ANALISIS PRIORITAS DAN IMPLIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN GAGA MIE 100 PT JTFI

VI. ANALISIS PRIORITAS DAN IMPLIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN GAGA MIE 100 PT JTFI

6. 1 Penentuan Hirarki Prioritas Strategi Pemasaran Gaga Mie 100 JTFI

Penyusunan hirarki prioritas strategi pemasaran yang disesuaikan dengan hasil pengamatan di lapangan dibagi menjadi empat tingkatan. Tingkat satu sebagai fokus prioritas strategi pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI, tingkat dua prioritas tujuan strategi pemasaran yaitu meningkatkan pejualan, menghadapi persaingan, dan meningkatkan keuntungan.

Tingkat tiga sebagai prioritas strategi bauran pemasaran, yaitu strategi produk, harga, tempat, dan promosi. Tingkat empat sebagai sub faktor strategi bauran pemasaran yang terdiri dari kualitas produk, kuantitas produk, desain kemasan produk, merek produk (strategi produk); harga produk berdasarkan biaya operasional, harga produk berdasarkan segmentasi konsumen, harga produk berdasarkan harga produk pesaing (strategi harga); kemudahan mendapatkan produk, ketersediaan produk, dan kebersihan tempat (strategi tempat/saluran distribusi); iklan televisi, iklan reklame, potongan harga/Discount, peragaan/demo, pemberian hadiah, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung (strategi promosi). Hirarki prioritas strategi pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI dapat dilihat pada Lampiran 6.

6. 2 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal

6. 2. 1 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Untuk Prioritas Tujuan

Pada pengolahan horizontal yang pertama adalah penentuan prioritas tujuan dari strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT JTFI. Hasil pengolahan tersebut menunjukkan prioritas tujuan dari strategi pemasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan, yang terdiri dari tujuan meningkatkan penjualan, menghadapi persaingan, dan meningkatkan keuntungan. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 dan Lampiran 7. Tabel 13. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Tujuan Strategi Pemasaran Gaga

Mie 100 PT JTFI

Rasio Tujuan

Bobot Prioritas

Inkonsistensi

Meningkatkan Penjualan

Menghadapi Persaingan

3 0,00 Meningkatkan Keuntungan

Hasil pengolahan horizontal prioritas tujuan memiliki rasio inkonsistensi 0,00 (0 %), artinya sudah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi di bawah

10 %. Berdasarkan pengolahan tersebut diketahui bahwa tujuan meningkatkan penjualan menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,612. Tujuan meningkatkan penjualan menjadi prioritas pertama karena pihak perusahaan berpendapat bahwa dengan adanya penjualan yang meningkat, maka pendapatan perusahaan juga meningkat. Pendapatan yang meningkat akan memperkuat permodalan perusahaan, dan dengan modal kerja yang semakin bertambah akan membuat perusahaan lebih leluasa dalam mengembangkan perusahaannya.

Tujuan meningkatkan keuntungan menjadi prioritas kedua dengan bobot 0,243, karena prioritas utama perusahaan adalah meningkatkan penjualan dan berusaha memperoleh pendapatan yang tinggi. Pendapatan yang tinggi mengakibatkan jumlah keuntungan yang diperoleh juga lebih tinggi.

Tujuan perusahaan yang menjadi prioritas ketiga adalah menghadapi persaingan dengan bobot 0,145. Tujuan ini juga menjadi salah satu tujuan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, karena dalam perkembangannya bermunculan para pesaing yang bergerak dalam industri yang sama dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan.

Setelah ditentukan prioritas tujuan strategi pemasaran perusahaan, selanjutnya adalah penentuan prioritas strategi bauran pemasaran (tingkat tiga) dan sub faktor yang mendukung strategi tersebut (tingkat empat). Penentuan prioritas strategi dilakukan pada masing-masing tujuan strategi pemasaran yang telah ditentukan.

6. 2. 2 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Pemasaran Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan

Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan meningkatkan penjualan memilki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan dengan nilai 0,00 (0 %). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 dan Lampiran 8. Tabel 14. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran

Gaga Mie 100 PT JTFI Untuk Meningkatkan Penjualan

Strategi

Rasio Tujuan

Prioritas Inkonsistensi Pemasaran

Meningkatkan Harga

2 0,00 Penjualan

Tempat

Pada pengolahan tingkat empat juga telah memenuhi rasio inkonsistensi dengan nilai 0,04 (4 %) untuk strategi produk, 0,00 (0 %) untuk strategi harga, 0,02 (2 %) untuk strategi tempat, dan 0,01 (1 %) untuk strategi promosi. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 dan Lampiran 9. Tabel 15. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Strategi Sub Faktor

Bauran Pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI Untuk Tujuan Meningkatkan Penjualan

Strategi

Rasio Bauran

Sub Faktor

Bobot Prioritas Bauran Pemasaran

Inkonsistensi Pemasaran

Kualitas

Kuantitas (ukuran/berat) 0,157 3 Produk

0,04 Desain Kemasan

Biaya Opersional

Harga Segmentasi konsumen 0,137 3 0,00 Harga Produk Pesaing

Kemudahan Mendapatkan 0,500 1 Tempat

Ketersediaan Produk

0,02 Kebersihan Tempat

Iklan Televisi

Iklan Reklame

Potongan Harga (Discount) 0,141 3 Promosi

Peragaan (Demo)

0,01 Pemberian Hadiah

Hubungan Masyarakat 0,110 4 Pemasaran Langsung

Hasil pengolahan horizontal strategi pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan, yang menjadi prioritas pertama dalam strategi bauran pemasaran adalah strategi produk dengan bobot 0,375. Produk yang menjadi salah satu andalan PT JTFI adalah Gaga Mie 100, dengan demikian produk ini harus menjadi Icon perusahaan tersebut. Produk yang menjadi andalan tentunya harus unggul dari berbagai sisi yang bisa memuaskan konsumen, dilihat dari kualitas, kuantitas, desain kemasan yang menarik, serta merek yang digunakan. Pada penentuan prioritas sub faktor produk, yang menjadi prioritas pertama adalah Hasil pengolahan horizontal strategi pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan, yang menjadi prioritas pertama dalam strategi bauran pemasaran adalah strategi produk dengan bobot 0,375. Produk yang menjadi salah satu andalan PT JTFI adalah Gaga Mie 100, dengan demikian produk ini harus menjadi Icon perusahaan tersebut. Produk yang menjadi andalan tentunya harus unggul dari berbagai sisi yang bisa memuaskan konsumen, dilihat dari kualitas, kuantitas, desain kemasan yang menarik, serta merek yang digunakan. Pada penentuan prioritas sub faktor produk, yang menjadi prioritas pertama adalah

Prioritas kedua untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan adalah strategi harga dengan bobot 0,232, dan sub faktor utamanya penentuan harga berdasarkan harga produk pesaing dengan bobot 0,576. Penetapan harga yang tepat akan menarik konsumen untuk membeli Mie Instant yang diproduksi PT JTFI, salah satunya dengan memperhatikan perkembangan harga produk pesaing. Jika kualitas dan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk pesaing lebih tinggi, maka penentuan harga produk tidak bisa melebihi harga pesaing. Harga produk yang lebih murah akan menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian, dengan demikian menyebabkan penjualan akan meningkat.

Prioritas ketiga adalah strategi promosi dengan bobot 0,223. Promosi merupakan faktor penting dalam meningkatkan penjualan karena merupakan media yang dapat menginformasikan keunggulan produk yang dipasarkan perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan, sub faktor yang menjadi prioritas pertama dalam strategi promosi adalah iklan televisi dengan bobot 0,258. Iklan televisi dapat meningkatkan volume penjualan karena dengan cakupannya pemberian informasi yang luas, kemungkinan besar semakin banyak konsumen yang mengetahui produk Gaga Mie 100. Iklan yang dilakukan di televisi harus menarik dan tepat pada sasaran. Iklan yang lebih menonjolkan keunggulan Prioritas ketiga adalah strategi promosi dengan bobot 0,223. Promosi merupakan faktor penting dalam meningkatkan penjualan karena merupakan media yang dapat menginformasikan keunggulan produk yang dipasarkan perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan, sub faktor yang menjadi prioritas pertama dalam strategi promosi adalah iklan televisi dengan bobot 0,258. Iklan televisi dapat meningkatkan volume penjualan karena dengan cakupannya pemberian informasi yang luas, kemungkinan besar semakin banyak konsumen yang mengetahui produk Gaga Mie 100. Iklan yang dilakukan di televisi harus menarik dan tepat pada sasaran. Iklan yang lebih menonjolkan keunggulan

Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,170, dan sub faktor utamanya adalah kemudahan mendapatkan produk dengan bobot 0,500. Peningkatan penjualan tentunya didukung oleh distribusi yang bisa memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk yang ditawarkan tesebut. Kemudahan tersebut bisa diciptakan dengan adanya jalur distribusi yang ditambah dan berada di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen sasaran. Selain melalui distributor, juga bisa dilakukan dengan pemasaran langsung seperti pada acara bazar dan acara hiburan yang bisa mendatangkan banyak orang yang tentunya konsumen sasaran Gaga Mie 100.

6. 2. 3 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Pemasaran Untuk Tujuan Menghadapi Persaingan

Pengolahan tingkat tiga untuk tujuan menghadapi persaingan memilki rasio inkonsistensi yang sudah memenuhi persyaratan dengan nilai 0,00 (0 %). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 16 dan Lampiran 8. Tabel 16. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran

Gaga Mie 100 PT JTFI Untuk Menghadapi Persaingan

Strategi

Rasio Tujuan

Prioritas Inkonsistensi Pemasaran

Menghadapi Harga

Pada pengolahan tingkat empat untuk tujuan menghadapi persaingan juga telah memenuhi rasio inkonsistensi. Pada strategi produk rasio inkonsistensinya Pada pengolahan tingkat empat untuk tujuan menghadapi persaingan juga telah memenuhi rasio inkonsistensi. Pada strategi produk rasio inkonsistensinya

Bauran Pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI Untuk Tujuan Menghadapi Persaingan

Strategi

Rasio Bauran

Sub Faktor

Bobot Bauran Pemasaran

Inkonsistensi Pemasaran

Kualitas

Kuantitas (ukuran/berat) 0,265 3 Produk

0,03 Desain Kemasan

Biaya Opersional

Harga Segmentasi konsumen 0,140 3 0,00 Harga Produk Pesaing

Kemudahan Mendapatkan 0,484 1 Tempat

Ketersediaan Produk

0,00 Kebersihan Tempat

Iklan Televisi

Iklan Reklame

Potongan Harga (Discount) 0,122 4 Promosi

Peragaan (Demo)

0,02 Pemberian Hadiah

Hubungan Masyarakat 0,119 5 Pemasaran Langsung

Hasil pengolahan horizontal strategi pemasaran untuk tujuan menghadapi persaingan, yang menjadi prioritas pertama adalah strategi promosi dengan bobot 0,359, dan sub faktor utamanya iklan televisi dengan bobot 0,272. Persaingan yang semakin ketat salah satunya ditunjukan dengan adanya promosi yang besar-besaran dilakukan oleh perusahaan. Iklan yang ditayangkan di televisi adalah media yang sangat bagus untuk mendominasi tingkat persaingan tersebut. Iklan tersebut adalah iklan yang bisa menyampaikan pesan dari produk serta tepat pada sasaran. Berdasarkan segmentasi produk Gaga Mie 100 yaitu menengah ke bawah, maka tayangan televisinya pun yang diperuntukan untuk kalangan tersebut, sehingga persaingan bisa dihadapi secara efektif dan efisien

Prioritas kedua adalah strategi produk dengan bobot 0,252, dan sub faktor utamanya adalah kualitas produk dengan bobot 0,313. Persaingan produk Mie Instant di pasaran yang juga mencolok adalah adanya produk-produk yang menawarkan kualitas dengan berbagai keunggulannya masing-masing. Keunggulan yang membedakan produk satu dengan yang lain akan menyebabkan produk tersebut mempunyai daya saing.

Prioritas ketiga adalah strategi harga dengan bobot 0,239, dan yang menjadi sub faktor utamanya adalah harga produk pesaing dengan bobot 0,602. Dalam persaingan, harga dapat dijadikan indikator. Harga produk yang bersaing adalah harga yang sesuai dengan kemampuan konsumen yang menjadi sasaran. Konsumen sebagai pengguna tentunya selain mempertimbangkan faktor kualitas produk, juga akan membandingkan harga antara produk yang satu dengan yang lain. Pada saat penentuan harga produk, tentunya perusahaan harus lebih jeli dalam melihat perkembangan harga produk pesaingnya. Sebagaiman telah disebutkan sebelumnya, jika menurut konsumen kualitas produk Gaga Mie 100 di bawah pesaingnya, maka penentuan harga tidak boleh lebih dari harga pesaing tersebut.

Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,150, dan sub faktor utamanya adalah kemudahan mendapatkan dengan bobot 0,484. Persaingan produk di pasaran bisa dihadapi dengan adanya pendistribusian yang lebih tepat sasaran, sehingga lebih memudahkan konsumen mendapatkan produk yang ditawarkan tersebut. Produk yang mudah didapatkan akan menjadi pilihan terakhir walaupun terkesan sebagai produk pengganti, akan tetapi apabila kondisi tersebut berlangsung lama, maka akan memberikan citra baik bagi produk Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,150, dan sub faktor utamanya adalah kemudahan mendapatkan dengan bobot 0,484. Persaingan produk di pasaran bisa dihadapi dengan adanya pendistribusian yang lebih tepat sasaran, sehingga lebih memudahkan konsumen mendapatkan produk yang ditawarkan tersebut. Produk yang mudah didapatkan akan menjadi pilihan terakhir walaupun terkesan sebagai produk pengganti, akan tetapi apabila kondisi tersebut berlangsung lama, maka akan memberikan citra baik bagi produk

6. 2. 4 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Pemasaran Untuk Tujuan Meningkatkan Keuntungan

Rasio inkonsistensi pada pengolahan horizontal tingkat tiga ini sudah memenuhi persyaratan. Rasio inkonsistensi bernilai 0,00 (0 %). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 dan Lampiran 8. Tabel 18. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran

Gaga Mie 100 PT JTFI Untuk Meningkatkan Keuntungan

Strategi

Rasio Tujuan

Prioritas Inkonsistensi Pemasaran

Meningkatkan Harga

Pada pengolahan tingkat empat untuk tujuan meningkatkan keuntungan juga telah memenuhi rasio inkonsistensi. Pada strategi produk rasio inkonsistensinya bernilai 0,01 (0 %), untuk strategi harga 0,00 (0 %), untuk strategi tempat/saluran distribusi 0,02 (2 %), untuk strategi promosi 0,01 (1 %). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 19 dan Lampiran 11.

Tabel 19. Hasil Pengolahan Horizontal Prioritas Strategi Sub Faktor Bauran Pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI Untuk Tujuan Meningkatkan Keuntungan

Strategi

Rasio Bauran

Sub Faktor

Bobot Prioritas Bauran Pemasaran

Inkonsistensi Pemasaran

Kualitas

Kuantitas (ukuran/berat) 0,378 1 Produk

0,01 Desain Kemasan

Biaya Opersional

Harga Segmentasi konsumen 0,142 3 0,00 Harga Produk Pesaing

Kemudahan Mendapatkan 0,388 2 Tempat

Ketersediaan Produk

0,02 Kebersihan Tempat

Iklan Televisi

Iklan Reklame

Potongan Harga (Discount) 0,157 3 Promosi

Peragaan (Demo)

0,01 Pemberian Hadiah

Hubungan Masyarakat 0,170 2 Pemasaran Langsung

Prioritas pertama untuk meningkatkan keuntungan adalah strategi harga dengan bobot 0,430 dan sub faktor utamanya adalah biaya operasional dengan bobot 0,522. Penentuan harga berdasarkan biaya operasional produk tentunya menjadi faktor utama karena berhubungan dengan besarnya penerimaan dari penjualan produk tersebut. Harga produk yang terlalu tinggi tidak akan mendatangkan keuntungan yang besar, karena tidak menutupi biaya operasional yang digunakan. Kondisi yang dialami PT JTFI dengan produk Gaga Mie 100 adalah adanya kenaikan harga bahan baku utama yaitu terigu. Apabila prioritas tujuan dari strategi pemasarannya ingin meningkatkan keuntungan, maka dalam penentuan harga produk Gaga Mie 100 tidak bisa tergantung dengan harga produk pesaing, tetapi harus berdasarkan biaya operasionalnya. Penentuan harga ini dilakukan karena para pesaing cenderung bertahan pada harga semula, tidak Prioritas pertama untuk meningkatkan keuntungan adalah strategi harga dengan bobot 0,430 dan sub faktor utamanya adalah biaya operasional dengan bobot 0,522. Penentuan harga berdasarkan biaya operasional produk tentunya menjadi faktor utama karena berhubungan dengan besarnya penerimaan dari penjualan produk tersebut. Harga produk yang terlalu tinggi tidak akan mendatangkan keuntungan yang besar, karena tidak menutupi biaya operasional yang digunakan. Kondisi yang dialami PT JTFI dengan produk Gaga Mie 100 adalah adanya kenaikan harga bahan baku utama yaitu terigu. Apabila prioritas tujuan dari strategi pemasarannya ingin meningkatkan keuntungan, maka dalam penentuan harga produk Gaga Mie 100 tidak bisa tergantung dengan harga produk pesaing, tetapi harus berdasarkan biaya operasionalnya. Penentuan harga ini dilakukan karena para pesaing cenderung bertahan pada harga semula, tidak

Prioritas kedua adalah strategi promosi dengan bobot 0,226, dan sub faktor utamanya adalah iklan televisi dengan bobot 0,192. meskipun promosi yang dilakukan dengan menggunakan media televisi cukup mahal, tetapi cakupan dalam penyampaian informasi lebih luas dan cepat diterima oleh konsumen, dibandingkan dengan media lain. Informasi yang diterima tersebut secara tidak langsung memberikan keuntungan, karena kemungkinan besar pembelian terhadap produk tersebut akan meningkat.

Prioritas ketiga adalah strategi produk dengan bobot 0,177, dan sub faktor utamanya adalah kuantitas dengan bobot 0,378. Peningkatan keuntungan suatu penjualan produk juga dapat diperoleh dari penyesuaian kuantitas yang meliputi ukuran dan berat produk itu sendiri, artinya sedikit saja kita mengurangi kuantitas dari produk, maka biaya produksi yang digunakan dapat diturunkan. Penurunan biaya produksi mengakibatkan lebih leluasanya dalam penentuan harga pokok produk. Penentuan harga produk yang lebih tinggi dari harga pokok produk akan mendatangkan keuntungan yang besar.

Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,167, dan sub faktor utamanya adalah ketersediaan produk dengan bobot 0,417. Tempat/saluran distribusi harus menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari konsumen. Apabila adanya permintaan yang tinggi dan perusahaan dapat memenuhi permintaan tersebut, maka akan memberikan kepercayaan bagi konsumen. Kepercayaan dari konsumen merupakan keuntungan Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,167, dan sub faktor utamanya adalah ketersediaan produk dengan bobot 0,417. Tempat/saluran distribusi harus menjamin adanya ketersediaan produk pada saat adanya permintaan dari konsumen. Apabila adanya permintaan yang tinggi dan perusahaan dapat memenuhi permintaan tersebut, maka akan memberikan kepercayaan bagi konsumen. Kepercayaan dari konsumen merupakan keuntungan

Prioritas Strategi Pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI

Meningkatkan

Menghadapi Penjualan

Iklan Televisi ( 0,388)

Gambar 5. Bagan Hasil Analisis Horizontal

6. 3 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal

6. 3. 1 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Untuk Prioritas Tujuan

Penentuan prioritas tujuan dari strategi pemasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan, selain dengan pengolahan horizontal juga dilakukan dengan pengolahan vertikal. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 20 dan Lampiran 12. Tabel 20. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Tujuan Strategi Pemasaran

Gaga Mie 100 PT JTFI

Rasio Tujuan

Bobot Prioritas

Inkonsistensi

Meningkatkan Penjualan

Menghadapi Persaingan

3 0,00 Meningkatkan Keuntungan

Persyaratan rasio inkonsistensi untuk hasil pengolahan vertikal tingkat dua sudah terpenuhi, nilainya 0,00 (0 %). Hasil pengolahan vertikal ini menunjukan hasil yang sama dengan pengolahan tingkat dua secara horizontal.

Prioritas pertama adalah tujuan meningkatkan penjualan dengan bobot 0,612, prioritas kedua adalah meningkatkan keuntungan dengan bobot 0,243, dan prioritas ketiga adalah menghadapi persaingan dengan bobot 0,145.

Dari hasil pengolahan ini menunjukan bahwa prioritas menyeluruh yang ingin dicapai perusahaan adalah meningkatkan penjualan. Meningkatnya volume penjualan produk Gaga Mie 100 akan bisa mendorong pengembangan usaha PT JTFI karena produk tersebut merupakan produk utama yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Peningkatan penjualan menjadi prioritas tujuan yang ingin dicapai yang selama empat tahun terakhir ini mengalami penurunan.

6. 3. 2 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Pemasaran

Hasil pengolahan vertikal tingkat tiga menunujukan prioritas setiap strategi bauran pemasaran dari keseluruhan tujuan yang ingin dicapai perusahaan terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu, yaitu prioritas strategi pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI. Hasil pengolahan ini sudah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, nilainya 0,00 (0 %). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 21 dan Lampiran 12. Tabel 21. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran

Gaga Mie 100 PT JTFI

Strategi Bauran Rasio

Bobot

Prioritas

Pemasaran Inkonsistensi

Produk

Harga

0,00 Tempat

Promosi

Hasil pengolahan vertikal tingkat empat menunjukan prioritas dari keseluruhan sub faktor bauran pemasaran pada setiap strategi bauran pemasaran dan tujuan dari strategi pemasaran terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu, yaitu prioritas strategi pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI. Rasio inkonsistensi hasil pengolahan vertikal tingkat empat sudah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, nilainya 0,01 (satu presen). Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 22 dan Lampiran 12. Tabel 22. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Sub Faktor

Bauran Pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI

Strategi

Rasio Bauran

Sub Faktor

Bobot Prioritas Bauran Pemasaran

Inkonsistensi Pemasaran

Kualitas

Kuantitas (ukuran/berat) 0,062 3 Produk Desain Kemasan

Biaya Opersional

Harga Segmentasi konsumen 0,026 3 Harga Produk Pesaing

Kemudahan Mendapatkan 0,061 1 Tempat

Ketersediaan Produk

0,01 Kebersihan Tempat

Iklan Televisi

Iklan Reklame

Potongan Harga (Discount) 0,053 3 Promosi

Peragaan (Demo)

Pemberian Hadiah

Hubungan Masyarakat 0,048 4 Pemasaran Langsung

Prioritas pertama yang menyeluruh dari semua strategi adalah strategi produk dengan bobot 0,313, dan sub faktor utamanya adalah kualitas produk dengan bobot 0,122. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, strategi produk dengan mengutamakan kualitas adalah yang paling menentukan baik untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek, persaingan yang bisa dihadapi,

Prioritas kedua adalah strategi harga dengan bobot 0,276, dan sub faktor utamanya adalah harga produk pesaing dengan bobot 0,091. Penentuan harga produk harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, salah satunya harga produk pesaing. Pada saat ini terdapat perusahaan-perusahaan Mie Instant yang menawarkan harga produknya dibawah harga Gaga Mie 100, karena memiliki sumber daya yang mendukung, diantaranya bahan baku dan biaya promosi.

Prioritas ketiga adalah promosi dengan bobot 0,245, dan sub faktor utamanya adalah iklan televisi dengan bobot 0,091. iklan yang dilakukan di televisi selain dapat mendorong peningkatan penjualan karena ketertarikan konsumen yang kemudian membeli produk, juga secara langsung akan meningkatkan daya saing yang menguntungkan bagi perusahaan.

Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,166, dan sub faktor utamanya adalah kemudahan konsumen mendapatkan produk dengan bobot 0,061. Strategi tempat/saluran distribusi meskipun menjadi prioritas yang terakhir, tapi dalam pelaksanaannya sangat penting untuk menyampaikan produk yang kita tawarkan ke tangan konsumen sebagai pengguna. Total penjualan yang meningkat akibat dari pembelian konsumen yang tinggi karena mudahnya produk diperoleh, keuntungan jangka panjang karena adanya kepercayaan konsumen terhadap pelayanan yang memuaskan, serta persaingan pun bisa dihadapi. Bagan hasil analisis vertikal dapat dilihat pada Gambar 5.

Prioritas Strategi Pemasaran Gaga Mie 100 PT JTFI

Meningkatkan Penjualan 0,612

Harga Pesaing

Iklan Televisi

Gambar 5. Bagan Hasil Analisis Vertikal

6. 4 Perumusan Prioritas Strategi Pemasaran

Setelah dilakukan analisis dengan pengolahan horizontal, diperoleh prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut. Hasil pengolahan horizontal belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen dalam suatu hirarki, maka dilakukan pengolahan vertikal. Pengolahan vertikal bertujuan mendapatkan suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada level tertentu dalam suatu hirarki terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu.

Berdasarkan hasil pengolahan vertikal, pada tingkat dua yang menjadi prioritas pertama adalah tujuan meningkatkan penjualan. Sesuai dengan volume penjualan Gaga Mie 100 yang terus mengalami penurunan (tahun 2004-2007), tujuan tersebut sangat relevan. Manajemen perusahaan beranggapan dengan meningkatnya volume penjualan, maka keuntungan yang diterima perusahaan juga akan meningkat, dengan demikian perusahaan mempunyai tambahan modal kerja dalam mengembangkan bisnisnya.

Strategi produk menjadi prioritas pertama dengan kualitas sebagai sub faktor strategi bauran pemasarannya. Produk Mie Instant yang berkualitas meliputi rasa, aroma, tekstur/kekenyalan, kematangan mie, dan penampakan produk. Hal ini menunjukan bahwa berbagai macam merek Mie Instant yang menampilkan keunggulannya masing-masing, menyebabkan konsumen lebih selektif dalam memilih produk sebelum melakukan pembelian. Meskipun produk Gaga Mie 100 cukup lama muncul di pasaran setelah produk Indofood, akan tetapi dengan bertambahnya berbagai merek baru yang menawarkan keunggulannya masing-masing, menyebabkan citra kualitas Gaga Mie 100 menurun dimata konsumen. Kualitas Gaga Mie 100 harus terus ditingkatkan, karena akan menambah kepercayaan konsumen, dengan demikian citra baik perusahaan akan terus terbentuk. Daya beli konsumen karena adanya kepercayaan kualitas dari suatu produk akan meningkat, maka volume penjualan produk pun meningkat.

Strategi harga menjadi prioritas kedua dengan sub faktor penentuan harga berdasarkan harga produk pesaing. Harga merupakan strategi bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, maka penentuan harga harus diperhitungkan secara tepat. Penentuan harga berdasarkan harga produk pesaing artinya sebuah perusahaan harus benar-benar mengikuti perkembangan harga di pasaran karena berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Konsumen akan lebih memilih merek Mie Instant yang paling terjangkau harganya dengan kualitas sama atau lebih baik. Apabila kualitas produk pesaing sudah mempunyai citra baik di mata konsumen, maka dalam penentuan harga produk tidak boleh lebih tinggi dari harga produk pesaing, maksimal sama dengan harga produk pesaing, kecuali konsumen sudah benar-benar loyal terhadap produk yang kita tawarkan. Pada

kondisi saat ini harga produk Gaga Mie 100 tidak bisa menyesuaikan dengan harga produk para pesaingnya, seperti Indomie dan Mie Sedaap yang bertahan pada harga di bawah harga produk Mie dari seluruh produsen Mie Instant. Berdasarkan hasil survei di salah satu pasar swalayan besar (Giant), contohnya Indomie Rasa Soto bisa bertahan dengan harga semula, yaitu Rp. 1075 per bungkus dengan berat produk 70 gram. Harga Mie Sedaap Rasa Soto berada di bawah harga Indomie dan Gaga Mie 100 yaitu Rp. 1050 dengan ukuran/berat 75 gram, lebih tinggi dari Indomie. Harga Gaga Mie 100 Rasa Soto adalah Rp. 1375 dengan berat 80 gram. Harga Gaga Mie 100 Rasa Soto tersebut tidak bersaing, karena meskipun ukuran/beratnya lebih tinggi, ada merek lain yang menawarkan harga sama tetapi ukuran/bertanya lebih tinggi, yaitu 101 gram. Merek Mie Instant yang menawarkan Mie dengan berat 101 gram tersebut adalah Sarimie Besar. Daftar harga beberapa produk Mie Instant dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Daftar Harga Mie Instant Rasa Soto di Pasar Swalayan Giant Pangrango

Plaza-Bogor per Tanggal 25 Juli 2008

Merek

Berat Mie (gram)

Harga (rupiah)

70 1150 Mie Sedaap

75 1050 Gaga Mie 100

80 1375 Sarimie Besar

1375 Sumber : Survei di Pasar Swalayan Giant Pangrango Plaza Bogor 6

Strategi promosi menjadi prioritas ketiga dengan sub faktor promosi melalui iklan di televisi. Promosi menjadi hal yang penting dalam mengkomunikasikan karakteristik dari Mie Instant Gaga Mie 100, karena tujuan dari produk ini pada awalnya adalah menawarkan produk Mie Instant dengan berat yang proporsional dalam penyajiannya yaitu 100 gram. Dengan berat yang Strategi promosi menjadi prioritas ketiga dengan sub faktor promosi melalui iklan di televisi. Promosi menjadi hal yang penting dalam mengkomunikasikan karakteristik dari Mie Instant Gaga Mie 100, karena tujuan dari produk ini pada awalnya adalah menawarkan produk Mie Instant dengan berat yang proporsional dalam penyajiannya yaitu 100 gram. Dengan berat yang

Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi, dengan sub faktor kemudahan konsumen mendapatkan produk Gaga Mie 100. Lokasi produksi Gaga Mie Instant cukup mendukung jalur distribusinya karena letak yang cukup strategis, yaitu dekat dengan jalan tol yang mengarah ke jakarta sebagai tempat distributor utama produk Gaga Mie 100.

6. 5 Implikasi Prioritas Strategi Pemasaran

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik, yang menjadi prioritas tujuan strategi pemasaran Gaga Mie 100 adalah meningkatkan penjualan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap tujuan peningkatan penjualan, antara lain adalah volume produksi harus ditingkatkan untuk menjamin ketersediaan produk. Pada saat dilakukan peningkatan volume produksi, dibutuhkan biaya operasional yang juga bertambah untuk penyediaan bahan baku, upah tenaga kerja, dan biaya-biaya operasional lainnya.

Peningkatan biaya produksi yang terjadi akibat adanya target penjualan yang ditingkatkan, merupakan resiko yang besar dalam penggunaan modal kerja perusahaan. Agar pemakaian biaya tersebut efisien, maka perhitungan alokasi biaya yang digunakan harus tepat. Dalam pelaksanaannya, semua bagian dalam perusahaan harus mengerti dan mendukung pencapaian tujuan perusahaan, terutama bagian keuangan, perencanaan produksi dan persediaan bahan baku, serta bagian produksi itu sendiri.

Prioritas pertama strategi bauran pemasaran yang telah dirumuskan adalah strategi produk dengan sub faktor utama kualitas produk. Produk Mie Instant yang berkualitas adalah yang bisa memuaskan konsumen, artinya yang menjadi tolak ukur kualitas adalah sesuai dengan permintaan konsumen yang menjadi standar kualitas produk suatu perusahaan. Standar tersebut meliputi keamanan, kebersihan, dan cita rasa yang tepat dengan selera konsumen.

Untuk menciptakan Mie Instant yang berkualitas tentunya harus didukung oleh berbagai pihak dalam perusahaan, tentang pentingnya kualitas suatu produk tersebut. Baik manajemen maupun bagian operasional perusahaan harus benar- benar berkomitmen dalam menjaga kualitas produk, sehingga memberikan jaminan kualitas produk kepada konsumen.

Produk Mie Instant yang sesuai standar mutu harus terkontrol dalam setiap proses produksinya, mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, serta pendistribusian sampai dengan tahap penjualannya kepada konsumen. Selain dari kualitas produk dalam proses produksinya, perusahaan dalam hal ini bagian pengembangan produk

(Reserch and Development) harus terus berinovasi untuk menambah keunggulan dari produk dibandingkan dengan para pesaingnya.

Prioritas yang kedua adalah strategi harga dengan penentuan harga berdasarkan harga produk pesaing. Harga produk pesaing yang menjadi acuan menuntut suatu perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan pasar, khususnya kenaikan maupun penurunan harga produk. Harga produk Mie Instant yang saat ini cenderung dipengaruhi harga bahan baku yang mengalami peningkatan seperti harga tepung terigu, akan dijadikan peluang bagi para pesaing. Para pesaing tersebut adalah yang mempunyai persediaan bahan baku yang banyak, sehingga meskipun harga bahan baku naik, tidak akan mempengaruhi biaya operasionalnya, sehingga kenaikan harga produknya hanya sedikit atau sama sekali tidak dinaikan.

Prioritas yang ketiga adalah strategi promosi dengan mengutamakan iklan di televisi. Iklan yang dilakukan dengan memanfaatkan media televisi tentunya akan lebih cepat dan mencapai cakupan yang luas. Implikasi yang akan terjadi bagi perusahaan adalah, pertama perusahaan akan mengeluarkan biaya besar untuk pembelanjaan iklan, karena berdasarkan wawancara dengan pihak PT JTFI, iklan di televisi merupakan biaya promosi yang paling tinggi, yaitu mencapai (6-7 %) dari harga pokok produk. Implikasi yang kedua adalah, kemungkinan besar apabila iklan tersebut cukup berhasil menarik konsumen untuk membeli produk Gaga Mie 100, maka tujuan utama perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan akan tercapai.

Prioritas keempat adalah strategi tempat/saluran distribusi dengan mengutamakan kemudahan konsumen mendapatkan produk Gaga Mie 100. Saluran distribusi merupakan hal yang cukup penting karena menentukan penyampaian produk ke tangan konsumen sebagai pengguna. Agar konsumen lebih mudah dalam mendapatkan produknya, maka perusahaan harus lebih memperluas jalur distribusi, baik dengan menambah distributor serta armada transportasi yang bisa menyampaikan produk ke tempat yang lebih terjangkau oleh konsumen.