PERILAKU PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG (Studi di Kota Batu)

PERILAKU PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH
SECARA LANGSUNG (Studi di Kota Batu)
Oleh: JOKO PITOYO ( 03230114 )
Goverment Science
Dibuat: 2009-01-24 , dengan 3 file(s).

Keywords: perilaku partai politik, partai politik
ABSTRAK
Dilaksanakannya pemilihan kepala daerah secara langsung oleh banyak pihak dianggap sebagai
satu alternatif untuk menjamin tercapainya tujuan otonomi daerah dan terwujudnya
demokratisasi lokal. Pilkada langsung akan mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam
suksesi politik di daerahnya, sehingga akan memberikan kesadaran dan pendidikan politik
(political education) guna menunjang terbentuknya budaya politik partisipatoris dan harapan
terpilihnya pemimpin sekaligus kepala daerah yang aspiratif dan akuntabel. Namun, harus diakui
bahwa pelaksanaan pilkada langsung di berbagai daerah di Indonesia bukanlah tanpa masalah
dan kelemahan. Terjadinya konflik dan kekerasan, masih maraknya money politics, budaya
politik pemilih yang belum rasional, sampai disfungsi partai politik, masih mengiringi
pelaksanaan pilkada langsung.
Dari berbagai persoalan yang terjadi, permasalahan fungsi partai politik menjadi salah satu
persoalan yang menarik untuk dikaji. Terwujudnya konstruksi demokrasi yang kokoh dan stabil
membutuhkan pelembagaan politik yang mantap, salah satunya adalah adanya partai politik.

Demikian halnya pada pilkada langsung, partai politik masih memegang peran penting. Dimana,
berdasarkan UU. Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pasangan kepala daerah dan
wakilnya diajukan oleh partai politik. Tentunya, partai politik diharapkan tidak hanya berfungsi
dan berkompetisi meraih kekuasaan dalam pemerintahan. Sebaliknya, partai politik juga dituntut
mampu menjalankan fungsi yang lain seperti agregasi kepentingan masyarakat, artikulasi
kepentingan, sosialiasasi politik, dan pengatur konflik. Sehingga, pilkada langsung tidak hanya
sebatas media rotasi kekuasaan antar elit dan partai politik, tetapi juga menjadi media pendidikan
politik yang efektif bagi masyarakat. Mencermati persoalan di atas, yang dianggap menarik
untuk diteliti lebih mendalam adalah perilaku partai politik dalam pilkada langsung.
Perilaku partai politik menunjukkan tindakan dan aktivitas yang dijalankan oleh partai politik
dalam menghadapi proses politik dan kompetisi politik yang terjadi. Berdasarkan indikator yang
telah ditentukan, penelitian yang dilakukan dititikberatkan pada perilaku partai politik yang
bersifat demokratis atau bersifat oligarkis. Penelitian tentang Perilaku Partai Politik dalam
Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung (Studi di Kota Batu) bertujuan untuk
mendiskripsikan tentang perilaku partai politik, mengidentifikasi orientasi-orientasi dibalik
berbagai tindakan dan aktivitas partai politik tersebut, dan memberikan prediksi tentang
kecenderungan perilaku partai politik di Indonesia di masa mendatang. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 9 (sembilan) orang pengurus partai politik di

Kota Batu, 1 (satu) orang anggota KPUD, dan 2 (dua) orang tokoh masyarakat diperoleh hasil
penelitian bahwa parpol masih terfragmentasi ke dalam beberapa ideologi. Ideologi berpengaruh
pada sifat parpol tetapi bulum berpengaruh pada perilaku parpol. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya fenomena koalisi parpol yang seharusnya tidak dapat disatukan secara ideologis.

Kemudian mekanisme organisasi dan proses pengambilan keputusan parpol dalam pilkada
langsung Kota Batu dilakukan berdasarkan sistem hierarki organisasi yang di dalamnya
menggunakan jalur yang tidak seharusnya dijalankan, seperti rekomendasi dari DPP. Orientasi
parpol terlibat dalam pilkada langsung dilatarbelakangi motivasi kepentingan pragmatis dan
materialis. Sedangkan fungsi parpol didominasi fungsi rekruitmen politik terutama untuk
mengusung calon Walikota-Wakil Walikota Batu. Dalam hal ini fungsi-fungsi parpol yang lain
diarahkan hanya pada tingkatan elit dan pengurus belum menyentuh masyarakat dan konstituen
secara langsung. Adapun strategi yang digunakan parpol adalah dalam bentuk koalisi, pemilihan
kandidat yang mempuyai popularitas atau putera daerah, dan kampanye dengan menggunakan
cara-cara yang belum mampu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.
Melihat hasil penelitian tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perilaku partai
politik dalam pilkada langsung di Kota Batu masih didominasi sifat oligarkis dibandingkan sifat
demokratis. Mengingat peran penting partai politik dalam mewujudkan demokratisasi lokal,
beberapa hal yang harus dilakukan partai politik ke depan adalah konsisten terhadap nilai-nilai
ideologinya, menghilangkan pengambilan keputusan yang bersifat sentralistik, memperbaiki

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengurus, menjalankan partai politik sesuai fungsi, dan
berkontribusi signifikan terhadap kehidupan politik masyarakat dengan cara memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat lewat kampanye, bukan hanya sekedar memperebutkan
kekuasaan.
ABSTRACT
Implementation election of regional leader directly by many people considered to be one
alternative for tired guarantying of target of area autonomy and its form of local democratization.
Election of Regional Leader Directly or Pilkada will push society participate active in political
succession in its area, so that will give awareness and education of politic utilize to support to be
formed his of political culture of chosen expectation and participatory of leader him at the same
time regional leader which is and aspirate of accountable. But, have to confess that execution of
direct pilkada in various in Indonesia is not without weakness and problem. The happening of
hardness and conflict, still the glower of money politics, cultural of elector politics which not yet
is rational, until political party disfunction, still accompany execution of direct pilkada.
From various problems that happened, problems of political party function become one of the
interesting problem to be studied. Its form of stable and sturdy democracy construction require
settled political institute, one of them is the existence of political party. That way the things of at
direct pilkada, political party still hold important role. Where, pursuant to UU. Number 32 year
2004 about Local Government, regional leader couple and its proxy is raised by political party. It
is of course, expected political party do not only functioning and have competition to reach for

power in governance. On the contrary, political party is also claimed can run other function like
interest aggregation of society, interest articulator, political socialization, and regulator of
conflict. So that, direct pilkada do not only limited to power rotation between political party and
elite, but also become media education of effective politics to society. Careful of problem above,
which is assumed draw to be checked by more circumstantial is behavior of political party in
direct pilkada.
Behavior of political party show activity and action run by political party in face of political
process and political competition that happened. Pursuant to indicator which have been
determined, done by research is at behavior of political party which have the character of
democratic or have the character of oligarchy. Research about Behavioral of Political Party in

Election of Regional Leader Directly ( Study in Batu City) to for description about behavior of
political party, identifying orientations at the opposite of various political party activity and
action, and give prediction about tendency of behavior of political party in Indonesia in period to
come. This research use type research of descriptive with approach qualitative. As for data
collecting technique the used is interview method, observation, and documentation.
Pursuant to done research to 9 (nine) people of is official member of political party in Batu City,
1 (one) people of KPUD, and 2 (two) elite figure people obtained by result of research that still
political party to fragmentation into some ideology. Ideology have an in with the nature of
political party but not have an in with behavior of political party. This matter is proved with

coalition phenomenon appearance of political party which shouldn't earn to be united
ideologically. Then organizational mechanism and decision-making processes of political party
in direct pilkada of Batu City done pursuant to system of hierarchy organizational which in it use
band which do not ought to be run, like recommendation of center head of political party. Orient
involved in political party of direct pilkada is pragmatic importance motivation background and
materialist. While function of political party predominated by function of recruitment political
especially to carry candidate of Walikota-Wakil Walikota of Batu City. In this case functions of
political party other instructed only at elite level and official member not yet touched constituent
and society directly. As for used by strategy is political party is in the form of coalition, election
of candidate which is popularity have or is male of area, and campaign by using way of which
not yet can give education of politics to society.
See result of research, conclusion of which can taken by is that behavioral of political party in
direct pilkada in Batu City still predominated by the nature of oligarchy compared to the nature
of is democratic. Considering important role of political party in realizing local democratization,
several things which must be done by political party forwards is consistence to its ideology
values, eliminating decision making having the character of centralistic, repairing the quality of
Human Resource of is official member, running political party according to function, and have
contribution to significant to life of society politics by giving education of politics to society pass
campaign, not merely simply fighting over power.


Dokumen yang terkait

Pemberhentian Kepala Daerah Studi Kasus Pemberhentian Bupati Karo, Kena Ukur Karo Jambi Surbakti Masa Jabatan 2010-2015

2 64 100

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Calon Independen dalam Pemilihan Kepala Daerah Ditinjau dari Undang-undang Pemerintahan Daerah

2 79 104

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Strategi Pemenangan Calon Independen Dalam pemilihan kepala Daerah Medan 2010 (Studi kasus Prof.Dr.H.M.Arif Nasution dan H.Supratikno WS).

3 66 147

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

Esensi Pemaknaan Kata “Demokratis” Dalam Pemilihan Kepala Daerah di Indoneisa Pasca Perubahan UUD NRI 1945 (Studi Konstitusional Terhadap Pasal 18 ayat 4 UUD NRI 1945)

3 53 101

STRATEGI PARTAI GOLKAR DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2007 (Studi di DPD Partai Golkar Kota Batu)

0 4 2