Buku Karakter Berfikir Logis

(1)

Seri Buku Ajar

Padepokan Karakter

Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan

Inovatif

Padepokan Karakter

PKn FIS Unnes


(2)

PRAKATA

endidikan karakter, tidak semata-mata diajarkan,

melainkan diperkenalkan, diteladankan, dan dibiasakan. Penguatannya, hendaknya dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil dan mudah, dari sekarang, setiap saat, dan dimana saja, serta dengan cara memulai dari pemahaman pengetahuan karakter, perasaan karakter, dan pada perilaku karakter.

Buku Ajar Seri Karakter Berpikir Logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif dimaksudkan untuk mengenalkan, meneladankan, dan membiasakan karakter Berpikir Logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif, diharapkan agar para pebelajar dapat berkarakter berpikir logis, kritis, dan kreatif. Komponen isi buku terdiri atas dua bagian. Pertama berupa bahan pengayaan dimensi sikap, dimensi pengetahuan, dan dimensi perilaku. Kedua berupa persepsi dan evaluasi diri, dan memaknai gambar. Persepsi dan evaluasi diri serta mamaknai gambar berupa pertanyaan-pertanyaan keutuhan dimensi karakter yang perlu dijawab oleh para pebelajar.

Pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini bukan untuk menilai secara mutlak karakter para pebelajar (para peminat, pemerhati, dan pengguna), melainkan hanya untuk menunjukkan persepsi & evaluasi diri yang menggambarkan kecenderungan di mana posisi para pebelajar terkait dengan karakter dimaksud. Oleh karena itu, jawaban-jawaban atas pertanyaan dalam Buku ini lebih bersifat menunjukkan kecenderungan persepsi dan evaluasi diri karakter para pebelajar.


(3)

Tidak ada jawaban salah atau benar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam Buku ini. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dimaksud, melainkan sangat tergantung kepada seberapa terbuka menjawab dan menuangkan cakrawala pandang para pebelajar, sesuai adanya. Dengan cara demikian, seperti itu-lah kecenderungan posisi para pebelajar.

Buku ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan koreksi membangun sangat dinantikan. Akhirnya, semoga Buku ini bermanfaat, meskipun hanya sebatas karya terbatas dari keluasan ilmu yang sangat luas.

Semarang Pengelola Padepokan Karakter


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PRAKATA ... ii

DAFTAR ISI ... iv

I. Bahan Pengayaan A. Dimensi sikap: Pencerminan Sikap dalam Berinteraksi ... 1

B. Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual, dan Produktif ... 4

II. Persepsi dan Evaluasi Diri A. Dimensi Pencerminan Sikap ... 10

B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan ... 12

C. Dimensi Pencerminan Perilaku ... 14

III. Memaknai Gambar ... 15


(5)

KARAKTER BERPIKIR LOGIS, KRITIS, KREATIF, DAN INOVATIF

I. Bahan Pengayaan

A. Dimensi Sikap: Pencerminan Sikap dalam Berinteraksi

Kisah (1)

Pada suatu hari sebelum zaman Renaissance, seorang Italia bertanya pada seorang Muslim yang bernama Abdullah di

Spanyol, “Apa ciptaan Tuhan yang paling menakjubkan di alam raya ini?” Manusia, jawab Abdullah. “Mengapa?” kata orang Italia itu. “Sebab manusia punya daya pikir yang hebat.” Jawab

Abdullah (Mustari, 2011).

Percakapan di atas, mengisyaratkan bahwa memang manusia adalah makhluk berpikir (animal rational), sebagai kelebihan dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Selanjutnya, dengan pikir dan akalnya manusia dapat berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

(2)

Kisah Nelayan Jepang

Penduduk Jepang sejak lama menyenangi dan menyukai ikan segar.Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan pulau Jepang. Untuk menyediakan ikan segar bagi penduduk Jepang, Jepang membuat dan menambah kapal penangkap yang lebih banyak dan lebih besar, agar dapat menangkap ikan lebih banyak dan agar dapat berlayar lebih jauh. Namun semakin jauh para nelayan berlayar, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa hasil ikan tangkapan


(6)

itu ke daratan. Akibatnya, jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan tersebut sudah tidak segar lagi dan ikan yang tidak segar tidak disukai oleh orang Jepang. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan perikanan memasang pendingin ikan (freezer) di kapal mereka. Dengan demikian, ikan tangkapan mereka langsung membekukannya pada lemari pendingin tersebut, sehingga ikan akan tetap segar kendatipun mereka berlayar semakin jauh dan semakin lama.

Masalah berikutnya muncul yaitu orang Jepang merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dengan ikan beku. Orang Jepang tidak menyukai ikan beku, di samping itu, karena ikan beku harganya murah, hal ini merugikan perusahaan. Upaya menanggulangi berikutnya, perusahaan perikanan memasang tangki-tangki tempat menyimpan ikan dengan maksud ikan tetap hidup dan tetap segar. Para nelayan pun memasukkan ikan sebanyak-banyaknya ke dalam tangki-tangki itu hingga berdempet-dempetan. Setelah beberapa lama, ikan di dalam tangki-tangki saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut berhenti bergerak. Ikan-ikan tersebut menjadi lelah dan lemas, kendatipun masih hidup. Namun orang Jepang tetap merasakan perbedaan rasa antara ikan segar dan ikan yang kelelahan dan ikan yang berhenti bergerak. Orang Jepang menghendaki rasa ikan segar dan lincah, bukan ikan yang lemas dan tidak segar.

Orang-orang Jepang terus berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk mengatasi masalah bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar ke Jepang? Apakan rekomendasi Anda terhadap masalah yang dihadapi Jepang? Atau, bagaimanakah sikap Anda bila menghadapi masalah seperti yang dihadapi orang Jepang?


(7)

Semakin kritis, kreatif, dan inovatif pikiran Anda, semakin cerdaslah Anda. Jika solusi Anda pas dan Anda terus menaklukan tantangan tersebut, Anda akan bahagia. Anda akan bersemangat mengarungi hidup ini, dan Anda memang hidup. Bagaimana ikan Jepang tetap segar?

Perusahaan perikanan di Jepang, dalam menjaga agar ikan tetap segar ialah dengan cara tetap melengkapi kapal-kapal dengan tangki-tangki. Kemudian ke dalam tangki-tangki itu dimasukkan ikan hiu kecil. Ikan hiu kecil itu akan mengejar-ngejar ikan tangkapan para nelayan. Dengan demikian ikan-ikan dalam tangki akan bergerak dan tetap segar sampai kedaratan (Zaim, 2008).

B.Dimensi Pengetahuan: Pemahaman Faktual, Konseptual, dan Produktif

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini berkaitan dengan pendidikan di sekolah Pendidikan dalam era modern semakin tergantung tingkat kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia, mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berpikir siswa untuk menjadi lebih logis, kritis, kreatif, dan inivatif. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus

Video: V.6 Inovatif


(8)

dipecahkan. Berpikir merupakan suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan

bahwa ketika seseorang merumuskan suatu masalah,

memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.

Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional dan masuk akal. Secara etymologis logika berasal dari kata logos yang mempunyai dua arti 1) pemikiran 2) kata-kata. Jadi logika adalah ilmu yang mengkaji pemikiran. Karena pemikiran selalu diekspresikan dalam kata-kata, maka logika juga berkaitan dengan “kata sebagai ekspresi dari pemikiran”. Dengan berpikir logis, kita akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-kejadian yang terjadi pada kita saat ini apakah kejadian-kejadian itu masuk akal dan sesuai dengan ilmu pengetahuan atau tidak. Tidak hanya itu, seorang peserta didik juga harus mampu berpikir kritis sehingga ia mampu mengolah fenomena-fenomena yang diterima oleh sistem indera hingga dapat memunculkan berbagai pertanyaan yang berkaitan dan menggelitik untuk dicari jawabannya.

Contoh, ketika seorang siswa atau peneliti melakukan metode ilmiah, maka pelaku ilmiah ini harus melakukan kegiatan ilmiah ini dengan berpikir secara logis, mulai dari saat pelaku ilmiah melakukan observasi/pengamatan, merumuskan

masalah, menyusun hipotesis, melaksanakan penelitian,

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, hingga menarik kesimpulan. Seluruh proses kerja ilmiah tersebut harus


(9)

dikerjakan berdasarkan prinsip yang logis, rasional, dan masuk akal agar dapat dipertanggungjawabkan.

Cara berpikir logis yang biasa dikembangkan, dapat dibagi menjadi dua, yaitu berpikir secara deduktif dan berpikir secara induktif. Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan yang diambil dari proposisi umum ke proposisi khusus. Sederhananya kata umum-khusus. Adapun logika induktif kebalikan dari logika deduktif. Jenis logika ini harus mengikuti penalaran yang berdasarkan pengalaman atau kenyataan. Artinya, jika tidak ada bukti maka kesimpulannya belum tentu benar atau pasti. Dengan demikian, dia tidak akan mempercayai suatu kesimpulan yang tidak berdasarkan pengalaman atau kenyataan lewat tangkapan panca indranya.

Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari

pengambilan keputusan (decision making), perencanaan

strategik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process),

dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya. Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Berpikir kritis merupakan proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan,

konsep, metode dan kriteria. Berpikir kritis sebagai


(10)

dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan. Oleh karena itu, berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu

dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah,

merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai

kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.

Berpikir kritis ini juga biasa disebut dengan directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam konsep berpikir kritis bahwa dalam proses berpikir kritis, seseorang dapat dikatakan sedang mengevaluasi bahan atau topik yang sedang dibahas. Sebab dalam proses berpikir kritis, seseorang akan mengalami berbagai pertimbangan dari berbagai aspek untuk menentukan suatu tujuan yang menghasilkan jawaban yang disampaikan. Selain mampu berpikir logis dan kritis, seorang peserta didik juga harus mampu berpikir kreatif.

Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan


(11)

gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan. Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian berpikir kreatif ini ditandai adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir tersebut. Dengan kata lain, berpikir kreatif ini merupakan suatu kepiawaian pola berpikir yang didasari oleh pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep yang telah diketahui sebelumnya dan kemudian memberikan suatu perubahan.

Berpikir inovatif adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru serta berbeda dengan yang lainnya, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep

yang sudah ada. Inovatif yaitu usaha seseorang dengan

mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai

stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam

menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun

lingkungannya serta kemampuan seseorang dalam

mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru. Syarat-syarat berpikir inovatif seperti elastisitas yang tinggi, produktivitas yang tinggi, orisinalitas yang tinggi, sensitivitas yang tinggi.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif,


(12)

pembelajaran. Seorang guru harus mampu dan memilih cara yang tepat bagaimana memotivasi siswanya agar lebih mampu untuk berpikir logis, kritis dan kreatif.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam meningkatkan cara berpikir logis, kreatif, kritis, dan inovatif pada siswa yaitu: identifikasi atribut keterampilan berpikir yang diajarkan, mengembangkan program pembelajaran untuk meningkatakan kemampuan berpikir anak secara efektif dan efisien, melakukan penilain terhadap kemahiran berpikir yang telah diajarkan dengan mendasarkan diri pada atribut yang telah diidentifikasi, dan memadukan pembelajaran berpikir ke dalam mata pelajaran yang diajarkan.

Selain itu, pemanfaatan strategi pembelajaran untuk lebih memotivasi siswa berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif perlu dikembangkan. Pemanfaatan strategi pembelajaran tersebut disesuaikan dengan beberapa pertimbangan sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan. Pertimbangan-pertimbangan itu, seperti adanya penekanan terhadap kegiatan: (1) pentingnya kejelasan pernyataan atau pertanyaan, (2) pentingnya pikiran rasional, (3) berupaya memperbaiki sesuatu yang tidak tertata, (4) menggunakan sumber yang dapat dipercaya, (5) mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, (6) berpegang pada orisinalitas pikiran atau dasar pertimbangan, (7) mencari alternatif, (8) berpikiran terbuka, (9) mengambil posisi sewaktu menghadapi rasional dan bukti, (10) pentingnya ketepatan mengemukakan permasalahan, (11) mengambil cara yang runtut dalam menghadapi bagian dari sesuatu yang kompleks, (12) menggunakan keterampilan berpikir kritis, (13) sensitif terhadap perasaan orang lain, seperti terhadap tingkat


(13)

pengetahuan, dan tingkat kecanggihan, dan (14) menggunakan pikiran kritis dari teman lain.

Kontrol Keberhasilan Pembangunan Karakter

Karakter Indikator Berpikir logis,

kritis, kreatif, dan inovatif

a. Suka bertanya, mengamati sesuatu, dan tidak puas hanya pada satu jawaban yang ada.

b. Mengemukakan/mengusulkan sesuatu yang masuk akal dengan menggunakan akal yang sehat dan hati nurani yang luhur.

c. Memberikan masukan yang bersifat mambangun.

d. Memberikan ide atau gagasan yang baik untuk kepentingan umum.

e. Memaparkan pendapat didasarkan pada fakta empirik.

f. Suka menyusun gagasan dan menciptakan karya baru

Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logis untuk menghasilkan cara atau temuan baru dan mutkhir dari apa yang teleh ada atau


(14)

II. Persepsi dan Evaluasi Diri

A. Dimensi Pencerrninan Sikap

Beri tanda silang (X) atau klik pada huruf SS, S, KS, TS sesuai

dengan pilihan yang sesuai dengan sikap Anda Keterangan: SS = sangat setuju

S = setuju

KS = kurang setuju TS = tidak setuju

No Pernyataan sikap berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

SS S KS TS

1

Menurut pengalaman, berpikir logis,

kritis,kreatif, dan inovatif menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sangat tinggi.

2

Orang yang bersikap kritis, kreatif, dan inovatif menunjukkan bahwa orang itu memiliki semangat tinggi dalam hidupnya 3

Berkarakter berpikir logis, kreatif, atau inovatif, hidupnya sama saja dengan orang yang tidak kreatif, kritis, dan inovatif, sebab segala sesuatu tergantung pada nasib 4

Orang yang suka bertanya, mengamati sesuatu, dan ingin jawaban lebih dari satu termasuk orang yang kreatif dan ingin maju.


(15)

5

Saya merasa bahwa orang yang memaparkan pendapat atau usulan dengan hanya berdasar fakta empirik adalah orang yang tidak kritis. 6 Pa’de Kara menyatakan, “seharusnya dalam

mengemukakan atau mengusulkan sesuatu yang masuk akal dengan menggunakan akal

sehat dan hati nurani yang luhur” .

Bagaimanakah pendapat Anda 7

Bagaimanakah pendapat Anda, kalau orang hanya banyak mengkritik, tapi tidak memberikan solusi masukan yang bersifat membangun?

8

NATO = No action, talk only” termasuk orang yang tidak kreatif dan malas. Bagaimanakah pendapat Anda terhadap ungkapan tersebut. 9 “Untuk menjadi orang sukses dan maju perlu keuletan, kesabaran dan kerja keras, walaupun

mendapat rintangan yang akan menempa kita”.

Itu adalah orang yang berkarakter logis, kritis dan inovatif.

10 Pernyataan yang mengatakan bahwa “duduk di bantal adalah perbuatan tidak elok, dosa, dan

akan menyebabkan orang bisulan”. Pernyataan

tersebut berdampak pada pengebirian terhadap karakter berpikir kritis dan kreatif seseorang. Bagaimana pendapat Anda terhadap


(16)

B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan

Tes Pemahaman sikap berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang tersedia.

1. Cara berpikir logis dapat dikembangkan melalui berpikir berdasar logika secara deduktif dan induktif. Pengertian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi umum ke khusus,

b. logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi khusus ke umum

c. logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi umum ke khusus,

d. logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi umum ke umum.

2. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi,

mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil

manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan, sebab seperti berikut ini, KECUALI :

a. seseorang sedang mengevaluasi bahan atau topik yang sedang dibahas pengekangan diri, sesuai nalurinya, b. seseorang sedang melakukan berbagai pertimbangan dari

berbagai aspek untuk menentukan suatu tujuan yang menghasilkan jawaban yang disampaikan.

c. seseorang akan mengalami trauma putus asa atas berbagai pertimbangan dari berbagai aspek untuk menentukan ide baru yang yang gagal,

d. seseorang sedang memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan


(17)

3. Berpikir inovatif adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru serta berbeda dengan yang lainnya. Syarat berpikir inovatif adalah:

a. kesulitan yang tinggi, b. produktivitas yang tinggi c. orisinalitas yang tinggi d. sensitivitas yang tinggi.

4. Berpikir logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan hal berikut, KECUALI:

a. logika dan wajar,

b. rasional, dapat dipercaya, c. masuk akal, tidak irasional d. angan-angan dan khayalan.

5. Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai proses yang digunakan ketika seorang individu memunculkan ide baru, yang dapat berupa seperti berikut, KECUALI:

a. gabungan ide-ide sebelumnya,

b. ide orisinil dari yang belum ada sebelumnya,

c. merupakan kepiawaian pola pikir dari konsep

sebelumnya,

d. ide yang masih ada dalam khayalan.


(18)

C. Dimensi Pencerminan Perilaku Tes Pikir dan Tindak Produktif

No Tindakan Karakter berpikir logis, kreatif, inovatif

Sebutkan

1 Kemukakan, perilaku budaya

kreatif yang dilakukan Anda selama dua minggu yang lalu, baik di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat.

1. 2. 3. 4. 5.

dst tuliskan

2 Kemukakan, perilaku yang

tidak mencerminkan budaya inovatif yang dilakukan orang lain, baik di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat luas, selama dua minggu yang lalu

1. 2. 3. 4. 5.

dst tuliskan

Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda akan memperoleh


(19)

III. Memaknai Gambar

Postlicious.com

Postlicious.com

Cermatilah gambar berikut, kemudian jawab pertanyaanya.

1. Bagaimana rasanya kalau teman

kita tidak berpikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang kita diskusikan bersama?

2. Apa persamaan kata dari logis dan

kritis?

3. Apa lawan kata dari kreatif dan

inovatif?

4. Buat kalimat dengan

menggunakan “berpikir logis”

5. Mengapa kita perlu

mengembangkan budaya inovatif?

6. Bagaimana caranya,

mengembangkan berpikir kritis, kreatif dan inovatif harus dibudayakan dikalangan remaja bangsa kita?

7. Mengapa, “budaya inovatif akan menemukan produk-produk

unggulan bangsa”

8. Buat semboyan, atau kata-kata

bijak dengan menggunanakan

“kreatif”

9. Kemukakan lima contoh perilaku

Anda terkait dengan “kreatif”

dalam seminggu ini

10. Kemukakan penjelasan bahwa menepati berpikir logis itu penting dimiliki oleh kita.


(20)

DAFTAR RUJUKAN

Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara Allamah Utama

Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada

http://alyfdownload.blogspot.com

Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

El-Bantanie, Muhammad Syafe’i. 2012. Setan pun Ingin Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media.

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai.

Bandung: Alfabeta.

Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan

Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng.

Bandung: Simbiose Rekatama Media.

Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values. New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc.

McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk

Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan

Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan:

Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028

Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model

Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling. Boston: Thomson.


(21)

Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment. Berkeley: University of California Press.

Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press.

Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults. New York: HealthCommunication, Inc.

Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages

8-14. New York: HealthCommunication, Inc.

Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values: An Educational Program Educator Training Guide.. New York: HealthCommunication, Inc.

Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur.


(1)

B. Dimensi Pencerminan Pengetahuan

Tes Pemahaman sikap berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Pilih jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) atau mengklik huruf dari jawaban-jawaban yang tersedia.

1. Cara berpikir logis dapat dikembangkan melalui berpikir berdasar logika secara deduktif dan induktif. Pengertian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi umum ke khusus,

b. logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi khusus ke umum

c. logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi umum ke khusus,

d. logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari proposisi umum ke umum.

2. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi,

mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil

manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan, sebab seperti berikut ini, KECUALI :

a. seseorang sedang mengevaluasi bahan atau topik yang sedang dibahas pengekangan diri, sesuai nalurinya, b. seseorang sedang melakukan berbagai pertimbangan dari

berbagai aspek untuk menentukan suatu tujuan yang menghasilkan jawaban yang disampaikan.

c. seseorang akan mengalami trauma putus asa atas berbagai pertimbangan dari berbagai aspek untuk menentukan ide baru yang yang gagal,

d. seseorang sedang memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan


(2)

3. Berpikir inovatif adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru serta berbeda dengan yang lainnya. Syarat berpikir inovatif adalah:

a. kesulitan yang tinggi, b. produktivitas yang tinggi c. orisinalitas yang tinggi d. sensitivitas yang tinggi.

4. Berpikir logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan hal berikut, KECUALI:

a. logika dan wajar,

b. rasional, dapat dipercaya, c. masuk akal, tidak irasional d. angan-angan dan khayalan.

5. Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai proses yang digunakan ketika seorang individu memunculkan ide baru, yang dapat berupa seperti berikut, KECUALI:

a. gabungan ide-ide sebelumnya,

b. ide orisinil dari yang belum ada sebelumnya,

c. merupakan kepiawaian pola pikir dari konsep

sebelumnya,

d. ide yang masih ada dalam khayalan.


(3)

C. Dimensi Pencerminan Perilaku Tes Pikir dan Tindak Produktif

No Tindakan Karakter berpikir logis, kreatif, inovatif

Sebutkan

1 Kemukakan, perilaku budaya

kreatif yang dilakukan Anda selama dua minggu yang lalu, baik di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat.

1. 2. 3. 4. 5.

dst tuliskan

2 Kemukakan, perilaku yang

tidak mencerminkan budaya inovatif yang dilakukan orang lain, baik di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat luas, selama dua minggu yang lalu

1. 2. 3. 4. 5.

dst tuliskan

Keterangan: setiap anda menuliskan satu tindak produktik, Anda akan memperoleh


(4)

III. Memaknai Gambar

Postlicious.com

Postlicious.com

Cermatilah gambar berikut, kemudian jawab pertanyaanya.

1. Bagaimana rasanya kalau teman kita tidak berpikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang kita diskusikan bersama?

2. Apa persamaan kata dari logis dan kritis?

3. Apa lawan kata dari kreatif dan inovatif?

4. Buat kalimat dengan

menggunakan “berpikir logis” 5. Mengapa kita perlu

mengembangkan budaya inovatif? 6. Bagaimana caranya,

mengembangkan berpikir kritis, kreatif dan inovatif harus dibudayakan dikalangan remaja bangsa kita?

7. Mengapa, “budaya inovatif akan menemukan produk-produk unggulan bangsa”

8. Buat semboyan, atau kata-kata bijak dengan menggunanakan “kreatif”

9. Kemukakan lima contoh perilaku Anda terkait dengan “kreatif” dalam seminggu ini

10. Kemukakan penjelasan bahwa menepati berpikir logis itu penting dimiliki oleh kita.


(5)

DAFTAR RUJUKAN

Al-Bikhal, Abu Ali. 2013. Ayat-Ayat Motivasi. Depok: Mutiara Allamah Utama

Alyf. 2013. Cerita Motivasi, Tetap Percaya Diri. Tersedia pada http://alyfdownload.blogspot.com

Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada

Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

El-Bantanie, Muhammad Syafe’i. 2012. Setan pun Ingin

Kembali Ke Surga. Jakarta: Qultum Media.

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai.

Bandung: Alfabeta.

Fadlillah, Muhammad dan Lilif M. K. 2013. Pendidikan

Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hendri. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng.

Bandung: Simbiose Rekatama Media.

Linda & Richard Eyre. 1995. Teaching Your Children Values. New York: R.M. Eyre & Assoc. Inc.

McClelland, David. 1978. Managing Motivation to Expand Human Freedom. American Psyclologist (3) 201-210.

Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter: Refleksi untuk

Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Prayitno dan Belferik Manullang (ed). 2010. Pendidikan

Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan:

Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7 No. 028

Samani, Muchlas dan Hariyanto. M, S. 2011. Konsep dan Model

Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sheldon, Lee. 2004. Character Development and Story Telling. Boston: Thomson.


(6)

Stark, R and Glock, C. 1968. Patterns of Religious Commitment. Berkeley: University of California Press.

Sukanto, M.M. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi. Jakarta: Integritas Press.

Suyadi. 2013. Strartegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tillman, Diane. 2000. Living ValuesActivities for Young Adults. New York: HealthCommunication, Inc.

Tillman, Diane. 2001. Living Values Activities for Children Ages

8-14. New York: HealthCommunication, Inc.

Tillman, Diane and Pillar Quera Colomina. 2001. Living Values:

An Educational Program Educator Training Guide.. New

York: HealthCommunication, Inc.

Tono, Suwidi (Pnyting). 2012. Kisah Inspiratif 10 Pribadi

Besar. Depok: Vision03 Gema Pesona Estate.

Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Zuchdi, D. dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam pembelajaran dan Pengembangan Kultur.