A. Latar Belakang Masalah
Bisnis  perbankan  merupakan  bisnis  jasa  yang  berdasarkan  pada  azas kepercayaan  sehingga  masalah  kualitas  pelayanan  menjadi  faktor  yang  sangat
menentukan  dalam  keberhasilan  usaha.  Terlebih  lagi  pada  era  globalisasi  ini dimana  tingkat  persaingan  dalam  dunia  bisnis  semakin  ketat.  Perusahaan  harus
dituntut  untuk  tidak  hanya  meningkatkan  kualitas  produk  saja  tetapi  juga  harus meningkatkan  kualitas  pelayanan  agar  dapat  menciptakan  good  performance
perusahaan tersebut dalam hal ini adalah bank. Pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya akan mencerminkan baik tidaknya bank tersebut.
Tingginya  tingkat  persaingan  perbankan  di  Indonesia,  harus  mengalami masa sulit dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada bulan
juli  1997  silam  yang  sampai  sekarang  belum  seratus  persen  pulih.  Fenomena  ini menyebabkan  masyarakat  semakin  berhati-hati  dalam  menyimpan  uangnya
dibank,  karena  banyaknya  bank  yang  terkena  likuidasi.  Sejak  krisis  tersebut kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional menurun drastis, maka dari
itu  timbul  pergeseran  perilaku  nasabah  dalam  pemilihan  bank  dari  faktor pelayanan,  fasilitas,  dan  pengalaman  pada  masa  sebelum  krisis  ke  faktor
keamanan dan kepercayaan pada saat krisis. Masa  era  globalisasi  seperti  sekarang  ini  bank  perlu  mempersiapkan  diri
menghadapi  persaingan  antar  bank,  maka  bank-bank  harus  jeli  dalam  melihat peluang  pasar  serta  keinginan  dan  kebutuhan  dari  nasabah.  Bank  harus  dapat
memberikan jasa berkualitas dengan biaya yang lebih murah dan pelayanan yang lebih  baik  serta  dapat  memuaskan  kebutuhan  nasabah  sehingga  timbul  loyalitas.
Bank  merupakan  perusahaan  yang  berorientasi  ke  masa  yang  akan  datang,  maka perusahaan  harus  berorientasi  pada  keinginan  konsumennya  tidak  semata  mata
untuk  mendapatkan  laba.  Agar  dapat  membuat  para  nasabah  loyal  kepada  bank. Secara  umum,  bisnis  menekankan  bahwa  tujuan  suatu  perusahaan  adalah
memaksimalkan  laba  yang  diperoleh  dengan  cara  meningkatkan  penjualan  dan meminimalkan beban atau pengeluaran perusahaan. Perubahan  yang pesat  dalam
dunia  bisnis  sekarang  ini  dimana  perusahaan  mulai  berlomba  untuk  berinvestasi, tujuan  “tradisional”  yang  berorientasi  pada  laba  sudah  kurang  relevan  lagi.
Walaupun  orientasi  bank  tidak  semata  mata  mencari  laba  akan  tetapi  pada dasarnya  setiap  perusahaan  dalam  hal  ini  adalah  bank  berusaha  untuk
mendapatkan  laba  untuk  kelancaran  usahanya.  Apabila  pelayanan  jasa  yang diberikan  berkualitas  maka  akan  menimbulkan  loyalitas  nasabah  yang  dapat
menaikan  tingkat  laba  yang  akan  diperoleh  oleh  bank.  Hal  ini  karena  dengan loyalitas nasabah tersebut maka bank dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan
dari pada bank tersebut harus mencari nasabah baru. Kotler  2004  :  275  mengemukakan  pendapatnya  tentang  enam  alasan
mengapa  suatu  institusi  perlu  mendapatkan  loyalitas  pelanggannya.  Alasan tersebut adalah :
1. Pelanggan  yang ada lebih prospektif,  artinya pelanggan loyal akan memberi
keuntungan besar kepada institusi. 2.
Biaya  mendapatkan  pelanggan  baru  jauh  lebih  besar  dibandingkan  dengan menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada.
3. Pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya
juga dalam urusan lainnya. 4.
Biaya operasi institusi menjadi efisien jika memiliki banyak pelanggan loyal. 5.
Institusi  dapat  mengurangkan  biaya  psikologis  dan  sosial  dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi.
6. Pelanggan  loyal  akan  selalu  membela  institusi  bahkan  berusaha  pula  untuk
menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan. Tingkat  pendapatan  masyarakat  yang  semakin  meningkat  disertai  dengan
meluasnya  ilmu  pengetahuan  dan  pengalaman  seseorang  akan  mengakibatkan konsumen  semakin  kritis  dan  hati  hati  dalam  membuat  suatu  keputusan  dalam
memutuskan  pembelian.  Sesuai  dengan  “pembeli  adalah  raja”  maka  bank  harus mengetahui  keinginan  konsumen  dalam  memanfaatkan  produk  perbankan    yang
ditawarkan. Berdasarkan kualitas jasa yang ada di industri perbankan, maka setiap nasabah dalam memilih bank memiliki kriteria sendiri-sendiri. Perbedaan kriteria
pemilihan  bank  oleh  nasabah  ini,  maka  bank  dituntut  untuk  selalu  berusaha
meningkatkan pelayanan dan melakukan inovasi secara terus menerus. Bank perlu melakukan  riset  konsumen  untuk  mengevaluasi  kualitas  pelayanan.  Kualitas
pelayanan  bisa  dilihat  dari  segi  Reliability  kemampuan  mewujudkan  janji, Responsiveness  ketanggapan  dalam  membantu  dan  memberi  pelayanan  yang
cepat,  Assurance  jaminan  layanan,  Empathy  kemampuan  bank  memahami keinginan
pelanggan, dan
Tangibles tampilan
fisik layanan
Parasuraman,1988:298. PD.  BPR-BKK  JEPARA  adalah  suatu  Bank  Perkreditan  Rakyat  yang
bergerak  di  bidang  perbankan  dalam  usaha  untuk  memberikan  kredit  kepada masyarakat  dan  menghimpun  dana  dari  masyarakat  serta  tidak  ikut  dalam  lalu
lintas pembayaran. Mengingat saat ini banyak berdiri bank – bank perkreditan di
daerah  Jepara  seperti  BPR  Jepara  Arta  yang  menawarkan  jasa  dan  produk  bank yang  serupa  dengan  jasa  dan  produk  bank  yang  ditawarkan  BPR  BKK  Jepara,
sehingga terjadi persaingan antar bank perkreditan. Adanya persaingan yang ketat antar  bank  untuk  merebut  pasar  dan  semakin  bertambahnya  nasabah  bank,
sedangkan  kemampuan  manajemen  dan  teknis  perbankan  yang  belum  memadai dan  kurangnya  keahlian  mengelola  bank,  BPR  BKK  Jepara  berusaha  lebih
memperhatikan  kinerjanya  dan  berupaya  untuk  meningkatkan  pelayanannya, sehingga  tidak  akan  ditinggalkan  oleh  masyarakat.  Upaya  peningkatan  kualitas
pelayanan  oleh  PD.  BPR-BKK  JEPARA  bersifat  inovatif  dan  berorientasi  pada kepuasan  nasabah.  Hal  ini  masih  menimbulkan  pertanyaan,  apakah  PD.  BPR-
BKK JEPARA  telah benar –benar dapat memberikan kepuasan bagi nasabah PD.
BPR-BKK  JEPARA  bila  dilihat  dari  lima  dimensi  pelayanan  yaitu  tangibles bukti  langsung,  reliability  kehandalan,  responsiveness  daya  tanggap,
assurance  jaminan  dan  empathy  empati.  PD.  BPR-BKK  JEPARA  perlu mengidentifikasi apakah pelayanan yang selama ini diberikan telah sesuai dengan
harapan  nasabah.  Hal  ini  sebagai  bukti  perhatian  PD.  BPR-BKK  JEPARA terhadap kepuasan nasabahnya. Apabila harapan nasabah lebih besar dari tingkat
pelayanan  yang  diterima,  maka  nasabah  tidak  puas.  Sebaliknya  apabila  harapan nasabah  samalebih  kecil  dari  tingkat  pelayanan  yang  diterima,  maka  nasabah
akan  puas.  Lima  dimensi  pelayanan  tersebut,  manakah  yang  paling  dominan
mempengaruhi  kepuasan  nasabah  PD.  BPR-BKK  JEPARA.  Hal  inilah  yang mendorong  penulis  untuk  mengetahui  lebih  jauh  lagi  tentang  kepuasan  nasabah
setelah  menerima  pelayanan  dari  PD.  BPR-BKK  JEPARA,  dengan  ini  bisa diketahui  dimensi  pelayanan  manakah  yang  paling  dominan  memberikan
kepuasan  bagi  nasabah.  Penelitian  ini  diharapkan  PD.  BPR-BKK  JEPARA  lebih meningkatkan  lagi  pelayanan  yang  belum  dominan  mempengaruhi  kepuasan
nasabah dan mempertahankan pelayanan  yang dominan mempengaruhi kepuasan nasabah.  Adanya  perkembangan  yang  pesat  dalam  bidang  ekonomi  khususnya
perbankan. Untuk itu penulis memilih judul :
“  PENGARUH  KUALITAS  PELAYANAN  TERHADAP  KEPUASAN NASABAH DAN TINGKAT LABA PADA PD. BPR-
BKK JEPARA” B.
Identifikasi Masalah
Perusahaan  tidak  akan  terlepas  dari  berbagai  masalah  yang  dihadapinya, maka  perusahaan  perlu  memperhatikan  berbagai  aspek  yang  mempengaruhi  dan
mengidenfikasikan  masalah-masalah  yang  dihadapi  untuk  selanjutnya  dicari solusinya.  Berdasarkan  latar  belakang  masalah  sebagaimana  diatas  maka  dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Tingkat  persaingan  yang  ketat  antar  bank  khususnya  BPR  di  daerah  Jepara yang menawarkan jasa dan produk bank yang serupa dengan jasa dan produk
bank yang ditawarkan BPR BKK Jepara. 2.
Kemampuan  manajemen  dan  teknis  perbankan  yang  belum  memadai  dan kurangnya  keahlian  mengelola  bank  sedangkan  persaingan  semakin  ketat
maka BPR BKK Jepara berusaha diharapkan lebih memperhatikan kinerjanya dan  berupaya  untuk  meningkatkan  pelayanannya,  sehingga  tidak  akan
ditinggalkan oleh masyarakat. 3.
Belum  pernah  dilaksanakannya  suatu  penelitian  yang  menguraikan  tentang adanya  pengaruh  antara  kelima  dimensi  kualitas  pelayanan  yang  terdiri  dari
Reliability  kemampuan  mewujudkan  janji,  Responsiveness  ketanggapan dalam  membantu  dan  memberi  pelayanan  yang  cepat,  Assurance  jaminan
layanan,  Empathy  kemampuan  bank  memahami  keinginan  pelanggan,  dan
Tangibles  tampilan  fisik  layanan  terhadap  tingkat  kepuasan  nasabah  di  PD. BPR-BKK JEPARA.
4. Belum  pernah  dilaksanakannya  suatu  penelitian  yang  menguraikan  tentang
dimensi  kualitas  pelayanan  yang  berpengaruh  paling  besar  terhadap  tingkat kepuasan nasabah di PD. BPR-BKK JEPARA.
5. Belum  pernah  dilaksanakannya  suatu  penelitian  yang  menguraikan  tentang
adanya  pengaruh  antara  kelima  dimensi  kualitas  pelayanan  yang  terdiri  dari Reliability  kemampuan  mewujudkan  janji,  Responsiveness  ketanggapan
dalam  membantu  dan  memberi  pelayanan  yang  cepat,  Assurance  jaminan layanan,  Empathy  kemampuan  bank  memahami  keinginan  pelanggan,  dan
Tangibles  tampilan  fisik  layanan  terhadap  tingkat  laba  yang  diperoleh  PD. BPR-BKK JEPARA.
C. Pembatasan Masalah