Atas prakarsa presiden Soekarno terciptalah BATIK INDONESIA yang memadukan pola batik klasik dan
pola batik pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia dengan tatanan corak batik pesisiran.
Ciri khas batik Kauman merupakan Batik Keraton atau lebih sering disebut Batik Klasik Pakem yang motifnya diajarkan, berasal dari Keraton
Surakarta dan mempunyai cita rasa seni yang tinggi. Jenis-jenisnya banyak sekali macamnya antara lain Sidomukti, Sidodrajat, Sidoluhur, Satrio Woibowo, Wahyu
Temurun dan masih banyak lagi. Setiap pola motif batik tradisonal ini memiliki makna sosial budaya hal inilah yang membuat batik tradisional memiliki cita rasa
seni yang tinggi, contohnya seperti Sidodrajat yang mempunyai makna derajatnya tinggi. Makna ini berupa harapan-harapan supaya si pemakai mempunyai derajat
yang tinggi. Batik tradisonal pakem banyak dipakai untuk perhelatan-perhelatan besar
baik yang berhubungan dengan adat atau tidak, sehingga hal inilah yang membuat Batik Kauman bisa terus bertahan dan tetap eksis.
b. Sejarah Batik Kauman
Sejarah pembatikan di Indonesia, tidak jauh berbeda karena seperti diketahui keberadaan Kauman sejak awal memang tidak bisa dilepaskan dari
keberadaan keraton, yang sejak awal memang telah menempatkan Kauman sebagai suatu bingkai sistem sosial.
Gambar 2.5 Batik Indonesia
Keraton sebagai muara sistem sosial, dan Kauman adalah salah satu sub sistemnya. Realitas pemenuhan kebutuhan sehari-haripun juga menjadi salah satu
bagian yang disediakan oleh pihak keraton. Sebagai bagian dari salah satu abdi dalem keraton yaitu abdi dalem
pamethakan atau ulama, yang mengabdi pada raja pihak keraton tetap memenuhi kebutuhan para abdi dalem tersebut yaitu gaji dan jaminan hidup, mereka tidak
begitu mempermasalahkan gaji yang diberikan keraton karena yang menjadi perhatian mereka adalah bagaimana mereka mengabdi pada raja. Namun demikian
istri-istri mereka yang umumnya pandai membatik tulis halus mampu mencukupi atau menambah penghasilan bagi keluarga.
Kepandaian membatik ini ilmunya diperoleh lewat media pembelajaran antara sesama kerabat yang pada awalnya memang berasal dari kerabat
kebangsawanan keraton. Istri-istri tersebut membuat batik dengan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan utamanya menutup aurat.
Bermula dari hanya membatik sebagai pengisi waktu luang dan hanya mencukupi untuk konsumsi keraton, kemudian batik di Kauman ini berkembang
menjadi suatu usaha yang menguntungkan karena seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan.
Keraton tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan para abdi dalemnya secara keseluruhan dan para abdi dalem pametahakan di Kaumanpun
juga melakukan aktifitas yang sifatnya produktif. Batik adalah alternatif yang paling memungkinkan bagi mereka. Dimana
dengan pola pembagian kerja yang menempatkan para suami pada tempat-tempat
publik dalam bentuk mengajarmemberi materi agama, sementara istrinya mengisi waktunya dengan memproduksi batik.
Pada perkembangannya selanjutnya ketrampilan tersebut secara intensif dikembangkan oleh para perempuan istri abdi dalem pamethakan tersebut.
Dengan mengembangkan ketrampilan membatik, sebagian besar warga Kauman terutama istri-istri abdi dalem memiliki kemampuan untuk menghasilkan kain
batik dalam jumlah besar, ditambah pola kekerabatan yang dimiliki pada akhirnya mampu mengakumulasi jumlah produksi sebanyak mungkin untuk dikomersilkan.
Perubahan dinamika masyarakat, pada perubahan ruang dan teknologi dilakukan oleh kaum kolonial juga turut mempengaruhi terhadap berkembangnya
peluang dalam bentuk perdagangan, peluang ini dianggap sangat dinamis seiring dengan perkembangan, dan semakin beragamnya kebutuhan yang disediakan oleh
pasar. Hal ini membawa dampak yang pada awalnya industri rumah tangga ini
yang hanya untuk konsumsi keraton kemudian meluas menjadi produsen dan pedagang batik untuk masyarakat luas. Perkembangan industri batik cukup pesat
membuat bermunculan pengusaha dan pedagang batik, dimana pengusaha batik meluas, tidak hanya istri-istri para abdi dalem pamethakan akan tetapi meluas
sampai kekeluarga dan kerabatnya serta masyarakat umum juga tinggal di Kauman.
Menurut Darban dalam Musyawaroh 2001, profesi rangkap ini berhasil mengangkat taraf ekonomiperekonomian masyarakat Kauman sendiri dan
masyarakat luas. Kampung tersebut menjadi makmur karena hidupnya usaha batik
yang mendominasi kehidupan masyarakat di wilayah tersebut dan pengusahanya dapat membangun rumah yang megah.
c. Proses Pembuatan Batik