Model administrasi dalam menjawab kebutuhan organisasi serikat buruh

B. Model administrasi dalam menjawab kebutuhan organisasi serikat buruh

Dalam hasil analisa yang ditemukan dari interview beberapa serikat, ditemukan bahwa administrasi pada saat ini belum sepenuhnya menjawab kebutuhan organisasi serikat buruh. Beberapa contohnya adalah terkait pencatatan anggota, keuangan, serta standarisasi serikat.

1. Pencatatan Anggota Pencatatan anggota di beberapa serikat masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut terlihat dari banyaknya anggota yang bisa diprediksikan jumlahnya namun tidak ada datanya secara lengkap. Selain itu ditemukan juga beberapa serikat yang hanya memiliki data jumlah secara angka, namun tidak ada detailnya, atau ada pula yang memiliki data namun tidak tersimpan secara komputerisasi. Ini merupakan beberapa kendala yang dialami oleh serikat dalam proses pencatatan.

Pencatatan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi, bukan hanya sebagai data namun juga untuk mengukur besarnya organisasi tersebut. Pencatatan anggota juga digunakan sebagai alat ukur efektifitas dari dana yang masuk sebagai tonggak dari sebuah serikat pekerja/serikat buruh. Serikat perlu melakukan pencatatan secara update untuk mengetahui jumlah riil dari anggotanya. Update anggota ini bisa dilakukan dengan mecatat setiap ada anggota baru yang masuk maupun keluar.

2. Keuangan Keuangan merupakan hal penting dalam sistem administrasi untuk serikat pekeja/ buruh. Sumber keuangan terbesar dalam sebuah organisasi adalah iuran anggota. Namun Iuran anggota juga menjadi suatu permasalahan internal serikat buruh dikarenakan ketidaksiplinan anggota dalam membayar iuran, selain itu permasalahan juga dapat timbul karena iuran yang terlalu kecil ataupun bahkan tidak lancar pemasukannya. Serikat buruh sendiri juga mengalami banyak kendala untuk menaikkan iuran, karena mereka berpendapat bahwa banyak anggota akan meninggalkan mereka karena iurannya terlalu mahal.

Ada beberapa perdebatan antara anggota dan serikat terkait iuran ini. Perdebatan tersebut menimbulkan efek yang kurang baik terkait kedisiplinan membayar iuran. Mereka seringkali menganggap perdebatan tersebut bagai ayam dan telur yang tidak ada unjung penyelesaiannya. Perdebatan ini berbicara mengenai keuntungan dari membayar iuran. Anggota beranggapan bahwa mereka mau membayar iuran jika sudah mendapatkan keuntungan/manfaat dari membayar iuran dalam serikat, namun disis lain serikat tidak dapat memberikan keuntungan / manfaat jika tidak ada dana/ tidak ada sumber dana dari iuran anggota.

Hal ini tentunya perlu diperbaiki dengan memberikan pemahaman lebih mendalam terhadap para anggota, bahwa iuran merupakan tonggak berjalannya sebuah organisasi. Tanpa iuran maka organisasi pun sulit untuk berjalan. Hal itu dikarenakan pelatihan, pendidikan dan apapun kegiatan terkait kepentingan organisasi dan anggota tergantung dari dana yang tersedia dari oeganisasi tersebut. Fungsi dana bagi serikat adalah penyangga organisasi (buffer of organisation) dan merupakan independensi serikat buruh, independensi tersebut tercipta dari kemampuan mereka melaksanakan aktifitas atau kegiatannya dengan kemampuan mereka sendiri. Stabilitas keuangan serikat buruh dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut dibawah

ini: 18

a. Komposisi penghasilan/pendapatan yang diperoleh;

b. Ukuran dari pemasukan dan pengeluaran;

c. Jumlah kelebihan yang dimiliki (amount of surplus);

d. Jumlah aktifitas yang dibiayai sendiri oleh serikat buruh. Untuk itu tidak dapat dipungkiri bahwa berjalannya sebuah aktifitas organisasi tidak terlepas dari dana yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Aktifitas organisasi tersebut termasuk sebuah perjuangan dan gerakan buruh dalam memperjuangkan haknya.

18 Op.Cit., Serikat Pekerja (On strike Unfail Labour Practice), hlm. 12

3. Standarisasi Standarisasi merupakan satu bentuk konsistensi dari sebuah organisasi dalam hal ini termasuk serikat pekerja/buruh. Penyeragaman merupakan salah satu standarisasi yang bisa dilakukan oleh serikat terkait symbol organisasi seperti logo, slogan/motto organisasi, dan pemahaman. Selain itu perlu juga adanya standarisasi terkait bentuk laporan, pembuatan undangan, dan penyusunan proposal sebagai pedoman dasar dalam segi teknis administrasi. Standarasasi ini digunakan sebagai patokan/ ukuran serikat dibawahnya dalam menentukan sebuah kebijakan maupun keteraturan dalam organisasi. Standarisasi ini juga salah satu cara untuk menghindari perbedaan/kejomplangan yang dalam antar serikat yang ada di daerah. Dengan adanya standarisasi diharapkan ada konsistensi dari sebuah serikat buruh.

Namun pada kenyataannya standarisasi ini belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan banyak factor, seperti kurangnya koordinasi dengan pusat, ketidak cocokan dengan standar yang telah ditentukan, dan anggapan bahwa standariasi ini tidak begitu penting.

Dari ketiga permaslahan yang ada membuktikan bahwa administrasi yang ada pada saat ini belum sepenuhnya menjawab kebutuhan yang ada. Ini terlihat dari banyaknya kendala yang dialami oleh serikat pekerja/ buruh terkait persolan administrasi. Kendala tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kurangnya SDM yang faham akan administrasi.

2. Kurangnya kesadaran serikat akan pentingnya sistem administrasi.