Tataran Frase

2.3 Tataran Frase

Pada bagian ini dipaparkan rangkuman deskripsian analisis frase bahasa Jawa yang dimuat di dalam jurnal Widyaparwa. Kajian frase ini ada lima buah dengan judul “Kata Tambah pada Frase Adjektival dalam Bahasa Jawa”, “Penggolongan Idiom yang Berwujud Frase dalam Bahasa Jawa Berdasarkan Kategori Katanya”, “Konstruksi Posesif dalam Bahasa Jawa”, “Frase No- minal Tipe N + N dalam Bahasa Jawa”, dan “Pungut Sulih Bahasa Arab dalam Bahasa Jawa Laras Agama Islam”. Kelima artikel itu ditulis oleh Sri Nardiati (1990), Dwi Sutana (1999), Edi Su- watna (1999), Laginem (2000), dan Umar Sidik (2001). Kajian berbagai frase pada jurnal Widyaparwa dirangkum pada bagian berikut.

2.3.1 Rangkuman Deskripsi Frase

Frase adalah kelompok kata yang hanya mampu mengisi satu fungsi sintaksis. Di dalam kajian kata tambah pada frase adjektival disebutkan bahwa kata tambah berfungsi sebagai mo- difikator. Berdasarkan posisinya kata tambah dapat berposisi Frase adalah kelompok kata yang hanya mampu mengisi satu fungsi sintaksis. Di dalam kajian kata tambah pada frase adjektival disebutkan bahwa kata tambah berfungsi sebagai mo- difikator. Berdasarkan posisinya kata tambah dapat berposisi

Selain itu, ada yang bersifat koordinatif baik implisit mau- pun eksplisit. Untuk frase adjektival endosentrik koordinatif implisit tidak ditandai dengan hadirnya kata hubung sebagai modifikatornya. Untuk frase adjektival endosentrik koordinatif eksplisit ditandai dengan kata tambah lan ‘dan’, utawa ‘atau’, karo ‘dengan’, tur ‘lagi pula’ dan nanging ‘tetapi’ sebagai modifi- katornya.

Modifikator tenan ‘benar’, banget ‘sekali (superlative)’ dapat bertukar tempat dengan unsur intinya dengan memunculkan penanda –e atau –ne. Modifikator rada ‘agak’, luwih ‘agak’, wis ‘sudah’, meh ‘hampir’, arep ‘akan’, dan saya ‘semakin’ dapat ber- pindah posisi dengan menghadirkan penanda –an.

Kajian berikutnya berkaitan dengan penggolongan idiom yang berwujud frase bahasa Jawa. Berdasarkan kategori katanya, frase idiomatik ini berjenis frase nominal, frase verbal, frase adjektival, dan frase preposisional. Konstruksi frase ini dido- minasi dengan struktur inti (I)- modifikator (M).

Kajian berikutnya berkaitan dengan konstruksi posesif da- lam bahasa Jawa. Konstruksi posesif ini berpenanda -ku, -mu, -e, -ne, ipun/-nipun. Konstruksi ini berupa frase nominal yang berstruktur nomina + nomina. Nomina yang menjadi pembatasnya diisi dengan pronomina persona kedua, pronomina persona ketiga, pronomina persona pertama jamak, pronomina persona kekerabatan, nomina fauna/flora, dan nomina tak bernyawa.

Selanjutnya, kajian yang berkaitan dengan frase nominal yang bertipe nomina + nomina. Nomina di sebelah kiri berfungsi Selanjutnya, kajian yang berkaitan dengan frase nominal yang bertipe nomina + nomina. Nomina di sebelah kiri berfungsi

Kajian frase yang terakhir berkaitan dengan pungut sulih bahasa Arab dalam bahasa Jawa laras agama Islam. Dalam kajian ini diutamakan pada pungut terjemah dan pungut makna.

Dalam pungut-sulih terlihat adanya totalitas, tidak memper- lihatkan proses pemasukannya. Yang tergolong pungut sulih ialah pungut terjemah dan pungut makna. Penyulihan itu dapat berbentuk simpleks, kompleks, dan majemuk. Contoh pungut sulih terjemah ialah Kang Murbeng Dumadi sebagai pengganti Allah SWT. Contoh pungut makna ialah geni pasucen sama dengan neraka.

2.3.2Rangkuman Teori, Metode, Teknik, Kajian Frase

Pada bagian ini dipaparkan rangkuman teori, metode, dan teknik analisis data yang dimanfaatkan pada kajian frase dalam jurnal Widyaparwa. Di dalam penelitian frase ini digunakan teori struktural. Khusus pada analisis pungut sulih bahasa Arab dalam bahasa Jawa laras agama Islam digunakan teori sosio-semantis.

Metode analisis yang digunakan ialah metode agih dengan teknik perluas atau ekspansi, lesap, atau delisi, balik atau permu- tasi, dan ubah bentuk atau parafrase. Khususnya di dalam teknik

balik atau permutasi kadang kala diperlukan syarat tertentu, yakni hadirnya pemarkah lingual tertentu. Akhirnya, rangkuman dari kajian frase pada jurnal Widyaparwa itu diformulasikan ke

dalam table berikut.

TABEL KAJIAN TATARAN FRASE

No. Lingkup Kajian

Teori

Metode dan

Teknik

Hasil

1. kata tambah frasa struktural

endosentrik atributif adjektival

agih: ekspansi

permutasi

modifikator di sebelah kiri berjumlah empat belas

delisi

buah modifikator di sebelah

interupsi

kanan berjumlah dua buah endosentris koordinatif modifikator di tengah

berjumlah lima buah

2. idiom berwujud struktural

deskriptif

frase

frase nominal frase verbal frase adjectival

frase preposisional

3. konstruksi posesif struktural

-ku, -mu, -e, -ne, berpenanda berupa morfem terikat

deskriptif

ipun/nipun

pronomina pertama jamak, 4. berpembatas pronomina

kedua, ketiga, persona kekerabatan, nomina flora/fauna nomina tidak bernyawa

5. frasa nominal (N nominal yang berfungsi +N)

struktural

deskriptif

sebagai modifikator bersifat tunggal, serial,

oposisi, penggolong konstruksi FN ini menyatakan dua belas makna

6. pungut sulih pungut terjemah bahasa Arab ke

dalam bahasa Jawa semantis pungut makna laras Islam

sosio-

deskriptif

penyulihan dapat berbentuk simpleks, kompleks, majemuk