PASAR KARET ALAM NEGARA CHINA Perkembangan Perdagangan Karet Alam Dunia

4. Uji multikolinearitas Menurut Mason dan Lind 1999, korelasi antara variabel-variabel independen yang berada pada selang -0.70 sampai dengan 0.70 tidak menyebabkan masalah. Adanya multikolinearitas juga dapat diuji berdasarkan nilai VIF Variance Inflation Factors nya. Menurut Lind, Marchal, dan Wathen 2007, VIF yang lebih besar dari sepuluh 10 dianggap tidak memuaskan, yang mengindikasikan sebaiknya variabel bebas tersebut dibuang. Pramesti 2009 menyebutkan, jika nilai VIF lebih kecil dari sepuluh, maka dapat dikatakan model terbebas dari masalah multikolinearitas. Oleh sebab itu, jika nilai korelasi antar variabel independen berada pada selang -0.7 sampai 0.7 dan nilai VIF setiap variabel tersebut lebih kecil dari sepuluh, maka disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi linear. Uji-F digunakan untuk melihat kesesuaian model secara keseluruhan, sedangkan uji-t digunakan untuk melihat nyata atau tidaknya pengaruh suatu variabel independen bebas terhadap variabel dependen tidak bebas di dalam model. Pada uji dua arah dengan uji-t, mengharuskan taraf nyatanya dibagi dua αβ Sugiyono 1999.

5. PASAR KARET ALAM NEGARA CHINA Perkembangan Perdagangan Karet Alam Dunia

Manusia senantiasa berkembang dalam menginginkan suatu barang yang bersifat tahan dan anti pecah serta elastis menjadi salah satu penyebab kebutuhan akan karet saat ini akan terus berkembang dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif, kebutuhan rumah sakit, alat kesehatan dankeperluan rumah tangga dan sebagainya . Diperkirakan untuk masa yang akan datang kebutuhan akan karet akan semakin meningkat, tentu hal ini akan menjadi peluang yang menguntungkan bagi negara- negara produsen utama karet alam termasuk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Maka kebutuhan akan karet alam saat ini akan terus berkembang dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan industri otomatif, kebutuhan rumah sakit, alat kesehatan dan keperluan rumah tangga dan sebagainya. Diperkirakan untuk masa yang akan datang kebutuhan akan karet terus meningkat. Tentu hal ini akan menjadi peluang yang baik bagi Indonesia mengekspor karet dan hasil olahan industri karet yang ada di Indonesia ke negara-negara lainnya. Pertumbuhan konsumsi karet alam di kawasan Asia diperkirakan masih mencatatkan tren positif di 2013. Konsumsi karet alam Cina pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh 5,5 yoy, pertumbuhan tersebut didukung oleh rencana belanja infrastruktur pemerintah Cina yang diumumkan pada September 2012 dimana beberapa proyeknya terkait dengan produksi sektor otomotif dan transportasi. Pembelian otomotif di India juga mendukung permintaan karet India yang diperkirakan tumbuh 4 yoy pada tahun 2013. Sementara Jepang diperkirakan hanya tumbuh 2 yoy mengingat proses pemulihan ekonomi akibat bencana 2011 masih berjalan lambat. Sementara penurunan konsumsi karet diperkirakan terjadi di Uni Eropa, tahun 2013 diperkirakan turun -0,1yoy. Sementara konsumsi karet Amerika Serikat diperkirakan tumbuh 4 yoy pada 2013 Commodities Insight, 2013. Produksi karet alam dunia tahun 2013 diperkirakan tumbuh 4yoy atau mencapai 11,7 juta ton. Produksi karet global tahun ini diperkirakan lebih baik dari tahun lalu dengan mengasumsikan kondisi iklim yang baik, pembatasan ekspor karet oleh tiga negara berakhir pada Maret 2013 dan mempunyai efek kepada membaiknya harga sehingga menimbulkan insentif kepada petani untuk melakukan penyadapan karet. Harga karet di tahun 2013 rata-rata diperkirakan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012. Harga rata-rata karet tahun 2013 diperkirakan sebesar 3,9 USDkg atau naik sebesar 1,4 yoy dari USD 3,8 kg di 2012. Faktor bullish terhadap harga karet turut disebabkan oleh stok karet global tahun 2013 yang diperkirakan akan lebih ketat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya dampak pembatasan ekspor oleh tiga negara yang sudah diberlakukan dari bulan Oktober 2012 dan direncanakan berakhir pada Maret 2013. Diperkirakan kesepakatan pembatasan ekspor dapat diperpanjang apabila harga karet masih mengalami tekanan. Negara yang tergabung dalam produsen karet yaitu International Tripartit Rubber Council ITRC yaitu lndonesia, Thailand dan Malaysia sepakat untuk mengurangi volume ekspor karet alam dari ketiga Negara pada tahun ini sebanvak 300.000 ton. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan memburuknya harga karet sepanjang 8 bulan pertama 2012 sampai mencapai USD 2,5 kg di bulan Agustus atau turun 28 ytd dari awal tahun 2012 di angka USD 3,2kg. lndonesia mendapatkan jatah pengurangan ekspor karet sebanyak 117.000 ton, Thailand sekitar 140.000 ton dan Malaysia 43.000 ton Commodities Insight, 2013. Saat ini harga karet pasar rubber Tokyo sudah berada di level USD 3,3kg. Untuk terus menjaga stabilitas harga karet, ITRC akan meminta Vietnam untuk ikut bergabung. Pasalnya, secara statistik produksi karet Vietnam juga mempunyai porsi yang cukup tinggi di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2012 melebihi mencapai 860 ribu ton. Empat negara yakni Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam akan mengusai 74 persen pasar dunia. Gabungan Pengusaha Karet Indonesia menyampaikan dari 117.000 ton, pengurangan ekspor karet Indonesia dibagi pada periode Oktober-Desember 2012 sebanyak 60 atau 70.200 ton, Januari-Maret 2013 sebesar 40 atau 46.000 ton. Begitu rencana pembatasan diumumkan pada 16 Agustus 2012, harga karet Daily Composite Price,gabungan rata-rata harga di ketiga negara langsung melonjak dari US 2,54 per kilogram menjadi sekitar US 2,9 per kilogram pada awal Desember. Pasar Karet Alam China Negara China diawal abad Milenium, menjelma menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar, satu dekade belakangan ini pertumbuhan ekonomi negara China pernah menyentuh angka 9,1 persen. Hal ini menyebabkan negara China tumbh menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, menyaingi Amerika dan negara-negara maju lainnya. Pertumbuhan tersebut juga menyebabkan industri otomotif China mengalami pertumbuhan juga. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya permintaan karet alam negara China dari kawasan ASEAN. Sumber : intrance. 2013 Gambar 19. Permintaan Karet Alam China dari Kawasan ASEAN Meningkatnya permintaan tersebut tentu menguntungkan bagi negara- negara ASEAN. Selain menambah permintaan karet alam dunia, China yang dari segi lokasi sangat dekat sehingga menyebabkan biaya transportasi dapat berkurang. Konsumsi karet alam yang tinggi di negara China menjadi sasaran baru negara-negara produsen utama karet alam dunia, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara produsen karet alam dunia dan negara pengekspor karet alam dunia. Pada tahun 2007 pertumbuhan karet alam ke China mencapai 35 persen dan diperkirakan akan terus meningkat untuk tahun-tahun berikutnya Novianti, 2008. Sumber : intrance. 2012 Gambar 20. Negara-Negara Pengekspor Karet Alam Ke China Hampir seluruh negara ASEAN merupakan negara yang mampu memproduksi karet alam, sehingga seluruh negara ASEAN berkontribusi langsung didalam pemenuhan kebutuhan bahan baku dari karet alam China. Dapat dilihat pada Gambar 21, bahwa negara Thailand adalah negara yang paling besar berkontribusi terhadap pemenuhan karet alam di pasar China yakni sebesar 53 persen, selanjutnya diikuti oleh negara Malaysia sebesar 22 persen dan Indonesia sebesar 17 persen. Thailand dan Malaysia menjadi dua negara utama pengekspor karet alam ke China disebabkan lokasi geografis yang berdekatan sehingga biaya transportasi jauh lebih murah apabila China melakukan impor dari Indonesia. Namun Indonesia yang merupakan produsen ketiga karet alam di negara China masih memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor karet alamnya ke negara ini apabila Indonesia mampu meningkatkan mutu kualitas dari karet alam yang diproduksinya.

6. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari Pengolahan Dengan Menggunakan Regresi Berganda