5. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang pasar modal.
6. Melakukan pemeriksaan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang pasar modal.
7. Memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang pasar modal.
8. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang pasar modal.
9. Menyatakan saat dimulai dan dihentikannya penyidikan. 10. Mengajukan permohonan izin kepada Menteri untuk memperoleh keterangan
dari bank tentang keadaan keuangan dari tersangka pada bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perbankan.
11. Memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum sesuai dengan KUHAP.
12. Meminta bantuan aparat penegak hukum lainnya.
181
181
Ibid., hlm. 127-128.
C. Analisis Kasus yang Berkaitan dengan Prospektus yang Menyesatkan
Beberapa kasus yang berkaitan dengan Prospektus yang menyesatkan
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kasus PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. 1. Kasus tersebut bermula dari adanya surat PT. Pembangunan Graha Lestari
Indah Tbk. yang menjelaskan bahwa PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. tidak menyusun Laporan Tahunan 2000 berhubung pada saat
yang bersamaan PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. menyusun prospektus dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I.
2. Berdasarkan pemeriksaan dan penelaahan atas data atau dokumen dan Pihak-pihak terkait dalam kasus dimaksud ditemukan hal-hal sebagai
berikut: a. RUPS Tahunan telah dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2001;
b. PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. memang tidak membuat Laporan Tahunan 2000 dengan alasan bahwa pada saat yang bersamaan
PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. menyusun prospektus dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I, sehingga seluruh data yang
seyogyanya disajikan dalam Laporan Tahunan telah dimuat dalam prospektus;
c. PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. baru menyampaikan Laporan Tahunan 2000 kepada Bapepam pada tanggal 28 Maret 2002.
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Bapepam menetapkan bahwa PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. telah melanggar Peraturan
Bapepam Nomor VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan dan terhadap PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. dikenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp 307.000.000,00 tiga ratus tujuh juta rupiah atas
Universitas Sumatera Utara
307 hari keterlambatan penyampaian Laporan Tahunan 2000 terhitung mulai tanggal 26 Mei 2001 sampai dengan 28 Maret 2002.
182
2 Perseroan pada RUPS berikutnya, diwajibkan mencantumkan dalam salah
satu agendanya pemberitahuan dan penjelasan manajemen Perseroan kepada pemegang saham independen yang berkaitan dengan transaksi
pengambilalihan saham DST melalui BKIP. 2. Kasus PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk.
Berkaitan dengan pemeriksaan kasus PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk., diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:
a. Prospektus Penawaran Umum Terbatas III PUT III PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. April 1998 tidak memuat keterangan lengkap tentang
informasi atau fakta material berupa informasi mengenai cara pembayaran atas transaksi pengambilalihan saham PT. Darmo Satelit Town DST.
b. Bahwa informasi tersebut merupakan informasi material yang penting diketahui pemodal dalam mengambil keputusan investasinya sehingga
harus dimuat dalam Prospektus PUT III Perseroan sesuai pasal 78 ayat 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Bapepam menetapkan sanksi administratif dan mewajibkan Perseroan serta manajemen Perseroan untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1 Direksi dan Komisaris Perseroan dikenakan kewajiban membayar ke Kas Negara sebesar Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
182
http:www.bapepam.go.idoldoldnewsJuni2002PR_18JUN.PDF , terakhir kali
diakses tanggal 30 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
3 Perseroan diwajibkan mengambil langkah-langkah tertentu berkenaan
dengan rencana penggunaan dana hasil PUT III, sehingga kepemilikan seluruh saham perseroan di DST dapat terealisir dalam waktu paling
lambat 12 bulan sejak ditandatanganinya surat Ketua Bapepam.
4 Perseroan diperintahkan untuk menanggung seluruh biaya registrasi saham
Perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham publik yang tidak mempunyai benturan kepentingan
dalam rangka implementasi perdagangan saham tanpa warkat scripless trading.
183
183
3. PT. Bakrie Finance Corporation Tbk. Selain terlambat dalam menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan 1999,
manajemen perseroan juga kurang berhati-hati dalam menentukan pengakuan pendapatan bunga sebesar Rp133.000.000.000,00 dalam Laporan Keuangan
per 30 September 1999, di mana hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Bapepam juga menemukan fakta bahwa penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas PUT III tahun 1998 sebesar Rp 475.746.987.000,00 yang
diinvestasikan dalam wesel tagih PT. Putra Surya Perkasa Intiutama PSPI dan PT. Putra Swadana Perkasa PSP tidak sejalan dengan rencana
penggunaan dana hasil PUT III sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus meskipun pada akhirnya telah memperoleh persetujuan RUPS perseroan.
http:www.bapepam.go.idoldoldnewsOkt2000PR_Pemeriksaan.PDF , terakhir kali
diakses tanggal 30 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fakta dan temuan tersebut, Bapepam menetapkan sanksi administratif dan perintah untuk melakukan kegiatan tertentu terhadap Pihak
di bawah ini sebagai berikut: a. Mengenakan sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis kepada
Direksi perseroan dan pengenaan denda sebesar Rp61.000.000,00 enam puluh satu juta rupiah atas keterlambatan penyampaian Laporan
Keuangan dimaksud selama 61 hari dari tanggal 30 April sd 30 Juni 2000. b. Memerintahkan perseroan untuk:
1 Melakukan pemaparan publik public expose, khususnya berkaitan dengan kelangsungan usaha going concern dan prospek usaha
business plan Perseroan serta penjelasan mengenai perubahan penggunaan dana hasil PUT III;
2 Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Independen paling lambat pada akhir bulan Oktober 2000 dengan
agenda: a Penjelasan kelangsungan usaha going concern dan prospek usaha
business plan Perseroan; b Penjelasan mengenai perubahan penggunaan dana hasil PUT III;
3 Menanggung seluruh biaya registrasi saham perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham publik dalam rangka implementasi perdagangan
saham tanpa warkat scripless trading. c. Memerintahkan kepada Direksi dan Komisaris perseroan untuk menyetor
sejumlah uang ke Kas Negara sebesar Rp 500.000.000,00 lima ratus juta
Universitas Sumatera Utara
rupiah atas kekuranghati-hatiannya dalam menentukan pengakuan pendapatan bunga sebesar Rp 133.000.000.000,00 seratus tiga puluh tiga
miliar rupiah dalam Laporan Keuangan per 30 September 1999.
184
Di dalam kasus yang kedua, PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. tidak memuat keterangan lengkap tentang informasi atau fakta material berupa
informasi mengenai cara pembayaran atas transaksi pengambilalihan saham PT. Darmo Satelit Town DST dalam Prospektus Penawaran Umum Terbatas III
PUT III. Informasi tersebut merupakan informasi material yang penting diketahui pemodal dalam mengambil keputusan investasinya sehingga harus
dimuat dalam Prospektus PUT III Perseroan sesuai pasal 78 ayat 1 Undang- undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Akibatnya, Bapepam
Menurut saya di dalam kasus yang pertama, PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. terlalu cepat menyusun prospektus dalam rangka Penawaran
Umum Terbatas I sehingga tidak dapat membuat Laporan Tahunan 2000 yang seharusnya seluruh data yang disajikan dalam Laporan Tahunan dimuat dalam
prospektus. Laporan Tahunan 2000 baru disampaikan kepada Bapepam pada tanggal 28 Maret 2002. Akibatnya, Bapepam menetapkan bahwa PT.
Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. telah melanggar Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan dan mengenakan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp 307.000.000,00 tiga ratus tujuh juta rupiah atas 307 hari keterlambatan penyampaian Laporan Tahunan 2000 terhitung mulai tanggal
26 Mei 2001 sampai dengan 28 Maret 2002.
184
http:www.bapepam.go.idoldoldnewsAgutus2000PR_31_8_2000.pdf , terakhir kali
diakses tanggal 30 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
menetapkan sanksi administratif dan mewajibkan Perseroan serta manajemen Perseroan PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1 Direksi dan Komisaris Perseroan dikenakan kewajiban membayar ke Kas Negara sebesar Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
2 Perseroan pada RUPS berikutnya, diwajibkan mencantumkan dalam salah
satu agendanya pemberitahuan dan penjelasan manajemen Perseroan kepada pemegang
saham independen yang berkaitan dengan transaksi
pengambilalihan saham DST melalui BKIP.
3 Perseroan diwajibkan mengambil langkah-langkah tertentu berkenaan dengan
rencana penggunaan dana hasil PUT III, sehingga kepemilikan seluruh saham perseroan di DST dapat terealisir dalam waktu paling lambat 12 bulan sejak
ditandatanganinya surat Ketua Bapepam.
4 Perseroan diperintahkan untuk menanggung seluruh biaya registrasi saham
Perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham publik yang tidak mempunyai benturan kepentingan dalam rangka implementasi perdagangan saham tanpa
warkat scripless trading. Sedangkan di dalam kasus yang ketiga, PT. Bakrie Finance Corporation
Tbk. terlambat dalam menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan 1999, manajemen perseroan juga kurang berhati-hati dalam menentukan pengakuan
pendapatan bunga sebesar Rp133.000.000.000,00 dalam Laporan Keuangan per 30 September 1999, di mana hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum serta penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas
Universitas Sumatera Utara
PUT III tahun 1998 sebesar Rp 475.746.987.000,00 yang diinvestasikan dalam wesel tagih PT. Putra Surya Perkasa Intiutama PSPI dan PT. Putra Swadana
Perkasa PSP tidak sejalan dengan rencana penggunaan dana hasil PUT III sebagaimana diungkapkan dalam Prospektus meskipun pada akhirnya telah
memperoleh persetujuan RUPS perseroan. Akibatnya, Bapepam menetapkan sanksi administratif dan perintah untuk melakukan kegiatan tertentu terhadap PT.
Bakrie Finance Corporation Tbk. sebagai berikut: a. Mengenakan sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis kepada Direksi
perseroan dan pengenaan denda sebesar Rp61.000.000,00 enam puluh satu juta rupiah atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan dimaksud
selama 61 hari dari tanggal 30 April sd 30 Juni 2000. b. Memerintahkan perseroan untuk:
1 Melakukan pemaparan publik public expose, khususnya berkaitan dengan kelangsungan usaha going concern dan prospek usaha business
plan Perseroan serta penjelasan mengenai perubahan penggunaan dana hasil PUT III;
2 Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Independen paling lambat pada akhir bulan Oktober 2000 dengan agenda:
a Penjelasan kelangsungan usaha going concern dan prospek usaha business plan Perseroan;
b Penjelasan mengenai perubahan penggunaan dana hasil PUT III;
Universitas Sumatera Utara
3 Menanggung seluruh biaya registrasi saham perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham publik dalam rangka implementasi perdagangan saham
tanpa warkat scripless trading. c. Memerintahkan kepada Direksi dan Komisaris perseroan untuk menyetor
sejumlah uang ke Kas Negara sebesar Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atas kekuranghati-hatiannya dalam menentukan pengakuan
pendapatan bunga sebesar Rp 133.000.000.000,00 seratus tiga puluh tiga miliar rupiah dalam Laporan Keuangan per 30 September 1999.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan