Analisa Model Sel Saraf Terkopel

Gambar 17. Hasil simulasi model delapan sel saraf terkopel dengan I = 0,55 μA. Gambar 18. Hasil simulasi model delapan sel saraf terkopel dengan I = 0,81 μA. Gambar 16 menunjukan tidak ada arus eksternal dan impuls belum menjalar. Ketika arus yang diterapkan 0,55 μA, impuls belum menjalar. Ketika arus yang diterapkan 0,81 μA impuls mulai menjalar seperti Gambar 18. Hal ini menunjukan bahwa arus minimal yang dapat direspon oleh tubuh adalah 0,81 μA.

4.3.5 Hasil Simulasi Enam Belas Sel Saraf Terkopel

Gambar 19. Hasil simulasi model enam belas sel saraf terkopel dengan I = 0 μA. Gambar 20. Hasil simulasi model enam belas sel saraf terkopel dengan I = 1 μA. Gambar 21. Hasil simulasi model enam belas sel saraf terkopel dengan I = 1,4 μA. Gambar 19 menunjukan tidak ada arus eksternal dan impuls belum menjalar. Ketika arus yang diterapkan 1 μA, impuls belum menjalar.Ketika arus yang diterapkan 1,4 μA impuls mulai menjalar seperti Gambar 21. Hal ini menunjukan bahwa rangsangan dengan arus sebesar itu telah direspon oleh tubuh.

4.4 Analisa Model Sel Saraf Terkopel

Berdasarkan simulasi sel saraf terkopel yang diperoleh terlihat bahwa semakin banyak sel saraf terkopel maka arus minimal yang dapat direspon tubuh juga semakin bertambah besar. Dari model yang telah dibuat didapatkan hasil simulasi untuk menentukan arus minimal yang dapat direspon oleh tubuh. Dari hasil simulasi dua sel saraf terkopel sampai enam belas sel saraf terkopel terlihat kenaikan arus minimal yang dapat direspon tubuh itu sekitar 0,06 μA. Hal ini bisa digunakan untuk memperkirakan arus minimal yang dapat direspon tubuh pada sel saraf sebenarnya. Misalkan pada tubuh jumlah sel saraf yang bekerja pada penghataran impuls ada satu juta, maka dapat dicari arus minimalnya agar dapat direspon oleh tubuh. Hal ini dapat 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 P o te n s ia l a k s i m V Waktums 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 P o te n s ia l a k s i m V Waktums 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Waktums P o te n s ia l a k s i m V 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -0.2 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 P o te n s ia l a k s i m V Waktums 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -2 -1.5 -1 -0.5 0.5 1 1.5 2 Waktums P o te n s ia l a k s i m V dianalogikan jika untuk satu sel saraf arus minimalnya 0,06 μA, maka untuk satu juta sel saraf sekitar 0,06 A. Jadi rangsangan yang datang dari luar tubuh yang memiliki arus sebesar 0,06 A akan direspon oleh tubuh, sedangkan rangsangan yang arusnya kurang dari itu tidak akan direspon oleh tubuh.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Model matematika untuk sel saraf terkopel yang dibuat telah sesuai dengan perilaku sel saraf. Hal ini dapat dilihat dari hasil simulasi model sel saraf terkopel tersebut memiliki hasil simulasi yang sama dengan model satu sel saraf FitzHugh- Nagumo. Model FitzHugh-Nagumo ini yang menjadi acuan model yang dibuat pada skripsi ini, karena model FitzHugh-Nagumo ini telah diakui oleh banyak ilmuwan. Simulasi satu sel saraf ini hanya bisa menjelaskan perilaku satu sel saraf, karena di dalam tubuh yang berperan dalam penjalaran impuls itu tidak hanya satu sel saraf saja, melainkan banyak sel saraf. Oleh karena itu, model sel saraf terkopel yang dibuat lebih bisa menjelaskan perilaku sel saraf sebenarnya dalam merespon rangsangan. Hasil simulasi satu sel saraf terkopel menunjukan bahwa arus minimal agar impuls dapat direspon yaitu 0,35 μA. Sedangkan hasil simulasi untuk sel saraf terkopel menujukan hasil arus yang semakin besar dengan semakin banyak model sel saraf yang digunakan. Untuk model dua sel saraf terkopel arus minimal agar impuls dapat direspon yaitu 0,41 μA, untuk model tiga sel saraf terkopel arus minimalnya yaitu 0,47 μA, untuk model empat sel saraf terkopel arus minimalnya yaitu 0,54 μA, untuk model delapan sel saraf terkopel membutuhkan arus minimal 0,81 μA agar bisa merespon impuls tersebut, sedangkan untuk model enam belas sel saraf terkopel membutuhkan arus minimal 1,4 μA untuk meresponnya. Hasil simulasi sel saraf terkopel ini menunjukan peningkatan arus minimal agar bisa merespon impuls tersebut. Dimana peningkatan arus ini sekitar 0,06 μA setiap penambahan satu sel saraf. Oleh karena itu dengan menganggap bahwa jumlah sel saraf dalam tubuh yang berperan dalam penghantaran impuls itu sekitar satu juta sel saraf maka dapat diprediksi arus minimal agar impuls dapat direspon oleh tubuh sekitar 0,06 A, sedangkan arus yang kurang dari itu tidak akan mendapat respon dari tubuh.

5.2 Saran

Simulasi ini hanya membahas mekanisme respon saraf secara umum, yaitu dalam merespon rangsang dari luar sel saraf dalam kondisi sama untuk semua tubuh manusia. Pada simulasi ini tidak memperhitungkan kondisi tubuh manusia itu, misalkan tubuh dalam keadaan sehat atau tidak. Karena kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan kurang sehat akan merespon rangsang secara berbeda. Untuk penelitian selanjutnya bisa membuat simulasi model saraf dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sehingga akan didapatkan sebuah simulasi yang lebih komplek dan banyak mewakili peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Untuk melakukan simulasi ini minimal digunakan komputer dengan processor pentium 4, 1GB RAM. Untuk mendapatkan grafik yang lebih bagus pada MATLAB R2010b disarankan menggunakan komputer dengan processor diatas pentium 4, 2GB RAM. Hal ini selain bisa mendapatkan grafik yang lebih bagus juga memepercepat running program. DAFTAR PUSTAKA 1. Oswari, S. 2008. Model Matematika Penjalaran Impuls Saraf pada Satu Sel Saraf di Subthalamik Nukleus. Bandung, 1-3. 2. Hodgkin, A. L. Huxley, A. F. 1952. A Quantitative Description Of Membranecurrent and Application to Conduction and Excitation in Nerve. J. Physiol, 117, 500-544. 3. FitzHugh, R. 1961. Impuls and Physiology States in Theoritical Models of Nerve Membran. Biophysical, 1, 445-447. 4. Izhikevich, E. M. 2002. Dynamical System in Neuroscience : The Geometry of Excitability and