilah, sukuk didefinisikan suatu dokumen sah yang menjadi bukti penyertaan modal atau bukti utang terhadap pemilik suatu harta yang boleh dipindahmilikan dan bersifat jangka panjang. (Nazaruddin, 2010:93). Sampai saat ini masih seringkali sukuk disamakan dengan obligasi syariah. Pengertian obligasi syariah adalah surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana segar. Para investor akan mendapatkan return dalam bentuk tingkat suku bunga tertentu yang sangat bervariasi tergantung kekuatan bisnis penerbitnya. (Sudarsono, 2004 : 221).

Karakteristik sukuk yang banyak dikenal di Indonesia tidak berbeda juga dengan karakteristik sukuk secara internasional. Berikut karakteristik sukuk: (Umam, 2013 : 178).

a. Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak manfaat (beneficial title)

b. Pendapatan berupa imbalan (kupon), margin, dan bagi hasil, sesuai jenis akad yang digunakan

c. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir

d. Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV) e. Memerlukan underlying asset


(38)

7. Ketentuan Sukuk

Ketentuan AAOIFI dalam al-Ma‟ayir al-Syar‟iyah, Mi‟yar no. 17 tentang Sukuk al-Istitsmar, bagian penerbitan, perdagangan, dan penarikan kembali (redemption) SukukMilkiyah al-Maujudat:

Boleh melakukan sekuritisasi (menerbitkan sukuk yang mewakili kepemilikan atas) aset, baik barang (tangible assets), manfaat (usufructs) maupun jasa (services); dengan cara membagi/memecah asset tersebut menjadi beberapa bagian yang sama dan menerbitkan sukuk sesuai dengan nilainya. Sedangkan piutang yang masih menjadi tanggung jawab orang lain tidak boleh disekuritisasi dengan tujuan untuk diperdagangkan.

Sejak diterbitkan sampai dengan jatuh tempo, boleh memindahtangankan (memperdagangkan) Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha (sukuk yang mewakili kepemilikan atas asset yang disewakan atau asset yang akan disewakan) setelah pemegang sukuk tersebut memilikinya.


(39)

Penerbit Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟jarah au al-Mau‟ud Bisti‟jariha boleh menarik kembali (redeem) Sukuk tersebut sebelum jatuh tempo, dengan harga pasar atau harga yang disepakati oleh penerbit dan pemegang Sukuk pada saat penarikan (at the date of redemption) (Fatwa DSN. NO: 76/DSN-MUI/ VI/2010).

8. Jenis-jenis Sukuk

Sukuk, berdasarkan strukturnya terdapat berbagai jenis, yang dikenal secara internasional dan telah mendapatkan endorsement dari The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) adalah :

a. SukukIjarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.

b. Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).


(40)

c. SukukMusyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian atau akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

d. Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna, dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.

9. Keistimewaan Sukuk

Dengan mengamati berbagai sifat umum mengenai sukuk, dapat dilihat bahwasukuk memiliki kualitas yang sama dengan semua pasar lain yang berorientasi aset keuangan konvensional, termasuk hal – hal berikut:(Huda dan Edwin, 2007 : 124)


(41)

Tabel 2.1 Keistimewaan Sukuk

Dapat diperdagangkan

Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset atau kegiatan bisnis dan juga dapat diperdagangkan pada harga pasar.

Dapat diperingkat

Sukuk dapat diperingkat dengan mudah oleh Agen Pemberi Peringkat regional dan internasional.

Dapat ditambah

Sebagai tambahan terhadap aset utama atau kegiatan bisnis, sukuk dapat dijamin dengan bentuk kolateral berlandaskan syariah lainnya.

Fleksibelitas hukum

Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan pajak yang berbeda

Dapat ditebus Struktur sukuk diperbolehkan untuk kemungkinan penebusan.

Sumber : data diolah

Keistemewaan lain yang ada pada sukuk dalam referensi yang berbeda adalah:

a. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau n isbah bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain. b. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai

dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh Pemerintah. c. Dapat diperjual belikan di pasar sekunder.

d. Memungkinkan diperolehnya tambahan pengahasilan berupa margin (capital again).

e. Aman dan terbebas dari riba (unsury), gharar (uncertainty), dan maysir (gambling).


(42)

10. Resiko Sukuk

Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar modal.Menurut Chartered Financial Analyst , risiko-risiko yang dihadapi investor sukuk sebagai berikut:

a. Risiko Tingkat Pengembalian (Rate of Return Risk) Risiko tingkat pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan pengembalian tetap (fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR atau benchmark konvensional lainnya membuat return pada sukuk dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad mudharabah, imbal hasil sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang dapat naik dan turun.

b. Risiko Kredit (Current ratioedit Risk) Risiko kredit pada sukukijarah dihadapi oleh investor disebabkan kegagalan pembayaran (default) atas sewa underlying asset. Kecenderungan default menjadi lebih besar karena mekanisme penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal hasil/suku bunga lebih tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam. Risiko kredit pada sukuk harus dinilai secara independen khususnya jika pemberi pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika underlying asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi. c. Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Risiko nilai

tukar dapat terjadi jika return atas pengelolaan underlying asset diberikan dalam mata uang asing. Penerbit dapat menghitung


(43)

dan memberikan jaminan atas risiko tersebut dalam rangka melindungi investor dari pergerakan nilai tukar.

d. Risiko Tingkat Harga (Price/Collateral Risk) Risiko tingkat harga terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin pada nilai penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan nilai pasar sesungguhnya dan laporan atas nilai underlying asset. Sukukijarah paling rentan menghadapi risiko ini karena aset yang disewakan dapat mengalami depresiasi hingga dibawah harga pasar. Pengelolaan yang baik atas aset menjadi faktor penting dalam menghadapi risiko ini.

e. Risiko Likuiditas (Likuiditas Risk) Pertumbuhan pasar sekunder yang lambat membuat investor sukuk menghadapi risiko likuditas. Kecenderungan membeli dan menahan (buy and hold) pada mayoritas investor sukuk membuat mekanisme transfer kepemilikan sukuk tidak efisien. Hal ini terjadi pula pada Sukuk Salam, dimana aset yang mewadahi kontrak merupakan komoditas pertanian. Sehingga perdagangan pada sekuritas tersebut menimbulkan unsur spekulasi. Zero Coupon Sukuk seperti Sukuk Istisna dan Murabahah juga tidak dapat diperdagangkan dipasar sekunder karena mirip dengan jual beli hutang (bai ad-dayn) yang dilarang oleh mayoritas ulama.

f. Risiko Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance Risk) Perkembangan pasar yang pesat memungkinkan adanya struktur sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi dan perhatian atas aturan-aturan syariah pada sukuk dibuat dalam


(44)

rangka melindungi investor muslim dari praktek-praktek yang prinsip-prinsip Islam.

11.Peringkat Sukuk

Peringkat sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit dari penerbit. Secara umum, hanya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple- A . Tingkat Peringkat turun ke triple- C sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan akhirnya ke D, atau default. Analis dan para investor sering menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten obligasi dari pada deskripsi kualitas obligasi sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004).

Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT. Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan pemeringkatan obligasi korporasi konvensional karena dalam penerbitan sukuk, pemeringkatan juga dilakukan dengan menelaah


(45)

aset dasar atau underlying asset yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan hutang.

12.Laporan Keuangan

a. Definisi Laporan Keuangan

Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.(Mamduh dan Halim, 2005:63).

Disini laporan keuangan digunakan sebagai gambaran data awal untuk menghitung rasio – rasio keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Jenis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.

1) Laporan Neraca

Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan


(46)

hubungan antar item tersebut.(Mamduh dan Halim, 2005:63). Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.(Sofyan, 2006:107).

Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :

a) Aktiva (Assets, Harta)

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :

b) Aktiva Lancar

Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.

c) Aktiva Tetap

Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya. d) Aktiva Lain-Lain

Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.


(47)

e) Hutang ( Liabilities )

Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :

(a). Hutang Lancar

adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar lainnya.

(b). Hutang Jangka Panjang

Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang lainnya.

f) Modal

Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya. 2) Laporan Laba Rugi

Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi


(48)

biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya-biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.(Sofyan, 2006:73).

Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut : (Mamduh dan Halim, 2005:56)

a) Pendapatan

Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.

b) Biaya

Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbulnya dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.

c) Keuntungan

Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

d) Kerugian

Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.


(49)

13.Analisa Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.(Sofyan, 2006:189).

Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang tetap.

14.Analisis Rasio Keuangan

Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membagikan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.(Kasmir, 2009:104)


(50)

Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. (Arief Sugiono, 2009:64). Analisis rasio sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pengevaluasian prestasi atau kinerja bagi perusahaanya bila dibandingkan dengan rata-rata industri, sedangkan bagi para kreditor analisis rasio dapat digunakan untuk memperkirakan potensi yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjamannya. Analisis rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam mengevaluasi nilai saham dan adanya jaminan atas kemanana dana yang akan ditanamkan pada suatu perusahaan. Dengan demikian analisis rasio keuanga dapat diterapkan dalam setiap model analisis, baik yang dipergunakan oleh manajemen untuk pegambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi, serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kerja.

15.Macam – Macam Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas

Tingkat rasio likuiditas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar seluruh kewajiban lancarnya dan menunjukkan kuat kondisi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Jadi


(51)

semakin tinggi rasio likuiditas ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (likuiditas ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, Rasio yang digunakan adalah: 1) Rasio Lancar (Current ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. (Kasmir, 2009:134)

b. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. (Sofyan, 2008:304). Rasio yang digunakan adalah:


(52)

c. Rasio Leverage

Menurut Fred Weston dikutip dari (Kasmir, 2009:150), Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah:

1) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to asset ratio ) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

d. Rasio Aktifitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila


(53)

ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Rasio yang digunakan adalah :

1) Total Asset Turn Over

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Total assets turn over dihitung sebagai berikut:


(54)

16.Ukuran Perusahaan (Company Size)

Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan. Ukuran perusahaan diproksikan dari penjualan bersih (net sales). Total penjualan mengukur besarnya perusahaan. Karena biaya- biaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam peringkat sukuk diantaranya :

a. Purwaningsih (2013), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 35 emisi dari 5 perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 2 rasio keuangan yaitu current ratio dan debt to equity ratio dan digunakan juga variabel secure dan maturity untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap rating sukuk. Variabel liqudity secara parsial tidak berpengaruh terhadap rating sukuk. Variabel secure secara parsial berpengaruh terhadap rating sukuk. Variabel maturity secara parsial berpengaruh terhadap rating sukuk. Leverage, likuiditas, secure dan maturity


(55)

b. Afiani (2010), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 51 emisi dari 17 perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 4 rasio keuangan yaitu current ratio, debt to equity ratio, Total Asset Turn Over dan Return on asset . Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara simultan ke empat variabel tidak mempengaruhi peringkat sukuk. Pengujian secara parsial, variabel likuiditas dan profitabilitas mempengaruhi peringkat sukuk, sedangkan produktivitas dan leverage tidak mempengaruhi peringkat sukuk.

c. Margreta, dan Poppy Nurmayanti (2009), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 80 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 4 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas produktivitas dan leverage dan digunakan juga variabel secure, maturity, firm size dan reputasi auditor untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel leverage, liqudity, profitabilitas, firm size dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Variabel secure dan productivity berpengaruh signifikan terhadap ratingsukuk.


(56)

d. Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt (2014), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 45 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 3 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan leverage dan digunakan juga variabel firm size dan guarantee untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan pada tingkat 0,05. Namun pada tingkat 0,10 ada satu variabel yang signifikan yaitu leverage. Hasil tersebut diinterpretasikan penilaian tidak difokuskan pada rasio utang saja tetapi juga point kredibilitas perusahaan.

e. Kalia Melis (2014), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 65 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 3 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan leverage dan digunakan juga variabel reputasi auditor untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel rasio likuiditas (current ratio) berpengaruh secara positif terhadap rating sukuk. Sedangkan rasio profitabilitas (return on assets), rasio leverage (debt to equity ratio), dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap rating sukuk. Secara simultan, variabel rasio


(57)

likuiditas (current ratio), rasio profitabilitas (return on assets), rasio leverage (debt to equity ratio) dan reputasi auditor bersama-sama mempengaruhi rating sukuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat dipakai untuk memprediksi rating sukuk.

f. Maylia P Sari (2007), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 160 emisi dari 38 perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 5 rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, produktivitas, solvability dan leverage. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik dan MDA. Hasil pengujian dengan diskriminan analisis menghasilkan rasio yang signifikan yaitu sejumlah sembilan variabel (LEVTLE, LIKCLWC, LIKWCTA, SOLNWLTLFA, SOLNWTL, PRFOIS, PRFCFOTS, PRODSTA dan PRODCFOTA) dengan tingkat kebenaran overall percentage yang tinggi yaitu sebesar 96,9 %. Maka hipotesis kedua (H2) diterima

karena rasio keuangan terbukti mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi suatu perusahaan.

g. Hengki Junius Sihombing dan Eka Nuraini Rachmawati (2015), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 45 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 2 rasio keuangan yaitu profitabilitas, dan leverage dan digunakan juga variabel Firm Size dan Pertumbuhan Perusahaan untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan


(58)

menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa Ukuran (Firm Size) secara signifikan berpengaruh terhadap Peringkat obligasi pada level of

significance kurang dari 5%, namun, Pertumbuhan(Growth),

Leverage (DER) dan Profitabilitas (return on asset) tidak berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.

h. Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny Rahyuda (2016), melakukan penelitian dengan menggunakan data sampel sebanyak 26 emisi. Rasio keuangan yang digunakan adalah sebanyak 2 rasio keuangan yaitu likuiditas, dan aktivitas dan digunakan juga variabel maturity dan Pertumbuhan Perusahaan untuk membantu proses penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pengujian data dengan teknik analisis regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa maturity secara signifikan berpengaruh terhadap Peringkat obligasi namun, Pertumbuhan, Likuiditas dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.


(59)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tujuan Variabel Metode

Penelitian Perbedaan 1 Septi

Purwaningsih. (2013) Mengetahui pengaruh leverage, likuiditas, secure dan maturity terhadap ratingsukuk.

leverage,

likuiditas, secure dan maturity

Analisis Regresi Berganda Variabel independen dan periode penelitian

2 Damalia Afiani. (2010) Mengetahui pengaruh leverage, likuiditas, productivity dan profitabilitas terhadap ratingsukuk.

leverage, likuiditas,

productivity dan profitabilitas Analisis Regresi Berganda Variabel independen dan periode penelitian

3 Margreta, dan Poppy

Nurmayanti. (2009)

menjelaskan faktor yang mempengaruhi obligasi

tersebut.

Firm Size,

likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi auditor Analisis Regresi Logistik Dalam penelitian ini lebih mangacu pada (sukuk)

4 Enny Dwi Maharti Drs. Daljono Msi, Akt (2014)

menjelaskan faktor yang mempengaru-hi obligasi tersebut

(1)profitabilitas,(2) likuiditas,(3) firm size,(4) leverage, and (5) guarantee (bond give or not).

Analisis Regresi Logistik

Dalam penelitian ini lebih mangacu pada (sukuk) 5 Kalia Melis

(2014)

Menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat sukuk

Reputasi auditor, likuiditas, profitabilitas, leverage, Analisis Regresi Berganda Variabel independen dan periode penelitian


(1)

97

Kode

TATO

2012

2013

2014

2015

ADHI

0,46

0,58

0,45

0,34

MAPI

1,01

1,01

1,01

1,01

MYOR

1,01

1,01

1,02

1,02

SMRA

0,89

0,88

0,90

0,88

ROTI

1,00

0,99

0,99

0,99

PPLN

0,89

0,90

0,91

-

AISA

0,98

0,99

0,98

0,97

SSMM

0,95

0,94

0,95

#NUM!

MPPA

1,02

1,04

1,05

1,05

Kode

DAR

2012

2013

2014

2015

ADHI

0,85

0,84

0,83

0,69

MAPI

0,64

0,69

0,70

0,69

MYOR

0,63

0,59

0,60

0,54

SMRA

0,65

0,66

0,61

0,60

ROTI

0,45

0,57

0,55

0,56

PPLN

0,71

0,78

0,73

-

AISA

0,47

0,53

0,51

0,56

SSMM

0,76

0,79

0,80

-


(2)

Kode

LnTA(Firm Size)

2012

2013

2014

2015

ADHI

15,88

16,09

16,16

16,63

ADMF

17,05

17,25

17,21

17,14

MAPI

15,61

15,87

15,98

16,07

MYOR

15,93

16,09

16,15

16,24

SMRA

16,20

16,43

16,55

16,75

ROTI

14,00

14,42

14,58

14,81

PPLN

13,22

13,30

13,31

AISA

15,17

15,43

15,81

16,02

SSMM

14,84

15,07

15,12


(3)

99

Lampiran 2 : Data Peringkat Sukuk

No

Emiten

Kode

Obligasi

Rating

2012

2013

2014

2015

1

PT Adhi Karya (Persero)

ADHI

I Tahun 2012

A(sy)

A(sy)

A(sy)

A(sy)

ADHI

II Tahun 2013

-

A(sy)

A(sy)

A(sy)

2

PT Mitra Adiperkasa Tbk.

MAPI

I Tahun 2009

AA-(sy)

AA-(sy)

AA-(sy)

AA-(sy)

3

PT Mayora Indah Tbk.

MYOR

II Tahun 2012

-

AA-(sy)

AA-(sy)

AA-(sy)

4

PT Summarecon Agung Tbk.

SMRA

I Tahun 2008

A+(sy)

A+(sy)

A+(sy)

A+(sy)

5

PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk.

ROTI

I Tahun 2013

-

AA-(sy) AAA(sy) AAA(sy)

6

PT. PPLN

PPLN

I Tahun 2006

AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy)

-

II Tahun 2007

AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy)

-

III Tahun 2009 AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy)

-

IV Tahun 2010 AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy)

-

V Tahun 2010

AAA(sy) AAA(sy) AAA(sy)

-

-

7

PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk.

AISA

I Tahun 2013

-

A(sy)

-

-

8

PT Sumberdaya Sewatama

SSMM

I Tahun 2012

-

A(sy)

A(sy)


(4)

Lampiran 3 : Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 37 .52 2.44 1.3035 .42733

DAR 37 .96 .99 .9754 .00960

ROA 37 .64 .86 .7973 .04823

TATO 37 .34 1.04 .8522 .20365

Size 37 13.22 16.75 15.0278 1.33604

Valid N (listwise) 37

Lampiran 4 : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .935a .874 .854 .34254 1.255

a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating


(5)

101

Lampiran 5 : Uji Autokorelasi (

Run Test

)

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .01629

Cases < Test Value 17

Cases >= Test Value 20

Total Cases 37

Number of Runs 20

Z .041

Asymp. Sig. (2-tailed) .967

a. Median

Lampiran 6 : Uji Heterokedastisitas (

Glejser

)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant)

4,11E-12 1.261

.000 1.000

CR .000 .177 .000 .000 1.000

DAR .000 .764 .000 .000 1.000

ROA .000 .027 .000 .000 1.000

TATO .000 .321 .000 .000 1.000

Size .000 .056 .000 .000 1.000


(6)

Lampiran 6 : Uji Regresi & Uji T(Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant)

5.670 10.746

.528 .601

CR .929 .194 .443 4.787 .000

DAR 10.632 10.073 .114 1.055 .299

ROA -.256 1.512 -.014 -.169 .867

TATO .734 .396 .167 1.854 .073

Size

-.712 .057 -1.060 -12.386 .000

a. Dependent Variable: Rating

Lampiran 7 : Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 25.336 5 5.067 43.187 .000a

Residual 3.637 31 .117

Total 28.973 36

a. Predictors: (Constant), Size, DAR, ROA, TATO, CR b. Dependent Variable: Rating