4 perus
dilak ditun
sahaan ma kukan selam
njukkan pad
Gambar aupun piha
ma praktek da Gambar 1
1 Diagram Indones
ak lainnya. k kerja m
1.
m alir meto ia
Diagram magang di
ode kerja alir meto
PT. Belfo
magang di ode kerja y
oods Indon
i PT. Belf yang
nesia
foods
5
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. PDCA,
singkatan bahasa Inggris dari Plan, Do, Check, Act Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjut, adalah suatu proses pemecahan masalah
empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya, konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang
kemudian dikenal dengan ”The Deming Wheel”,dimana siklus PDCA merupakan sebuah proses sederhana untuk terus mendukung peningkatan
kearah perbaikan Kurniawan 2010. Tidak berbeda dengan konsep siklus PDCA
pertama, menurut Muhandri dan Kadarisman 2006, siklus PDCA yang terdiri dari 4 tahap Plan, Do, Check, dan Action merupakan program
perbaikanpeningkatan mutu produksi. Aplikasi siklus PDCA yang terbagi menjadi empat tahap Plan, Do, Check, Action tersebut digunakan dalam
menganalisis permasalahan WIP produk chicken nugget yang sedang terjadi di PT. Belfoods Indonesia.
3.1 Tahap Plan
3.1.1 Identifikasi Masalah
Tahapan dalam mengidentifikasi masalah di PT. Belfoods Indonesia didasarkan atas masukan pihak produksi yang terfokus pada besarnya WIP
Work In Process beberapa top produk selama proses produksi. Semakin
meningkatnya jumlah WIP produk selama proses produksi tersebut dikhawatirkan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan.
Diskusi yang dilakukan dengan pihak produksi dalam mengidentifikasi masalah didasarkan pada data produksi perusahaan selama 6 bulan
sebelumnya Oktober 2012- Maret 2013. PT. Belfoods Indonesia
memproduksi tiga 3 kelompok produk untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, yaitu produk reguler nugget, produk marinasi dan produk
customer. Dari ketiga kelompok produk tersebut terdapat lima 5 produk
yang dapat dikategorikan sebagai top produk karena memiliki intensitas produksi dan jumlah WIP yang lebih besar dibandingkan produk sejenis
lainnya. Kelima produk tersebut terdiri dari 3 produk reguler chicken nugget A, chicken nugget B, dan chicken nugget C
ukuran 250 g, 1 produk marinasi ukuran 500 g, dan 1 produk customer ukuran 1000 g.
6
3.1.2 Spesifikasi Masalah
Teknik yang dilakukan dalam spesifikasi masalah adalah teknik diskusi dengan pihak produksi. Diskusi bertujuan untuk menetapkan satu
dari lima top produk yang memiliki masalah sama yaitu permasalahan besarnya WIP produk. Work In Process atau disebut juga dengan Work In
Progress WIP
adalah suatu kondisi dimana produk dikategorikan sebagai produk setengah jadi karena produk masih dalam tahapan proses produksi
Bragg 2005. Tidak berbeda dengan PT. Belfoods Indonesia, Work In Process WIP
merupakan suatu kondisi dimana proses produksi produk tidak dapat terselesaikan sampai menjadi produk akhir. Besarnya produk
WIP yang terjadi di PT. Belfoods Indonesia berdampak terhadap
menurunnya produktivitas perusahaan. Dampak tersebut dikategorikan dalam 3 hal yaitu, dampak teknis, dampak mutu produk, dan dampak
ekonomis.
Pertama, dampak teknis yang terjadi diperusahaan dengan adanya produk WIP terlihat saat sejumlah produk WIP yang terkumpul diakhir shift
kerja untuk sementara disimpan dalam ruang penyimpanan produk akhir cold storage agar mutu produk tetap terjaga. Namun, hal tersebut
menyebabkan fungsi ruang penyimpanan sebagai tempat untuk menyimpan produk akhir menjadi menurun. Kedua, dampak penurunan mutu.
Penurunan mutu produk terjadi saat produk thawing. Produk thawing biasanya terjadi karena mesin IQF sebagai alat pembeku cepat mengalami
defrost
yang menyebabkan suhu IQF turun sehingga saat produk keluar dari mesin tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari kedua
dampak negatif tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada dampak yang ketiga, yaitu dampak ekonomis perusahaan. Dampak
ekonomis yang terjadi pada perusahaan dengan besarnya WIP produk adalah meningkatnya biaya produksi perusahaan sehingga menyebabkan kerugian.
Selain itu, besarnya WIP produk akan berpengaruh terhadap bahan baku yang telah disiapkan oleh supplier dan juga ketidakpuasan konsumen
terhadap ketidaktersediaan produk.
Tahapan awal dalam menspesifikasi masalah WIP produk dilakukan dengan memilih satu produk yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian
untuk dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pemilihan satu produk tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah produksi dan persentase WIP
masing-masing produk dari data produksi perusahaan bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013 terkait dengan besarnya jumlah WIP pada lima top
produk. Persentase WIP merupakan perbandingan antara jumlah produksi dengan jumlah WIP dalam 1 bulan. Data persentase WIP dari lima jenis
produk dapat dilihat pada Gambar 2. Sedangkan data jumlah produksi dan jumlah WIP masing-masing produk selama Oktober 2012 sampai Maret
2013 dapat dilihat pada Lampiran 1.
7
Gambar 2 Perbandingan persentase WIP 5 jenis produk PT. Belfoods Indonesia selama bulan Oktober 2012-Maret 2013
Produk dengan persen WIP paling besar pertama adalah chicken nugget
C 33.85 dan urutan terbesar kedua terjadit pada chicken nugget A 28.85 . Namun, apabila melihat jumlah produksi Lampiran 1 dari
kedua jenis produk tersebut, produk chicken nugget A memiliki jumlah produksi yang jauh lebih besar dibandingkan produk chicken nugget C. Oleh
karena itu, produk terpilih yang akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu adalah produk chicken nugget A.
3.1.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui secara kuantitatif beberapa penyebab yang dapat menimbulkan masalah. Langkah awal
pengumpulan data dilakukan dengan mengamati proses produksi produk terpilih yaitu produk chicken nugget A. Proses produksi chicken nugget
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap preparasi persiapan adonan, tahap forming pencetakan adonan, pelapisan dengan larutan perekat, dan
pelapisan dengan bread crumb, tahap frying penggorengan dan pematangan produk, IQF tahap pembekuan produk dalam waktu singkat,
tahap pengemasan, dan tahap penyimpanan produk akhir cold storage.
Tahap awal yang dilakukan selama pengumpulan data terkait dengan permasalahan besarnya WIP produk adalah menggunakan teknik
brainstorming dan observasi pengamatan langsung dilapangan.
Brainstorming mencakup pengembangan struktur ide-ide yeng
memungkinkan secara sistematis berdasarkan pemikiran kreatif sekelompok orang Rampersad 2001. Teknik brainstorming adalah kegiatan dimana
setiap anggota bebas mengeluarkan pendapatnya. Tema brainstorming adalah menentukan faktor penyebab besarnya WIP produk chicken nugget A
ukuran 250 g selama proses produksi. Semua faktor hasil brainstorming yang memiliki peluang besar maupun kecil munculnya WIP produk dicatat
sebagai point penyebab yang akan dibuat dalam bentuk diagram Ishikawa atau diagram sebab akibat. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal karena
data yang dibutuhkan belum tersedia.
Diagram sebab akibat atau diagram Ishikawa merupakan salah satu alat bantu yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
28.85 26.00
33.85
12.79 24.50
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00
Chicken Nugget
A Chicken
Nugget B
Chicken Nugget
C Marinate
Product Customer
Product
WI P
Produk
Jenis Produk