Catatan Kuliah Analisis Numerik – CIV-208
7
Solusi Analitis dan Numerik Permasalahan Penerjun Payung
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00
10 20
30 40
50 60
w aktu t , detik
k e
c e
p a
ta n
v
,m d
e ti
k
Solusi Numerik Solusi Analitis
Gb. 1.3 Grafik Solusi Analitis dan Numerik Permasalahan Penerjun Payung
Dari  gambar  1.3  nampak  bahwa  terdapat  sedikit  perbedaan  hasil antara  solusi  analitis    eksak    dengan  solusi  numerik.  Perbedaan  ini  yang
disebut  dengan  istilah  error    kesalahan  .  Adanya  error  dalam  pendekatan secara  numerik  dapat  diminimalisasi  dengan  mengambil  selang  interval
perhitungan yang lebih kecil. Sebagai pembanding coba lakukan  perhitungan ulang  secara  numerik  dengan  menggunakan  interval  waktu  yang  lebih  kecil.
Semisal diambil t = 1 detik atau bahkan t = 0,5 detik. Namun dengan makin
kecilnya  interval  ini  akan  makin  melibatkan  angka  yang  banyak,  sehingga proses  perhitungan  secara  manual  akan  memakan  waktu.  Denagn  adanya
banyak bahasa program yang dapat digunakan permasalahan ini akan dapat diminimalisir.  Ada  kalanya  semakin  kecil  interval  yang  kita  ambil  akan
memberikan  solusi  yang  jauh  dari  kenyataan.  Pada  suatu  batas  interval tertentu, justru akan terjadi suatu kondisi yang sering disebut ill condition.
1.5 Kesalahan Absolut dan Kesalahan Relatif
Penyelesaian  suatu  model  matematika  secara  numerik  memberikan hasil  aproksimasipendekatan  yang  berbeda  dengan  penyelesaian  secara
analitis.  Adanya  perbedaan  inilah  yang  sering  disebut  sebagai  error
Catatan Kuliah Analisis Numerik – CIV-208
8
kesalahan  .    Hubungan  antara  nilai  eksak,  nilai  perkiraan  dan  error  dapat dirumuskan sebagai berikut :
Nilai eksak = aproksimasi + error 1.13 a
Dengan  menyusun  kembali  persamaan  1.13  a  maka  akan  diperoleh  definisi dari kesalahan absolut absolute error, yaitu :
Kesalahan absolut E
t
= nilai eksak  aproksimasi
1.13 b atau  E
t
= p  p
1.13 c Dan selanjutnya kita definisikan kesalahan relatif Relative error sebagai :
Kesalahan relatif 
t
= 100
p E
t
1.14 Persamaan 1.13 hingga 1.14 hanya dapat dihitung bila nilai eksak diketahui.
Dalam  metode  numerik,  nilai  eksak  hanya  akan  diketahui  bila  fungsi  yang dijumpai dapat diselesaikan secara analitis. Sehingga dalam metode numerik,
aproksimasi sekarang ditentukan berdasarkan aproksimasi sebelumnya. 100
1 1
 
 
n x
n x
n x
a
p p
p
 1.15
Tanda  untuk  persamaan  1.13  hingga  1.15  dapat  positif  atau  negatif. Jika  aproksimasi  lebih  besar  daripada  nilai  eksak  atau  aproksimasi
sebelumnya  lebih  besar  daripada  aproksimasi  sekarang,  maka  errornya negatif. Dan sebaliknya jika aproksimasinya lebih kecil dari nilai eksak, maka
errornya positif. Biasanya dalam metode numerik nilai mutlak kesalahan relatif disyaratkan lebih kecil dari suatu toleransi
s
.
s a
  
1.16
Contoh :
Siswa  A  mengukur  panjang  suatu  jembatan,  hasil  pengukurannya menunjukkan panjang jembatan 9999 cm  panjang jembatan sesungguhnya
adalah  10000  cm  .  Siswa  B  mengukur  panjang  suatu  penggaris,  hasil pengukurannya menunjukkan bahwa penggaris tersebut panjangnya adalah 9
cm  panjang sesungguhnya dari penggaris adalah 10 cm . Hitung kesalahan absolut dan kesalahan relatif dari kedua siswa tersebut
Catatan Kuliah Analisis Numerik – CIV-208
9
Jawab :
a. Masalah panjang jembatan : E
t
= 10000 – 9999 = 1 cm
100 10000
1 
t
 = 0,01
b. Masalah panjang penggaris E
t
= 10 – 9 = 1 cm
100 10
1  
t
 = 10
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa siswa A ternyata lebih teliti dalam melaksanakan pengukurannya.
1.6 Truncation Error