40
saham, tetapi lebih luas dari itu yaitu untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan yang diatur dalam anggaran dasar.
79
Direksi sebagai salah satu organ atau alat perlengkapan perseroan, selain
mempunyai kedudukan dan kewenangan mengurus perseroan, juga diberi wewenang untuk “mewakili” perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama perseroan.
80
Kapasitas atau kewenangan yang dimiliki direksi mewakili perseroan karena undang-undang. Artinya, undang-undang sendiri dalam hal ini Pasal 1 angka 5 dan
Pasal 92 ayat 1 UUPT yang memberi kewenangan itu kepada direksi untuk mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan. Oleh karena itu, kapasitas
mewakili yang dimilikinya adalah kuasa atau perwakilan karena undang-undang wettelijke vertegenwoordig, legal or statutory representative.
81
Menurut Pasal 98 ayat 3 UUPT, pada dasarnya kewenangan direksi untuk mewakili perseroan:
1. Tidak terbatas unlimited dan tidak bersyarat unconditional 2. Kecuali UUPT, Anggaran Dasar atau Keputusan RUPS menentukan lain.
B. Wewenang Komisaris Dalam Perseroan Terbatas
Dewan komisaris adalah terjemahan dari bahasa Belanda raad van commissarissen. Konsep dasar dewan komisaris berasal dari tanggung jawab
79
Nindyo Pramono, Tanggung Jawab Dan Kewajiban Pengurus PT Bank Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Buletin Hukum Perbankan Dan Kebanksentralan Volume
5 Nomor 3, Desember 2007, hal. 19-20.
80
M. Yahya Harahap, Op.Cit., hal. 349.
81
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
41
pengaturan governance suatu badan usaha yang dimiliki oleh kelompok yang berbeda dengan
yang menata atau
yang mengelolanya.
82
Dimana sebagai
konsekuensi dari pemisahan fungsi manajemen dengan pemilik, diperlukan suatu perangkat
dimana pemilik perlu
mendapat jaminan
sampai seberapa
jauh penyertaannya dapat memberikan hasil yang diharapkan, karena pemilik tidak
mungkin dapat langsung turut serta dalam pengelolaan perusahaan. Dalam undang-undang disebutkan bahwa dewan komisaris adalah organ
perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.
83
Selanjutnya mengenai tugasfungsi dewan komisaris dalam UUPT diatur dalam Pasal 108 ayat 1 dan 2 yakni:
1. Melakukan pengawasan terhadap: a. Kebijakan pengurusan perseroan yang dilakukan direksi, dan
b. Jalannya pengurusan pada umumnya. 2. Memberi nasihat kepada direksi.
Komisaris pada umumnya bertugas untuk mengawasi kebijaksanaan direksi dalam mengurus perseroan serta memberikan nasihat-nasihat kepada direksi. Tugas
pengawasan itu bisa merupakan bentuk pengawasan preventif atau represif.
84
Pengawasan preventif ialah melakukan tindakan dengan menjaga sebelumnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan merugikan perseroan,
82
Moenaf H. Regar I, Op.Cit., hal. 34
83
Pasal 1 angka 6 UUPT
84
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum Dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Ghalia Indonesia, Bogor, 2002, hal. 75.
Universitas Sumatera Utara
42
misalnya untuk beberapa perbuatan dari direksi yang harus dimintakan persetujuan komisaris. Sedangkan yang dimaksud dengan pengawasan represif
ialah pengawasan yang dimaksudkan untuk menguji perbuatan direksi apakah semua perbuatan yang dilakukan itu tidak menimbulkan kerugian bagi perseroan
dan tidak bertentangan dengan undang-undang dan anggaran dasar.
85
Menurut Munir Fuady dalam bukunya yang berjudul Perseroan Terbatas Paradigma Baru, fungsi pengawasan dari dewan komisaris diwujudkan dalam 2 dua
level sebagai berikut:
1.
Level Performance, adalah fungsi pengawasan dimana komisaris memberikan pengarahan dan petunjuk kepada direksi perusahaan dan RUPS.
2.
Level Conformance, adalah berupa pelaksanaan kegiatan melaksanakan pengawasan selanjutnya agar dipatuhi dan dilaksanakan, baik terhadap
pengarahan dan petunjuk yang telah diberikan maupun terhadap ketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku.
Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak memperinci secara jelas arti kata “pengawasan” yang merupakan fungsi dari komisaris. Namun demikian, menurut
Munir Fuady, pelaksanaan tugas pengawasan oleh komisaris dalam suatu perseroan terbatas dapat dilakukan dengan beberapa pedoman yuridis sebagai berikut:
1.
Pengawasan dilakukan oleh komisaris, baik jika diminta oleh direksi dan atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS ataupun jika tidak diminta.
2.
Pengawasan tidak boleh berubah menjadi pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif perusahaan merupakan kewenangan
direksi.
3.
Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan yang sudah diambil ex post facto atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil preventive
basis.
85
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
43
4.
Pengawasan bukan hanya sekedar menerima informasi dari direksiRapat Umum Pemegang Saham RUPS, melainkan juga dapat mengambil tindakan-
tindakan yang bersifat korektif.
5.
Pengawasan tidak hanya sekedar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan komisaris sebagai
yang diperinci dalam anggaran dasar, tetapi pengawasan mencakup semua aspek
bisnis dan aspek korporat dari perusahaan.
86
Beberapa prinsip yuridis yang berlaku untuk komisaris adalah sebagai berikut:
87
1.
Komisaris merupakan badan pengawas.
2.
Komisaris merupakan badan independen, artinya komisaris tidak tunduk kepada kekuasaan siapa pun, dan harus melihat semata-mata kepentingan
perseroan.
3.
Komisaris tidak mempunyai otoritas manajemen non-executive.
4.
Komisaris tidak bisa memberikan instruksi kepada direksi.
5.
Komisaris tidak bisa diinstruksikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
C. Hubungan Antara Direksi Dengan Perseroan Terbatas