Aspek Sosial yang Bertanggungjawab dan Berkembang Socially

b. Hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini ditandai dengan tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang layak, tempat tinggal dan permukiman yang sehat dan aman, serta adanya kesempatan berusaha, dan c. Adanya pengakuan hukum terhadap hak-hak masyarakat serta kearifan lingkungan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Hal ini ditandai dengan adanya perlindungan hukum atas hak intelektual warga maupun kelompok masyarakat, misalnya melalui paten, serta perlindungan terhadap hak-hak ulayatadat masyarakat lokal misalnya melalui peraturan daerah yang mengakomodasi perlindungan atas hak-hak masyarakat lokal.

2.7.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Berkelanjutan

Economically ViableEconomic Growth Pertumbuhan ekonomi merupakan aspek yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Salah satu dari prinsip dasar pembangunan berkelanjutan adalah “Economically Viable”, yang terdiri dari empat kriteria, yaitu : 1. Pendapatan; 2. Tenaga Kerja; 3. Investasi; dan 4. Pajak dan Retribusi. Keempat faktor tersebut sebaiknya masing-masing mempunyai karakteristik sebagai berikut, yaitu : 1. Pendapatan dengan pertumbuhan yang tinggi, kontribusi yang lebih menitikberatkan pada sektor-sektor non-resources based, dan distribusi secara merata; 2. Tenaga kerja dalam kondisi yang diharapkan economically viable adalah kondisi tenaga kerja yang secara jumlah dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja dengan pertumbuhan yang optimal dan produktivitas tinggi; 3. Investasi yang diharapkan adalah investasi yang selalu tumbuh berkembang secara positif dan seimbang pada sektor-sektor non resources based dan resources based. Disamping itu juga efisiensi yang ditunjukkan dengan sejauhmana investasi tersebut bisa bermanfaat bagi pemanfaatan ekonomi, pemertaaan, dan kesetaraan antara sektor resources based dengan non resources based, dan 4. Pajak dan retribusi sebagai sumber dana pmasukan pemerintah daerah yang berasal dari kutipan setiap sektor aktivitas ekonomi, diharapkan dapat meningkat dan dialokasikan kembali sebagai input bagi pembentukan produk atau proses produksi kegiatan ekonomi. Selain ketiga prinsip tersebut, sekarang telah berkembang prinsip keempat yaitu Kelembagaan Berkelanjutan Institutional Sustainability yang dijelaskan sebagai berikut:

2.7.4 Kelembagaan Berkelanjutan Institutional Sustainability

Kelembagaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan dan mandiri tergantung kepada kekuatan dan kualitas lembagainstitusi negara. Kelembagaan berkelanjutan adalah kelembagaan yang memberikan kenyaman dan jaminan pada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan minimumnya dalam volume yang stabil. Kerangka untuk memahami kelembagaan dalam pembangunan berkelanjutan adalah : 1 looking inward melihat kedalam, yaitu melihat kompleksitas dalam kelembagaan itu, 2 looking outward melihat keluar yaitu melihat hubungan kelembagaan tersebut dengan lingkungannya, 3 institutionals strategy strategi kelembagaan, dengan dua cara yaitu pertama, bertindak dan belajar, sedangkan kedua fokus pada masalah internal dan eksternal.Implikasi dari pembangunan kelembagaan : a adanya partisipasi stakeholders, b adanya keberhasilan program success sellsperformance, c sering kali kompleksitas