PT Askes (Persero) Divisi Regional VII.
a. PT Askes (Persero) Divisi Regional VII.
Kantor PT Askes (Persero) Divisi Regional VII berlokasi di Jl. Raya Jemursari No. 234, Surabaya, Jawa Timur. PT. Askes (Persero) Divisi Regional
VII membawahi 9 (sembilan) kantor cabang yang tersebar pada 5 (lima) wilayah Dati II. Sebagai sebuah Kantor Regional, perusahaan ini tidak melakukan pelayanan secara langsung terhadap para pelanggan. Pelayanan PT Askes berlangsung pada Kantor Cabang dan Askes Center. Askes Center merupakan perpanjangan tangan dari PT. Askes yang berbentuk loket atau counter khusus yang berada satu atap dengan layanan Rumah Sakit (RS) mitra PT. Askes. Sebagian pegawai yang ditugaskan pada Askes Center merupakan pegawai dari PT. Askes, yang didukung oleh pegawai Rumah Sakit, sehingga keakuratan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan lebih terjamin. Jam kerja Askes Center rata-rata mengikuti RS setempat, dan ada beberapa Askes
Center yang memberikan pelayanan selama 24 jam.
Jumlah peserta Askes pada wilayah regional
VII yang berasal dari kalangan PNS kurang lebih 900 ribu jiwa. Jumlah tersebut jika ditambahkan dengan anggota keluarga menjadi kurang lebih 2,2 juta jiwa. Sejak pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), PT. Askes telah menggunakan teknologi VPN (Virtual Private Network) yang memungkinkan kantor-kantor PT. Askes yang tersebar di penjuru nusantara dapat mengakses data secara langsung ke kantor pusat. Aplikasi yang digunakan dalam operasional layanan PT. Askes pun telah berkembang menjadi berbasis Visual Basic (VB) dari sebelumnya Clipper.
Seluruh kantor PT Askes telah terkoneksi (online) dengan kantor pusat. Saat ini, aplikasi yang sudah online baru sebatas pada kepesertaan. Data riwayat kesehatan pasien pelanggan Askes belum dapat diakses secara online karena pengiriman data masih dilakukan secara manual ke sistem penyimpanan data di kantor pusat. Kedepannya, seluruh proses kegiatan Askes direncanakan akan online. PT Askes juga mengembangkan Disaster Recovery Center (DRC) yang berlokasi di Surabaya sebagai back up penyimpanan data Askes pusat yang berlokasi di Jakarta. Lokasi PT. Askes Regional VII Surabaya dipilih karena memenuhi salah satu prinsip pembangunan DRC yaitu berjarak ± 500 km dari kantor pusat. DRC bekerja secara otomatis ketika sistem di kantor pusat bermasalah, sehingga tidak mengganggu kelancaran proses layanan terhadap pelanggan.
Kantor PT Askes Regional VII memiliki 30 orang pegawai, dengan 3 orang SDM yang berlatar belakang pendidikan Teknik Informatika, serta
1 orang dari Teknik Industri sebagai pendukung kegiatan TIK. SDM yang diperuntukkan pada bidang TIK membutuhkan keahlian khusus untuk mengelola aplikasi Askes. Calon pegawai tersebut dipersiapkan dengan mengikuti workshop di Jakarta serta magang kerja di Kantor Cabang PT. Askes yang tersebar di Indonesia. Kemudian, para calon pegawai tersebut juga diikutkan pelatihan atau kursus yang menunjang.
Fasilitas TIK yang tersedia pada PT. Askes (Persero) Regional VII berupa, Personal Computer (PC) yang berjumlah 25 unit, 4 diantaranya digunakan untuk menunjang teknologi VPN
(sebagai server dan aplikasi Askes online), dan Kantor Cabang Utama Surabaya ini cenderung sisanya untuk operasional harian yang terhubung
mengalami penurunan. Salah satu yang menjadi dalam jaringan internal kantor Askes Regional VII.
penyebab terjadinya penurunan tersebut adalah Dengan kondisi tersebut, fasilitas TIK di kantor
cukup banyaknya peserta yang berpindah lokasi Askes Regional VII dirasa sudah mencukupi
tempat tinggal, namun tidak melaporkannya pada walaupun dalam kesehariannya belum seluruh
PT. Askes wilayahnya. Saat ini mulai dilakukan pegawai menggunakan perangkat komputer penataan terhadap kasus-kasus seperti ini. Dalam (penggunaan komputer bergantian). Kebutuhan
upaya meng-Askes-kan PNS yang berada pada akan perangkat TIK mungkin lebih dibutuhkan
wilayah regional VII, PT Askes Divisi Regional VII pada kantor-kantor cabang di wilayah regional
berusaha melakukan kerjasama dengan Pemda VII.
Kota Surabaya, yaitu melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam mengumpulkan data PNS/
PT Askes (Persero) telah mengembangkan CPNS. Namun, pada pelaksanaan yang terdahulu Sistem Antrian Terpadu dan Sistem Penagihan
masih ditemui banyak kendala yang berasal dari Klaim Terpadu (merupakan dua bagian utama dari
pihak Pemkot Surabaya.
Bridging System – integrasi antara sistem informasi manajemen PT Askes dengan SIM provider) yang juga terus dikembangkan oleh masing-masing regional PT. Askes, salah satunya Divisi Regional
Pendapat Pelanggan Tentang
VII Jawa Timur. Kedua sistem tersebut telah
Peningkatan Layanan Berbasis
terpasang pada beberapa RS. di Surabaya serta
TIK Di Bidang Kepesertaan Dan
kota Ngawi dan Madiun. Rencana pengembangan
Layanan
pemanfaatan TIK dalam pelayanan pelanggan ke depannya, salah satunya adalah registrasi via SMS yang akan menghasilkan nomor antrian.
a. Kartu peserta Askes yang baru yang Ide tersebut berasal dari kondisi pasien yang
dilengkapi dengan barcode dan nomor bertempat tinggal jauh dari RS sehingga tidak
peserta yang bersifat “unik”, sudah dimiliki perlu mengantri lama untuk berobat.
oleh sebagian besar responden (69%). Namun masih ada sebanyak 31% responden
Kantor PT. Askes Divisi Regional VII memiliki yang belum memiliki kartu tersebut. Hal
1 (satu) server utama yang berisi 2 (dua) buah ini juga menunjukkan bahwa anggota harddisk berkapasitas masing-masing 146
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sendiri baik Gigabyte. Perlengkapan TIK lainnya adalah,
yang masih aktif maupun yang telah purna CCTV, VPN, modem dan router yang menunjang
tugas ternyata masih ada yang memiliki aktivitas harian. Kemudian, Askes Regional
kartu model lama. Ini tentunya tergantung
VII juga menyiapkan sebuah mesin genset pada kesiapan masyarakat sendiri untuk sebagai energi listrik cadangan ketika terjadi
mengurus kartu peserta Askes yang baru pemadaman listrik bergilir yang seringkali terjadi
tersebut. Mengurusnya sangat mudah dan di kota Surabaya. Untuk keperluan pameran atau
cepat. PT. Askes bisa mendatangi beberapa sosialisasi ke masyarakat, PT. Askes Regional VII
Kementerian untuk mengupdate kartu memiliki seperangkat komputer dengan layar
tersebut selama beberapa hari seperti yang touch screen, dan seperangkat mesin antrian
telah dilakukan di Jakarta. yang digunakan sebagai cadangan apabila mesin
b. Sebagian besar pelanggan (48%) menyatakan antrian yang dioperasikan pada kantor cabang
tidak begitu paham akan penggunaan mengalami kerusakan.
kartu tersebut. Bahkan sebanyak 17% dari mereka mengaku sama sekali tidak paham. Ini merupakan salah satu indikasi bahwa