Elastisitas yang linier TINJAUAN PUSTAKA

Akibat karakter ketidak stabilan tersebut akan terjadi perubahan geometri yang dihasilkan oleh kehilangan kemampuan memikul beban tersebut. Pada bagian a beban PPcr, maka kondisi struktur masih berada dalam keadaan stabil, dan pada bagian b jika P=Pcr maka struktur berada pada kondisi mulai tidak stabil sehingga nilai Pcr adalah suatu nilai yang menjadi batas peralihan kondisi struktur stabil dan tidak stabil labil. Apabila pembebanan melebihi Pcr maka struktur akan mengikuti pola keruntuhan nya dan tidak dapat kembali lagi pada kondisinya semula bagian c, dengan kata lain telah terjadi perubahan geometri dan sifat kekuatan bahan tersebut. Masalah ini menjadi penting bagi perencana struktur baja untuk diterapkan, selain pertimbangan tercapainya kekuatan maximum, kekakuan juga harus dipertimbangkan untuk kestabilan.

2.4. Elastisitas yang linier

Asumsi pada bahan dalam bahasan ini dianggap sebagai berikut ini : 1. Hubungan tegangan dan regangan untuk serat tarik sama dengan pada serat tekan 2. Respon bahan pada waktu dibebani adalah elastis yang linier 3. Keadaan bahan adalah homogen dan bersifat isotropic Maka dengan asumsi ini akan berlaku dan memenuhi terhadap hukum HOOKE. Untuk berbagai macam material konstruksi, sangat memungkinkan terjadi interrelasi antara tegangan dan regangan dalam bentuk system koordinat cartesian dimana σ x , σ y , dan σ z adalah tegangan normal pada masing masing arah sb-x, y, dan z Gambar 2.6 dan Gambar 2.5. Tiga kondisi keseimbangan statis teori stabilitas 12 Universitas Sumatera Utara Z Y X σ y τ yx σ x τ xy σ y τ yx σ x τ xy ] ε με μ.ε [1 2 μμ μ1 1 E σ ] ε με μ.ε [1 2 μμ μ1 1 E σ ] ε με μ.ε [1 2 μμ μ1 1 E σ y x z z z x y y z y x x + + − − + = + + − − + = + + − − + = zx zx xz zx yz yz zy yz xy xy yx xy G γ γ μ 21 E τ τ G γ γ μ 21 E τ τ G γ γ μ 21 E τ τ = + = = = + = = = + = = Z Y X σz σy τyx τyz σx τxz τxy τzx τzy ε x , ε y , ε z adalah komponen komponen regangan akibat tegangan normal tersebut, τ xy = τ yx , τ yz = τ zy, dan τ zx = τ xz, adalah komponen komponen tegangan geser, dimana γ xy , γ yz , γ zx , adalah regangan geser. Maka persamaan tegangan-regangan adalah : ...............................2.2 Gambar 2.6. Komponen tegangan pada satu unit elemen solid Gambar 2.7. Komponen tegangan pada satu unit elemen bidang 13 Universitas Sumatera Utara ] σ μσ [ σ E 1 ε ] σ μσ [ σ E 1 ε ] σ μσ [ σ E 1 ε x y z z z x y y z y x x + − = + − = + − = G τ γ γ G τ γ γ G τ γ γ zx zx zx yz zy yz xy yx xy = = = = = = γ γ G τ γ ] σ [ μμ E 1 ε μσ σ E 1 ε μσ σ E 1 ε xz yz xy xy y x z x y y y x x = = = + − = − = − = Disini, E = Modulus elastisitas bahan, G = Modulus geser dan µ = Poisson ratio. Sehingga hubungan tegangan – regangan adalah : ..............................................2.3 Jika tegangan – regangan dalam dimensi bidang, artinya semua nilai nilai kearah sb-z semuanya sama dengan nol σ z = τ xz = τ yz = 0, namun ε z ≠ 0 maka persamaan diatas menjadi : .....................................................2.4 14 Universitas Sumatera Utara G τ γ , G τ γ , E μσ ε ε , σ E 1 ε xz xz xy xy z y x z z = = − = = = Dan pada batang balok yang mempunyai tebal dan dengan gaya geser maka hubungan tegangan – regangan adalah sebagai berikut : .......................................................2.5

2.5. Properti penampang baja