Batasan dan Rumusan Masalah

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. Rancangan konstruktivisme melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas kontruksi sosial. 3 Paradigma konstruktivisme digunakan untuk menjelaskan suatu teori yang dapat merubah pandangan seseorang terhadap suatu realitas. Realitas tidaklah muncul begitu saja dalam bentuknya yang mentah, tetapi ia harus disaring melalui cara orang lain dalam memandang setiap hal yang ada. 4 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang meneliti suatu objeknya lebih berdasarkan teori yang ada dan diperkuat dengan adanya wawancara, bukti dokumentasi yang peneliti kumpulkan untuk bahan penelitian sebagaimana yang dikatakana Lexy J Moaleong dalam bukunya ”pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan secara 3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004 , h. 204. 4 Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communications, 5 th edition , Calofornia : Wadswort Publishing Company, 1999, h. 15 deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah” 5 . 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen. Theo Van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu teks media. Bagaimana suatu kelompok dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara kelompok lain yang posisinya rendah terus menerus sebagai objek pemaknaan dan digambarkan secara buruk. Theo Van Leeuwen menjabarkan adanya kaitan antara wacana dengan kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroprasi melewati jalur-jalur formal, hukum, dan institusi Negara, dimana dengan kekuasaannya bukan hanya dapat melarang dan menghukum tetapi kekuasaan dapat beroprasi lewat serangkaian wacana untuk mendefinisikan sesuatu atau suatu kelompok, digambarkan secara buruk. 6 Analisis Theo Van Leeuwen secara umum menggambarkan bagaimana pihak- pihak dan aktor dapat seorang atau kelompok ditampilkan atau dikeluarkan dalam pemberitaan. Ada dua pusat perhatian. Pertama, proses pengeluaran exclusion berhubungan dengan pertanyaan, bagaimana proses suatu kelompok dikeluarkan dari teks berita. Kedua adalah proses pemasukan inclusion berhubungan dengan 5 Lexy J Moaleong,.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2006, h.6 6 Eriyanto, Analisis wacana pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LKiS. 2011. H.171