ABSTRACT PUBLIC PARTICIPATION IN FORMATION REGULATIONS UNDER UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 IN PASAMAN WEST SUMATRA PROVINCE

September 2011 14

perencana dan

pelaksana pelaksana

2004 dengan perubahan Undang- Penetapan rancangan Peraturan

Kabupaten

Pasaman.

undang Nomor 12 Tahun 2008 Daerah dilakukan dalam rapat

Peraturan Pemerintah sidang tahap pembicaraan ke IV

dan

Nomor 58 tahun 2005 tentang (akhir)

pengelolaan keuangan Daerah, Daerah. Penetapan Peraturan

menjadi

Peraturan

serta peraturan perundang- Daerah oleh Kepala Daerah

undangan lainnya. dengan

Dalam Peraturan Daerah Dalam

persetujuan

DPRD.

memuat seluruh materi dari Persetujuan

Surat

Keputusan

pengaturan. Bentuk Nomor.23/KPTS/DPRD/PAS-

DPRD

suatu

peraturan hukum 2013,tanggal 30 September 2013

susunan

daerah, jenis Peraturan Daerah, tentang

Program

Legislasi

Keputusan Kepala Daerah dan

Daerah Kabupaten Pasaman

Instruksi Kepala Daerah terdiri

Tahun

atas bagian penamaan/judul, Pengundangan Peraturan Daerah

Sedangkan

batang tubuh, Undang-undang Nomor 32 Tahun

pembukaan,

penutup dan lampiran (bila 2004 dengan perubahan Undang-

Pada bagian undang Nomor 12 Tahun 2008

diperlukan).

penamaan/judul memuat tentang Pemerintahan Daerah,

keterangan sebagai jenis, nomor, Undang-Undang Nomor 33 tahun

pemerintahan, pengelolaan 2004

tentang Perimbangan pembangunan mengenai visi dan Keuangan Pusat dan Daerah,

strategi, pelaksanaan serta peraturan perundangan

misi

pembangunan daerah. Rencana lainnya

daerah menjadi kewenangan kepada daerah

yang

memberikan

strategi

pedoman ba

untuk membentuk Peraturan erah tentang Penyedian Fasilitas Daerah. Tentang kelembagaan

pada Bangunan Umum dan Peraturan Daerah yang diatur

Lingkungan. Ketentuan materi lebih lanjut dari ketentuan

pada

Peraturan Daerah Peraturan Daerah

rangka penegakan dari peraturan hukum

yang telah Peraturan Daerah kedudukan

dibentukorgan/lembaga yang keuangan Nagari hanya memuat

berwenang. 45 Tentang asas kedudukan keuangan yang terdiri

yang dimaksud dari penghasilan, penghasilan

konsensus;

konsensus ialah tetap, penghasilan tidak tetap,

dengan

kesepakatan rakyatuntuk sumber anggaran penghasilan.

melaksanakan kewajiban dan menanggung

akibat yang Sedangkan Ketentuan materi

ditimbulkan olehPeraturan Peraturan Daerah tentang Daerah yang bersangkutan. Hal

ketentuan-ketentuan

ini mengingat pembentukan bidang pajak daerah misalnya,

materi

PeraturanDaerah haruslah secara terbatas dirumuskan

dianggap sebagai langkah awal sebagai berikut : wajib pajak

untuk

mencapai tujuan- tujuanyang disepakati bersama

dapat mengajukan keberatan pemerintah dan rakyat. Asas ini

kepada Bupati atau pejabat atas khusus dapat diwujudkan dengan

surat SKPD, SKPDKB, SKPDKBI, perencanaan peraturan Daerah

SKPOL B dan SKPDN dan yang baik, jelas,serta terbuka, selanjutnya ditentukan bahwa

diketahui rakyat mengenai akibat- pengajuan

akibat yang akan ditimbulkannya menunda kewajiban membayar

keberatan

tidak

sertalatar belakang dan tujuan- tujuan yang hendak dicapainya.

pajak dan pelaksanaan penagihan

ini dapat juga pajak

Hal

dilakukandengan penyebarluasan kewajiban individual.

rancangan peraturan Daerah

2.Asas - asas umum Program

dimengertioleh

masyarakat dan

Legislasi Daerah yang baik

rakyat, baik mengenai kata- a.Tentang asas dapat dilaksanakan;

katanya , struktur dansusunannya asas ini mengarah pada usaha

maupun maksud dan tujuannya. untuk dapat ditegakkansuatu

Menurut pendapat Attamimi, peraturan

Daerah.

Dalam

45) Ibid. , hlm:341 pembentukan Peraturan 45) Ibid. , hlm:341 pembentukan Peraturan

d. Asas perlakuan yang sama dalam kedalam asasteknik perundang-

hukum; pada asas ini, bahwa hal- undangan, meskipun sebagai

hal yang samadiperlukan sama, suatu asas orang berpendapat

dipandang sebagai salah satu asas seolah-olahsudah harus berlaku

hukum yang paling mendasar dengan semestinya. 46 danberakar didalam kesadaran

hukum..Dalam mengemukakan

c. Asas tentang dapat dikenali; asas ini para ahli menunjuk mengenai alasan pentingnya asas

tidak bolehadanya ini yang dapat dikemukakan ialah

kepada

perundang-undangan apabila

yang ditujukan hanya kepada perundang-undangan

tidak

sekelompok orangtertentu, karena dikenali dandiketahui oleh setiap

hal ini akan mengakibatkan orang, lebih-lebih oleh yang

ketidaksamaan berkepentingan,

dankesewenangwenangandidepan akankehilangan

tujuannya

hukum terhadap anggota-anggota sebagai peraturan. Ia tidak masyarakat. mengembangkan asas persamaan Attamimi membenarkan dantidak pula asas kepastian diterimanya asas ini, lebih-lebih hukum, dan selain itu tidak karena Pasal 27 ayat (1) UUD menghasilkan

pengaturan

1945 sudahmenegaskan bahwa yangdirencanakan.

Asas

ini

segala warga Negara bersama sangat diperlukan, terlebih-lebih kedudukannya didalam hukum apabila

peraturan

danpemerintahan dan wajib perundangundangantersebut menjunjung

hukum dan membebani

masyarakat

dan

pemerintahan itu dengan tidak rakyat

dengan

berbagai

adakecualinya. 48 kewajiban. Asasyang menyatakan

bahwa setiap orang dianggap

e. Asas kepastian hukum; asas ini mengetahui

mula-mula diberi nama lain, yaitu perundangundangan,perlu

peraturan

asas harapan yangpada dasarnya diimbangi dengan asas ini. 47 haruslah dipenuhi (het beginsel dat

gerecht vandigde gehonoreerd

moctenworden ),

46) Philipus M.,Hadjonop.cit.dkk, 2001, hlm:271

47) Ibid. , hlm:341-342 48) Ibid. , hlm :274 47) Ibid. , hlm:341-342 48) Ibid. , hlm :274

yangmenguntungkan didasarkan pengalihkhususan dari asas umum

merupakan

pada kekeliruan, asal saja tentang kepastian hukum.Asas ini

kekeliruan itu dapat diketahui merupakan salah satu sendi asas

olehyangberkepentingan. Ketiga, umum Negara berdasar atas

demikian pula penarikan kembali hukum

atau perubahanmungkin, bila Republik Indonesia, oleh karena

yangdianut

Negara

yang berkepentingan dengan itu asas ini perlu diterima.

memberikan keterangan yang Asaskepastian hukum memiliki

tidak benaratau tidak lengkap, dua aspek, yang satu lebih

ikut menyebabkan bersifat hukum materil, yang

telah

terjadinya ketetapan yang keliru. lainlebih bersifat formil. Aspek

Keempat ,penarikan kembali atau hukum materil berhubungan erat

perubahan mungkin, bila syarat- pada asas kepercayaan.Dalam

atau ketentuan- banyak keadaan, asas kepastian

syarat

ketentuanyang dikaitkan pada hukum

ketetapan yang pemerintah

untukmenarik menguntungkan, tidak ditaati. kembali suatu ketetapan atau

Dalam hal inidikatakan ada mengubahnya untuk kerugian

penarikan kembali sebagai sanksi. yangberkepentingan.

Pada umumnya asas kepastian hukummenentang

Dalam praktek

dapat

diberlakukannya daya surut pada dipakai sebagai patokan, bahwa penarikan kembali dan perubahan suatu

izin,persetujuan, yangmerugikan mereka yang pembayaran atau subsidi yang berkepentingan. (Arti ini juga telah diberikan, tidak dapat

asas kepastian ditarik kembali,kecuali pada, hukumbagi penarikan kembali bahwa :Pertama, asas kepastian

dimiliki

perubahan peraturan hukum

atau

tidak menghalangi perundang-undangan). Sisi formal penarikan

kembali

atau

kepastian hukum perubahansuatu ketetapan, bila membawa serta bahwa ketetapan- sesudah sekian waktu dipaksa ketetapan yang membuatkan oleh

danketentuan-ketentuan yang ataupendapat. Kedua, penarikan terkait pada ketetapan-ketetapan kembali atau perubahan juga yang menguntungkan (antaralain mungkin,

bila

ketetapan ketetapan

dengan kata-kata yang jelas. Asas

tetapi

petunjukpetunjukyang jelas keapstian hukummemberi hal

dalam peraturan perundang- kepada 50 yang berkepentingan undangan itusendiri,. Dengan

untuk mengetahui dengan tepat demikian dapat diketahui bahwa: apa

yangdikehendaki

49 -. Untuk mewujudkan peraturan daripadanya.

hukum daerah yang baik,

f. Asas pelaksanaan hukum sesuai Pemerintah Daerah dengan keadaan individual; Asas

senantiasawajib mengakses ini

bermaksudmemberikan asas-asas umum perundang- penyelesaian yang khusus bagi

undangan yang baik kedalam hal-hal atau keadaan-keadaan

Peraturan Daerah yang di tertentu,sehingga

dengan

buat;

demikian peraturan perundang- -. Implementasi asas-asas umum undangan dapat juga memberikan perundang-undangan

yang jalankeluar selain bagi masalah-

meliputi masalah umum, juga bagi prosedur,mekanisme masalah-masalah pembahasan, penetapan dan khusus.Meskipun

pengundangan atas suatu memberikan keadaan yang baik Ranperda

sampaimenjadi bagi

menghadapi

masalah-

Peraturan Daerah masalahdan peristiwa-peristiwa

individu, namun asas ini dapat

3.Pelaksanaan Partisipasi

menghilangkan asas kepastian

Masyarakat Dalam

disatu pihak dan asas persamaan

Pembentukan Peraturan

di lain pihak apabila tidak

Daerah

dilakukan

dengan

penuhkeseimbangan. Sebaiknya

masyarakat asas ini diletakkan pada pihak-

Partisipasi

merupakan salah satu bentuk pihak

partisipasi politik masyarakat yangmelaksanakan/menegakkan

yang sangat penting dalam peraturan

perundang-undangan

rangka menciptakan good

49) http/ahmadnandatrisnaputra.blogspot.com/2011/11/t ahapan-perancangan-peraturan-daerah.html.dikutip

tgl 6 februari 2014.jam 22 wib 50) Ibid. , hal:274 tgl 6 februari 2014.jam 22 wib 50) Ibid. , hal:274

dengan konsep demokrasi, masyarakat

Partisipasi

sebagaimana dikemukakan pembentukan

dalam

peraturan

oleh Philipus M. Hadjon

perundang-undangan (perda) bahwa di tahun 1960 muncul dapat dilihat dalam Pasal 96

konsep demokrasi partisipasi. Ayat (1) dan Ayat (2) Undang

Dalam konsep ini rakyat Undang Nomor. 12 Tahun

mempunyai hak untuk ikut 2011 yang menyatakan bahwa

memutuskan dalam proses masyarakat

pengambilan keputusan memberikan masukan secara

berhak

pemerintahan. Dalam lisan dan/atau tertulis dalam

sebagaimana dikemukakan pembentukaan

oleh Burkens dalam buku yang perundang-undangan.

peraturan

berjudul “Beginselen van de Masukan 51 secara lisan democratische rechtsstaat ”

dan/atau tertulis sebagaimana Berdasar kan ketentuan dimaksud tersebut dapat

dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan perubahan

dilakukan melalui

rapat

Undang-undangNomor 12 Tahun dengar pendapat umum,

tentang Pemerintahan kunjungan kerja, sosialisasi

Daerah. PeraturanDaerah dan dan/atau seminar, lokakarya

landasanyuridis materi sifatnya dan/atau diskusi. Senada

tergantung dengan jenis materi dengan hal tersebut, dalam

Peraturan Daerah seperti Perda tentang retribusi,maka memuat

Pasal 139 Ayat (1) Undang Undang-Undang dibidang pajak Undang Nomor. 32 Tahun

dan retribusi daerah, yaitu 2004 juga terdapat ketentuan

landasan hukumyang mempunyai bahwa masyarakat berhak

kaitan langsung dengan materi memberikan masukan secara

yang akan diatur seperti asas lisan atau tertulis dalam

rangka 51) penyiapan atau Tomy M.Saragih,Konsep Partisipasi

masyarakat.....jurnal sasi vol.17 no.3 bulan juli –

pembahasan rancangan perda.

september 2011/11.dikutip tgl 9 februari 2014.jam 12.000 wib hlm 5

Konsep partisipasi terkait Konsep partisipasi terkait

administrasi danpelaksana. materi pengaturan dalam Bab

Setiap peraturan daerah tersendiri.Dalam

proses

seluruhnya memuat pembentukan Peraturan Daerah ketentuan-ketentuantersebut. usul

konsekuensinya, Daerahdapat

Daerah yangtelah Pemerintah Daerah dan dapat disahkan oleh Pemerintah berasal dari inisiatif DPRD.

Peraturan

tapi tidak dapat PembahasanRancangan Peraturan dilaksanakan oleh masyarakat. Daerah dilakukan bersama-sama

Daerah

contoh kasus, antara

adanyatindakan Legislatif.Peraturan

Daerah,

penggusuran/penertiban pedagang Keputusan Kepala Daerah dan

kaki lima. Tindakan penggusuran Instruksi-Instruksi

Kepala

pemerintahdaerah berdasarkan Daerahditetapkan oleh Kepala

Daerah. Peraturan

Prakarsa penyusunan ditetapkan oleh Kepala Daerah

Daerah

daerahdatang dari denganpersetujuan

peraturan

Pimpinan Unit Kerja. Prakarsa Konsideran menimbang pada

DPRD.

penyusunan Peraturan Daerah Peraturan Daerah pada umumnya

yang berasal dariusul inisiatif terdiridari satu sampai tiga

DPRD datang dari sekurang- butir,pada butir pertama dan

kurangnya 5 orang anggota kedua memuat uraian singkat

DPRD. Sebelumpembahasan di mengenaipokok-pokok

rancangan Peraturan yang menjadi latar belakang dan

pikiran

DPRD

Daerah yang berasal dari Kepala alasan-alasan

Daerahdidahului dengan pra- peraturanhukum

pembuatan

pembahasan (consingering) yang Sedangkan pada butir terakhir

daerah,

dapat dihadiri oleh tokoh (ketiga)

masyarakatdan LSM. perlunyapengaturan tentang suatu

memuat

pernyataan

Pembahasan rancangan Peraturan hal tertentu dalam peraturan

Daerah yang berasal dari daerah,.Implementasinya

Pemerintah Daerah yangberasal dilaksanakan

dapat

prakarsa DPRD dalam

danditempatkan

dari usul

ketentuan-ketentuan dilakukan dalam sidang rapat

DPRD. Dalam

pelaksana. Ketentuan penutup rapatpembahasan

sidang

memberikan kepastian hukum Peraturan Daerah dihadiri pula

rancangan

bahwaperaturan hukum daerah oleh tokoh masyarakat dan

berlaku pada saat LSMsebagai pendengar. Kecuali

mulai

diundangkan.Asas pelaksanaan pembahasan rancangan Peraturan

hukum sesuai dengan keadaan Daerah tentang APBD, y

individual

dalam pembentukanperaturan

hukum ndangandimulai dari ketentuan daerah sangat

sulit untuk umum, materi yang diatur, diwujudkan dalam peraturan

pegawai negeri sipil tertentu hukum daerah.Karena peraturan dilingkungan Pemerintah Daerah

daerah merupakan yang diberi wewenang khusus

hukum

pelaksanaan dari ketentuan perundangundangandan

diumumkan dalam berita daerah, merupakan pelaksanaan dari visi,

atau media massa misi dan strategi pembangunan.

Disampingitu asas tersebut dapat pelanggaran terhadap peraturan

hukumbahwa,

jikaterjadi

menghilangkan asas-asas lain hukum daerah maka akan dituntut

seperti asas kepastian hukum atau dikenakansanksi pidana bagi

disatu pihak dan asas persamaan orang atau badan hukum yang

dilain pihak. melanggar. Ketentuan peralihan

Asas pelaksanaan memberikan kepastian hukum

sesuai dengan bahwa, suatu peraturan hukum

hukum

keadaanindividual lebih tepat daerah

tetap

berlaku

diletakkan pada peraturan hukum denganketentuan

tidak

mengatur pihak-pihak bertentangan dan boleh diatur

yang

yangmelaksanakan atau dengan peraturan hukum daerah

menegakan peraturan hukum. yang baru,memerintahkan untuk

Namun demikian dalam peraturan dilakukan

penyesuaian,

dan

hukumdaerah jenis Peraturan kepastian

hukum

tentang

Daerah yang mengatur pajak dan tidakberlakunya lagi peraturan

secara terbatas lama, serta kepastian hukum

retribusi

dimuatdalam ketentuan-ketentuan bahwa untuk pelaksanaannya

pelaksanaan, penyidikan dan akandibentuk

peraturan peraturan

seyogyanya menjadi dasar Negara hukum Pancasila. Untuk haltersebut

- Dalam pembentukan dan kiranya dibutuhkan suatu usaha besar pengaturan materi Peraturan berupa suatu kajian yang sangat Daerah, asas-asas materiltidak mendasarterutama

tentang ide dapat diimplementasikan; bernegara bangsa Indonesia. Di

- Pelaksanaan asas-asas materil

itu tentunya kita tersebut secara terbatas, materi

samping

mata terhadap tersebut dimuat

tidakmenutup

konsep Negara dalamperaturan hukum daerah.

perkembangan

hukum yang telah terjadi di berbagaiNegara, yang pada dewasa

inipun sudahdirasakan bahwa konsep

4.Mekanisme Proses

terakhir itu sudah tidak memadai. Peraturan daerah

Legislasi

legalitas Dalam konsep Negara hukum

Asas

merupakanunsur utama pada suatu dirumuskan bahwa agar suatu

Negara hukum. Semua tindakan Negara dapat disebutNegara hukum

harus berdasarkan harus memenuhi syarat-syarat, asas

Negara

pada Undang- legalitas,

danbersumber

Undang. Penguasa tidak boleh keluar kekuasaan,asas

asas

pembagian

dari rel-rel dan batas-batasyang telah ditetapkan dalam Undang-Undang (groundrechten), dan pengawasan 54 .

hak-hak

dasar

Akan tetapi untuk dinamakan Negara syaratumum tersebut dikelompokkan

pengadilan. 52 Dari

keempat

hukumtidak cukup bahwa suatu menjadi dua jenis syarat utama ciri

Negara hanya semata-mata bertindak Negara hukum. Untukmenentukan

dalm garis-garis kekuasaanyang apakah suatu Negara dikategorikan

diberikan kepadanya oleh Undang- sebagai Negara hukum biasanya 55 Undang.

digunakandua macam asas yakni Menurut Muh. Yamin,

menentukan apakah suatu Negara perlindungan kebebasan setiap orang atas

hak-hakasasi

53) Ibid. , hlm:312

54) Ibid. , hlm:5

52) Ibid. , hlm:29; Ibid., hlm:5 55) Ibid. , hlm:12-12 52) Ibid. , hlm:29; Ibid., hlm:5 55) Ibid. , hlm:12-12

penyusunan mata

bahanuntuk

peraturanperundang-undangan. legalitas 56 . Pendapat Muh. Yamin

Sumber hukum terdiri atas sumber tersebut mendapattanggapan oleh

tertulis dan tidak Siong, bahwa asas legalitas hanyalah

hukum

tertulis.Kemudian sumber hukum merupakan satu unsur atau salah

dasar nasional adalah Pancasila dan satucorak dari Negara hukum,

batang tubuh UUD 1945.sedangkan karena disamping unsur asas

tata urutan peraturan perundang- legalitas tersebut, masih perlu

merupakan pedoman jugadiperhatikan

undangan

dalampembuatan aturan hukum lainnya, antara lain kesadaran

unsur-unsur

dibawahnya. Tata urutan peraturan hukum,

perundang-undangan RI adalah: danperikemanusiaan,

Undang-Undang Dasar 1945;

rakyat maupun pimpinannya 57 .

Ketetapan MPR RI; Undang- Undang;

Peraturan Sistem

pemerintahan

PemerintahPengganti Undang- Negara yang ditegaskan dalam UUD

(PERPU); Peraturan 1945 indonesia adalahNegara yang Pemerintah; Keputusan Presiden; berdasarkan

PeraturanDaerah (TapMPR No III (rechtsstaat) tidak berdasarkan atas

tahun 2000).

kekuasaan belaka(machtsstaat)sehingga

Eksistensi peraturan hukum pemerintahan

daerah dapat dilihat pula dari materi konstitusi (hukum dasar), tidak

berdasarkan

atas

muatan yang diaturdalam peraturan bersifatabsolutisme (kekuasaan yang

daerah. di dalam Undang-Undang tidak terbatas).

Nomor 32 Tahun 2004 secara tegasdisebutkan 17 hal yang harus

Didalam Ketetapan MPR Nomor III diatur lebih lanjut dalam peraturan tahun2000 telah disebutkan sumber daerah. Namun

karenaUndang- hukum dan tata urutan peraturan Undang tersebut tidak bersifat perundang-undangan NegaraRI dari.

akan tetapi bersifat UUD 1945 sebagai Sumber hukum enumeratif, sehinggaselain materi adalah sumber yang dijadikan yang tidak disebut tadi, masih ada

limitatif

hal-hal lain yang harus diatur dengan

56) Ibid. , hlm:9 Peraturan Daerah, seperti hal-hal

57) Ibid. , hlm:23 mengenai urusan rumah tangga 57) Ibid. , hlm:23 mengenai urusan rumah tangga

eksekutif. Dalam pra-pembahasan pembantuan.

tersebut dapat dihadiri oleh tokoh- tokoh masyarakat dan LSM.

Eksistensi peraturan hukum daerah yang Legal dapat ditinjau dari

Pembahasan Rancangan badan pembentukperaturan hukum

Peraturan Daerah baik yang berasal daerah,

dari Kepala Daerahmaupun yang pembentukan, dan materi muatan

teknik dan

proses

berasal dari Usul Prakarsa DPRD yang

dilakukan dalam sidang Paripurna. peraturan hukum daerah dan jenis

diatur.Badan

pembentuk

Sidangparipurna pembahasan Peraturan Daerah terdiri atas

Rancangan Peraturan Daerah terbuka Pemerintah daerah dan Dewan

umum, kecuali Perwakilan Rakyat Daerah. Seluruh

untuk

panitiamusyawarah menentukan lain peraturan

dan pembahasan Ranperda tentang daerahditandatangani/ disahkan oleh

hukum

APBD dilakukan secarakhusus. Kepala Daerah. Penetapan Peraturan

Rapat Sidang Paripurna pembahasan daerah

Peraturan Daerah persetujuan DPRD pada sidang

setelahmendapatkan

Rancangan

4 (empat) Paripurna.

dilaksanakandalam

tahapan pembicaraan. meliputi : ditetapkandengan Surat Keputusan

Persetujuan

DPRD

I DPRD (Tatib DPRD ). Rancangan (Pertama)penjelasan Peraturan Daerah dapat berasaldari KepalaDaerah

1. Pembicaraan tahap

dalam rapat Pemerintah daerah dan dapat berasal paripurna terhadap Ranperda dari

Usul Prakarsa

DPRD.

yang berasal dari Pemerintah Rancangan Peraturandaerah yang

daerah;

berasal dari Eksekutif (Kepala Daerah) disusun dan disiapkan oleh

2.Penjelasan dalam rapat paripurna Unit Kerjaatau Bagian Hukum.

oleh Pimpinan Komisi/Rapat Rancangan Peraturan daerah yang

Gabungan Komisi atauPimpinan berasal

Panitia Khusus atas nama DPRD DPRDdisampaikan oleh sekurang-

dari Usul

Prakarsa

terhadap Ranperda Usul Pakarsa. kurangnya 5 (lima) orang Anggota

Pembicaraantahap DPRD.

II(Kedua)meliputi: RancanganPeraturan Daerah yang berasal dan Eksekutif dilakukan Pra-

Terhadap Terhadap

a. Pandangan umum dalam rapat

dengan

pembicaraan tahap III, dan terhadap

pendapat akhir fraksi-fraksi; berasal

b.Pemberian kesempatan kepada Daerah;

Kepala

Daerah untuk

b. Jawaban Kepala Daerah dalam menyampaikan sambutan rapatparipurna

terhadappengambilan pandangan

terhadap

umum fraksi- keputusan tersebut. Peraturan fraksi;

Daerah yang memperoleh persetujuan

c. Pendapat Kepala Daerah dalam DPRDditandatangani

oleh rapatparipurna

terhadap

Kepala Daerah. Persetujuan Ranperda

Usul

Prakarsa

DPRD ditetapkan dengan DPRD; Surat KeputusanDPRD (Tatib

01 tahun Komisi/RapatGabungan

d. Jawaban

2010).Peraturan Daerah Komisi atau Pimpinan Panitia

berdasarkan Undang-undang Khusus atas nama DPRD

Nomor 32 Tahun 2004dengan dalam rapat panpurnaterhadap

perubahan Undang-undang Pendapat Kepala Daerah atas

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Ranperda

Pemerintah Daerah jo DPRD.

Usul

Prakarsa

Undang-undang Nomor 12 tahun

2011,terdiri dari 3.Pembicaraan

tahapIII

ialah

Peraturan-peraturan Daerah Pembahasan

dalam

Rapat

yang mengatur materi-materi Komisi/Rapat

Gabungan

susunanorganisasi Komisi

perangkat daerah, badan dan PanitiaKhusus yang dilakukan

kantor . Peraturan-Peraturan bersama-sama dengan Pejabat

Daerah yang mengaturmateri- Daerah yang ditunjuk oleh

materi, visi, misi dan strategi KepalaDaerah.

pembangunan daerah. 4.Pembicaraan tahap IV meliputi:

Peraturan-peraturan Daerah yangmengatur materi-materi

a.Pengambilan keputusan dalam tentang keuangan daerah dan

rapat paripurnayang didahului Peraturan-peraturan

Daerah Daerah

muka telah diuraikan tentang asas- daerah, ijin dan larangan,

umum perundang- sertakewajiban

asas

baik. Asas-asas penduduk

tersebut digunakan juga dalam pembentukan

PeraturanDaerah.

Eksistensi peraturan hukum daerah

5. Implementasi Peraturan Daerah

yang baik apabila memenuhi asas- asassebagaimana disebutkan diatas,

Bagaimana

Undang-

baik asas-asas yang bersifat formil undang dapat berfungsi secara

asas-asas yangbersifat optimal sebagai salah satuinstrument

maupun

materi diimplementasikan dalam Negara hukum sangat tergantung

peraturan hukum dari politik perundang-undangan

pembentukan

daerah.

suatu Negara.Politik perundang- undangan

Undang-undang Nomor 32 Undang-Undang

yanmengoptimalkan

Tahun 2004 dengan perubahan instrumentNegara hukum hendaknya

sebagai

Undang-undang Nomor 12 Tahun ditunjang oleh asas-asas perundang-

2008tentang Pemerintahan Daerah undangan yang baik. 58 memberikan kewenangan yang luas bagi

Pemerintah Berhubungan apa yang

Daerah.Kewenangan yang luas dikemukakan oleh Moh Mahfud

tersebut meliputi seluruh bidang MD , yaitu konfigurasipolitik yang

dalam penyelenggaraanpemerintahan demokratis akan melahirkan produk

daerah kecuali 6 (enam) urusan yang hukum

yang

berkarakter

oleh UU tersebut dinyatakan responsive.Sedangkan

konfigurasi

menjadikewenangan pemerintah politik

pusat. Kewenangan pemerintah demokratis)

akan

melahirkan

daerah tersebut termasukdidalamnya produkhukum yang

berkarakter

kewenangan di bidang hukum yaitu

konservatif/ortodoks (menindas). 59

membentuk

Peraturan Daerah.Kewenangan

dibidang

Philipus M. Hadjon, 1999,Sistem Pembagian

hukum

tersebut secara tegas

kekuasaan Negara ( Analisis Hukum Tata Negara ,

Yudika , FH, Unair Surabaya hlm:7 dinyatakan

bahwa, Kepala

Daerahmenetapkan Peraturan Daerah Ketatanegaraan ,Bhineka Cita, Jakarta, hlm.7 atas persetujuan DPRD dalam rangka

Moh Mahfud MD, 2001:Dasar dan struktur Moh Mahfud MD, 2001:Dasar dan struktur

kepala daerah dan instruksi Kepala perundang-undangan

yang

Daerah.

lebihtinggi (Pasal 69 Undang undang Peraturan

Daerah nomor 32 tahun 2004). dikelompokan berdasarkan materi

Pertama , Peraturan selanjutnya

Daerah yang mengatur materi- Peraturan

dinyatakan

bahwa

materimengenai Keuangan Daerah. bertentangan dengan kepentingan

Daerah

tidakboleh

Kedua , Peraturan daerah yang umum, peraturan daerah lain, dan

materi-materimengenai peraturanperundang-undangan yang

mengatur

Pajak Daerah. Ketiga, Peraturan lebih tinggi (Pasal 70).Disamping

daerah yang mengatur materi-materi kewenangan untuk

mengenaiRetribusi Daerah. Keempat, peraturan daerah eksekutif daerah

membentuk

Peraturan daerah yang mengatur jugadiberikan kewenangan untuk

materi-materi

mengenaiKelembagaan. Dan, Daerah yang secara tegasdinyatakan

menetapkan Keputusan

Kepala

Kelima , Peraturan daerah yang bahwa,

mengatur materi-materi atau hal- peraturan daerah dan atas kuasa

untuk

melaksanakan

haldiluar dan materi pertama sampai peraturanperundang-undangan lain

dengan materi keempat. yang berlaku, Kepala Daerah

Pengelompokan tersebut menetapkan

Keputusan

dilakukanatas dasar pengelompokan KepalaDaerah, dengan ketentuan Nomor Seri Pengundangan dalam Keputusan Kepala Daerah tersebut Lembaran Daerah (LembaranDaerah tidak boleh bertentangandengan Tahun 2013).Keputusan Kepala kepentingan

umum,

peraturan

merupakan peraturan daerah, dan peraturan perundang-

Daerah

dari Peraturan undangan

pelaksanaan

yang

Daerah,sehingga materi-materi atau lebihtinggi.Pelaksanaan kewenangan hal-hal yang diatur dalam Keputusan yang didistribusikan oleh Undang-

Daerah memuatseluruh undang Nomor 32Tahun 2004 materi keputusan pelaksanaan dari dengan perubahan Undang-undang

Kepala

Daerah tertentu. Nomor 12 Tahun 2008 dalam bidang

Peraturan

KepalaDaerah hukumdiwujudkan

Keputusan

dengan

berdasarkan sifatnya dibedakan atas membentuk peraturan hukum daerah berdasarkan sifatnya dibedakan atas membentuk peraturan hukum daerah

tersebutmengalami bersifat“mengatur” (regelling) dan

Daerah

perubahan karena adanya penafsiran keputusan kepala daerah yang

berbeda antara Badan bersifat "penetapan"(beschikking).

yang

LegislatifDaerah dan Badan Eksekutif Daerah tentang Anak

Sedangkan

Instruksi

Nagari dan Penduduk Nagari sebagai Kepala Daerah hanya memuat

Wali Nagari. Badan materi-materi

Calon

yangsifatnya

EksekutifDaerah menghendaki agar “perintah”

(Lembaran

Daerah

Calon Wali Nagari berasal dari ).Eksistensi peraturan hukum daerah Penduduk Nagari sedangkan yang baik dapat diketahui dari 3 BadanLegislatif

Daerah (tiga) aspektujuan pembentukan menghendaki bahwa Calon Wali

yaitu, karena peraturan hukumnya Nagari adalah Anak Nagari yang

tidak ada atau belum

ada,

tahu dengan Adat Istiadat setempat 60 . karenaperaturan hukumnya ada tapi

tidak lengkap, dan karena peraturan Eksistensi Undang-undang hukumnya ada danlengkap tapi kabur

Nomor 32 Tahun 2004 dengan penafsirannya. Dalam hal peraturan

perubahan UndangundangNomor 12 hukumnya tidak ada atau belum

Tahun 2008 tentang Pemerintahan adanampak dan adanya Peraturan

disatu sisi Daerah Nomor5 Tahun 2013 tentang

Daerah

memberikankewenangan yang cukup Pengelolaan Pertambangan dan Batu

luas kepada eksekutif daerah untuk Bara bagi Difabel. Sedangkan

niatan politiknyayang peraturan

berkreasi

kemudian dikemas dalam bentuk sifatnyamelengkapi peraturan hukum

daerah

yang

Peraturan Daerah yang memuat visi. yang ada seperti peraturan-peraturan

danstrategi pembangunan daerah

Misi

yang mengaturmateri daerah berdasarkan aspirasi dan mengenai Pajak Daerah, Retribusi

daerah. Namun Daerah, dan Kelembagaan.

kemampuan

disisilain memberikan batasan yang jelas bahwa Peraturan Daerah yang

Peraturan

Daerahyang

dibentuk tidakboleh bertentangan dibentuk berdasarkan kepentingan

kepentingan umum, politik membuat penafsirannya yang

dengan

kabur, seperti Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2011 tentang

60) Pemerintahan Nagari. Peraturan Lembaran Daerah Kabupaten Pasaman Tahun 2011

Nomor 12.

peraturan perundang-undangan,

a. Eksistensi Undang-undang Nomor danperaturan daerah yang sederajat.

32 Tahun 2004 dengan perubahan Undang-undangNomor 12 Tahun

Ketentuan yang demikian 2008 berperan ganda, disatu sisi menghendaki

agar

memberikan kewenangan yang dalampembentukan setiap peraturan cukupluas kepada para eksekutif hukum

daerah

senantiasa

daerah untuk berkreasi niatan berlandaskan

pada

asas-asas

politiknya dalam suatuperaturan umumperundang-undangan

yang

hukum daerah, disisi lain baik.Dengan

demikian

untuk

memberikan rambu-rambu agar mewujudkan

peraturan

hukum

eksistensi peraturanhukum daerah daerah yang baik senantiasadiawali tidak bertentangan dengan :

dengan niatan politik (political will) peraturan hukum yang lebih

eksekutif daerah untuk berlandaskan

yangsejajar dan danmengimplementasikan asas-asas kepentingan umum; umum perundang-undangan yang

tinggi,

baik dalam pembentukanperaturan

setiap pembentukan hukum daerah. Apabila tidak

b.Dalam

hukum daerah, mengoptimalkan asas-asas tersebut

peraturan

senantiasa wajib mengadopsi dalampembentukan peraturan hukum

asas-asasumum perundang- daerah senantiasa akan terbentuk

undangan yang baik; peraturan hukum daerahyang tidak

c. Niatan politik yang berorientasi sesuai dengan kaedah hukum yaitu pada asas-asas umum perundang- terbentuknya

peraturan

hukum

undangan yang baik,berpengaruh daerah yangbersendikan wewenang positif secara signifikan terhadap belaka,

terbentuknya

peraturan

kuantitas dan kualitas peraturan hukum

daerah

Daerah yang dibuat/dihasilkan yangmenyalahgunakan wewenang, oleh Pemerintah Kabupaten. terbentuknya

peraturan

hukum

daerah yang sewenangwenang,dan

B. Apa saja yang mempengaruhi dalam

terbentuknya peraturan

hukum

pembentukan Peraturan Daerah

daerah yang melampaui batas

di Kabupaten Pasaman

kewenangan.Berdasaarkan

uraian

Partisipasi masyarakat sebagai wujud tersebut dapat diketahui bahwa:

nyata adanya kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara yang sangat nyata adanya kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara yang sangat

masyarakat. Dapat dikatakan bahwa Daerah, DPRD sebagai unsur utama

pembentukan

Peraturan

setiapproduk hukum pada dasarnya dalam proses pembentukan Perda,

adalah hasil dari proses kebijakan harus membuka diri bagi ruang

Proses pembentukan publik untuk menghasilkan Undang-

publik.

kebijakan publik dimulai dari realitas Undang yang responsif.Partisipasi

yang ada dalam masyarakat, berupa masyarakat ini dapat dilakukan oleh

aspirasi yang berkembang, masalah kekuatan infrastruktur politik yang

yang ada maupun tuntutan atas terdapat dalam masyarakat seperti

kepentingan perubahan-perubahan. kelompok kepentingan, kelompok

Selama ini peran penekan, pers, tokoh masyarakat,

mahasiswa, dan

dalam proses Partisipasi masyarakat dilakukan

sebagainya.

masyarakat

pembentukan perda masih oleh

bersifat parsial dan simbolik. berkepentingan terhadap lahirnya

stakeholder

yang

Beberapa komunikasi massa yang suatu Peraturan daerah.

hanyalah sebagai Selanjutnya,

dilakukan

pelengkap prosedur adanya basic masyarakat ini dapat dilakukan

partisipasi

research (penelitian dasar) yang dalam berbagai bentuk, misalnya

perencanaan penyampaian Rencana Peraturan pembentukan Peraturan Daerah.

melandasi

daerah, tanggapan terhadap Rencana

dalam Perda, penyampaian opini, pendapat tahap melalui media massa, unjuk rasa, dan

Sementara

pembahasan sebagainya.

perancangan

dilakukan oleh unit kerja dinas dari pemerintah atau oleh panitia

Hukum dan kebijakan publik mempunyai hubungan yang erat,

khusus dari DPRD (tahap ini terutama pada tahap pembentukan

melibatkan akademis atau pakar- Perda dan formulasi kebijakan

yang kompeten di publik. Artinya, bahwa hubungan

pakar

8 erat tersebut diharapkan dapat

bidangnya).

TerdapatAda

prinsip yang diungkapkan oleh menghasilkan produk hukum Daerah Rival G. Ahmad mengenai

yang baik secara substansial dan produk Hukum kebijakan publik

optimalisasi

partisipasi partisipasi

melaksanakan partisipasi secara

a. Adanya kewajiban publikasi efektif, menurut Keith Davis yang efektif.

persyaratan tersebut antara b.Adanya kewajiban informasi 61 lain:

dan dokumentasi

a. Waktu untuk memahami pesan sistematis,

yang

disampaikan oleh aksesabel.

bebas

dan

yang

pemrakarsa. Pesan tersebut Pemerintahan yang baik

mengandung informasi dan demokratis harus menjamin

mengenai apa dan bagaimana terealisasinya

prinsip-prinsip serta mengapa diperlukan tersebut.

peran serta. Pesan-pesan menjaring partisipasi masyarakat

Bentuk

upaya

tersebut disampaikan melalui yang dapat dilakukan oleh

komunikasi, yaitu usaha dan pembentukan

kegiatan untuk menumbuhkan melakukan penelitian terpadu

perda

yaitu

pengertian yang sama antara sebelum perancangan perda,

pemrakarsa yang disebut menggelar

komunikator dan penerima pendapat umum materi yang

rapat

dengar

pesan atau komunikan. akan diajukan dan memberi

b. Subyek partisipasi hendaknya kesempatan warga mengikuti

relevan atau berkaitan dengan persidangan di Kantor DPRD

organisasi dimana individu (dengan membuka informasi

bersangkutan itu tergabung jadwal sidang pembentukan

atau sesuatu yang menjadi perda). Apabila pemerintah telah

perhatiannya atau memenuhi kewajiban untuk

kepentingannya. memfasilitasi

c. Partisipan harus memiliki masyarakat, maka masyarakat

partisipasi

kemampuan untuk harus mampu secara aktif dan

efektif 61) menggunakan haknya Suwidi Tono. 2003. Kita Lebih Bodoh dari

Generasi Soekarno-Hatta. Jakarta, Vision 03

untuk Ada beberapa persyaratan

Jakarta, hlm. 185.

berpartisipasi, artinya memiliki

e. Para pihak yang bersangkutan bebas pola pikir yang setara dengan

melaksanakan peran serta tersebut, sesuai dengan persyaratan yang

komunikator.

telah

ditentukan. Sehubungan

d. Partisipan harus memiliki dengan partisipasi efektif, Santoso

kemampuan untuk melakukan Sastropoetro menyatakan bahwa komunikasi

masyarakat akan dapat bergerak misalnya menggunakan bahasa

timbal

balik,

untuk lebih berpartisipasi apabila: yang sama atau sama-sama

a. Partisipasi itu dilakukan melalui dipahami, sehingga tercipta

organisai-organisasi yang sudah pertukaran yang efektif.

dikenal atau yang sudah ada ditengah-tengah masyarakat yang bersangkutan.

b. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan.

c. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu memenuhi keinginan masyarakat setempat.

d. Dalam proses partisipasi masyarakat menjamin ada kontrol yang dilakuka masyarakat.

Partisipasi

masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Josep Riwu Kaho berpendapat bahwasanya setiap proses penyelenggaraan, terutama dalam kehidupan bersama masyarakat, pasti melewati

penentuan kebijakan. Menyangkut pembuatan keputusan politik, partisipasi masyarakat sangat mendesak, terutama karena putusan penentuan kebijakan. Menyangkut pembuatan keputusan politik, partisipasi masyarakat sangat mendesak, terutama karena putusan

Pasal 4).Pada dasarnya peran serta hal ini Mubyarto menegaskan:

berkaitan dengan asas keterbukaan. Tanpa keterbukaantidak mungkin ada

“dalam keadaan yang paling ideal, peran serta masyarakat Meskipun segi-

keikutsertaan masyarakat dalam segi keterbukaan telah mulaimendapat membuat “putusan politik” yang

perhatian namun belum nampak suatu menyangkut nasib mereka adalah

pengaturan dasar tentang makna ukuran tingkat partisipasi rakyat.

danprosedur

keterbukaan dalam pelaksanaan pembentukan peraturan

Semakin besar kemampuan untuk perundang-undangan. menentukan

nasib

sendiri,

semakin besar

partisipasi

dasarnya keterbukaanpemerintahan tidak hanya

Pada

masyarakatdalam

62 menyangkut informasi. Keterbukaan pembangunan”.

keterbukaan sidang- Dalam UUD 1945 tidak kita

meliputi

perwakilan rakyat; temukan rumusan yang eksplisit

sidangbadan

keterbukaan informasi; keterbukaan tentang asasketerbukaan.

Namun

prosedur;

demikian isu keterbukaan dalam keterbukaanregister.Keterbukaan

pelaksanaan

pemerintahan

dalam sidang-sidang badan perwakilan telahmerebak di tanah air sejak tahun

berkaitan dengan delapan

fungsipengawasan yang dimiliki realisasinya dalam bidangpolitik dan

perwakilan rakyat. sosial pada tahun 1986 wakil Presiden

Dewan

dalam membuka kotak pos 5000. Melalui

Keterbukaan

pengambilankeputusan-keputusan kotakpos itu rata-rata tiap hari masuk

politik memungkinkan pengawasan surat-surat dari seluruh penjuru tanah

pembuat keputusan air sekitar 50 surat.Disamping itu

dan

bagi

akanmendorong sikap berhati-hati dalam berbagai peraturan perundang-

pengambilan keputusan. undangan tetah

Peraturan tata tertib DPR kitamengatur peranserta masyarakat seperti dalam

asas keterbukaan sidang DPR sebagai Undang-Undang

Pengelolaan

yang tertuang dalam keputusan DPR Lingkungan Hidup (UU no. 23th. 1997

RI No. 01/DPR-RI/2009-2010 tentang Bab III)

dan

Undang-Undang

Tata tertib DPR. Dalam Pasal 96 ayat

(1) dikatakan bahwa Rapat Paripurna, ibid, hlm. 187.

RapatParipurna Luar Biasa, Rapat untuk dibawah dan disampaikan dalam Komisi, Rapat Gabungan Komisi dan

sidangparipurna.Wewenang Rapat Panitia husus padadasarnya

dinyatakansebagai rapat tertutup bersifat terbuka, kecuali apabila rapat

karena menyangkut rahasia negara. yang bersangkutan atau Badan Musyawarahmemutuskan

oleh masyarakat kepada pemerintah tersebut bersifat tertutup. 63 Di samping

rapat

untuk

itu hal yang sangat penting ialah melaksanakanpemyelenggaraan adanya

pemerintahan yang baik adalah untukmenyampaikan

dengan meningkatnya melalui DPR. Ketentuan tentang

aspirasinya

sejalan

tingkatpengetahuan dan pendidikan dengar pendapat umum (pasal59 ayat

maupun adanya (4) c) merupakan sarana yang patut

masyarakat

pengaruh globalisasi. dioptimalkan sehingga pembentukkan

Dalam kaitannya dengan undangundangdan

perumusan

penyelenggaraan pemerintahan kebijakan

lainnya

betul-betul

daerah, prinsip goodgovernance mengikutkan

masyarakat.

dalam prakteknya adalah dengan Keterbukaandalam

prosedur

menerapkan prinsip penyelenggaraan memungkinkan masyarakat untuk : yang baikdalam setiap pembuatan meeweten

(ikut

mengetahui);

dan pengambilan meedenken (ikut

kebijakan

memikirkan);

keputusan serta tindakan yang meespreken (bermusyawarah); dan dilakukaoleh birokrasi pemerintahan meebeslissen (ikut memutuskandalam daerah dalam pelaksanaan fungsi rangka

pelaksanaan);

pelayanan publik terdiri dari : medebeslissingsrecht

1. Penerapan Prinsip Partisipasi Keberhasilan

penyelenggaraan otonomi daerah juga tidak

isme dan Prosedur pembentukan

terlepas

dari partisipasi aktifanggota

masyarakatnya. Masyarakat Daerah, baik secara

kesatuan

sistem maupun

63) www.dpr.go.id./paripurna-dpr-tetapkan-tata-cara-

sebagaiindividu, merupakan

penyusunan-prolegn

, dikutip Tgl

bagian integral yang sangat 30Januari 2014,jam 10.30 wib

penting dari sistem pemerintahan penting dari sistem pemerintahan

penerapan prinsip ditujukan guna mewujudkan

tentang

transparansipada Pemerintah masyarakatyang sejahtera di

Daerah khususnya DPRD dan daerah yang bersangkutan. Oleh

Kepala Daerah namun penerapan karena itu tanggung jawab

prinsiptransparansi belum penyelenggaraanpemerintahan

berjalan secara optimal. Hal ini daerah tidak saja di tangan kepala

dapat dilihat dari sosialisasi yang daerah,

dilakukanaparatur pemerintah pelaksananya , tetapi jugadi

DPRD,

aparat

kepada masyarakat terhadap tangan

yang akan tersebut.

dilaksanakan, informasimelalui partisipasi

Penerapan

prinsip

media juga tidak terlalu efektif penyelenggaraan

dalam

pemerintahan karena tidak semua masyarakat Kabupaten Kabupaten Pasaman,

mengkonsumsi mediacetak. mulai melibatkan Masyarakat

Pandangan yang ditemukan dari terutama

dalamproses wawancara informan bahwa hak penyusunan kebijakan maupun

warga untuk mengetahuianggaran program-program yang akan

yang kebijakan yang dlaksanakan ditempuh oleh PemerintahDaerah.

masih semu, hal ini dapat dilihat banyak kebijakanpublik yang

2. Penerapan Prinsip Transparansi

peraturan maupun Dengan memberikan kesempatan

berupa

yang ditentukan kepada masyarakat luas untuk

kebijakan

Selain itu juga mengetahui

sepihak.

berbagaiinformasi adatender-tender yang diberikan mengenai

penyelenggaraan masih belum transparan. pemerintahan,

maka

dapat

3. Penerapan Prinsip Akuntabilitas mempermudah upayamasyarakat

dalm menilai keberpihakan Pada prinsipnya akuntabilitas pemerintah terhadap kepentingan

dalam proses penyelenggaraan publik

pemerintahan selalu dituntut transparansi merupakan salah satu

Penerapan

prinsip

dalam semua tahap, baik itu poin penting dalam mewujudkan

proses penyusunan tatapemerintahan yang baik.

dalam

program

kegiatan, pembiayaan,pelaksanaan, kegiatan, pembiayaan,pelaksanaan,

bukan perkerjaan yang mudah penting Rancangan Peraturan

untuk mewujudkan ketiga prinsip daerah yang akan dibuat.

good governance yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabiltas

Adanya laporan kepada dalam praktik

pemerintahan DPRD danPemerintah Pusat sehari-hari diIndonesia. menjadi bukti bahwa adanya

pertanggungjawaban pemerintah Di Kabupaten Pasaman terhadap seluruhkegiatan maupun

masih ditemui faktor-faktor yang kebijakan yang dibuat dan telah

menghambat jalannya ketiga dilaksanakan. Namun, laporan

prinsip tersebut. Adapun faktor- tersebut tidaksemuanya sesuai

faktor tersebut adalah penjaringan dengan

aspirasi masyarakat yang tidak dilaporkan.Hal ini dibuktikan

apa yang

ada

merata, biasanya yang diundang denganpertanggungjawaban

dalam jaring aspirasi bersifat penggunaan

kurangnya kesadaran pemerintah daerah masih semu

masyarakat terhadap partisipasi atau tidakdilaporkan secara rinci

mereka terhadap pembuatan yang mengakibatkan keraguan

kebijakan atau program-program atau

ketidakpercayaan Kemudian dalam penerapan masyarakat

terhadaplaporan transparansi, pemerintah kurang tersebut.Keberhasilan

memberikan informasi yang penyelenggaraan otonomi daerah

dibutuhkan oleh masyarakat tidak terlepas adanya partisipasi

masyarakat tidak aktifanggota

sehingga

masyarakatnya. mengetahui sama sekali kebijakan Salah satu wujud dari tanggung

maupun peraturan daerah yang jawab masyarakat. Masyarakat

akan dibuat pemerintah. Kalau daerah,baik

akuntabilitas maupun

pemerintahan juga kurang merupakan integral yang sangat

sebagai

individu,

melaksanakan dari sistempemerintahan daerah,

pertanggungjawabannya kepada karena

masyarakat, hal ini ditandai penyelenggaraan otonomi daerah

secara

prinsip

dengan Laporan Keterangan ditujukan

gunamewujudkan Pertanggungjawaban yang masyarakat yang sejahtera di

ditujukan

kepada DPRD kepada DPRD

itu, masyarakat denganprogram-program

sesuai

karena

menghendaki adanya perubahan sudah dilaksanakan.Dilihat dari

yang

dalam Peraturan Daerah tersebut, pembentukannya, maka mulai

khususnya mengenai pembatasan dari penyusunan dan pembahasan

Hak Warga di nagari. bersifat transparan dan terbuka

Sesuai hasil penelitian dengan memberikan kesempatan

menyebutkan bahwa kepada

ketidak samaan memberikan masukan.

terdapat

seluruh warga Dengan

kedudukan

Hukum dan memberi ruang agar masyarakat

demikian

didalam

Pemerintahan.proses mempunyai kontrol terhadap isi

pembentukan terhadap Perda dan proses legislasi maupun

Nomor 12 tahun 2011 tersebut pemerintahan.

tindak lanjut terhadap Perda yang keterbukaan dalam penyusunan,

Prinsip

lama ( Nomor 8 tahun 2007) dapat diharapkan produk hukum

yakni masalah-masalah krusial yang dihasilkan dapat diterima

yang umumnya berkaitan dengan masyarakat secara luas.Dalam

sehingga mendorong kenyataannya

HAM

lahirnya Peraturan Daerah yang ditemukan

di

lapangan

responsif.Bentuk-bentuk Rancangan Peraturan Daerah

partisipasi masyarakat dalam tersebut

pembentukan Perda peraturan

adalah sebagai berikut: menimbulkan gejolak karena

daerah,

masih

1. Usulan dibuatnya Peraturan aspirasi yang disampaikan pada

Daerah.

saat proses penyusunan dan

2. Penyampaian Ranperda. pembahasan tidak sesuai dengan

3. Tanggapan tertulis berupa yang diharapkan. Salah satu opini, kritik maupun masukan penyebab

timbulnya

terhadap Ranperda. ketidaksetujuan

masyarakat

4. Penolakan atau dukungan terhadap berlakunya Peraturan terhadap Ranperda. Daerah Nomor 12 Tahun 2011

5. Penyampaian tentang Pemerintahan Nagari aspirasi/permasalahan berkaitan adalah adanya DiskriminasiHak dengan Ranperda jadi Calon wali Nagari. Oleh

6. Poster-poster dalam unjuk

daerah terdapat rasa baik dukungan atau

hukum

Prosdur penolakan

perbedaan.

danmekanisme pembentukan Ranperda.

terhadap

Peraturan Daerah berbeda dengan Berdasarkan

dan belakang tersebut di atas, penulis

latar

prosedur

mekanismepembentukan tertarik untuk mengkaji kebijakan

Keputusan Kepala Daerah.Dalam pemerintah Kabupaten Pasaman

pembentukkan Pembentukan Peraturan daerah

prosedur

Peraturan Daerah dilalui dengan Nomor 13 tahun 2011 tentang

beberapa tahapanyaitu tahapan Nagari sebagai Kesatuan Hukum

penyusunan rancangan, tahapan Adat. Untuk itu, penulis dalam

pembahasan dan tahapan akhir penelitian Tesis ini mengambil

penetapanrancangan peraturan Judul “ Partisipasi masyarakat

daerah menjadi Peraturan Daerah.

Kabupaten Pasaman dalam

Rancangan peraturan

pembentukan

Peraturan

daerah dapat berasal dari kepala

daerah Berdasarkan Undang

daerah dan dapat berasal prakarsa

Undang Nomor 12 tahun 2011

DPRD (Kasubbag Perundang

tentang Pembentukan

undangan

Bagian Hukum

Peraturan Perundang

Setda).Rancangan Peraturan undangan “, Daerah yang berasal dari kepala

pokok-pokok eksistensi

materirancangan peraturan daerah daerah

peraturan

hukum

disiapkan oleh unit kerja. demokratispartisipatif dilihat dari

yang

bersifat

Selanjutnya disampaikan pelaksanaan asas keterbukaan

kepadabagian hukum untuk dalam pembentukan peraturan

memperoleh tanggapan yuridis hukumdaerah. Pada pembahasan

baik mengenai materi, susunan awal mengenai prosedur dan

dan bahasanya. mekanisme

ataubentuk

pembentukan Kemudian disampaikan kembali peraturanhukum daerah telah

kepada instansi atau unit kerja diuraikan secara luas. Prosedur

yangmangajukannya untuk dan mekanisme pembentukan

disempurnakan. Setelah itu peraturanhukum

disampaikan kepada kepala berdasarkan

daerah

jenis

peraturan

daerah

untukmendapat untukmendapat

pimpinanDPRD, para pengusul diberi kesempatan untuk memberi

Rancangan

Peraturan

atas rancangan Daerah yang telah mendapat Peraturan Daerah usul prakarsa persetujuan

penjelasan

kepala

DPRD. Pembicaraan mengenai daerahkemudian

disampaikan sesuatu untuk prakarsadilakukan kepada DPRD dengan surat dengan memberikan pandangan sekretaris daerah. Kemudian

kepala daerah untuk rancanganperaturan

dan

daerah

memberikan pendapatdan para tersebut

diadakan

pra

pengusul untuk memberikan pembahasan.

Dalam

pra

jawaban atas pandangan anggota pembahasan diikuti olehunit kerja

DPRD lainnya itudan pendapat yang mengerjakan Ranperda, unit

kepala daerah. Pembicaraan kerja yang terkait, DPRD yang diakhiri dengan ketentuan DPRD biasanya diwakilioleh Tim atau yang menerimaatau menolak usul Pansus, tokoh-tokoh masyarakat prakarsa menjadi prakarsa DPRD dan

Lembaga

Swadaya

(Tata Tertib DPRD ). Masyarakat(LSM),(Kasubag

Rancangan peraturan Hukum

perundang-undangan

Bagian

Setda).Rancangan daerah baik yang berasal dari Peraturan Daerah yang berasal

daerah maupun dari usul prakarsa DPRD. Usul

kepala

yangberasal dari inisiatif DPRD prakarsatersebut

pembahasan. kepada pimpinan DPRD dalam

disampaikan

dilakukan

Pembahasan rancangan peraturan bentuk

daerahdilakukan dengan komisi- daerahdisertai penjelasan secara

rancangan

peraturan

komisi yaitu komisi A yang tertulis.

membidangi pemerintahan,kependudukan dan

Kemudian

rancangan

pencatatan sipil, pertahanan, peraturan

daerah

usul

masyarakat, prakarsaDPRD tersebut diberikan Humas,Penerangan/pers, nomor pokok oleh sekretariat hukum/perundang-undangan, DPRD.

kepegawaian, sosial dan politik, PeraturanDaerah usul prakarsa organisasidan Bappeda (Tata tersebut oleh pimpinan DPRD Tertib DPRD ).

Tata cara penyampaian PanitiaMusyawarah menentukan rancangan

Sebelum dilakukan sebagai

pembicaraan tahap II dilakukan Rancanganperaturan daerah yang

berikut

dalamRapat Komisi/Rapat berasal dari Kepala Daerah

Gabungan Komisis atau dalam disampaikan kepada Pimpinan

Rapat Panitia Khusus. DPRDdengan

Surat

Kepala

Pembicaraan Tahap I Daerah. Rancangan Peraturan meliputi: Penjelasan Kepala Daerah yang berasal dari usul

dalam Rapat PrakarsaDPRD

Daerah

beserta

Paripurnaterhadap Rancangan penjelasannya

disampaikan Peraturan Daerah yang berasal secara tertulis kepada Kepala

dari Kepala Daerah; Penjelasan Daerah.

RancanganPeraturan dalamRapat

Paripurna oleh Daerah yang berasal dari Kepala

Komisi/Rapat Daerah dan Usul Prakarsa DPRD Gabungan Komisi atau Pimpinan tersebutdisampaikan

Pimpinan

oleh

PanitiaKhusus atas nama DPRD Pimpinan DPRD kepada seluruh terhadap Rancangan Peraturan Anggota

DPRD

selambat-

Daerah usul. lambatnya 7(tujuh) hari sebelum

Rapat diselenggarakan (Tatib Pembicaraan Tahap II DPRD)

meliputi: Pertama, dalam hal penyampaian

Apabila ada 2 (dua) RancanganPeraturan Daerah yang Rancangan Peraturan daerah yang berasal dari Kepala Daerah diajukan mengenai hal yangsama diawali dengan pandangan umum dan waktu yanmg bersamaan, dalamRapat

Paripurna oleh maka yang dibicarakan adalah Fraksi-fraksi terhadap Rancangan rancangan PeraturanDaerah yang

daerah, diterima terlebih dahulu, dan kemudianjawaban Kepala Daerah Rancangan Peraturan Daerah dalam Rapat Paripurna terhadap yang

Peraturan

diterimakernudian

Umum Fraksi- dipergunakan sebagai pelengkap. Fraksi.Kedua,

Pandangan

dalam hal Pembahasan

Rancangan

penyampaian rancangan Peraturan

Daerahdilakukan Peraturan Daerah prakarsa DPRD melalui 4 (empat) tahapan yaitu

denganpenyampaian Tahap I, II, III, IV kecuali apabila

diawali diawali

Rapat-rapat dalammembahas Rancangan RancanganPeraturan Daerah usul

Paripurna

terhadap

mengenaiAnggaran Prakarsa

Peraturan

Daerah

Pendapatan dan Belanja Daerah dilakukan jawaban

DPRD,

kemudian

dalam rapat yang khusus yang diadakan Komisi/RapatGabungan Komisi

Pimpinan

untuk keperluan itu. Prosedur pembentukan atau Pimpinan Panitia Khusus

keputusan kepala daerah baik yang sifatnya atas nama DPRD dalam Rapat

mengaturmaupun yang sifatnya penetapan Paripurnaterhadap

(beschikking) materi seluruhnya disiapkan Kepala

pendapat

Daerah.Pembicaraan oleh kepaladaerah, yaitu unit-unit kerja yang Tahap III ialah pembahasan

memerlukan pengaturan hal tertentu melalui dalam

daerah. Rancangan GabunganKomisi atau Rapat

Rapat

Komisi/Rapat

keputusankepala

keputusan kepala daerah tidak memerlukan panitia Khusus yang dilakukan

pra-pembahasanseperti pada rancangan bersama-sama dengan Pejabat

peraturan daerah. Terhadap suatu rancangan Daerahyang ditunjuk oleh Kepala

keputusan kepaladaerah dapat dilakukan Daerah.

pembahasan dalam komisi-komisi yang membidangi bidang hukumdan perundang-

Pembicaraan Tahap IV meliputi, undangan yaitu Komisi A. Namun dalam Pertama , pengambilan Keputusan dalam

sangat jarang RapatParipurna yang didahului dengan dilakukanpembahasan terhadap rancangan Laporan hasil pembicaraan tahap III dan keputusan kepala daerah di DPRD, namun pendapat

denganmeminta pemberian kesempatan kepada Kepala pertimbangan.Berdasarkan

cukup

uraian-uraian Daerah untuk menyampaikansambutan tersebut secara normatif asas keterbukaan terhadap pengambilan Keputusan tersebut. diatur dalamPeraturan Tata Tertib DPRD Peraturan Daerah yang telahmemperoleh yang menyatakan bahwa setiap rapat persetujuan DPRD ditandatangani oleh persidangan bersifatterbuka untuk umum. Kepala

Daerah.

Persetujuan

Akan tetapi secara empirik pelaksanaan asas DPRDditetapkan dengan Surat Keputusan keterbukaan masihsangat terbatas sehingga DPRD. Kepala Daerah dengan persetujuan eksistensi peraturan hukum daerah yang DPRDmenetapkan

Peraturan

Daerah.

demokratis partisipatifsangat sulit untuk Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal diwujudkan. Hal ini terbukti dari prosedur dari KepalaDaerah atau atas usul prakarsa pembentukan peraturan hukumdaerah baik dan DPRD. Peraturan Daerah ditandatangani dalam prosedur maupun registrasi. oleh KepalaDaerah. Persetujuan DPRD

Wewenang pembentukan peraturan hukum

Dalam

prosedur

pengundangan ada pada daerah partisipasi masyarakat

Daerah.Padahal sangat kecil karena rakyat tidak

Sekretaris

idealnya keterbukaan dalam pernah

diberitahukantentang prosedur pembentukan peraturan pembentukan suatu peraturan

daerahmemungkinkan hukum

hukum

masyarakat mengetahui prosedur masyarakat juga tidakpernah

daerah.

Kemudian

pembentukannya sendiri dan dilibatkan untuk turut berfikir

mengetahuimateri-materi yang tentang materi-materi yang akan

diatur serta mengetahui adanya diatur.

hukum daerha sebatas menyampaikan aspirasi

haltertentu. yang belum tentu diwujudkan

mengenai

Keterbukaan dalam prosedur dalam materipengaturan karena

pembentukan peraturan hukum keputusan akhir dari seluruh

daerahmemungkinkan masyarakat proses ada pada Kepala Daerah.

ikut memikirkan materi-materi muatan yang harus diatur

Keterbukaan prosedur

dalam

dalamsuatu peraturan hukum musyawarah

menyampaikan melibatkan

aspirasinya secara langsung. pembahasan dan pembahasan. Kalaupun Keterbukaandalam

prosedur ada sangat terbatas karena hanya pembentukan peraturan hukum perwakilanyang belum tentu representasi

memungkinkan dari seluruh rakyat dan golongan. masyarakat ikutbermusyawarah keterlibatanperwakilan rakyat juga tidak pada setiap tahapan Persidangan aktif dalam sidang pembahasan karena Rapat Pembahasan atas suatu terlalu

RancanganPeraturan Daerah baik diwujudkan adalah ikut memutuskan pada tingkat Pra-pembahasan dalam

pelaksanaan.

Karena

(eksekutif) maupun pembahasan wewenanguntuk memutus dan menetapkan dilembaga legislatif (DPRD). ada pada eksekutif dan legislatif. Keterbukaan dalam prosedur Keterbukaan dalamregistrasi dilakukan pembentukan

peraturan dengan menempatkan Peraturan Daerah hukumdaerah

memungkinkan dan Keputusan Kepala Daerahdalam masyarakat ikut memutuskan Lembaran Daerah.

dalam

rangka pelaksanaan.

Dengan adanya ruang untuk ikut dikemas dalam suatu peraturan memutuskan, maka rakyat akan

hukumdaerah. merasa terikat baik secara moralmaupun secara hukum ada keharusan atau kewajiban untuk ikut

daerah.Berdasarkan

berbagai

uraian tersebut dapat diketahui bahwa: 64

a. Pengaturan

peran serta

hukum daerah masih di butuhkan yakni dalam tatib DPRD , tetapi masyarakat tidak

diberikan

kesempatanberpartisipasi secara langsung, melainkan terbatas

hanya

sebagai

penonton saja;

b. Peran serta masyarakat lebih bermakna

mengkritisi, menanggapi dan turut memberikan dukungan dan

ataupenolakan

atas

sesuatu kebijakan daerah yang

64) Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang baik) Dalam Rangka

OtonomiDaerah .Penerbit Mandar Maju, Bandung

A. Kesimpulan

Belum sepenuhnya Partisipasi

1. Bagaimana

partisipasi

masyarakat dalam bentuk

masyarakat dalam proses

kekuatan infrastruktur politik

Pembentukan

Peraturan

yang terdapat dalam masyarakat

daerah di

Kabupaten

seperti LSM, pers, tokoh

Pasaman.

masyarakat, mahasiswa, dan Keterlibatan masyarakat dapat

sebagainya,untuk berpartisipasi ikut serta dalam pembentukan

stakeholder yang Peraturan Daerah, berbagai

bersama

berkepentingan terhadap peraturan perundang-undangan

suatu Peraturan terutama sekali yang di

lahirnya

Daerah, sehingga partisipasi maksudkan

masyarakat tidak sampai kepada undang Nomor 12 tahun 2011

oleh

Undang-

sasaran, misalnya penyampaian tentang pembentukan peraturan

Rencana Peraturan Daerah, perundang undangan telah

tanggapan terhadap Rencana menetapkan lembaga mana

Perda, penyampaian opini, yang

pendapat melalui media massa peraturan perundang-undangan.

dapat

membentuk

sebagainya belum Seperti Pemerintah Daerah

dan

maksimal dilakukan secara dalam pembuatan Perda di

menyeluruh. syaratkan dalam ketentuan

3. Upaya apa yang dilakukan wajib menampung aspirasi

Pemerintah Daerah

masyarakat luas, tentunya peran

Kabupaten Pasaman dalam

serta masyarakat tersebut sangat

mewujudkan Peraturan

diperlukan dan tidak kalah

Daerah yang berpihak kepada

pentingnya yakni Konpetensi

masyarakat.

atau kualitas anggota DPRD maupun

Pembahasan Ranperda di DPRD Pemerintah

seluruh

jajaran

Kabupaten Pasaman yang mempunyai tugas membentuk

Daerah

yang

merupakan salah satu bentuk suatu Peraruran daerah.

dari dilaksanakannya konsultasi

2. public, DPRD selaku wakil

Apa saja yang mempengaruhi

rakyat kembali akan melakukan

dalam pembentukan

sesi konsultasi publik dengan

Peraturan Daerah

di

membuka ruang diskusi dengan

Kabupaten Pasaman Kabupaten Pasaman

perundang-undangan sehingga perguruan

seperti

asosiasi,

dapat meningkatkan capacity masyarakat yang

tinggi

dan

building anggotaDPRD maupun terkena

langsung

Kepala Daerah; diberlakukannya

2. DPRD Kabupaten Pasaman Daerah, Pembahasan di DPRD sebagai unsur Legislator utama tidak dilakukan oleh DPRD dalam proses pembentukan semata, melainkan bekerja sama Perda, harus membuka diri bagi dengankepala daerah, seperti

publik untuk apa yang diamanatkan dalam menghasilkan

ruang

Perarturan pasal 96 ayat (1) Undang

Daerah yang responsive, dalam Undang Nomor 12 Tahun 2011,

pembentukan Peraturan Daerah tentangPembentukan Peraturan

perlu memperhatikan Hirarki Perundang-undangan

dari

Perundang-undangan yang tingkat pembahasan sampai berlaku dan Peran serta semua dengan

Tahap

penetapan

pihak yang terkait perlu rancangan peraturan daerah. ditingkatkan dalamrangka good

B. Saran

governance dan Cline governance ditambahdengan

1.Dalam pembentukan Perda di adanya sistem

komunikasi kabupaten

Pasaman

perlu

media massa memperhatikan yaitu tahap- sehinggafungsi kontrol berjalan tahap partisipasi, factor yuridis,

dengan

dan keinginan empiris yang mempengaruhi masyarakatpun teradopsi. partisipasi, sifat dan ciri

baik

partisipasi, bentuk dan jenis

mencari solusi partisipasi, serta efektifitas

3.Perlunya

terhadap faktor-faktor yang partisipasi Guna mewujudkan

menghambat dalam upaya produk hukum daerah yang baik Pemerintah

Kabupaten dan demokratis, Pemerintah

Daerah wajib bekerja sama Pasaman untuk menjalankan dengan

prinsip dalam perundang-undangan

akademisi/pakar

tiga

mengambil kebijakan . membuat

dan

kegiatan

Adapun

faktor-faktor faktor-faktor

penerapan transparansi, penjaringan

satunya

pemerintah Kabupaten masyarakat

aspirasi

Pasaman perlu memberikan menyeluruh,

yang

informasi yang dibutuhkan kesadaran

di

tuntut

oleh masyarakat sehingga berpartisipasi

masyarakat

masyarakat mengetahui dalammembuat

kebijakan maupun Peraturan kebijakan atau program-

suatu

Daerah yang akan dibuat program, Kemudian dalam

pemerintah Daerah