PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 DI KABUPATEN PASAMAN Artikel
NOMOR 12 TAHUN 2011 DI KABUPATEN PASAMAN
Artikel
Oleh:
KHAIRUL EFRI.SH NPM : 0910018412038
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014
PARTISIPASI MASYARAKAT DI KABUPATEN PASAMAN DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
ABSTRAK
Khairul efri¹, Yuslim², Sanidjar Pebrihariati. R¹ ¹Program Studi Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Bung Hatta ²Program studi Ilmu hukum, Universitas Andalas E-mail : [email protected]
Sejalan dengan bergulirnya Era Reformasi dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dikenal adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat ke daerah, dalam berbagai aspek kebijakan, pembentukan Peraturan Daerah oleh pemerintah daerah apa telah sesuai dengan asas-asas perundang-undangan yang baik, sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan PeraturanPerundangundangan.dalam pasal 96 ayat (1) yang menyatakan; bahwa masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan atau tertulis dalam pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan yang bersifat Yuridis Empiris. Dengan penelitian yang berbasis pada inventarisasi hukum positif, penemuan azas-azas hukum dan penemuan hukum inconcretto, yang dilengkapi pengamatan operasionalisasi asas-asas hukum secara empiris di masyarakat, Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1.Bagaimana Partisipasi masyarakat dalam proses Pembentukan Peraturan Daerah di Kabupaten Pasaman? 2.Apa saja yang mempengaruhi dalam pembentukan Peraturan Daerah di Kabupaten Pasaman ? 3.Upaya apa yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman dalam mewujudkan Peraturan Daerah yang berpihak kepada masyarakat?. untuk menganalisis apa yang melatar belakangi kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengisi kevakuman hukum dengan membuat suatu Peraturan Daerah sehingga mengutamakan prinsip negara hukum yang mengandung kesamaan hak bagi warga negara / daerah. Asas demokrasi telah diterapkan dalam pembentukan peraturan hukum daerah oleh Kepala Daerah yang terdapat pada: usulan rancangan peraturan daerah berasal dari PemerintahDaerah maupun DPRD; proses pembuatan peraturan perundang-undangan secara terencana,terpadu dan sistematis.
Kata Kunci : Partisipasi Peraturan Daerah
ABSTRACT PUBLIC PARTICIPATION IN FORMATION REGULATIONS UNDER UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 IN PASAMAN WEST SUMATRA PROVINCE
Khairul Efri, Yuslim, Sanidjar Pebrihariati. R Law Studies Program, Graduate Program University of Bung Hatta E-mail: [email protected]
Regulation (Regulation ) Regulation Legislation was established by Legislative Council approval along with the Regional Head ( Bupati / Regional Head ) Another definition of decisions under the provisions of Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014 on Regional Government under pasal 136 is Laws - Invitation formed jointly by the Legislative Council with Regional Head at both provincial and district / city,such as Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011 concerning the establishment of Regulation Legislation particularly contained in pasal 96 ayat ( 1 ) which states : that the public has the right to provide input verbally or in writing in the formation of Regulation Legislation . In connection with the establishment of the Regional Regulation including the techniques and materials preparation of Local Regulation philosophical, juridical and empirical depending on each area, with the exclusion of the rule of law, which means that both elements of local government officials and citizens or residents and the local area that should always be refers rule of law so that those who violate or ignore these principles will lead to action in question received legal sanctions . purpose of this study is to analyze what is behind the authority of local governments to fill the legal vacuum by creating a regional regulation so that the implementation of the Regional Regulation prioritize the rule of law containing equal rights for citizens of countries / regions. This study was a descriptive analytical approach to socio-legal research . the results of this study are expected to provide input to local governments to better understand Pasaman that product Regional Legal regulation can be a form of policy that need to be reviewed in its application because there is a contradiction between local knowledge, formal juridical force with regional regulation .
Keywords: Participatie Local Regulation
Pendahuluan Baru, disebabkan tidak adanya peran serta masyarakat. 1
Sejak berakhirnya Orde Baru yang bersamaan
Sejalan dengan bergulirnya lengsernya Presiden Soeharto, maka
waktunya
dengan
Era Reformasi dalam praktek Negara Kesatuan Republik Indonesia
penyelenggaraan pemerintahan di memasuki
daerah, dikenal adanya penyerahan kenegaraan yang baru, yakni era
suasana
kehidupan
kewenangan pemerintah pusat ke reformasi sebagai implementasi yang
daerah, dalam berbagai aspek dijalankan terhadap hampir semua
Tujuan utama aspek kehidupan masyarakat,Salah
kebijakan.
penyerahankewenangan dimaksud satu kebijakan reformasi berpuncak
adalah wujud nyata otonomi bagi dengan diamandemen nyadalam
pemerintah daerah, yang bertujuan Pasal 1 Ayat Undang –Undang
untuk memperlancar tugas-tugas Dasar
daerah guna IndonesiaTahun 1945 ( UUD 1945 )
melaksanakan visi dan misi serta menyebutkan bahwa ; Indonesia
strategi, yang telah dicanangkan oleh adalah negara hukum, Adanya ciri /
daerah sebagai unsur negara hukum membawa
pemerintah
implementasi pelaksanaan otonomi konsekwensi di dalam pelaksanaan
daerah. Salah satu aspek kebebasan tugas dan kewajiban pemerintahan
bertindak atas nama kebijakan bagi harus berdasarkan atas hukum. Oleh
pemerintah daerah, adalah kebebasan sebab itu dalam rangka mewujudkan
bertindak dalam bidang pembuatan tata kehidupan negara dan bangsa
Peraturan Daerah. yang sejahtera, aman dan tertib yang
Reformasi telah menjamin persamaan kedudukan dilaksanakan sejak beberapa tahun warga masyarakat dalam hukum dan terakhir ini, nampaknya belum pemerintahan untuk itu perlunya menunjukkan tanda-tanda perobahan keikutsertaan masyarakat, khusus
Pasca
mengarah-kan tatanan dalam bidang pembuatan Peraturan kehidupan pemerintahan yang stabil, Daerah, karena dianggap sebagai sekalipun lembaga-lembaga negara sumber utama kegagalan tatanan yang strategis, yaitu lembaga kehidupan pemerintahan di Era Orde eksekutif dan lembaga-lembaga
untuk
1) Soerjono Soekamto , Perspektif Teoritis Studi Hukum dalam Masyarakat, Penerbit Rajawali Jakarta,1985 :
hlm 7 hlm 7
1. Prinsip Kedaulatan Rakyat, terbentuk melalui pemilihan umum
dimana Konstitusi negara yang langsung
bersangkutan harus menetapkan persyaratan sebagai mekanisme
yang
memenuhi
bahwa kekuasaan tertinggi demokrasi.
(kedaulatan) berada ditangan rakyat ;
2. Prinsip Perwakilan, dimana Indonesia yang menganut konsepsi Konstitusi
negara yang negara hukum modern membagi bersangkutan harus menetapkan kekuasaan negara dalam tiga bagian , bahwa kedaulatan itu dimiliki yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan oleh rakyat itu sendiri dan legislatif dan kekuasaan yudikatif . dilaksanakan
oleh sebuah Hal ini sejalan dengan teori klasik
lembaga perwakilan rakyat ; dari Montesquieu yang dikenal
dengan teori Trias Politika, yakni
Pemilihan Umum, pemisahaan kekuasaan (separation
3. Prinsip
dimana
untuk menetapkan of power), 2 siapakah diantara warganegara
yang akan duduk di lembaga- Timbulnya
pemisahan
lembaga perwakilan rakyat yang kekuasaan adalah variasi model menjalankan kedaulatan rakyat demokrasi perwakilan bersumber
harus diselenggarakan dari perbedaan nilai-nilai dasar melalui pemilihan umum . 3 bersama yang dianut oleh rakyat
itu,
pada masing-masing daerah, dan Negara sebagai organisasi yang secara khusus tercermin melalui
dibentuk oleh rakyat ,berkewajiban perbedaan pada sistem pembagian
mewujudkan tujuan cita-cita rakyat. kekuasaan dan sifat hubungan antar
dan cita-cita tersebut lembaga-lembaga
Tujuan
dituangkan dalam kontak sosial yang (terutama antara Lembaga Legislatif
di
daerah
berwujud konstitusi atau undang- dan Lembaga Eksekutif), yang
undang dasar negara dan konstitusi ditetapkan oleh
tersebut harus ditaati dan dijalankan daerah Namun semua variasi model
masing-masing
oleh pemerintah atau penguasa yang demokrasi perwakilan harus tetap
diberi mandat untuk menjalankan berpegang pada 3(tiga) prinsip, yaitu
kekuasaan tersebut demi kepentingan :
3) http://filsafat.kompasiana.com/2011/04/17/konsep-
kedaulatan- dikutip tgl 12 Februari 2014, jam 21-15
2) ibid,hlm7
wib wib
kebaikan hati” para birokrat kekuasaan yang telah diberikan dapat
pemerintahan dan anggota DPRD. diambil kembali. Artinya bahwa
Tujuan dasar dari peran serta kedaulatan itu adalah rakyatlah yang
adalah untuk memegang kekuasaan tertinggi dan
masyarakat
menghasilkan masukan dan presepsi menentukan
yang berguna dari warga negara dan penguasanya , rakyat tidak hanya
pemimpin
atau
masyarakat yang berkepentingan berperan sebagai objek kekuasaan ,
(public interest) dalam rangka tetapi juga subjek kekuasaan negara.
meningkatkan kualitas pengambilan Dalam buku Jean Jacques
karena dengan Rousseau yang berjudul DuContract
keputusan,
masyarakat yang Social dijelaskan bahwa secara
melibatkan
potensial terkena dampak akibat kodrat , manusia
kebijakan dan kelompok kepentingan makhluk yang merdeka sejak
merupakan
(interest group), para pengambil dilahirkan . Namun manusia juga
dapat menangkap merupakan makhluk social yang
keputusan
kebutuhan dan memiliki berbagai kebutuhan dan
pandangan,
pengharapan dari masyarakat dan kepentingan . Menurut Rousseau ,
kelompok tersebut, untuk kemudian negara dibentuk atas kehendak
menuangkannya kedalam suatu rakyat (Volente generale) melalui
konsep. Pandangan dan reaksi
masyarakat itu, sebaliknya akan Dalam kontrak sosial , individu
kontrak sosial (Social contract) 4 .
menolong pengambil keputusan secara sukarela dan bebas membuat
(stakeholder) untuk menentukan perjanjian untuk membentuk negara
prioritas, kepentingan dan arah yang berdasarkan pada hasrat keinginan ,
pasti dari berbagai faktor. Selain itu, cita-cita dan kepentingan mereka .
partisipasi publik juga merupakan Keinginan dan cita-cita rakyat itulah
pemenuhan terhadap etika politik yang menjadi motivasi dan cita-cita
yang menempatkan rakyat sebagai negara.
sumber
kekuasaan dan kedaulatan.Menurut
Sad Dian
Di alam demokrasi saat ini Utomo danIndra J. Piliang, manfaat peran
masyarakat dalam masyarakat sangat penting terutama pembuatan kebijakan publictermasuk dalam proses penyusunan peraturan
partisipasi
4) ibid , hlm 8 4) ibid , hlm 8
peraturan
maupun
pembahasan rancangan
daerah adalah: 6 peraturan daerah.
1. Memberikan landasan yang lebih Lebih dari itu tidak memungkinkan baik untuk pembuatan kebijakan
lagi bagi masyarakat untuk terlibat. publik;
Tahap terakhir dari proses legislasi, yaitu proses pengajuan draf ranperda
2. Memastikan adanya implementasi
dibahas dalam sidang yang lebih efektif karena warga
untuk
sampai penulisannya mengetahui
dalam lembaran daerah. dalam pembuatan
kebijakan
publik; Pada tahap ini proses bersifat politis dan sangat menentukan nasib dari
3. Meningkatkan kepercayaan warga peraturan yang diajukan pada setiap kepada eksekutif dan legislatif; tahap legislasi sangat berpotensi
4. Efisiensi sumber daya, sebab untuk terjadinya penyimpangan dengan keterlibatan masyarakat
perda. Penyimpangan dalam pembuatan
substansi
ini terkait dengan publik dan mengetahui kebijakan
kebijakan
substansi
kepentinganstakeholder yang publik, maka sumber daya yang
berbeda terhadap peraturan yang digunakan
sedang disusun, baik yang pro kebijakan publik dapat dihemat.
dalam sosialisasi
maupun yang kontra. Namun dengan ketelitian,
argumentasi dan Dari penjelasan tersebut diatas jelas
pendekatan yang baik dan rasional menunjukan bahwa dalam proses
pada saat pembahasan, sehingga pengambilan
keputusan,
penyimpangan dapat dihalangi dan termasuk pengambilan
keputusan
dikembalikan pada substansi yang dalam bentuk Peraturan Daerah,
benar. Secara prosedur formal, terdapat hak
masyarakat
untuk
seluruh proses penyusunan peraturan berpartisipasi
dalam
daerah adalah bagi masyarakat yang proses penyusunan peraturan daerah,
mengusulkan atau yakni memberi masukan secara
ingin
berpartisipasi dalam penyusunan lisan atau tertulis dalam persiapan
suatu
produk hukum daerah. Masyarakat
dapat memberikan
5) http://didigayo.blogspot.com/2013/11/teori-
usulan untuk penyusunan peraturan
partisipasi-publik-pentingnya.html., dikutip 21 Jan
2014. Jam 11.30 Wib.hlm 1 6) ibid ,hlm 2 2014. Jam 11.30 Wib.hlm 1 6) ibid ,hlm 2
dalam proses (SKPD)
masyarakat
penyusunan peraturan daerah tidak PemerintahanDaerah atau melalui
terkait
di
boleh berhenti begitu saja setelah DPRD. Dari pengalaman yang ada,
diusulkan atau selesai dibahas di mengusulkan
Panmus DPRD. Sudah seharusnya Rancangan produk hukum daerah
penyusunan
pun mencoba untuk melalui DPRD adalah jalan yang
mereka
menitipkan agenda mereka pada paling pendek dan tidak rumit. Yang
anggota DPRD, bekerjasama dengan diperlukan adalah kemampuan untuk
mereka, dan memberikan pengertian. meyakinkan anggota DPRD untuk
Diharapkan ketika tahap mengakomodasi mereka. 7)
peraturan daerah Bagi masyarakat untuk mengikuti
penyusunan
memasuki black box, masyarakat proses pembahasan dalam proses
yang mengusulkan tidak perlu penyusunn peraturan daerah, sudah
khawatir karena di dalam black box selayaknya kesempatan tersebut
tersebut ada anggota DPRD yang dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal ini
untuk kepentingan karena stakeholder lain yang kontra,
berjuang
rakyat.Oleh sebab itu pentingnya yang
partisipasi masyarakat dalam proses kepentingan dengan kepentingan
mempunyai
konflik
penyusunan peraturan daerah harus masyarakat umum, yang ingin
mempunyai kapasitas pengetahuan memanfaatkannya
yang cukup untuk menyusun, kepentingan
hanya
untuk
memperbaiki dan pribadinya saja, mereka pun akan
mempertahankan substansi yang terus berjuang untuk memasukan
ingin diatur. Untuk itu bagi mereka agenda atau kepentingan mereka
yang terlibat dalam penyusunan dalam produk hukum yang sedang
produk hukum baik itu pemerintah, disusun. Bahkan perjuangan mereka
anggota DPRD maupun masyarakat tidak akan berhenti sampai akhir
harus memiliki pengetahuan yang pembahasan
tentang peraturan memungkinkan
perundang-undangan. Hal lain yang berusaha
mereka
akan
perlu menjadi perhatian pemerintah anggota
untuk
mempengaruhi
adalah menyediakan ruang bagi mengakomodasi
masyarakat untuk berpartisipasi
dalam penyusunan PeraturanDaerah,
ibid. hlm 3 ibid. hlm 3
Daerah dengan Kepala Daerah baik tersebut diatur dalam suatu peraturan
maupun di daerah, sehingga adanya jaminan
di
Propinsi
Kabupaten/Kota”Sebagaimana Pasal dari pemerintah dan lebih sistematis
96 Ayat (1)Undang-Undang Nomor partisipasi yang mereka bangun.
12 tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan
Perundang undangan Berdasarkan beberapa uraian di atas, terutama sekali yang tertuang dalam dapat dikatakan bahwa partisipasi BAB XI yang menyatakan ; masyarakat merupakan pengambilan
bagian atau keterlibatan anggota “Masyarakat berhak memberikan masyarakat dengan cara memberikan
masukan secara lisan dan/atau dukungan (tenaga, pikiran maupun
dalam Pembentukan materi) dan tanggung jawabnya 9) Peraturan Perundang-undangan. ” .
tertulis
terhadap setiap keputusan yang telah Dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor diambil demi tercapainya tujuan
12 Tahun 2011tentang Pembentukan yang telah ditentukan bersama. Peraturan Perundang undangan, untuk
membentuk Peraturan Perundang - dalam Pasal 1 Angka 1 dan Angka 2
Sebagaimana
ketentuan
undangan harus Undang-Undang Nomor 12 Tahun
dilakukan berdasarkan pada asas 2011
Pembentukan Peraturan Perundang- Peraturan
tentang
Pembentukan
undangan yang baik,yang meliputi; yang dimaksud dengan Peraturan
Perundang-undangan,
a. kejelasan tujuan; Daerah (Perda) adalah “peraturan
perundang-undangan yang dibentuk
b. kelembagaan atau organ oleh Dewan Perwakilan Rakyat
pembentuk yang tepat; Daerah dengan persetujuan bersama
8 Kepala Daerah c. kesesuaian antara jenis dan materi . Definisi lain tentang
muatan;
Perda berdasarkan ketentuan dalam pasal 136 Undang- Undang Nomor
d. dapat dilaksanakan;
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; Daerahadalah “peraturan perundang- undangan yang dibentuk bersama
f. kejelasan rumusan; dan
8) http://kabar-pendidikan.blogspot.com . tulisan pengertian partisipasi ,Atik Norhayati Mahasiswa
9) http/ww.djpp.kemenkumham.go.id, makalah ttg Pascasarjana Universitas Brawijaya dikutip tgl 12
produk hukum di tinjau dari UU No.12 tahun nopember 2012 jam 9.45 wib
2011hlm 2 ,dikutiptgl 2 januari 2014 jam 15.00 wib 2011hlm 2 ,dikutiptgl 2 januari 2014 jam 15.00 wib
pembahasan
rancangan Perda,ayat(2)Persiapan
pembentukan, pembahasan, dan Berdasarkan ketentuan Pasal
rancangan Perda 6Undang-undang Nomor 12 tahun
pengesahan
kepada peraturan 2011 bahwa Materi muatan
berpedoman
perundang-undangan. Peraturan Perundang-undangan harus
Selama ini terdapat berbagai mencerminkan asas: macam ketentuan yang berkaitan
a. pengayoman; dengan pembentukan peraturan
b. kemanusiaan; daerah termasuk teknik penyusunan Peraturan Daerah yang diatur secara
c. kebangsaan; tumpang tindih baik peraturan yang
d. kekeluargaan; berasal dari, masa kolonial maupun yang dibuat setelah Indonesia
e. kenusantaraan; merdeka, oleh pemerintah pusat
f. bhineka tunggal ika; yaitu:mengimplementasikan prinsip Negara hukum (rechtsstaat). Prinsip
g. keadilan;
Negara
hukum mengisyaratkan
h. kesamaan kedudukan dalam bahwa setiap tindakan, baik aparatur hukum dan pemerintahan;
pemerintahan
pusat, aparatur pemerintahan daerah maupun unsur
i. ketertiban dan kepastian hukum; warga Negara dan atau warga daerah dan/atau
senantiasa harus j. Keseimbangan, keserasian, dan
setempat,
bersendikan norma hukum sehingga keselarasan.
bagi
melanggar atau mengabaikan prinsip tersebut, akan mengakibatkan
yang
tindakan yang
mendapat sanksi Selain asas sebagaimana dimaksud
bersangkutan
hukum yang tegas. pada ayat (1), Perda dapat memuat
asas lain sesuai dengan substansi Kendala yang sering Peraturan Daerah yang bersangkutan
terjadi, yakni ketika suatu perbuatan Dalam Pasal 139 ayat (1)
harus dilakukan, norma hukum yang Masyarakat berhak memberikan
akan dijadikan landasan, belum tentu masukan secara lisan atau tertulis
siap mewujudkan sanksi hukum yang dalam rangka penyiapan atau siap mewujudkan sanksi hukum yang dalam rangka penyiapan atau
kaidah hukum (on rechtsmatige diberi kewenangan bertindak untuk
overheidsdaad), tidak mengantisipasi krisis kevakuman
bersendikan wewenang hukum, dengan melakukan kreasi
(onbevoegdheid), sewenang- membentuk
wenang(willekeur), dengan harapan tindakan yang akan
Peraturan
Daerah,
menyalahgunakan wewenang dilakukan menjadi legal.Suatu hal
(detournement de pouvoir), dan yang 10 sulit dipungkiri, bahwa wewenang (ultra vires).
penggunaankewenangan bertindak Sejalan dengan semakin populernya yang berlebihan dapat membawa nuansa demokratisasi dalam berbagai dampak negatif, yakni pemerintah bidangkehidupan
bermasyarakat, dapat
cenderung
lebih
berbangsa dan bernegara, termasuk mempergunakan kekuasaan dalam
juga dalam lingkup pemerintah menjalankan tugasnya, dan pada daerah, tentu nuansa demokratisasi gilirannya dapat terseret atau tersebut juga erat kaitannya dengan terjebak pada kondisi Negara pembentukan peraturan daerah yang kekuasaan
(machtsstaat).
Oleh
benar-benar demokratis. karena itu untuk mengeliminasi
tindakan pemerintah daerah dalam
pembentukan peraturan menjalankan nya (political will),
Dalam
daerah apakah telah dilakukan agar tidak terjebak pada kategori
antisipasi secara konseptual yakni Negara kekuasaan (machtsstaat),
pemanfaatan dan implementasi asas- maka tindakan tersebut harus
asas umum perundang-undangan dikemas dalam bentuk produk
baik.berpedoman kepada hukum berupa Peraturan Daerah,
yang
peraturan perundang-undangan di yang
satu sisi memberikan peluang yang dikategorikan sebagai Negara hukum
pada gilirannya
dapat
cukup luas kepada pemerintah (rechtsstaat). Dampak lainnya dari
untuk berkreasi yang penggunaan
daerah
kemudian dikemasnya dalam bentuk berlebihan oleh pemerintah daerah,
kekuasaan
yang
dalam menjalankan tugasnya dapat Wignjosoebroto, Soetandijo ; 1994, Sejarah Hukum,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1994, hlm
melahirkan tindakan-tindakan negatif
antara lain:
Hadjon, Philipus M., Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif) , Fakultas Hukum Universitas Airlangga,Surabaya, hlm 4
Peraturan
Berdasarkan Pasal 127 Ayat (2) penggunaan asas kewenangan yang
Daerah.disisi
lain
Peraturan tata tertib DPRD berlebihan
dapat mengantarkan Kabupaten Pasaman,menyatakan
pemerintah daerah terjebak pada bahwa Reses dipergunakan untuk suatu sikap yang kontra produktif
menyerap dan atau negatif, yang pada gilirannya menghimpun dapat menghasilkan produk hukum
aspirasi Konstituen / masyarakat berupa ; Peraturan Daerah yang cacat
melalui kunjungan kerja secara hukum. Dengan demikian eksistensi
berkala, sementara dalam pasal asas kebebasan bertindak dalam
130 DPRD wajib menerima / sistem pemerintahan Daerah bersifat
menindaklanjuti dan aspirasi dilematik, yakni di satu sisi dapat
masyarakat tentang bersifat positif untuk mengantisipasi sesuatu kefakuman Hukum di Daerah, di sisi
sesuai dengan tugas dan lain dapat bersifat negatif yakni
wewenang DPRD , terkait dengan menghasilkan produk hukum yang
Tugas dan fungsi Legislasi dalam berbenturan dengan akar budaya
membentuk Peraturan Daerah yang telah berlaku di daerah.
bersama Kepala Daerah hal ini Kenyataan ini menunjukkan bahwa
secara Konkrit banyak Peraturan Daerah yang
belumlah
bermasalah dan merugikan bagi dilaksanakan , seperti Penetapan publiknya. Untuk sementara dapat
Perda Nomor: 3 tahun 2012 disimpulkan bahwa hal itu timbul
Pajak Bumi dan karena beberapa faktor, di antaranya:
tentang
Bangunan sektor Perdesaan dan instrumen hukum yang ada kurang
Perkotaan dan Perda Nomor 5 mendukung untuk melibatkan publik, tahun 2012 tentang Pengelolaan
struktur atau institusi pembuat kebijakan yang
Tambang yang belum berpihak dikarenakan sumber daya manusia 12 kepada Rakyat.
kurang
siap,
yang ada tidak memadai, dan budaya Perda bermasalah juga tidak atau perilaku eksekutif dan legislatif
mendukung upaya menciptakan daerah yang masih bercorak orde
Airlangga,Surabaya, hlm 4
baru. 11 12 )
Keputusan DPRD Kabupaten Pasaman No 01/KPTS/DPRD/PAS-2010, tgl 13 januari 2010,
tentang Peraturan Tata tertib DPRD Kabupaten Philipus M Hadjon, Pengkajian Ilmu Hukum
Pasaman hlm , 55,56
Dogmatik (Normatif) ,Facultas Hukum Universitas Dogmatik (Normatif) ,Facultas Hukum Universitas
hukum, asas demokrasi serta (Mantan Gubernur Sumatera Barat )
masyarakat dalam menegaskan,ada
partisipasi
pembentukan Peraturan Daerah dan bahwa pemda menciptakan pungutan
kecenderungan
umum perundang- liar (pungli) dengancara menciptakan
asas-asas
undangan lainnya. pajak baru serta memperluas objek
B. Perumusan Masalah
pajak dan objek retribusi di luar ketentuan undang-undang 13 . Berdasarkan uraian latar belakang
dapat dirumuskan Peraturan Daerah tersebut permasalahan sebagaiberikut : diatas
merupakan produk hukum daerah
1. Bagaimana Partisipasi yang
masyarakat dalam proses sepenuhnya
belum
dilaksanakan
Pembentukan Peraturan aspirasi sebagai referensi Substansi
untuk
menampung
Daerah di Kabupaten Pasaman materi Perda yang akan dibuat
sebagaimana yang telah di
2. Apa saja yang mempengaruhi rekomendasikan
oleh
Undang-
dalam pembentukan Peraturan undang Nomor 32 tahun 2004,
Daerah di Kabupaten Pasaman tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang Nomor 12 tahun 2011,
tentang
Pembentukan
3. Upaya apa yang dilakukan Peraturan Perundang-undangan. 14 Pemerintah
Daerah Kabupaten Pasaman dalam
Untuk mengantisipasi agar Peraturan mewujudkan Peraturan Daerah
Daerah di Kabupaten pasaman tidak
berpihak kepada terjebak sebagai Peraturan Daerah
yang
masyarakat ?. yang
C. Tujuan Penelitian
daerah senantiasa
harus
Tujuan penelitian ini meliputi
13) http://www.kemendagri.go.id/news/2011/01/18
berbagai dimensi antara lain :
/ mendagri-temukan-369- Ttg perda-bermasalah,
dikutip Tgl 24 Januari 2014.Jam 08.54 Wib. 1.Untuk
mengetahui dan
14) Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2011
mengkajibentuk-bentuk
Nomor 82, tambahan lembaran negara Republik
Indonesia Nomor; 5234 partisipasi masyarakat, apakah Indonesia Nomor; 5234 partisipasi masyarakat, apakah
pengetahuan pada umumnya dan Peraturan Daerah telah sesuai
pembentukan
pengembangan ilmu hukum pada dengan
Undang-Undang khususnya di dalam pembutan Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Daerah yang Pembentukan
Peraturan
Demokratis Perundang-Undangan
Peraturan
di
2. Manfaat Praktis implementasikan
dalam
Dengan penelitian ini diharapkan Daerah
Pembentukan
Peraturan
dapat memberikan kontribusi Pasaman.
di
Kabupaten
pemikiran dan wacana bagi para penyelenggara
2.Untuk mengkaji pengaruh dan PemerintahanDaerah dan Dewan
implementasi dalam proses
Rakyat Daerah pembentukan peraturan daerah khususnya di Kabupaten pasaman dengan
Perwakilan
mengikutsertakan dalam pembentukan Peraturan masyarakat oleh Pemerintah
yang benar-benar Daerah. berpihak kepada rakyat serta
Daerah
3.Untuk mengkaji upaya apa saja
dan yang dilakukan pemerintah
peranaktif
berpartisipasimasyarakat dalam Kabupaten Pasaman dalam
pembentukan Produk hukum mewujudkan Peraturan Daerah
yang benar-benar yang benar-benar aspiratif
daerah
berdasarkan aspirasi dari menuju masyarakat yang dan
masyarakat 15 . sejahtera.
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual
D. Manfaat Penelitian
1. Kerangka teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
Peraturan perundang-undangan bermanfaat, baik untuk kepentingan
dari peristilahan akademis maupun untuk kepentingan
dilihat
terjemahan dari Pemerintah Daerah : wettelijke regeling . Kata wettelijk
merupakan
1. Manfaat secara Teoritis berartisesuai dengan wet atau berdasarkan wet.Kata wet pada
Dari hasil penelitian
ini
diharapkan dapat memberikan
15) Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali
kontribusi pengembangan ilmu Pers, Jakarta, 2001, hlm. 13-14.
umumnya diterjemahkan dengan b.The administrationfollws these undang-undang
rules and induces citizens to do terjemahan wettelijk regeling
maka
the same
ialah peraturan
perundang-
c.The majority of people accept undangan,
Pembentukan these rules ,in principle ,as just; peraturan
perundang-undangan pada
d.Serious conflicts are regularly pembentukan
hakekatnya
ialah
norma-norma brought before independent hukum yang berlaku keluar dan
and impartial judges who bersifat umum dalam arti yang
decide cases inaccordance luas,
with those rules; mengidentifikasikan
e.These decisions are actually tertentu , sehingga berlaku bagi
complied with setiap subjek hukum yang defining abjetives
of law and memenuhi unsur-unsur yang
terkandung development projects inthese dalam suatu peraturan. terms could help improving
their affectiveness; Beberapa teori tentang
Pandangan yang diberikan pembentukan
undand-undang Otto Dkk ini, setidaknya
(theories of lawmaking ),
dipakai sebagai diantaranya
perbandingan dalam dikemukakan Yuliandri dan
mengukur kualitas
Otto, dkk
mencoba
pembentukan undang-undang mengarahkanteori pembentukan
di Indonesia. 16) undang- undang kepada “ the
socio legal consep of real legal
dengan teori certanity “ yang didalamnya
Dikaitkan
Negara, dalam terdiri
kedaulatan
pembentukan undang-undang,. pencapaian kepastian hukum
dari lima
elemen
Kedaulatan ada pada negara yang nyata yaitu ;
terutama terlihat bahwa negaralah yang menciptakan hukum, hukum
a.a lawmaker has laid down clear, accessible andrealistic
rules;
Yuliandri., Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik , Divisi Buku perguruan tinggi (PT.Raja Grafindo Persada Jakarta ), Cetakan Kedua Maret 2010 , hlm 25 s/d
26 dan 27 26 dan 27
berkembang dari waktu ke waktu jika tidak dikehendaki negara.
dan berkembang sesuai pula Penganut ajaran ini, antara lain
dengan kebutuhan suatu negara George Jellinek dan Jean
tertentu, sejalan dengan yang Bodin serta Montesquieu terkenal
diucapkan Mac Iver , “..apa yang dengan dunia ilmu pengetahuan
kita sebut demokrasi adalah tentang negara hukum dan
hanya sebuah permulaan dan kemudian dia mengemukakan
bukan sesuatu yang bersifat state of nature 18) yang diartikan final…. ”.- Mottonya :Vox
dalamkeadaan alamiah kualitas populi vox dei = Suara rakyat hidup
manusia
(mayoritas) adalah suara Tuhan,
rendah. 17) Sedangkan Teori politik
dan Suara yang minoritas
Trias Politika yang dikemukakan
adalah suara setan. ”
oleh
Montesquieu
Salah satu bentuk undang-undang merupakanlandasan atau “ statute “ yang dikenal pembangunan teori demokrasi dalam literatur adalah “ locale dalam sistem politik yang statute “ atau “ locale wet “ yaitu menekankan adanya Chek And undang-undang yang bersifat Balance terhadap
mekanisme
lokal. Dalam literatur dikenal pembagian kekuasaan. Demokrasi pula adanya istilah “ local yang dibentuk yaitu demokrasi constitusion “ atau “ locale liberal yang masih mengalami grondwet “ Di lingkungan negara kekurangan. Untuk memantapkan federal eperti Ameraika serikat , dan
menyempurnakan
teori
Kanada dan Jerman dikenal demokrasi
liberal
maka
adanya pengertian mengenai dibutuhkan berbagai unsur-unsur Konstitusi Federal (fesderal demokrasi
liberal
untuk
Constitution ) dan Konstitusi mengukuhkan
Montesquieu
bagian ( State sebagai
Constitution ) Seperti di Amerika liberal.Ide Negara hukum serikat , misalnya , setiap negara (rechtsstaat) diintrodusir melalui
Regeerings Reglement (RR) 1854 ,
18) Makalah Muchyar Yara,.Staf Pengajar Hukum Tata
NegaraFakultas Hukum – Universitas
IndonesiaMakalah Pembicara Panel pada suwarso1951.files.wordpress.com/2013/03/teori-
Simposium “Membangun Negara dan
kedaulatan.docx Tgl 21 Jan 2014. Jam 10.Wib Mengembangkan Demokrasi danMasyarakat
Madani” hlm 7 Madani” hlm 7
12 tahun 2011, Peraturan Daerah undang dasar sendiri sendiri ,
(Perda) adalah bentuk peratuan disamping Konstitusi Federal ,
perundang undangan di bawah yaitu the Constituion of the
Undang-Undang dan Perpu , United States of America. 19)
Peraturan Pemerintah dan peraturan Presiden, akan tetapi
Di lingkungan negara-
segi isinya mapun negara
pembentukan berbentuk negara kesatuan ( Peraturan daerah itu mirip dengan unitary statie , eenheidsstaat ),
mekanisme
undang dimana konstitusi atau undang-undang pembentukan Peraturan Daerah dasar hanya dikenal di tingkat ini dilaksanakan oleh lembaga pusat saja, sedangkan di daerah
undang
Eksekutif dan Legislatif secara daerah bagian , atau di provinsi-
bersama-sama. 20 provinsi atau di prefecture, tidak
ada konstitusi yang tersendiri ,
2. Kerangka konseptual namun demikian dalam literatur
Dalam struktur ketatanegaraan seperti
dalam
pandangan
Indonesia , yang menganut Wolhoff , di daerah daerah di konsepsi
negara hukum lingkungan
negara
negara
modern ( welvaastaat ) kesatuan , juga terdapat konstitusi eksistensi pemerintah sebagai tersendiri pula , secara teoritis pelaksana kekuasaan eksekutif yang
berdfungsi
sebagai
mempunyai peran sentral konstitusi untuk daerah bagian dalam penyelenggaraan negara dalam negara kesatuan. Berkaitan bahkan oleh Prtajudi dikatakan dengan pengertian “ Local bahwa pemerintah adalah “
Constitution “ atau “ Locale
pengurus harian “ negara 21 Grondwet “ tersebut diatas, maka
Apa yang di jalankan oleh Peraturan Daerah juga dapat di pemerintah
beserta lihat sebagai bentuk undang- aparaturnya merupakan tugas undang yang bersifat lokal.
negara yang Meskipun dalam tata urutannya
tugas
menurut Undang-Undang Nomor 20) Jimly asshiddiqie, 2010, Perihal Undang- Undang ,
Raja Wali Pers Divis Buku Perguruan Tinggi PT
Raja wali Grafindo Persada. hlm. 63 19)
Burkens, M.C., Beginselen Van De Democratische Rechtsstaat , Tjeenk Willink, Zwole, 1990, hlm
21) Prajudi Atmosudiro, 1995, Hukum Administrasi
29 Negara , Ghalia Indonesia , Jakarta : hlm 11 29 Negara , Ghalia Indonesia , Jakarta : hlm 11
JJ.Rousseau
kepada pemerintahTugas- (yang bersifat mutlak dan tugas
negara
lainnya
langsung) dengan dibebankan kepada Badan kenyataan
empirik legislatif
yaitu
Dewan
Perwakilan Rakyat ( DPR ) , kehidupan manusia (yang Dewan Perwakilan Daerah
sedikit memerintah yang (DPD)kepada
banyak), ditambah lagi Pemeriksa Keuangan( BPK
Badan
sebagai akibat )dan
kepada Mahkamah perkembangan
lembaga Agung (MA ) serta Mahkamah
negara menjadi “National Konstitusi ( MK ) 22
State” yang mencakup Dampak
dianutnya wilayah luas serta konsepsi negara hukum
perkembangan rakyatnya modern
yang menjadi semakin bertentangan
adalah
banyak jumlahnya dan kenyataan dimana rakyat
dengan
tingkat kehidupannya yang secara langsung dan mutlak
komplek, maka Ajaran (keseluruhan) memegang
Demokrasi yang awalnya kendali
pemerintahan dicetuskan oleh negara.
JJ.Rousseau ini masih kenyataannya menunjukan
Karena
justru
memerlukan bahwa segelintir (sedikit)
penyempurnaan- oranglah yang memegang
penyempurnaan kendali
pemerintahan tergantung pada kondisi negara dan memerintah
masing-masing negara yang kumpulan 23 orang yang bersangkutan.
banyak, yaitu
Dengan demikian ide dasar Benturan
rakyat.
Negara hukum Pancasila terdamaikan antara Ajaran
yang
tidak
23) http://orangbukit.wordpress.com/2008/07/01/dem
okrasi-dan-peranan-warga-negara-dengan-
22) Ibid.hlm 13 demokrasi-politik hlm.1 /Dikutip Tgl 23 Jan 2014.
Jam 11.55 Wib Jam 11.55 Wib
sasaran perlindungan hukum “rechtsstaat “. Syarat-syarat
rakyat dan dasar rechtsstaatadalah
bagi
sekaligusmembatasi sebagai berikut:
kekuasaan dalam pembentukan
Peraturan a.Asas legalitas
daerah.
Setiap tindak pemerintahan
a. Pengawasan pengadilan harus didasarkan atas dasar
peraturan perundang- Bagi rakyat tersedia saluran undangan
(wettelijke melalui pengadilan yang grondslag ).
bebas untuk menguji landasan
Dengan
keabsahan(rechtmatigheids UndangUndang dalam arti
ini,
toetsing ) tindak formal dan UUD sendiri
pemerintahan. 24 Syarat- merupakan tumpuan dasar
syarat dasar tersebut tindak
pemerintahan. seyogyanya juga menjadi Dalam
syarat dasar Negara hukum pembentukan
hubungan
ini
Peraturan Pancasila. Untuk hal Daerah merupakan bagian
tersebut kiranya penting Negara hukum.
dibutuhkan suatu usaha besar berupa suatu kajian
b. Pembagian kekuasaan yang sangat mendasar
Syarat ini mengandung terutama tentang ide makna bahwa kekuasaan
bernegara bangsa Negara tidak boleh hanya
Indonesia.Untuk bertumpu pada satu tangan
menentukan apakah suatu akan tetapi peran serta
Negara dapat dikategorikan masyarakat
berperan sebagai Negara penting arah kebijakan
hukum,biasanya digunakan pemerintah untuk menuju
dua macam asas, yakni : masyarakat yang adil dan
1.Asas Negara Hukum; makmur .
3. Hak-hak dasar (grondrechten)
24) Ibid. , hlm:4-5
Legalitas merupakan unsur Asas perlindungan dalam utama suatu Negara hukum.
Negara hukum nampak antara Semua tindakan Negara harus
dalam “Declaration berdasarkan dan bersumber
lain
ofIndependence ”, bahwa orang pada
yang hidup di dunia ini Penguasa tidak boleh keluar
Undang-Undang.
sebenarnya telah diciptakan dari rel-rel dan batas-batas
merdeka oleh Tuhan, dengan yang telah ditetapkan dalam
dikaruniai beberapa hak yang Undang-Undang.
tidak dapat dirampas atau kekuasaan Negara ditetapkan
Batas
dimusnahkan, Hak-hak dalam Undang-Undang. Akan
tersebut yang sudah ada sejak tetapi
dilahirkan, perlu Negara hukum tidak cukup
mendapat perlindungan secara bahwa suatu Negara hanya
tegas dalam Negara hukum semata-mata bertindak dalam
moderen. C.W. Van der Port garis-gariskekuasaan
menjelaskan bahwa atas dasar diberikan kepadanya oleh
yang
demokratis, “rechtsstaat”
dikatakan sebagai “Negara Negara hukum setiap orang
Undang-Undang. 25 dalam
kepercayaan timbal balik ” (de yang
staat van het wederzijds pribadinya dilanggar, diberi
merasa
hak-hak
26) yaitu kesempatan
vertrowen )
kepercayaan dari untuk
seluas-luasnya
pendukungnya, bahwa dengan
mencari
keadilan
kekuasaan yang diberikan perkaranya itu di hadapan
mengajukan
tidak akan disalahgunakan, dia pengadilan. Cara-cara mencari
mengharapkan kepatuhan dari keadilan itu pun dalam Negara
pendukungnya.S.W. hukum diatur dengan Undang-
rakyat
Couwenberg menjelaskan Undang.
bahwa asas-asas demokratis yang melandasi “rechtaataat”
meliputi 5 asas yakni : kebebasan setiap orang atas
hak-hak asasi manusia.
26) Siong, Gouw Giok, Pengertian Tentang Negara
25) Burkens, M.C., Beginselen Van De Democratische
Hukum , Keng Po, Jakarta, 1955 hlm:12-13
Rechtsstaat , Tjeenk Willink, Zwole, 1990, hlm:29;
− asas hak-hak politik (het vanburger ”Philipus M. Hadjon
dalam kaitannya grondrechten );
beginsel van de politieke
menjelaskan,
dengan ciri-ciri diatas menunjukkan dengan jelas bahwa ide sentral
− asas mayoritas;
“rechtsstaat” adalah − asas perwakilan;
daripada
pengakuan
dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia,
− asas pertanggungjawaban;
bertumpu atasprinsip − asas publik (openbaarheids
yang
kebebasan dan persamaan. beginsel 27 ). Adanya Undang-Undang Dasar akan
Dengan demikian maka atas dasar sifat- memberikan jaminan konstitusioanal sifat tersebut, yakni sifat liberal dan
terhadap asas kebebasan dan demokratis,ciri-ciri “rechtsstaat” adalah
Adanya pembagian :
persamaan.
kekuasaan untuk menghindarkan penumpukan kekuasaan dalam satu
(1) .Adanya Undang-Undang Dasar atau tangan, yang sangat cenderung
Konstitusi yang memuat ketentuan kepada penyalahgunaan kekuasaan,
tertulis tentanghubungan
antara
pemerkosaan terhadap penguasa dan rakyat;
berarti
kebebasan dan persamaan. (2) .Adanya
pembagian
kekuasaan
Negara, yang meliputi : kekuasaan Dengan adanya pembuatan Undang- pembuatan Undang-Undang yang
Undang yang dikaitkan dengan berada pada parlemen, kekuasaan
dimaksudkan untuk kehakiman bebas dan tidak hanya
parlemen,
menjamin bahwa hukum yang dibuat menangani sengketa antara individu
adalah atas kehendak rakyat; dengan rakyat, tetapi juga antara rakyat dan
demikian hukum tersebut tidak akan penguasa,
memperkosa hak-hak rakyat, tetapi berdasarkan
dan
pemerintah
berkaitan dengan asas mayoritas, berlandaskan
tindakannya
yang
kehendak rakyat diartikan sebagai (wetmatig bestuur);
Undang-Undang
golongan mayoritas. (3) Diakui dan dilindunginya hak-hak
kehendak
Dengan prinsip “wetmatig bestuur” rakyat
agar tindak pemerintahan tidak “vrijheidsrechten
kebebasan dan persamaan (heerschappij van de
27) Soemitro, Rochmat, Peradilan Administrasi Dalam
wet ). Dalam konsep “rechtsstaat”
Hukum Pajak Di Indonesia , cet. Ke-IV, PT. ERESCO, Jakarta-Bandung,1976, hlm:1 Hukum Pajak Di Indonesia , cet. Ke-IV, PT. ERESCO, Jakarta-Bandung,1976, hlm:1
liberal-democratische perlindungan hukum bagi rakyat
konsep
rechtsstaat sifatnya yuridis formal, adalah
dalam konsep sociale rechtsstaat kebebasan individu. Setiap tindak
perlindungan
terhadap
secara riil dalam pemerintahan
ditafsirkan
masyarakat (reele kebebasan individu, melahirkan hak
maatschappelijke gelijkheid ), bahwa untuk
tidak terdapat persamaan mutlak peradilan. 28) didalam masyarakat antara individu
yang satu dengan yang lain. 30 Dalam konsep yuridis, A.M.
Donner berpendapat bahwa istilah
Meuwissen , “sociale rechtsstaat” lebih baik
Menurut
D.H.M.
dengan perlindungan daripada istilah “welvaartsstaat”
dikaitkan
hukum bagi rakyat terhadap tindak S.W. Couwenberg berpendapat
dalam “sociale bahwa
pemerintahan,
rechtsstaat ” prinsip perlindungan merupakan variant dari “liberal-
“sociale
rechtsstaat ”
hukum terutama diarahkan kepada democratische
terhadap hak-hak Couwenberg menjelaskan, variant
rechtsstaat ”S.W.
perlindungan
sosial, hak ekonomi dan hak-hak dari
cultural. Dikaitkan dengan sifat hak, terhadap“liberaldemocratische
“sociale
rechtsstaat ”
dalam “rechtsstaat” yang liberal dan rechtsstaat ”, antara lain : interpretasi
demokratis adalah “the right to do”, baru terhadap hak-hak klasik
dalam “sociale rchtsstaat” muncul danmunculnya serta dominasi hak-
“the right to receive”. Dikaitkan hak sosial, konsepsi baru tentang
dengan sarana perlindungan hukum, kekuasaan
maka makin kompleks sistem dalamhubungannya
politik
perlindungan hukum bagi rakyat. kekuasaan ekonomi, konsepsi baru
dengan
Dalam konsep yuridis “sociale tentang
makna
kepentingan
Schnabel umum,karakter baru dari “wet” dan
rechtsstaat ”,
P.
menjelaskan bahwa tugas Negara “wetgeving”. disamping melindungi kebebasan
H. Franken menjelaskan, kebebasan sipil juga melindungi gaya hidup dan
rakyat. 31) P. Schnabel menjelaskan, gelijkheid ) yang semula dalam
30) Utrecht, op,cit, hlm:310
31) Soemitro, Rochmat, Peradilan Administrasi Dalam
28) Utrecht, 1963, Pengantar Hukum Administrasi Hukum Pajak Di Indonesia , cet. Ke-IV, PT. ERESCO, Negara Indonesia , PT. Ichtiar, Jakarta, hlm:205
Jakarta-Bandung,1976, hlm:18
Ibid, hlm 4-5 Ibid, hlm 4-5
raja, tetapi berdasarkan “the common yakni : pertama, pengaruh langsung
custom of England ”, sehingga sebagai akibat dari pengakuan dan
karakte ristik dari “common law” perlindungan
“judicial”, sedangkan sosial, kedua, pengaruh tidak
terhadap hak-hak
adalah
karakteristik dari “civil law” langsung
adalah pembentukan aparat pemerintah 33) “administrative”. Pikiran-pikiran
sebagai akibat dari
(continental)
yang dilelngkapi dengan kekuasaan dari Wade dan Geofrey Philips jabatan dan keahlian, ketiga, harapan
adalah merupakan pikiran-pikiran bahwa
terpengaruh oleh masyarakat
pandangan Eropa. Hal ini nampak melalui campur tangan penguasa. 32)
dapat
dipecahkan
dari konsepnya mengenai “the rule of law ” dan kritiknya terhadap
Pandangan murni dan sempit pikiran dari Dicey. Dalam kritiknya mengenai “the rule of law” terhadap A.V. Dicey mengenai sebagaimana dikemukakan oleh A.V. “equality” nampak disana pengaruh Dicey, karena inti dari tiga dari pikiran- pikiran “rechtsstaat” pengertian
dasar
yang
tentang “reel maat schappelijk diketengahkannya
adalah
en gelijkheid ”; “commonlaw”,
tentangkritiknya terhadap “common perlindungan
bagi
kebebasan
law ” dari Dicey dikemukakan individu terhadap
kesewenang-
tentang kelemahan dari “written wenangan oleh penguasa. constitution ” yang menunjukkan
dari pikiran-pikiran kehadiran peradilan administrasi
Demikian pula A.V. Dicey menolak
pengaruh
“liberal-democratische” tentang Negara adalah sesuai dengan
“grondwet”. Baik konsep “the rule of perkembangan
law ” maupun konsep “rechtsstaat” kenegaraan di Inggris. Inti kekuasaan
hukum
dan
pengakuan dan raja di Inggris semula adalah
menempatkan
perlindungan terhadap hak-hak asasi kekuasaan memutus perkara, yang
manusia sebagai titik sentralnya, kemudian didelegasikan kepada
sedangkan bagi Negara Republik hakim-hakim
peradilan
yang
Indonesia, yang menjadi titik
32) Port, C.W. van der, - bewerk door A.M. Donner, 33) Couwenberg, S.W., Westers Staatsrecht als Handboek van het nederlanse Staatsrecht , Il e druk,
Emancipatie Proces , Samson, Alphen aan de Tjeenk Willink,Zwolle, 1983, hlm:143
Rijn,1977, hlm30 Rijn,1977, hlm30
terjalinnya suatu hubungan antara pemerintah dan
keseimbangan antara hak dan rakyatberdasarkan asas kerukunan ”.
kewajiban. Menurut Philipus M. Untuk melindungi hak-hak asasi
Hadjon , elemen Negara Hukum manusia, dalam konsep “the rule of 34 Pancasila adalah:
law ” mengedepankan
prinsip
hubungan antara “equality before the law”, dan dalam pemerintah
a.Keserasian
dan rakyat konsep
“rechtsstaat”
berdasarkan asas kerukunan; mengedepankan
prinsip
fungsional yang “rechtmatigheid”. berdasarkan asas
“wetmatigheid” kemudian menjadi
b.Hubungan
antara kekuasaan- kerukunan ”. Untuk melindungi hak-
proporsional
kekuasaan Negara; hak asasi manusia, dalam konsep
a. Prinsip penyelesaian sengketa “the ” rule of law mengedepankan secara musyawarah dan peradilan prinsip “equality before the law”, merupakan sarana terakhir; dan dalam konsep “rechtsstaat”
d. Keseimbangan antara hak dan mengedepankan
prinsip
kewajiban.
“wetmatigheid” kemudian menjadi “rechtmatigheid”. Untuk Negara
Tampilnya asas itu sebenarnya Republik
berkaitan dengan asas pengambilan menghendaki keserasian hubungan
Indonesia
yang
keputusan dalam ketatanegaraan antara pemerintah dan rakyat, yang
Belanda yaitu asas Mayoritas. Dalam mengedepankan
ketatanegaraan kita prinsip utama kerukunan ” dalam hubungan antara
adalah
“asas
pengambilan keputusan pemerintah dan rakyat. Dari azas ini
dalam
adalah asas musyawarah untuk akan berkembang elemen lain dari
mufakat. 35) Dalam UUD 1945 tidak konsep Negara Hukum Pancasila,
kita temukan rumusan yang eksplisit yakni
tentang asas keterbukaan. Namun fungsional
terjalinnya
hubungan
demikian isu keterbukaan dalam kekuasaan Negara, penyelesaian
antara
kekuasaan-
pelaksanaan pemerintahan telah sengketa
merebak di tanah air sejak tahun sedangkan peradilan merupakan
secara
musyawarah,
34) Phillipus MHadjon 1987, Perlindungan Hukum
sarana terakhir, dan tentang hak-hak
Bagi Rakyat di Indonesia, Sebuah Studi tentang
asasi Prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh manusia tidaklah hanya
Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Umum
menekankan hak dan kewajiban saja,
dan Pembentukan Peradilan Administrasi
Negara , PT. Bina Ilmu, Surabaya, hlm:76-77 35) Ibid. , hlm:33 Negara , PT. Bina Ilmu, Surabaya, hlm:76-77 35) Ibid. , hlm:33
dalam Undang-Undang sosial pada tahun 1986 Wakil
seperti
Pengelolaan Lingkungan Hidup Presiden membuka kotak pos 5000.
Undang- Undang Nomor 32 Tahun melalui kotak pos itu rata-rata tiap
2009 Bagian ketiga pasal 9 ayat (4) ) hari masuk surat-surat dari seluruh
Undang-Undang Penataan penjuru tanah air sekitar 50 surat.
dan
Ruang (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007Pasal6).
Uraian diatas tentunya berlatar belakang Hukum Tata Negara
Pada dasarnya peran serta berkaitan Belanda sesuai dengan latar belakang
dengan asas keterbukaan. Tanpa penulisnya. Namun demikian pula
keterbukaan tidak mungkin ada patut pula diakui prinsip-prinsip
peran serta masyarakat. Meskipun yang diterima umum. Hal yang
keterbukaan telah barangkali khas Belanda dalam
segi-segi
mendapat perhatian namun belum kutipan diatas ialah “dihormatinya
nampak suatu pengaturan dasar hak- hak kaum minoritas”. Rumusan
makna dan prosedur itu hampir selalu kita temukan dalam
tentang
keterbukaan dalam pelaksanaan buku-buku yang membahas hukum
pembentukan peraturan perundang- tata Negara Belanda. Dalam UUD
undangan.Pada dasarnya peran serta 1945 tidak kita temukan rumusan
berkaitan dengan asas keterbukaan. yang
Tanpa keterbukaan tidak mungkin keterbukaan. Namun demikian isu
serta masyarakat. keterbukaan dalam pelaksanaan
ada
peran
Meskipun segi-segi keterbukaan pemerintahan telah merebak di tanah
telah mendapat perhatian namun air sejak tahun delapan puluhan dan