Komposisi Media untuk Induksi Kalus Eskplan Matoa

26 Tabel 5 Perkembangan kalus eksplan endosperma Komposisi Zat Pengatur Tumbuh ppm Pertumbuhan kalus pada minggu ke- 4 8 12 16 20 24 Media MS0 Kontrol + + ++ ++ +++ Media MS ditambah NAA 0.5 ppm + K 1 ppm + + + + + Media MS ditambah NAA 1 ppm + K 1.5 ppm + + + + + Media MS ditambah NAA 1.5 ppm+ K 2 ppm + ++ ++ ++ +++ Media MS ditambah NAA 2 ppm + K 2.5 ppm + ++ ++ +++ +++ eskplan membesar; + kalus bertumbuh; ++ intensitas pertumbuhan kalus sedang; +++ intensitas pertumbuhan kalus tinggi. Tabel 6 Pengaruh perlakuan terhadap pembentukan kalus embriogenik No. Komposisi Zat Pengatur Tumbuh ppm Ulangan Kalus embriogenik Kalus non- embriogenik Warna 1. Media MS0 Kontrol 10 40 Putih kecoklatan 2. Media MS ditambah NAA 0.5 + K 1 10 20 Putih kekuningan 3. Media MS ditambah NAA 1 + K 1.5 10 20 Putih kecoklatan 4. Media MS ditambah NAA 1.5 + K 2 10 30 Putih kecoklatan 5. Media MS ditambah NAA 2 + K 2.5 10 60 Putih bening Tabel 6 diatas terlihat bahwa pada semua perlakuan media MS baik yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh ataupun tanpa zat pengatur tumbuh mampu membentuk kalus. Namun pada setiap perlakuan kalus yang terbentuk berbeda-beda dari segi warna. Perkembangan kalus dari eksplan endosmperma terlihat jelas perkembangannya serta warna yang dihasilkan pada Gambar 12. 27 . A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 E1 E2 E3 Gambar 12 Keragaman pembentukan kalus dari eksplan endosperma matoa: A Media MS0 A1: 8 MST; A2:16 MST; A3: 24 MST; B Media MS + NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm B1: 4 MST; B2: 8 MST; C Media MS + NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm C1: 4 MST; C2: 8 MST; D Media MS + NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm D1: 8 MST; D2: 16 MST; D3: 24 MST; E Media MS + NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm E1: 8 MST; E2: 16 MST; E3: 24 MST Kalus Kalus Kalus Akar Akar 28

4.4 Aklimatisasi

Tanaman yang diaklimatisasi berasal dari eksplan embrio pada percobaan sebelumnya yang telah berumur enam bulan setelah tanam dan telah memiliki organ lengkap akar dan daun. Pada tahap ini tanaman ditanam pada media tanam yang sama yaitu campuran pasir dan arang sekam yang telah disterilkan, namun tanaman tetap dibedakan kodenya sesuai dengan percobaan sebelumnya. Perbedaan jumlah akar, jumlah daun serta tinggi tanaman disajikan pada Gambar 13, 14 dan 15. Penampakan tanaman pada saat aklimatisasi selama 7 MST tersajikan pada Gambar 16. Pada minggu ke delapan setelah diaklimatisasi tanaman terserang cendawan sehingga menjadi layu dan mati Gambar 17. Gambar 13 Jumlah akar pada saat aklimatisasi 7MST. A : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS0; B : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm; C : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm; D : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm; E : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm Tanaman yang diaklimatisasi memberikan pertambahan jumlah akar seperti terlihat pada Gambar 13. Jumlah akar pada tanaman yang berasal dari perlakuan media MS0 tidak mengalami penambahan sedangkan pada perlakuan media A hingga D semuanya mengalami penambahan. Namun dari hasil pengujian hanya tanaman yang berasal dari perlakuan C media MS ditambah NAA 1 ppm dan Kinetin 1.5 ppm yang menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap tanaman yang berasal dari perlakuan lainnya. 1b 1.2b 2.7a 1.1b 1.1b 0.5 1 1.5 2 2.5 3 A B C D E Ju m lah ak ar Perlakuan media 29 Gambar 14 Jumlah daun tanaman pada saat aklimatisasi 7MST. A : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS0; B : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm; C : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm; D : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm; E : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm Jumlah daun yang dihasilkan dari setiap tanaman semuanya mengalami penambahan dari jumlah daun awal. Hasil analisis menunjukkan tanaman yang berasal dari perlakuan D media MS ditambah NAA 1.5 ppm dan Kinetin 2 ppm dan perlakuan C media MS ditambah NAA 1 ppm dan Kinetin 1.5 ppm yang berbeda nyata dari tanaman yang berasal dari perlakuan lainnya dengan memiliki jumlah daun terbanyak 12 dan 10 helai Gambar 14. Gambar 15 Tinggi tanaman 7MST. A :Tanaman yang berasal dari perlakuan MS0; B : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm; C : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm; D : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm; E : Tanaman yang berasal dari perlakuan MS + NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm 6,5c 6c 10b 12a 7c 2 4 6 8 10 12 14 A B C D E Ju m lah d au n Perlakuan media 3.5b 3.6b 3.5b 4.1a 4.4a 1 2 3 4 5 A B C D E T in g g i tan am an cm Perlakuan media

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan Umur Pindah Tanam Bibit TSS (True Shallot Seeds) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascaloicum L.)

6 85 199

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Produksi Dan Pertumbuhan Legum Stylo (Stylosanthes Gractlis)

0 34 66

Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Hydrasil Dan Pupuk Nitrophoska Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus Vulgaris Schard)

0 41 71

Pengaruh Pemberian Pupuk Stadya Daun Dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik 6,5 L Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.)

0 41 96

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Kualitas Legum Stylo (Stylosanthes gracilis)

1 56 64

Pengarah campuran media tanam dan zat pengatur tumbuh Giberellin terhadap pertumbuhan bibit mengkudu (Morinda citrifolia L.)

0 27 84

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Atonik dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jahe Muda (Zingiber officinale Rosc.)

4 51 92

Komposisi Media Pembibitan tl-m Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit Enten Tanaman Durian (Durio zibhethinus M u n*) Dibawah Naungan Tanaman Pepaya.

0 61 50

Komposisi zat pengatur tumbuh untuk organogenesis dan induksi Kalus Pometia coriaceae secara In Vitro

1 6 55

INDUKSI KALUS MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) DARI SUMBER EKSPLAN DAUN DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH SECARA IN VITRO.

13 46 22