Pendidikan dan Pengajaran

D. Pendidikan dan Pengajaran

1. Dosen

Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum berjumlah 76 orang dengan berbagai macam jenjang kepangkatan dan pendidikan sebagai berikut.

Jumlah Dosen Tetap yang bertugas

pada Program Studi:

No. Hal Total

A Jabatan Fungsional :

1 Cados

2 Asisten Ahli

3 Lektor

4 Lektor Kepala

5 Guru

3 8 Besar/Profesor

TOTAL

B Pendidikan

Tertinggi :

1 S1

2 S2/Profesi/Sp-1 11 10 11 11 11 8 62

3 S3/Sp-2

TOTAL

Apabila data tersebut dibuat grafik, maka akan terlihat sebagai berikut:

Grafik Dosen Berdasarkan Jenjang Kepangkatan

Grafik Dosen Berdasarkan Tingkat Pendidikan

2. Mahasiswa 0 Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum berjumlah total 2.958 mahasiswa yang tersebar dalam 6 jurusan/program studi dengan perincian sebagai berikut.

Jumlah Mahasiswa Jurusan/Program Studi Total No. Mahasiswa

Apabila data tersebut dibuat grafik, maka dapat dilihat sebagai berikut:

Grafik Jumlah Mahasiswa Per Jurusan/Prodi

3. Kurikulum

a. Teori Pengembangan Kurikulum

Menurut, S. Nasution bahwa pembaharuan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu (1) Administrative approach, yaitu suatu perubahan atau pembaharuan yang direncanakan oleh pihak atasan untuk kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru, jadi from the top down, dari atas ke bawah, atas inisiatif para administrator. (2) grass roots approach yaitu yang dimulai dari akar, from the bottom up, dari bawah ke atas, Menurut, S. Nasution bahwa pembaharuan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu (1) Administrative approach, yaitu suatu perubahan atau pembaharuan yang direncanakan oleh pihak atasan untuk kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru, jadi from the top down, dari atas ke bawah, atas inisiatif para administrator. (2) grass roots approach yaitu yang dimulai dari akar, from the bottom up, dari bawah ke atas,

yakni pemerintah sebagai pengambil kebijakan. 36 Dunia pendidikan memiliki posisi cukup signifikan dalam upaya membentuk

peradaban serta budaya manusia. Posisi tersebut adalah titik sentral di antara faktor-faktor yang membentuk budaya dan peradaban mereka. Hanya saja untuk melakukan sebuah proses pendidikan, apalagi yang bersifat formal, terlalu banyak aspek yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pendidikan tersebut. Satu di antara sekian banyak aspek adalah kurikulum. Bisa dikatakan kurikulum merupakan jiwa dari pelaksanaan pendidikan, sebab ia diartikan sebagai keseluruhan yang utuh dari kegiatan akademik, dari seluruh rangkaian aktivitas yang dijalankan di sebuah institusi pendidikan, maka kurikulum selayaknya diorientasikan untuk pengembangan kepribadian peserta didik secara integral-

komprehensif, baik segi kognisi, afeksi dan psikomotori pada diri peserta didik. 37 Laporan UNESCO telah menetapkan empat pilar pendidikan sebagai

landasan pendidikan era global, yaitu: 38 (1) learning to know, yakni peserta didik mempelajari pengetahuan, (2) learning to do, yakni peserta didik menggunakan

pengetahuannya untuk mengembangkan keterampilan, (3) learning to be, yakni peserta didik meningkatkan dan menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk hidup, dan (4) learning to live together, yakni peserta didik menyadari

36 Nasution, S., Azas-Azas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 7.

37 http:www.fai-unisma-malang.blogspot.com. Dalam artikel yang ditulis oleh Afifullah Hasyim yang berjudul “Telaah Pembaharuan Kurikulum Pendidikan”. diakses tanggal 29

November 2010.

38 Delors, J dkk, Learning: The Treasure Within. (France: UNESCO, 1996), hlm. 78.

bahwa adanya saling ketergantungan sehingga diperlukan adanya saling menghargai antara sesama manusia.

Laporan itu juga mengatakan bahwa untuk memenuhi tuntutan kehidupan masa depan, pendidikan tradisional yang sangat quantitatively oriented and knowledge based tidak lagi relevan. Melalui pendidikan, setiap individu mesti disediakan berbagai kesempatan belajar sepanjang hayat, baik untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap maupun untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang kompleks dan penuh dengan saling ketergantungan. Dalam hal itu pendidikan yang berbasis pada pembaharuan sangat memegang peranan yang sangat vital, karena itu sangat penting dalam

menghadapi era kompetisi seperti sekarang ini. 39 Tindak lanjut dari landasan pendidikan tersebut adalah munculnya orientasi

pada pembentukan kompetensi yang relevan dengan tuntutan dunia nyata. Kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Pendidikan tradisional yang sangat berorientasi kuantitatif dan menyandarkan pada pemahaman pengetahuan semata, dianggap tidak dapat membekali peserta didik dengan kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan. Dengan demikian, pendidikan yang dikehendaki dewasa ini adalah pendidikan yang berlangsung secara kontekstual. Pendidikan kontekstual dicirikan oleh proses pembelajaran yang diarahkan pada pemecahan masalah, menggunakan konteks yang bervariasi, menghargai keberagaman individu, mendukung pembelajaran mandiri (self

39 Ibid., hlm. 79.

regulated learning ), menggunakan kelompok belajar secara kooperatif, dan menggunakan asesmen otentik. 40

Tindak lanjut pertama dari orientasi tersebut sudah tentu adalah reorientasi pada kurikulum, dari kurikulum tradisional yang cenderung subject matter oriented menuju kepada competency based. Sesuai dengan hakikat kurikulum berbasis kompetensi, maka pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dan bersifat kontekstual. Model-model pembelajaran inovatif yang berbasis kompetensi dan asesmen otentik menjadi tulang punggung untuk menyukseskan

kurikulum berbasis kompetensi. 41 Dengan demikian, untuk dapat mengimbangi hal itu lembaga pendidikan mutlak untuk melakukan kurikulum berorientasi pada

tajdîd al fikr agar dapat memenuhi pangsa pasar yang sangat dinamis. Adalah sebuah kebutuhan untuk memperbaharui kurikulum di sebuah institusi pendidikan, apalagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi tidak dapat dibendung di era globalisasi. Bangsa Indonesia telah memiliki cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, secara formal bangsa ini telah meletakkan pondasi hukum pada Undang-Undang Dasar 1945, kemudian dikuatkan lagi,

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, juga Peraturan Pemerintah. 42

40 Clifford, M. and Wilson, M. (2000). ‘Professional Learning and Student’s Experiences: Lesson Learned from Implementation’ . Educational Brief . No. 2 December 2000. Texas

Collaborative for Teaching Excellence. (2005). REACT Strategy. Printed on 15 th July 2005.

41 Ibid.

42 http://education-indonesia.blogspot.com diakses tanggal 29 November 2010.

b. Dampak dan Perkembangan Kurikulum

Pembangunan merupakan suatu proses yang berkelanjutan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia termasuk aspek sosial, ekonomi, budaya, politik dan lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Dalam perjalanannya proses pembangunan ekonomi membutuhkan

sumber daya pendidikan yang berkualitas tinggi. 43 Oleh karena itu, diperlukan untuk mengadakan pembaruan secara menyeluruh terhadap lembaga pendidikan.

Tetapi sejauh ini, usaha yang mengarah ke sana masih belum mencapai target yang tinggi.

Problem-problem pendidikan semakin kompleks dan semakin sarat dengan tantangan. Kebijakan dan program-program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, nampak tidak memberi jawaban solutif terhadap permasalahan- permasalahan

berkembang. Dibutuhkan suatu reformasi pendidikan untuk dapat memperbaharui semua sistem pendidikan dan peranannya terhadap pembangunan bangsa ini. Perlu pengorbanan dan kesediaan dari semua pihak yang terkait, seperti pemerintah, instansi pendidikan, kementerian pendidikan dan pelaksana pendidikan. Reformasi pendidikan juga harus memberikan peluang bagi siapa pun untuk mengembangkan langkah atau cara baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Reformasi pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan agar pendidikan dapat

pendidikan

yang

43 Abdul Sami’ Al-Mişri, Pilar-pilar Ekonomi Islam, alih bahasa Dimyauddin Djuwaini, Cet. ke-1, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 3.

berjalan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama demi tercapainya kualitas pemberdayaan manusia yang diinginkan. Agar sesuai dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan harus disesuai pula dengan tuntutan yang paling terkini. Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang peranannya sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa. Diperlukan suatu strategi pendidikan untuk membuat program pendidikan merata di seluruh tanah air. Salah satu upaya untuk dapat mereformasi pendidikan dengan cara merubah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang lebih berorientasi pada tajdîd al fikr sebagai manifestasi dari kesadaran lembaga pendidikan untuk meningkatkan output yang dihasilkan.

Salah satu misi penting setiap Perguruan Tinggi adalah mempersiapkan output yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mampu berinteraksi dengan masyarakat dengan baik. Fakultas Syari’ah dan Hukum bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi sarjana yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang menguasai, menerapkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan dibidang perbandingan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kesejahteraan masyarakat dan memperkaya pengetahuan dalam bidang ke- syari'ahan. Para alumni jurusan dipersiapkan untuk mengemban profesi yang pengetahuan dan keterampilan dalam disiplin ilmu ke-syari'ah-annya merupakan salah satu persyaratan dasar.

Sejak berdirinya, Fakultas Syari’ah dan Hukum ditujukan terutama untuk menyediakan tenaga ahli dalam bidang hukum Islam, terutama untuk menjadi kader Ulama dan Mufti pada masanya, di samping mengisi jabatan hakim di jajaran Peradilan Agama dan jabatan lain dalam lingkup Kementerian Agama. Orientasi yang terakhir ini menjadi logis bila memperhatikan perkembangan Peradilan Agama, yang telah melewati masa perkembangan yang panjang dalam sejarah peradilan di Indonesia. Diawali dengan diterimanya hukum dan peradilan Islam pada tahun 1884 sebagai lembaga penyelesaian sengketa perkara antar umat Islam hingga dikukuhkannya Peradilan Agama sebagai bagian integral dari sistem Peradilan Nasional dengan disahkannya UU No. 7/1989 tentang Peradilan Agama

yang kemudian dirubah menjadi UU No. 3/2006 tentang Peradilan Agama. 44 Dengan demikian, maka studi atau kajian syari'ah, mencakup tiga bidang,

yakni studi kewahyuan sebagai sumber utama hukum Islam, studi pemikiran yang menjelaskan perkembangan pemikiran tentang hukum di kalangan umat Islam dan studi terapan yang mengkaji pengalaman dan implementasi serta perkembangan interaksi kaidah-kaidah tingkah-laku tersebut dengan kondisi empiris masyarakat Muslim.

Perbincangan ini terkait erat dengan perdebatan di kalangan para pengkaji hukum Islam kontemporer tentang apakah syari'ah itu 'subtantive rules' atau metodologi. Pengkajian lebih mendalam sebenarnya menunjukkan bahwa syari'ah memang mengandung kedua unsur tersebut, meskipun pergeseran telah sering

44 Untuk lebih jelas lagi baca UU No. 7/1989 tentang Peradilan Agama yang kemudian dirubah menjadi UU No. 3/2006 tentang Peradilan Agama.

terjadi baik ke kaidah hukum substantif maupun lebih ke teori dan metodologi hukum. Namun demikian, patut dicermati pengamatan beberapa pakar bahwa sisi syari'ah sebagai metodologi dan teori hukum telah mengantarkan umat Islam ke zaman keemasan. Ketika syari'ah lebih ditonjolkan sebagai kaidah hukum substantif, umat Islam mengalami stagnansi, bahkan kemunduran.

Perbincangan ini mengarahkan perhatian pada persoalan tentang apakah proses belajar-mengajar di Fakultas Syari’ah dan Hukum lebih terfokus pada pendidikan akademis atau profesional. Studi syari'ah pada tingkat Perguruan Tinggi melingkupi pendidikan akademis dan juga pendidikan profesional. Oleh karenanya, setiap fakultas harus menentukan pilihannya, dan tidak tertutup, untuk mengembangkan keduanya. Namun, harus ada pemilihan antara program akademis dari yang profesional. Program akademis terutama ditujukan untuk peserta didik yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, strata dua ataupun strata tiga. Konsekuensi logisnya adalah kurikulum yang ditawarkan kepada harus berbeda baik dalam penekanan maupun metodenya. Merupakan suatu kekeliruan memaksakan kurikulum yang padat dengan pematangan akademis bagi mereka yang lebih tertuju pada persiapan profesional. Oleh sebab itu, untuk menghasilakn output jurusan yang akuntable harus ditopang oleh pelajaran (mata kuliah) dan metode pembelajaran yang baik. Agar dapat menciptakan lulusan yang mampu bersaing dalam konstelasi peradaban zaman.

Konsep pengembangan kurikulum berbasis tajdîd al fikr merupakan hal yang sangat penting sebagai upaya untuk memberikan pemahaman keislaman yang lebih komprehensif, karena dalam memahami Islam tidak hanya pada Islam dalam

kacamata tekstual akan tetapi pemahaman Islam harus diikuti dengan tajdîd al fikr . Agar dalam memahami konsep yang ada dalam hukum Islam tidak parsial saja. Hal serupa yang harus dilakukan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum yang notabene proses belajar-mengajar yang diutamakan adalah tentang kajian hukum Islam harus berorientasi pada tajdîd al fikr sebagai upaya untuk memberikan kontribusi yang lebih efektif dan lebih baik kepada output yang akan dihasilkan. Perubahan kurikulum pada dasarnya memang dibutuhkan manakala kurikulum yang berlaku (current curriculum) dipandang sudah tidak efektif dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan perkembangan zaman dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan konsekuensi tertentu. Adakalanya perubahan kurikulum memberikan dampak yang positif bagi lembaga pedidikan dan peserta didiknya, karena hal tersebut dapat menjadikan lembaga pedidikan dan peserta didik lebih memahami perkembangan dunia pedidikan dalam kancah era globalisasi melalui kurikulum yang diterapkan. Akan tetapi, tidak jarang perubahan kurikulum menjadi permasalahan baru bagi lembaga pendidikan dan peserta didik karena tidak diimbangi dengan sarana pendukung lainnya. Apalagi jika perubahan itu dilakukan secara tiba-tiba dan dalam waktu yang singkat serta tanpa dasar yang jelas. Oleh sebab itu, agar perubahan kurikulum dapat memberikan kontribusi yang baik bagi setiap elemen pendidikan, maka harus diimbangi dengan pengembangan lembaga pedidikan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik yang ada.

Berkaitan dengan perubahan, pembaharuan dan perbaikan pendidikan (kurikulum) membutuhkan peran serta berbagai pihak. Agar dalam mewujudkan Berkaitan dengan perubahan, pembaharuan dan perbaikan pendidikan (kurikulum) membutuhkan peran serta berbagai pihak. Agar dalam mewujudkan

c. Eksistensi dan Pengaruh Kurikulum terhadap Peserta Didik

Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum

harus dikuasai lulusan. 45 Kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan

antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. 46 Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global,

karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi.

45 Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Depdiknas R.I, 2002), hlm. 46.

46 E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: Rosda, 2003), hlm. 23.

Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai

sesuai dengan prosedur tertentu. 47 Kurikulum dapat dimaknai sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis

mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kuahtas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut aspek lain dari makna

kurikulum adalah pengalaman belajar. 48 Jika membicarakan pendidikan apalagi persoalan kurikulum untuk saat ini

sangat kompleks. Beragam kurikulum yang pernah ada di Indonesia ternyata masih belum mampu memberikan solusi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kondisi seperti itu seiring dengan di tandai oleh rendahnya mutu kelulusan, fasilitas dan sarana yang kurang memadai, serta

47 Ibid., hlm. 25. 48 Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm. 48.

banyak hal lain yang melingkupi problematika pendidikan kita. Begitu kompleksnya problem pendidikan di Indonesia berujung kepada keprihatinan terhadap kualitas sumber daya manusianya. Sebagai catatan Human Development Report tahun 2003 versi UNDP menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan 112, jauh di bawah Filipina (25), Malaysia (58),

Brunai Darussalam (31) dan Singapura (28). 49 Kenyataan seperti ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk melakukan pembenahan-pembenahan,

khususnya sektor pendidikan, karena dengan pendidikan itu akan mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, mandiri serta mampu menghadapi beragam tantangan zaman.

Kurikulum sebagai rancangan, disaign dengan segala bentuk materi, pelaksana, fasilitas dan sebagainya yang mampu membentuk dan mencetak generasi atau SDM yang sesuai dengan cita-cita atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini menunjukkan peran penting kurikulum demi kemajuan bangsa. Akan tetapi, konsep atau sketsa kurikulum yang ideal tanpa didukung oleh pelaksana yang handal dan segala fasilitas yang memadai tentu nonsen akan

menghasilkan mutu yang bagus sesuai harapan. 50 Evaluasi kurikulum merupakan kategori penting dimana kurikulum dinilai apakah kurikulum memberikan hasil

yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang ataukah ada masalah lain baik berkenaan dengan salah satu dimensi ataukah keseluruhannya. Dalam konteks ini evaluasi kurikulum dilakukan oleh tim di luar tim pengembang kurikulum dan

49 http://education-indonesia.blogspot.com, diakses tanggal 30 November 2010. 50 Slamet Rahmadhi, Masalah Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: CV Miswar, 1989), hlm.

dilaksanakan setelah kurikulum dianggap cukup waktu untuk menunjukkan kinerja dan prestasinya.

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan

lainnya. 51 Selain itu dalam mengevaluasi kurikulum dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan

obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi. 52 Dalam statuta UIN Sunan Kalijaga Bab VII mengenai Kurikulum dan

Pengembangan Program Studi bagian pertama pasal 150 disebutkan ayat 1 – 7 yang intinya penyelenggaraan pendidikan tinggi pada UIN Sunan Kalijaga dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun sesuai dengan program studi dan yang dimaksud dengan kurikulum adalah kurikulum inti dan kurikulum institusional (SK Mendiknas No 045/U/2002 tahun 2002). Dan kurikulum merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu

51 Nana Syaodih Sukmadinata.. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. hlm. 47. 52 Ibid., hlm 50.

program dan kurikulum itu berlaku secara nasional. Sedang kurikulum UIN Sunan Kalijaga ditetapkan dengan Keputusan Rektor yaitu: Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nomor 115 tahun 2007 tentang Pemberlakuan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2005. Kurikulum berkaitan dengan Program Studi dengan sejumlah Satuan Kredit Semester (sks), sedangkan penyelenggaraan kuliah berdasarkan Sistem Kredit Semester (SKS).

Kurikulum Fakultas Syari’ah dan Hukum merupakan rancangan seluruh kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai rujukan Program Studi dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh kegiatannya untuk mencapai tujuan Program Studi. Kegiatan pembelajaran mahasiswa adalah pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan perkuliahan, praktikum atau praktek, seminar, dan tugas-tugas perkuliahan lainnya. Kurikulum Fakultas Syari’ah disusun berdasarkan kajian terdalam tentang hakekat keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu yang dicakup oleh suatu Program Studi dengan memperhatikan dan mengikuti perkembangan Iptek. Oleh karena itu, kurikulum Fakultas Syari’ah dan Hukum harus selalu dikembangkan atau dimutakhirkan secara periodik agar sesuai dengan perkembangan Iptek dan kebutuhan pemangku kepentingan.

Kurikulum Fakultas Syari’ah dan Hukum merupakan acuan dasar pembentukan dan penjamin tercapainya kompetensi lulusan dalam setiap program akademik pada tingkat program studi. Dalam hal kebutuhan yang dianggap perlu, Fakultas Syari’ah dapat menetapkan penyertaan komponen kurikulum tertentu menjadi bagian dari struktur kurikulum yang disusun oleh masing-masing

Program Studi. Fakultas Syari’ah dan Hukum harus mampu menciptakan sistem tata pamong yang dapat mendorong pemutakhiran kurikulum di tingkat Program Studi sesuai perkembangan Iptek yang dinamis. Sistem penjaminan mutu di Fakultas Syari’ah harus pula mengikutsertakan pemantauan pelaksanaan serta evaluasi hasil-hasil yang dicapai sebagai cermin adanya peningkatan mutu berkelanjutan dalam penyelenggaraan program-program akademik.

Berdasarkan keputusan Mendiknas nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa, disebutkan bahwa kurikulum Pendidikan Tinggi di dasarkan pada kompetensi program studi yang berorientasi Internasional dan global. Selanjutnya dalam keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti Perguruan Tinggi disebutkan bahwa yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

Pengembangan kurikulum yang didasarkan pada kompetensi program studi terdiri atas:

1. Kompetensi utama, yaitu kompetensi yang bersifat dasar untuk mencapai kompetensi lulusan, acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi, berlaku secara nasional dan internasional, lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa datang dan kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi dan pengguna lulusan.

2. Kompetensi pendukung dan kompetensi lain, ialah kompetensi yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama. Kompetensi tersebut terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut:

a. Landasan kepribadian

b. Penguasaan ilmu dan ketrampilan

c. Kemampuan berkarya

d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai

e. Pemahaman kaidah kepribadian dan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya Untuk merespon dan mengembangkan kurikulum di UIN Sunan Kalijaga,

Fakultas Syari’ah dan Hukum berkoordinasi dengan Jurusan-Program Studi mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan kurikulum. Di antara kegiatan- kegiatan tersebut adalah:

1. Program studi yang diselenggarakan Fakultas berdasarkan suatu kurikulum yang merupakan rancangan seluruh kegiatan program studi sebagai rujukan untuk menyiapkan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurikulum dirancang berbasis kompetensi kearah integratif-interkoneksi dan searah dengan visi-misi. Fakultas mempunyai peranan penting menyiapkan dan menghasilkan draf kompetensi setiap Jurusan dan Prodi.

2. Fakultas berkoordinasi dengan Jurusan dan Program studi (AS, JS, MU, PMH, KUI dan IH), selalu mengikuti dan memfasilitasi dalam rangka menyusun dan mengembangkan kurikulum dengan mengikuti: 2. Fakultas berkoordinasi dengan Jurusan dan Program studi (AS, JS, MU, PMH, KUI dan IH), selalu mengikuti dan memfasilitasi dalam rangka menyusun dan mengembangkan kurikulum dengan mengikuti:

b. Seminar kompetensi Program Studi ( 26 April 2005)

c. Lokakarya penyusunan kompetensi Program Studi UIN Sunan Kalijaga (29-

30 Mei 2005)

d. Merespon SK. Mendiknas Nomor 232 Tahun 2000 dan Nomor 045 Tahun

2002, dengan melakukan pertemuan Dekan-Dekan PTAI (8-10 Juni 2003)

e. Workshop pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum inti (22 dan 24 Mei 2003)

3. Fakultas berperanan dalam pengembangan kurikulum untuk mensosialisasi bahwa bidang studi memenuhi harapan yaitu:

a. Kesesuaian dengan visi, misi, sasaran dan tujuan.

b. Relevansi dengan kebutuhan

c. Derajat integrasi

d. Kompetensi inti dan lokal serta pilihan

e. Skripsi dan tugas akhir lainnya

f. Dokumentasi dan adanya SOP dari keseluruhan tersebut

g. Peluang bagi mahasiswa mengembangkan pribadi.

4. Lokakarya yang penting dan strategis (13 dan 15 Agustus 2005) yaitu redesain kurikulum, dengan maksud menyusun ulang desain kurikulum UIN, agar sesuai dengan kerangka dasar keilmuan dan pengembangan kurikulum, agar sesuai dengan SK. Dirjen Bagais Depag RI. Nomor 114 Tahun 2005,

Tanggal 24 Juni 2005 tentang kompetensi lulusan PTAI dan menyusun ulang kode matakuliah.

5. Berdasarkan Kepmendiknas No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Kepmendiknas No 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, UIN Sunan Kalijaga menetapkan struktur kurikulum sebagai berikut:

1) Kurikulum Inti Umum

2) Kurikulum Instruksional Umum

3) Kurikulum Inti Khusus

4) Kurikulum Institusional Khusus Berdasarkan keputusan rapat pada forum lokakarya redesain kurikulum seperti tersebut diatas (13 Agustus – 15 Agustus 2005) di mana fakultas secara aktif mengirim PD I dan PD II, PD III dan seluruh ketua jurusan/program studi, sekretaris jurusan, dan wakil dosen masing-masing dari program jurusan menyepakati Mata Kuliah Inti Umum dan Institusional Umum, Mata Kuliah Inti Khusus, Kurikulum Institusinal Khusus.

Sebaran mata kuliah untuk masing-masing program studi dibukukan dalam judul Buku Kurikulum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Workshop ”Penyempurnaan Silabi Fakultas Fakultas” (20 silabi) pada bulan Desember 2004 Workshop ini bertujuan untuk menyempurnakan slabi mata kuliah yang

selama ini diterapkan pada masing-masing jurusan/program stusi di 5 (lima) selama ini diterapkan pada masing-masing jurusan/program stusi di 5 (lima)

7. Redesain Kurikulum Kegiatan dalam bentuk lokakarya yang dilaksanakan pada tanggal 13-15

Agustus 2005 ini secara umum bertujuan menyusun ulang Desain Kurikulum UIN Sunan Kalijaga agar sesuai dengan Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum (KDKPK) UIN Sunan Kalijaga, Sembilan Prinsip Pengembangan UIN Sunan Kalijaga Bidang Akademik dan Kompetensi Program Studi. Kegiatan ini secara khusus bertujuan menyusun ulang matakuliah universitas (matakuliah inti umum dan matakuliah institusional umum) yang sesuai dengan SK Dirjen Bagais Depag RI Nomor 114 Tahun 2005 tertanggal 24 Juni 2005 tentang Kompetensi PTAI dan menyusun ulang kode mata kuliah.

8. Evaluasi Silabi Matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Paradigma Integrasi-Interkoneksi Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 dan 10 september 2005, bertujuan

untuk meninjau ulang silabi matakkuliah yang telah disusun pada tahun 2004 untuk disesuaikan dengan Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum (KDKPK) UIN Sunan Kalijaga yang baru dan perkembangan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi. Silabi matakuliah tersebut dibahas dan disusun ulang untuk kemudian didokumentasikan sehingga dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi dengan paradigma integrasi-interkoneksi.

9. Penyusunan Rencana Program Kegiatan Perkuliahan Semester (RPKPS)

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk lokakarya pada tanggal 15-17 september 2005. Tujuan kegiatan ini adalah menyusun draf Rencana Program Kegiatan Perkuliahan Sementara (RPKPS) matakuliah dan membahasnya, untuk kemudian didokumentasikan sebagai acuan pembelajaran di UIN Sunan Kalijaga.

Dua program kegiatan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kompetensi program studi yang telah disusun diharapkan menjadi acuan akademik dan dapat diimplementasikan secara efektif pada semua prigram studi. Hal itu berarti bahwa kompetensi program studi memerlukan kerangka konsep penjabarannya dalam bentuk Kurikulum Program Studi. Kompetensi program studi sebagai kerangka filosofis dikembangkan dalam bentuk kurikulum yang memuat nama-nama matakuliah beserta elemen dan identitasnya sehingga relevan dan mendukung pencapaian kompetensi masing-masing program studi. Kurikulum tersebut baru akan gayut dengan paradigma keilmuan yang dikembangkan UIN Sunan Kalijaga manakala kurikulum itu diuraikan dalam bentuk Rencana Program Kegiatan Perkuliahan Semester (RPKPS)

10. Penulisan Modul Bahan Ajar Kegiatan dalam bentuk workshop ini telah dilaksanakan pada tanggal 1-2

Oktober 2005. Tujuannya workshop ini adalah: (a) memberikan wawasan dan keterampilan kepada para peserta tentang teknik penulisan modul bahan ajar; dan (b) menghasilkan silabus dan modul bahan ajar matakuliah inti umum dan institusional umum.

11. Suatu catatan yang penting peran fakultas dalam evaluasi kurikulum menjadi sesuatu yang niscaya dengan pergantian institusional dari IAIN menjadi UIN.

Secara de jure pergantian atau transformasi itu ditandai dengan terbitnya Kepres RI No. 50 Tahun 2004, tertanggal 21 Juni 2004. Pergantian tersebut menetapkan integrasi-interkoneksi ilmu sebagai paradigma baru keilmuan UIN Sunan Kalijaga. Evaluasi ini menghasilkan rumusan kurikulum baru (2005), yang pelaksanaanya secara resmi baru disahkan tahun 2007, Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta No 115 tahun 2007 tentang Pemberlakuan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga 2005.

Di samping itu, tahun 2008 -2009 Fakultas Syari’ah dan Hukum bersama dengan prodi-prodi mengadakan berbagai workshop dalam rangka meredesain kurikulum yang ada. Kegiatan-kegiatan tersebut kemudian menghasilkan rancangan kurikulum dan silabi yang baru yang akan diberlakukan pada tahun akademik 2010/2011.

4. Praktikum

No Jurusan/Prodi

Nama Praktikum

Institusi Praktikum

1 Muamalat

Praktik Peradilan

Pengadilan Agama Pengadilan Negeri Lab. Praktek Peradilan Fak. Syari’ah

Praktik

Kuliah Lembaga Keuangan

Lapangan

Syari’ah

Praktek Falak

Pusat Observasi Bu-lan (POB) Makam Syeikh Bela Belu Parangtritis (BHR Kanwil Depag DIY). Lab. Falak Fak. Syari’ah

2 Al-Ahwal Asy- Praktik Peradilan Pengadilan Agama Syakhsiyyah

Pengadilan Negeri Lab. Praktek Peradilan

Fak. Syari’ah

Praktik

Kuliah Kantor Urusan Agama

Lapangan

(KUA)

Praktek Ilmu Falak

Pusat Observasi Bu-lan (POB) Makam Syeikh Bela Belu Parangtritis (BHR Kanwil Depag DIY).

Pengadilan Agama Mazhab

3 Perbandingan

Praktik Peradilan

Pengadilan Negeri Hukum

dan

Lab. Praktek Peradilan Fak. Syari’ah

Praktik

Kuliah Majelis Ulama Indonesia

Lapangan

Lajnah Bahtsul Masail Majelis

Tarjih Muhammadiyah

Praktek Ilmu Falak

Pusat Observasi Bulan (POB) Makam Syeikh Bela Belu Parangtritis (BHR Kanwil Depag DIY). Lab. Ilmu Falak Fak. Syari’ah

4 Jinayah Siyasah

Praktik Peradilan

Pengadilan Agama Pengadilan Negeri Lab. Praktek Peradilan Fak. Syari’ah

Praktik

Kuliah DPRD DIY

Lapangan Praktek Falak

Pusat Observasi Bulan (POB) Makam Syeikh Bela Belu Parangtritis (BHR Kanwil Depag DIY).

5 Keuangan Islam

Praktikum

Aplikasi Fakultas Syari’ah UIN

Komputer

Suka

Praktikum Statistik Praktikum Akuntansi PKL

Lembaga Perbankan

Jurusan /Program Studi di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berkewajiban membekali calon lulusannya dengan kemampuan

profesional sesuai dengan bidang keilmuan dan arah kompeteninya masing- masing. Untuk itu, diperlukan kurikulum yang berorientasi kepada kompetensi dan pemberian pengalaman nyata di lapangan. Pemberian pengalaman nyata di lapangan ini dilakukan antara lain melalui praktikum, baik yang merupakan bagian dari mata kuliah maupun yang bersifat mandiri. Praktikum ini dimaksudkan untuk mempertemukan antara teori yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah dengan praktik dan perkembangan yang terjadi di lapangan. Dengan demikian kegiatan praktikum ini akan memberi umpan balik dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan penyermpurnaan kurikulum di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Melalui praktikum diharapkan calon mahasiswa memperoleh pengalaman nyata di lapangan sebagai wahana terbentuknya tenaga profesional yang memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan nilai yang diperlukan oleh tugas profesinya sebagaimana digariskan dalam kompetensi jurusan/program sudi.

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62