sesungguhnya hanya eksis dalam alam makna yang simbolis sehingga realitas tersebut hanya mungkin ditangkap lewat pengalaman dan penghayatan internal
yang membuahkan gambaran yang utuh dan lengkap verstehen
40
mengenai konsep-konsep, gagasan-gagasan, nilai-nilai, melalui mana dan dengan apa
mereka hidup serta memahami pengalaman-pengalamannya sendiri maupun dunia dimana mereka hidup.
Untuk membahas ideologi kebijakan pertanahan dan pariwisata digunakan pendekatan normatif, dalam hal ini penelitian terhadap asas-asas hukum tanah
nasional.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di keraton Surakarta, kelurahan Baluwarti, kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta dengan pertimbangan di daerah ini sering terjadi konflik
mengenai pemilikan bekas tanah kasunanan antara kerabat keraton Surakarta, masyarakat Baluwarti, pemerintah kota Surakarta. Di samping itu di lokasi inilah
berlangsung kegiatan upacara adat yang bersifat kenegaraan, yang melibatkan kerabat keraton Surakarta, pemerintah kota Surakarta dan masyarakat Baluwarti.
3. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu: pertama, ideologi yang mendasari asumsi-asumsi fundamental yang digunakan
kerabat keraton Surakarta, pemerintah kota Surakarta dan masyarakat Baluwarti dalam memaknai keraton Surakarta dan hak atas tanah Baluwarti. Kedua, konsep
keraton Surakarta dan hak atas tanah Baluwarti dari kerabat keraton Surakarta,
40
Ibid, hal 165-166.
pemerintah kota Surakarta dan masyarakat Baluwarti. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari kerabat keraton Surakarta,
aparat pemerintah kota Surakarta, aparat kantor pertanahan kota Surakarta, masyarakat Baluwarti, dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang
mendalam mengenai keraton Surakarta dan hak atas tanah Baluwarti . Data sekunder bersumber dari :
a. data sekunder yang bersifat pribadi dan publik,
b. data sekunder di bidang hukum terdiri dari :
1. Bahan hukum primer : UUD 1945, kontrak politik, S 1939 No. 614,
Rijkblad No. 13 tahun 1938, UU No. 22 tahun 1948, UU No. 16 tahun 1947, UU No. 10 tahun 1950, UU No. 13 tahun 1950, UU No. 16 tahun
1950, Penetapan Pemerintah No. 16SD1946, UU No 32 tahun 2004, UUPA, UU No. 5 Tahun 1992, Keppres No 23 Tahun 1988, Peraturan
Pariwisata. 2.
Bahan hukum sekunder : buku, hasil karya para sarjana, makalah seminar, tulisan di media massa, arsip dan data lain yang
dipublikasikan mengenai hak penguasaaan atas tanah, status swaprja keraton Surakarta, bekas tanah kasunanan, tradisi budaya yang
bersifat kenegaraan. 4.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk jenis data primer, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu, pengamatan observasi dan wawancara interview. Pengamatan dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara yang tidak menyolok terhadap
penyelenggaraan upacara adat yang bersifat kenegaraan, pengamatan dilakukan dengan mencatat simbol dan maknanya, bukan hanya merekam fakta sensual saja.
Pengamatan yang dilakukan selalu mengaitkan antara simbol dengan jati diri dengan lingkungan dan hubungan sosialnya
41
. Wawancara dilakukan secara tidak terarah nondirective interview yang
tidak didasarkan pada suatu sistem atau daftar pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya. Peneliti tidak memberikan pengarahan yang tajam, akan tetapi
semuanya diserahkan kepada informan, untuk memberikan penjelasan menurut kemauannya masing-masing.
42
Penentuan informan dari kerabat keraton Surakarta, aparat pemerintah, masyarakat Baluwarti dilakukan dengan metode
purposive. Untuk mendapatkan jumlah dan kualitas data digunakan snowball sampling. Hal pertama yang dilakukan d engan menemui seseorang sebagai key
informant, tetapi setelah berbicara secara cukup, informan tersebut menunjukkan subyek lain yang dipandang mengetahui lebih banyak masalahnya sehingga
peneliti menunjuknya sebagai informan baru, dan demikian pula seterusnya berganti informan berikutnya yang tahu lebih dalam pula, sehingga data yang
diperolehnya semakin banyak, lengkap, dan mendalam.
43
Berdasarkan snowball sampling, pilihan sumber informasi dari kerabat keraton Surakarta, aparat
pemerintah, masyarakat Baluwarti, dalam perolehan data berakhir apabila tidak ada informasi baru.
41
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998, hal 137.
42
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1984, hal. 228.
43
HB. Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis., Surakarta: Puslit UNS, 1988, hal 22.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka dan content analysis dokumen, arsip, bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
5. Teknik Pengecekan Data