2.5 Kompetensi Profesi
Seorang apoteker diharuskan untuk mengikuti perkembangan dalam praktik farmasi dan ilmu-ilmu farmasi, persyaratan standar kompetensi apoteker, hukum
yang mengatur tentang pekerjaan kefarmasian dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan
yang cukup pesat. Ini hanya dapat dicapai dengan komitmen seorang apoteker dalam mempertahankan profesionalismenya
sehingga informasi dan ilmu pengetahuan yang diterima berkembang sesuai dengan tantangan dan masalah yang
dihadapi dan diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian pada masa yang akan datang. Secara mendasar kompetensi apoteker dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian harus meliputi hal-hal sebagai berikut Ahaditomo, 2002: a.
Asuhan Kefarmasian b.
Regulasi Kefarmasian c.
Manajemen Praktik Farmasi d.
Akuntabilitas Praktik Farmasi e.
Komunikasi Kefarmasian f.
Pendidikan dan Pelatihan Kefarmasian g.
Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian
2.6 Standar Prosedur Operasional
Standar Prosedur Operasional adalah prosedur langkah-demi-langkah yang ditulis untuk kegiatan yang dilakukan di suatu organisasi komunitas farmasi.
Apoteker di apotek yang memiliki wewenang dalam pembuatan SPO dan dapat di periksa dan disetujui oleh apoteker seniorberpengalaman di apotek.
Universitas Sumatera Utara
Standar Prosedur Operasional SPO merupakan prosedur tertulis berupa petunjuk operasional tentang pekerjaan kefarmasian. Keharusan membuat dan
memperbaharui Standar Prosedur Operasional dimaksudkan agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan mutu pelayanan yang lebih
baik Pemerintah RI, 2009. Adapun manfaat dari SPO adalah :
1. SPO memberikan kejelasan kepada petugas apotek, untuk mengikuti
langkah-langkah prosedur secara sistematis dan seragam. 2.
SPO membantu petugas farmasi dalam melakukan tugas dan tanggung jawab di apotek, sehingga menghindari kebingungan, dan fungsi tumpang
tindih. 3.
SPO membantu untuk memastikan bahwa pelayanan kefarmasian yang baik dapat diikuti dan dicapai setiap saat.
4. SPO adalah alat yang berguna untuk pelatihan anggota baru staf.
5. SPO membantu untuk menjamin kualitas dan konsistensi pelayanan,
sehingga akan meminimalkan efek yang membahayakan pasien. Apoteker harus membuat SPO yang mencangkup berbagai aspekfungsi
yang dilakukan di apotek dan prosedur hukum dan etika yang harus selalu diingat ketika menulis dan mengikuti SPO. Isi SPO harus jelas dan mudah dipahami oleh
petugas farmasi Anonim, 2008
c
.
2.7 Pelayanan Resep