Leeds Racial Harrasment Project, 1995

135

q. Leeds Racial Harrasment Project, 1995

1 membantu seseorang yang menjadi korban pelanggaran rasial secara verbal, grafiti yang rasis atau selebaran yang menyudutkan dan sebagainya, serangan terhadap fisik, kerusakan pada hak milik dan pembakaran atas hak milik. 2 memfokuskan diri untuk segera menyediakan informasi, bantuan dan pilihan terhadap korban kekerasan rasial sehingga mereka dapat memilih sendiri keputusannya. 3 mengumpulkan sekelompok relawan terlatih yang akan memeberikan bantuan terhadap korban dan meyatakan pandangan mereka. 4 menyediakan pelatihan kepada berbagai organisasi untuk membantu 5 memahami kekerasan rasial dan 6 memberikan nasihat yang terbaik dan berguna bagi korban 7 mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap korban kekerasan rasial yang didapatkan di tempat lain 8 mengembangkan pengertian terhadap publik dengan cara melakukan penyuluhan, melakukan pertemuan-pertemuan, dan dengan menawarkan bantuan langsung terhadap kelompok tersebut. Dari beberapa peraturan kaidah yang disajikan di atas, dapat dipahami bahwa upaya pemberantasan diskriminasi dinegara-negara asing terutama diskriminasi rasial telah ditangani secara sungguh-sungguh. Beberapa universitas di negara bagian Amerika Serikat juga telah menyatakan sikap secara tegas yang mana mengutuk diskriminasi serta berupaya membangun suasana belajar- mengajar yang bebas dari tindak diskrimiansi rasial. Beberapa negara menyadari dengan sepenuhnya bahaya yang ditimbulkan oleh diskriminasi rasial, sehingga larangan terhadap diskriminasi rasial diformulasikan kedalam hukum kepidanaan baca: KUHP negara tersebut. Tinggal kini saat Indonesia untuk segera bertindak dan membuat aksi nyata sebagai realisasi bahwa Indonesia telah meratifikasi International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination. 136

B. KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM

MENANGANI TINDAK PIDANA DISKRIMINASI TERHADAP RAS DAN ETNIK DI MASA YANG AKAN DATANG Sejarah diskriminasi di Indonesia merupakan dampak dari sistem politik segregasi pemisah-misahan golongan masyarakat yang diusung oleh pemerintah kolonial Belanda, yang pada akhirnya mengakibatkan tumbuhnya konflik sosial budaya dalam struktur masyarakat Indonesia. Clifford Geertz menyatakan konflik adalah gejala sosial yang terdapat di dalam setiap kehidupan masyarakat. Konflik timbul dari kenyataan adanya kontradiksi internal yang bersumber dari masyarakat itu sendiri. 157 Tetapi dalam permasalahan diskriminasi ini konflik tersebut tidak hanya timbul akibat kondisi demografis bangsa Indonesia yang terdiri atas kumpulan dari beberapa ras dan etnis manusia saja, tetapi juga timbul akibat doktrinisasi yang dilakukan oleh kaum kolonial yang masih dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahwa upaya penghapusan diskriminasi terhadap ras dan etnik bukan merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan, namun menghapus diskriminasi terhadap ras dan etnik patut disadari sebagai suatu usaha yang akan memakan waktu yang lama dan rumit. Menghapus diskriminasi yang telah berakar selama berabad-abad dalam pola kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini tentunya tidak mudah, apalagi bila kita melihat penderitaan moril psikis kelompok-kelompok sosial yang selama ini telah diperlakukan dengan tidak adil akibat tindak diskriminasi. 157 Moh. Mahfud M.D., Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 1999, h. 86

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN FORMULASI TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 31

KEBIJAKAN HUKUM PELAKSANAAN PIDANA DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 2 85

KEBIJAKAN FORMULASI DELIK PERZINAAN DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 273

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 149

SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 148

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA TERHADAP PENANGGULANGAN CYBERPORN DALAM RANGKA PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 4 338

KEBIJAKAN FORMULASI PIDANA PENGAWASAN DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 190

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM RANGKA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MALPRAKTIK KEDOKTERAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 7 164

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGGAN TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 250

Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Delik Agama Dalam Rangka Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 136