Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Clean Up Laundry Bogor

(1)

i

PENGARUH PROMOSI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN

CLEAN UP LAUNDRY BOGOR

Oleh

ANZANI RAKHMAWATI SANTIKA

H24097011

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ii

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

PENGARUH PROMOSI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN

CLEAN UP LAUNDRY BOGOR

MAKALAH SEMINAR

Sebagai Salah Satu Syarat Melakukan Seminar pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Anzani Rakhmawati Santika

H24097011

Menyetujui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002


(3)

iii RINGKASAN

ANZANI RAKHMAWATI SANTIKA. H24097011. Pengaruh Promosi

Terhadap Tingkat Penjualan Clean Up Laundry Bogor. Dibawah bimbingan Dr. Ir. JONO M. MUNANDAR, M.Sc

Bisnis laundry kini berkembang dengan menawarkan berbagai pelayanan, fasilitas, dan manfaat dari pelayanan jasa laundry. Tingkat penjualan laundry mulai berkembang sekitar 2,5% pada tahun 2007, namun pada tahun 2008 berikutnya tingkat penjualan laundry terus meningkat sebesar 2,5% - 3,5%. Pada setiap tahunnya tingkat penjualan laundry tidak pernah turun selalu dalam keadaan stabil. Hingga tahun 2012 tercatat sekitar 7,5% penjualan laundry naik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk promosi yang dilakukan oleh clean up laundry, kegiatan promosi apa saja yang dilakukan oleh clean up laundry, dan menganalisis pengaruh kegiatan promosi terhadap tingkat penjualan pada clean up laundry.

Hasil penelitian yang diperoleh selama tahun 2007 sampai tahun 2011 kegiatan promosi yang dilaksanakan clean up laundry hanya terbatas pada periklanan, promosi penjualan dan pemasaran langsung. Untuk kegiatan promosi penjualannya clean up laundry lebih kepada adanya diskon dan program paket. Hal tersebut dimaksudkan agar konsumen yang memakai jasa clean up laundry tetep loyal terhadap jasa yang sudah diberikan sehingga dapat meningkatnya penjualan .pada pemasaran langsung lebih memfokuskan kepada penyebaran brosur dan menyebarkan lewat e-mail kepada perusahan, hotel dll.


(4)

iv DAFTAR ISI

RINGKASAN ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pengertian Jasa ... 6

2.2. Laundry ... 6

2.3. Pemasaran ... 6

2.4. Promosi ... 7

2.4.1. Periklanan ... 7

2.4.2. Promosi Penjualan... 7

2.4.3. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) ... 8

2.5. Alat Analis yang Digunakan ... 8

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 9

3.1. Kerangka Pemikiran ... 9

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 11

3.4. Metode dan Pengolahan Data ... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

4.1. Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan ... 12

4.1.1. Uji Asumsi ... 12

4.1.2. Regesi Berganda Model Linear ... 14

4.1.3. Pengujian Hipotesis Distribusi T Pada Model Regresi Berganda. ... 15

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

5.1. Kesimpulan ... 18

5.2. Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 20

LAMPIRAN... 21 Halaman


(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Laundry di Kota Bogor 2012 ... 2

Tabel 2. Pendapatan Clean Up laundry (dalam jutaan rupiah) ... 3

Tabel 3. Uji asumsi multikoleneritas ... 15

Tabel 4. Uji T ... 16 Halaman No.


(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tingkat penjualan pertahun di Clean Up Laundry Bogor ... 2 Gambar 2. Kerangka Pemikiran ... 10


(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Plot Pendapatan Bersih ... Error! Bookmark not defined. 2. Plot Partial Regresi X dan Y ... 24 3. Plot X dan Y ... 25


(8)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini kita mengarah pada kehidupan negara maju di mana semua serba praktis dan waktu sangat berharga terutama di kota-kota besar. Dilihat dari pergeseran gaya hidup serta tuntutan kebutuhan ekonomi menyebabkan sebagian besar masyarakat menjadi sangat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Hal itulah yang menyebabkan beberapa urusan dalam rumah kurang menjadi perhatian. Tidak hanya dilingkungan rumah saja, dilingkungan kampus yang mayoritas mahasiswanya tidak mengerjakan pekerjaan seperti mencuci dan menyetrika, menjadikan alasan menjamurnya usaha-usaha yang bergerak di bidang jasa pencucian dan penyetrikaan.

Mengingat begitu ketatnya persaingan usaha dikota besar, para produsen atau pemilik usaha tersebut harus dapat memancing minat para konsumen atau pelanggan, untuk membeli produk atau memakai jasa yang mereka tawarkan. Tujuan jangka panjang setiap perusahaan secara umum adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin demi kelangsungan hidup dan perkembangan usaha. Banyak cara yang dilakukan perusahaan dalam memperkenalkan produknya, diantaranya dengan promosi untuk mengingatkan pelanggan atau konsumen untuk membeli produk atau memakai jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Kegiatan promosi yang biasanya dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan periklanan, brosur, personal selling, dan sales promotion.

Dalam hal ini perusahaan dituntut memenangkan persaingan melalui bauran pemasaran dari sejumlah peubah pemasalah ini (product, price, place dan promotion) yang terkontrol perusahaan dan digunakan untuk mencapai target pasar yang telah ditetapkan. Mengingat persaingan bisnis laundry di kota Bogor yang semakin meningkat, Clean Up Laundry harus menerapkan strategi promosi yang tepat untuk menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam berbisnis.

Proses globalisasi saat ini telah menyebabkan perubahan hampir setiap aspek kehidupan. Era globalisasi yang dicirikan dengan pesatnya perdagangan, industry pengolahan, pangan, jasa, dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola kehidupan masyarakat. Perubahan gaya hidup masyaakat menimbulkan suatu peluang bisnis di industry jasa. Bisnis laundry kini berkembang dengan menawarkan


(9)

2

berbagai pelayanan, fasilitas, dan manfaat dari pelayanan jasa laundry. Tingkat penjualan laundry mulai berkembang sekitar 2,5% pada tahun 2007, namun pada tahun 2008 berikutnya tingkat penjualan laundry terus meningkat sebesar 2,5% - 3,5%. Pada setiap tahunnya tingkat penjualan laundry tidak pernah turun selalu dalam keadaan stabil. Hingga tahun 2012 tercatat sekitar 7,5% penjualan laundry naik.

Gambar1. Tingkat penjualan pertahun di Clean Up Laundry Bogor

Sumber : (data internal clean up laundry 2007-2012)

Banyaknya laundry di Kota Bogor yang terus menjamur menyebabkan tingkat persaingan semakin meningkat. Banyak dan beragamnya laundry membuat konsumen bebas memilih laudry dengan selektif. Olehkarena itu, dibutuhkan kegiatan promosi yang tepat bagi setiap laundry untuk meningkatkan penjualan demi menciptakan posisi yang terbaik.

Tabel 1. Daftar Laundry di Kota Bogor 2012

Nama Laundry Alamat

Dirgahayu Dry cleaning & laundries Jl. Suryakencana Lt.3 Washy Laundry Jl. Binamarga Komp. LIpi ABE Laundry Jl. Bangbarung, Bantarjati 5a’Sec

Clean Up Laundry

Jl. Pajajaran

Jl. Ciater no.2 Rt.01/04 Sukaraja

Sumber : data internal clean up laundry Bogor 2012

Pemasaran produk yang baik akan dapat meningkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar. Jika itu sudah terjadi maka dapat dipastikan perusahaan akan

0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0%

2007 2008 2009 2010 2011 2012


(10)

3

mendapatkan laba maksimal. Jika pemasaran produk yang dilakukan tidak atau kurang tepat maka akan terjadi penurunan penjualan yang terdampak pada penurunan pendapatan yang diterima perusahaan tersebut. Untuk itu para pelaku bisnis dapat melakukan berbagai kegiatan promosi dengan tujuan memenangkan persaingan. Diketahui data pendapatan clean up laundry dilihat dari table 2.

Tabel 2. Pendapatan Clean Up laundry (dalam jutaan rupiah)

Tahun Bulan Rata-Rata

Pendapatan/omset (dalam jutaan rupiah) 2011 2012 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Semptember Oktober November 8 8,2 8,4 8,3 8,5 9 9,1 9,3 8,9 8,95 8,2 9,8 8,5 8,6 8,9 8,9 8,9 9,6 9,65 9,5 9,8 9,9 10


(11)

4

Pemilihan sarana promosi merujuk pada teori pembauran promosi yaitu periklanan promosi, penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat pemasaran langsung, word of mouth (WOM). Kegiatan promosi ini bertujuan untuk mempengaruhi, menarik, membujuk konsumen untuk mencoba dan setia terhadap jasa laundry yang ditawarkan. Menyadari akan pentingnya promosi maka penulis tertarik untuk menyusun penulisan ilmiah ini dengan judul, “Analisis Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan di Clean Up Laundry”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pada penulisan ini penulis bermaksud mengetahui seberapa besar pengaruh promosi Clean Up Laundry. Adapun masalah yang dapat dirumuskan penulis pada penulisan ilmiah ini adalah :

1. Apa saja bentuk promosi yang dilakukan oleh clean up laundry? 2. Bagaimana kegiatan promosi yang dijalankan oleh clean up laundry?

3. Bagaimana hubungan antara pengaruh promosi dengan tigkat penjualan pada clean up laundry?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengetahui bentuk promosi yang dilakukan oleh clean up laundry 2. Mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan oleh clean up laundry

3. Menganalisis pengaruh kegiatan promosi terhadap tingkat penjualan pada clean up laundry.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perusahaan, penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam merencanakan promosi dan pengembangan strategipromosi yang sesuai kebutuhan pasar. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang akan menjadi masukan dalam upaya meningkatkan volume kunjungan konsumen melalui kegiatan promosi.


(12)

5

2. Peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dalam bidang promosi khususnya mengenai promosi dan promosi penjualan.

3. Pembaca, hasil penelitian dapat dijadikan salah satu bahan referensi dan informasi bagi yang melakukan penelitian mengenai promosi dan promosi penjualan.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini berfokus hanya pada analisis pengaruh promosi yang dilakukan Clean Up Laundry, dengan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi bauran promosi Clean up Laundry. Prioritas promosi perusahaan berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Oleh karena itu, hasil akhir yang dapat direkomendasikan kepada pihak laundry dari penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah table-tabel yang berhubungan dengan stategi dengan penjualan promosi. Analisis kuantitatif, pengolahan data kuisioner dengan menggunakan metode regresi linear berganda dengan spss.


(13)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jasa

Jasa (service) adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak ain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik, meskipun demikian semakin banyak produsen, distributor dan pengecer yang menyediakan jasa bernilai tambah atau layanan pelanggan yang sangat baik untuk mendiferensiasikan diri mereka (Kotler dan Keller, 2008).

2.2. Laundry

Laundry biasanya merupakan suatu bagian dari departemen house keeping yang bertugas dan bertanggung jawab untuk memproses semua aktifitas pencucian baik untuk keperluan operasi hotel maupun keperluan tamu hotel. Beberapa macam jenis, yaitu :

1. Laundry normal

Proses pencucian untuk menghilangkan kotoran dan noda pada kain dengan memakai air dan bahan kimia pencuci, baik dengan menggunakan mesin maupun tangan.

2. Dry Cleaning

Proses pencucian untuk menghilangkan kotoran dan noda pada kain dengan menggunakan bahan kimia dan mesin khusus. Biasanya bahan kimia yang digunakan pada mesin dry cleaning adalah solvent perchlorothylene.

3. Wet Cleaning

Jenis laundry ini sama dengan dry cleaning tetapi lebih ramah lingkungan.

Sumber: http://mesinlaundry.com/pengetahuan-dasar-usaha-laundry/

2.3. Pemasaran

Pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan


(14)

7

barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi ( Basu Swastha, 2005).

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok, mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2004).

2.4. Promosi

Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan (Swastha dan Irawan, 2005). Sedangkan menurut Tjiptono (2008), promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

2.4.1. Periklanan

Menurut Kotler dan amstrong (2008), periklanan adalah semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi yan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu. Periklanan merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun jasa yang dibayar oleh sponsor khusus dengan cara mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang , jasa secara nonpersonal (Hasan, 2008).

2.4.2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan (sales promotion), bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan menurut Tjiptono (2008), promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.


(15)

8 2.4.3. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Direct marketing adalah system pemasaran yang bersifat interaktif,yang

memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen yan bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar (Tjiptono, 2008). 2.5. Alat Analis yang Digunakan

Menurut Santoso dan Tjiptono (2004), analisis regresi akan menghasilkan sebuah persamaan regresi atau model regresi. Sedangkan menurut Suharyadi dan Purwanto (2004), analisa regresi dinyatakan dalam bentuk suatu model atau persamaan garis. Dalam kegiatan mencocokkanpersamaan garis dengan titik-titik kombinasi Y dan X, dapat diperoleh persamaan garis yang bentuknya linier dan non-linier. Linier apabilapersamaan garis berbentuk sebuah garis lurus dan non-linier apabila bentuk garisnya tidak lurus. Dari bentuk persamaan garis yang linier dan non-linier tersebut, maka dalam regresi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dibedakan menjadi dua (Suharyadi dan Purwanto, 2004),yaitu:

1. Regresi linier

Regresi linier adalah suatu fungsi atau model yang menghubungkanvariabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) yang sifatnya konstan untuk setiap perubahan nilai X. Bentuk umum regresi linier,yaitu:

Y = a + b X 2. Regresi non-linier

Regresi non-linier adalah suatu fungsi atau model yang menghubungkanvariabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) yang sifatnyatidak konstan untuk setiap perubahan nilai X.


(16)

9

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Persaiangan dalam usaha jasa laundry semakin hari semakin ketat, sehingga C.V. Clean Up Laundry berusaha mempertahankan tingkat penjualan jasa pelayannya yang telah diperoleh dan bahkan berusaha agar dapat meningkatkannya. Agar tujuan tersebut tercapai, maka C.V. Clean Up Laundry menyusun strategi dalam memasarkan pelayanan jasanya yang tercakup dalam bauran pemasaran salah satu unsur bauran pemasaran adalah promosi yang juga dilakukan oleh C.V. Clean Up Laundry.

Penelitian ini dilakukan di C.V. Clean Up Laundry yang merupakan salah satu laundry di kota Bogor. Penelitian ini dimulai dari gambaran umum mengenai C.V. Clean Up Laundry yang meliputi sejarah, visi, misi dan struktur organisasi. Langkah kedua mengidentifikasi kegiatan promosi yang telah dilaksanakan di C.V. Clean Up Laundry. Kegiatan promosi yang dilakukan yaitu, priklanan, promosi penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, secara khusus dan word of mouth(WOM). Hal tersebut dilakukan agar bauran promosi yang telah ada, dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dari C.V. Clean Up Laundry.

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan adalah regresi (linier) berganda dengan SPSS. Menggunakan data yang dipakai seperti pada perhitungan kolerasi. Analisis regresi berganda merupakan salah satu metode uji regresi yang dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur pengarauh antara lebih dari satu sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara variabel yang dipengaruhi (dependen/terikat) dengan variabel yang mempengaruhi lebih dari satu variabel dependen. Variabel independen adalah promosi (X) sedangkan variabel dependen adalah penjualan (Y).

Dalam membangun model regresi berganda, yang bertindak sebagai variabel independen adalah biaya promosi C.V. Clean Up Laundry (biaya iklan), biaya promosi penjualan, dan biaya pemasaran langsung. Sedangkan yang bertindak sebagai variabel dependen adalah penjualan jasa laundry.


(17)

10

Pada dasarnya terdapat beberapa metode peramalan yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai yang akan datang dari satu variabel. Namun dalam penelitian ini metode peramalan yang digunakan adalah metode regresi. Salah satu tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan di C.V. Clean Up Laundry, sehingga model regresi berganda yang diperoleh dari analisis pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan dapat digunakan untuk menilai tingkat penjualan di C.V. Clean Up Laundry, kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat di gambar 2.

Persaingan Semakin Ketat

Pengaruh promosi

Tujuan promosi

Kondisi Keuangan

Bauran Pemasaran

Pengaruh promosi Terhadap Penjualan

Rekomendasi Regresi Price Place Promotion Product

Biaya

Iklan

Biaya Promosi Penjualan

Biaya Langsung Pemasaran

Tingkat Penjualan Independen (terikat)


(18)

11 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Januari 2013 di C.V. Clean Up Laundry yang berlokasi di Jl. Ciater no.2 rt.01/04 Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan mempertimbangkan bahwa C.V. Clean Up Laundry salah satu Laundry di Kota Bogor yang sedang mencoba untuk maju di tengah persaingan laundry-laundry yang ada di kota Bogor.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapat dari pihak lain baik berupa tabel maupun gambar yang bersifat informatif. Data sekunder diperoleh dari data internal perusahaan dan studi literature berupa jurnal penelitian, skripsi terdahulu, informasi internet dan buku yang terkait dengan penelitian. Tujuan sekunder dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan tujuan perusahaan C.V. Clean Up Laundry.

3.4. Metode dan Pengolahan Data

Penelitian yang dilakukan adalah tentang analisis pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan di C.V. Clean Up Laundry Menurut Max Field (1930) dalam Nazir (1988) studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat berupa apa saja, seperti individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu, yang kemudian sifat-sifat khas tersebut akan djadikan suatu hal yang bersifat umum. Dalam penelitian ini satuan kasusnya adalah C.V. Clean Up Laundry.


(19)

12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan

Alat uji yang dipakai menggunakan uji F dan uji T sebelum menghitung uji F dan uji T. Sebelum menghitung uji F dan uji T regresi linear berganda diperlukan empat uji asumsi yaitu:

4.1.1. Uji Asumsi

Sebelum melakukan analisis regresi linear, kita terlebih dahulu menguji apakah data yang kita gunakan dalam penelitian layak untuk digunakan dalam penelitian atau tidak. Pada data yang bersifat skala seperti uji kelayakannya menggunakanasumsi klasik yakni uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Apabila data telah memenuhi uji kelayakan barulah data dapat dianalisis menggunakan analisis regresi.

a. Uji Normalitas

Yang diuji adalah unstandardize residual dari penelitian, apabila nilai significant 2 tailed > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Apabila nilai significant 2 tailed < 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Sebagai dasar pengambilan keputusannya.

Dari hasil penelitian yang diuji bahwa pada penelitian di Clean Up Laundry atas biaya iklan, biaya promosi penjualan dan biaya pemasaran langsung menghasilkan pada uji asumsi kenormalan bahwa plot uji kenormalan memberikan P-Value 0,0797 0,05, artinya terima Ho sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa lesidual menyebar normal karena titik titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai lesidual telah normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan


(20)

13

variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai (VIF) > 10 maka mengalami masalah multikolinearitas. Apabila VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.\

Berdasarkan hasil yang didapat, semua variabel independen memiliki nilai VIF dibawah sepuluh, sehingga antara masing-masing variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan linier. Nilai VIF setiap peubah < 10, hal ini menyatakan bahwa tidak terjadi multikolineritas antara peubah bebas (x). Sehingga asumsi multikolineritas terpenuhi.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Kriteria pengambilan keputusannya adalah :


(21)

14

− Jika 4 – dL < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif

− Jika 2 < d < 4 – dU atau dU < d < 2, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

− Jika dL d dU atau 4 – dU d 4 – dL, pengujian tidak meyakinkan. Untuk itu dapat digunakan uji lain atau menambah data.

Beberapa juga ada yang menggunakan kriteria -2 sampai dengan 2 untuk menunjukkan tidak tidak adanya autokorelasi.

e. Uji Homogenitas

Uji homogenitas juga merupakan salah satu asumsi klasik dalam analisis regresi yang harus dipenuhi. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menguji homogenitas data adalah catterplot yang dihasilkan dalam analisis regresi. Dari grafik yang diperoleh dapat diketahui homogen tidaknya data. Apabila data dalam scatterplot menyebar tanpa membentuk pola-pola tertentu, maka data dikatakan tidak homogen, dan sebaliknya jika data dalam grafik membentuk pola tertentu seperti scatterplot atau lingkaran, mengindikasikan adanya gelaja homogenitas.

4.1.2. Regesi Berganda Model Linear

a. Penguraian Hipotesis Distribusi F Pada Model Regresi Berganda

Analisis regresi berganda (multivariate regression) merupakan suatu model dimana variabel terikat tergantung pada dua atau lebih variabel bebas.Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas/independen terhadap variabel terikat. Model ini menghubungkan variabel dependen penjualan dengan beberapa variabel independen, yaitu biaya iklan, biaya promosi penjualan dan biaya pemasaran langsung.

Nilai K-square dari persamaan yang dihasilkan adalah sebesar 68,8% artinya secara stimultan keragaman data yang dialami dapat dijelaskan dalam model sebesar 68,8% sedangkan, sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model sedangkan nilai adjustedR square.


(22)

15

66,9% - 7,50% dapat disimpulkan model sudah tinggi ketepatannya.

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 10583440 569416 18.59 0.000

Biaya iklan 5.9146 0.7472 7.92 0.000 5.052 Biaya penjualan promosi -2.5412 0.7161 -3.55 0.001 4.696 Biaya pemasaran

langsung

-4.3502 0.6848 -6.35 0.000 4.377

Tabel 3. Uji asumsi multikoleneritas

Untuk mengetahui apakah terdapat masalah multi tol realitas dalam model dapat dari nilai-nilai VIF (Vanance Inflation Factor). Pada umumnya batas nilai VIF yang digunakan untuk menentukan di dalam model tidak terdapat multikoleneritas .terjadi multikolerenitas antara peubah bebas (x) dan tidak lebih dari sepuluh berdasarkan hasil yang didapat, semua variabel independen memiliki nilai VIF di bawah sepuluh, sehingga antara masing-masing variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan linear.

Koefisien konstanta memiliki tanda posotif. Hal ini berarti, harus melakukan kegiatan promosi, variabel biaya iklan memilikki nilai positif berarti setiap adanya usaha untuk meningkatkan biaya promosi maka penjualan laundry juga akan meningkat. Sedangkan variabel biaya penjualan promosi dan pemasaran langsung memiliki tanda koefisien yang negatif, artinya setiap adanya usaha untuk meningkatkan biaya promosi maka penjualan promosi dan pemasaran langsung akan menurunkan pendapatan. Variabel Clean Up Laundry karena memiliki nilai koefisien paling besar dibanding dengan variabel lainnya.

4.1.3. Pengujian Hipotesis Distribusi T Pada Model Regresi Berganda.

Uji T pada dasarnya menunjukan beberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji T untuk menguji koefisien regresi secara individual.

X1, X2 dan X3 atau biaya iklan, biaya promosi penjualan dan biaya pemasaran langsung berpengaruh nyata terhadap respon persamaan untuk model ini, yaitu : Y = 10583440 + 5,91 X1-2,54 X2-4,35 X3.


(23)

16

Tabel 4. Uji T

Model

Unstandardized Coefficients

Unstandardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (constant) X1 X2 X3 1.058E7 5.915 -2.541 -4.350 569415.837 0.747 0.716 0.685 1.543 -0.667 -1.1153 18.586 7.915 -3.549 -6.353 0.000 0.000 0.001 0.000 Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol diterima atau tidak.Pemeriksaan yang dilakukan pada tabel uji menunjukan bahwa H0 ditolak yang berarti biaya iklan, biaya promosi penjualan dan biaya pemasaran langsung berpengaruh nyata terhadap respon artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Mengambil keputusan bahwa konstanta tanpa dipengaruhi biaya iklan, biaya promosi penjualan dan biyaa pemasaran langsung. Rata-rata pendapatan bersih Rp 10.583.440

X1 : Setiap kenaikan Rp 1 biaya iklan maka akan meningkatkan rata-rata pendapatan bersih sebesar Rp 5,91

X2 : Setiap kenaikan Rp 1 biaya penjualan promosi maka akan menurunkan rata-rata pendapatan sebesar Rp 2,54

X3 : Setiap kenaikan Rp 1 biaya pemasaran langsung maka akan menurunkan pendapatan sebesar Rp 4,35

Dilihat dari pengaruh tingkat X1 (biaya iklan) bahwa setiap kenaikan penjualan maka tingkat penjualan akan terjadi kenaikan dikarenakan tidak berlawanan arah dan saling mempengaruhi antara pengaruh X1 dan Y. Sedangkan, koefisien X2 dan X3 bernilai negatif karena pengaruh antara X dan Y berlawanan arah terhadap Y mengakibatkan setiap kenaikan biaya promosi penjualan atau biaya pemasaran langsung akan menurunkan pendapatan. Uji T ini melihat pengaruh setiap X-nya terhadap Y.Alasan aktual dilapangan yang sudah dilakukan dari penjualan biaya promosi disebutkan bahwa apabila setiap kenaikan promosi biaya iklan akan meningkatkan rata-rata pendapatan pada penjualan promosi Clean Up Laundry dikarenakan promosi yang dilakukan dengan iklan memberikan nilai positif terhadap kenaikan jumlah konsumen. Sedangkan,


(24)

17

promosi yang dilakukan dengan menggunakan promosi penjualan tidak menaikkan pendapatan hal ini disebabkan karena Clean Up Laundry melakukan promosi ini dengan menggunakan metode pemotongan harga sehingga pendapatan yang diperoleh tidak meningkat. promosi pemasaran langsung dilihat dari segi aktual, promosi ini sama-sama tidak berdampak dalam meningkatkan pendapatan Clean Up Laundry, hal ini disebabkan karena kurang efektifnya penyebaran brosur sehinggakurang menarik minat masyarakat dalam menggunakan jasa Clean Up Laundry.


(25)

18

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang dicapai melalui analisis data pada penelitian ini, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Selama tahun 2007 sampai tahun 2011 kegiatan promosi yangdilaksanakan clean up laundry hanya terbatas pada periklanan, promosi penjualan dan pemasaran l angsung. Clean up laundry tidak menjalankan kegiatan hubungan masyarakat dan penjualan perorangan selama periode waktu tersebut dengan pertimbangan bahwa dana yang dianggarkan untuk membiayai kegiatan promosi sudah sesuai dengan dari total penerimaan yang diperoleh dari penjualan. Sehingga, tidak tersedia dana yang cukup untuk membiayai kegiatan hubungan masyarakat dan pemasaran langsung.

2. Berdasarkan jenis/macam media yang digunakan, bentuk-bentuk iklan yang dilaksanakan media elektronik seperti (radio), media luar ruang (poster dan spanduk) . Untuk kegiatan promosi penjualannya clean up laundry lebih kepada adanya diskon dan program paket. Hal tersebut dimaksudkan agar konsumen yang memakai jasa clean up laundry tetep loyal terhadap jasa yang sudah diberikan sehingga dapat meningkatnya penjualan .pada pemasaran langsung lebih memfokuskan kepada penyebaran brosur dan menyebarkan lewat e-mail kepada perusahan, hotel dll.

5.2. Saran

1. Kegiatan promosi berupa periklanan, promosi penjualan dan pemasaran langsung sebaiknya tetap dijalankan clean up laundry karena memiliki kontribusi terhadap peningkatan penjualan perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut sebaiknya clean up laundry mengalokasikan dana yang lebih besar untuk membiayai kegiatan periklanan. Hal ini dikarenakan, dari hasil analisis regresi berganda yang dilakukan diketahui bahwa periklanan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap peningkatan penjualan clean up laundry dibandingkan kegiatan promosilainnya.


(26)

19

2. Anggaran untuk kegiatan promosi clean up laundry sebaiknya ditingkatkan agar Clean up laundry dapat menjalankan kegiatan hubungan masyarakat dan Penjualan perorangan .Persentase peningkatan rata-rata tiap bulan dari hasil penjualan selama tahun 2007-2011 dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan besarnya peningkatan anggaran tersebut. Jika clean up laundry mempertimbangkan hasil penjualan setiap bulannya.


(27)

20

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ali. 2008. Manajemen Pemasaran dan Marketing. Afabela. Bandung

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi KetigaBelas. Erlangga. Jakarta

Kotler, Philip dan Amstrong. 2008. Principle of Marketing. Jilid R. London Nazir. 1988. Metode Penelitian. Graha Indonesia. Jakarta

Pengetahuan Dasar Usaha Laundry, 2011. Dalam www.mesinlaundry.com, 2012. Swastha, Basu dan Irawan. 2007. Manajemen Pemasaran Modern. Libari.

Yogyakarta

Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Libari. Yogyakarta

Singgih, Santoso dan Fandy Tjiptono. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. CV.Andi Offset. Yogyakarta


(28)

21

LAMPIRAN

Plot Pendapatan Bersih


(29)

22


(30)

23


(31)

24 Plot Partial Regresi X dan Y

Plot bernilai positif


(32)

25 Plot X dan Y


(1)

20

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ali. 2008. Manajemen Pemasaran dan Marketing. Afabela. Bandung

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi KetigaBelas. Erlangga. Jakarta

Kotler, Philip dan Amstrong. 2008. Principle of Marketing. Jilid R. London Nazir. 1988. Metode Penelitian. Graha Indonesia. Jakarta

Pengetahuan Dasar Usaha Laundry, 2011. Dalam www.mesinlaundry.com, 2012. Swastha, Basu dan Irawan. 2007. Manajemen Pemasaran Modern. Libari.

Yogyakarta

Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Libari. Yogyakarta

Singgih, Santoso dan Fandy Tjiptono. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. CV.Andi Offset. Yogyakarta


(2)

21

LAMPIRAN

Plot Pendapatan Bersih


(3)

22


(4)

23


(5)

24 Plot Partial Regresi X dan Y

Plot bernilai positif


(6)

25 Plot X dan Y