HASIL PENELITIAN DAN yang sangat luas, yang menciptakan cabang-
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 47 dan scene 68
Signifier Signified
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 47
Interpretasi /
deskripsi
dan scene 68
Signifier Perempuan berkedudukan sama dengan laki-laki
Signified
Laki-laki dan perempuan Konotasi cenderung ingin menjadi superordinat
memiliki hak yang sama
Connotative sign : Perempuan memiliki kesempatan yang sama dan kebebasan yang sama berakar dari rasionalitas
pada akhirnya menganggap Hadi tidak pernah pandangan
Dari scene
47 dan scene
68 terdapat
berperan dalam kehidupan rumah tangganya. menempatkan perempuan yang memiliki
Pengambilan gambar close up Ningsing kebebasan secara penuh dan individual dan
menandakan bagaimana ambisi Ningsih untuk menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan
mendapatkan anaka laki-laki dan kekecewaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara
Ningsih terhadap sosok laki-laki yang dianggap dunia privat dan publik. Setiap manusia
tidak berkarakter. Penggambilan gambar close demikian menurut mereka punya kapasitas
Kartini turut menandakan untuk berpikir dan bertindak secara rasional,
up dokter
kekagetannya ketika mendengar Ningsih ingin begitu pula pada perempuan. Ningsih
menggugurkan kandungannya, jika anak yang merepresentasikan perempuan yang sukses dan
dikandung bukan laki-laki. Dokter kartini menjadi wanita karier namun memiliki sikap
herah, ternya masih ada kaumnya yang keras dan tidak mau mengalah pada suaminya.
bertindak diluar nalar kemanusiaan dengan Ningsih mengalami diskriminasi posisi serta
ingin menggugurkan kanduungan. peran publik dan domestik, meskipun ia lebih
Scene 68 diawali dengan shot sukses dibandingan suaminya. medium close up Ningsih yang mengatakan
Scene 47 adegan suasana di ruang praktik “saya sudah pernah bilang kan dok, nggak ada dokter Kartini terlihat Ningsing sedang
gunanya juga saya bawa dia kesini”. berkonsultasi dengan dokter Kartini tentang
Sementara itu tampak Hadi hanya tertunduk kondisi
diam. Di sisi lain dokter Kartini juga terdiam menanyakan kapan jenis kelamin anaknya bias
kaget melihat itu semua, karena yang diketahui diketahui, dokter Kartini pun menjawab sekitar
dokter Kartini tentang Hadi adalah sosok suami enam bulan. Ningsih yang begitu menginginkan
yang perhatian terhadap istrinya “Lastri”, anak yang dikandungnya adalah anak laki-laki
kehidupan rumah tangga mereka begitu dan harmonis. Adegan-adegan ini menandakan
memilih untuk menggugurkan kandungannya bagaimana begitu mendominasinya Ningsih jika ank yang dikandungnya itu perempuan.
terhadap Hadi, sampai segala sesuatu urusan Ningsing ingin ada pengganti sosok suaminya
dan keputusan rumah tangga Ningsih yang yang dia rasa tidak berkarakter dan tidak
memutuskan. Pengambilan gambar close up berwibawa. Dari adegan ini menandakan
Ningsih denga posisi menyandar pada kursi bagaimana seorang perempuan bernama
menandakan bentuk dominasinya. Sedangkan Ningsih yang di dalam kehidupan keluarganya
pengambilan
mendominasi yang
56 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
gambar close up Hadi menandakan ketidakberdayaan dan dalam posisi
subordinat dari Ningsih. Scene Ratna (Perempuan Buruh Konveksi yang Tegar)
Gambar 4.13. Scene 78 Tokoh Ratna dalam Film Gambar 4.14. Scene 106 Tokoh Ratna dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 78 dan scene 106 Signifier
Signified
Interpretasi /
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 78
deskripsi
dan scene 106
Signifier Signified
Wanita sholehah, sabar Tetap bertahan menjalani
Konotasi
kondratnya sebagai wanita
Connotative sign : Perempuan sholehah yang terus bersabar menghadapi cobaan-cobaan dalam hidupnya
dilakukan Marwan. Adegan ini menandakan Pada scene 78 dan scene 106 ini,
pada awalnya Ratna adalah sosok wanita Ratna merepresentasikan seorang perempuan yang sabar setelah lima tahun menjalani yang sholehah, tegar, kuat, dan tabah berumah tangga baru akan dikarunia menghadapi segala cobaan hidup yang seorang anak. Ratna membantu suami dialaminya. Ia berkembang menjadi feminis memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan radikal dalam hidupnya.
menjadi penjahit.
Scene 78 dibuka dengan pertengkaran
Scene 106 diawali dengan adegan Ratna antara Ratna dan Marwan, kemarahan Ratna mengalami kontraksi di ruang praktik dokter disebabkan karena tanpa sepengetahuannya Kartini. Sontak dokter Kartini dengan sigap Marwan telah memiliki anak dengan wanita langsung memberikan pertolongan kepada lain. Ratna mengutarakan lebih baik hidup Ratna memindahkan ke ruang bersalin sendiri ketimbang dimadu. Ratna menerima
menggunakan kuursi roda dibantu oleh perawat. kondratnya sebagai wanita, dan menerima Setelah sekian lama berjuang akhirnya lahirlah posisinya yang harus menanggung biaya bayi mungkil berjenis kelamin wanita dengan hidup keluarga, akan tetapi yang tidak bias selamat. Adegan ini menandakan bagaimana diterima Ratna adalah poligami yang
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 57
beratnya perjaungan Ratna seorang diri dalam banyak berkarya, akan tetapi perempuan yang menghadapi hidupnya untuk tetap bisa
lain bukan berprestasi tapi berlenggak lenggok bertahan demi kehidupan masa depan
dan kecantikannya. Media film dan manusia anaknya yang baru dilahirkan. Pengambilan
cenderung menghindari apa yang disebut gambar dari sudut atas atau high angle
sebagai cognitive dissonance (ketidakselarasan
menandakan pada saat itu Ratna dalam posisi
kognitif).
yang lemah dan terpuruk, sementara di sisi lain Perempuan menjadi komoditas dalam dia harus berjuang untuk kehidupan calon anak
mesin ekonomi kapitalisme yang rakus. yang akan dilahirkan. Proses persalinan yang
Tidak ada yang bisa menolong kecuali tidak sebentar menandakan perjalanan hidup
masyarakat perempuan itu sendiri. Salah Ratna yang tidak singkat dan tidak mudah untuk
satunya dengan menampilkan film yang mendapatkan keturunan harus menunggu dan
menampilkan perempuan dari sisi yang bersabar selama lima tahun. Sedangkan bayi
berbeda. Film merupakan produk dari perempuan mungil yang baru lahir menandakan
struktur sosial, politik, budaya yang sekaligus kehidupan baru yang akan lebih baik.
membentuk dan mempengaruhi dinamika struktur tersebut. Film juga bekerja pada
4.2. Representasi Perempuan sistem-sistem makna kebudayaan untuk Metropolitan dalam Film 7 Hati 7
mereproduksi atau Cinta 7 Wanita
memperbaharui,
mereviewnya, film cenderung banyak Banyak film baik film indie maupun
diproduksi oleh sistem-sistem tanda yang ada film komersil yang menjadikan perempuan
di dalam masyarakat itu sendiri. Film dalam sebagai objek yang lemah, menderita, dan
banyak hal merupakan medium representasi tertindas dengan banyaknya kekerasan yang
yang paling visible, pervasive dan paling dialaminya. Perfilman Indonesia bahkan dunia
banyak dikonsumsi masyarakat beberapa masih didominasi oleh kaum laki-laki.
tahun belakangan ini. Film paling menonjol Perempuan yang ditampilkan dalam film
menangkap realitas kehidupan kebanyakan
dalam
dibanding sarana ekspresi dan representasi maskulinitas masyarakat yang cenderung
melihat lelaki sebagi pemeran utama dan Film merupakan salah satu media yang perempuan sebagai pelengkap. Perempuan
mengkonstruksi apa yang yang terjadi dan kebanyakan tidak sadar bahwa dirinya hanya
menjadi keyakinan suatu komunitas tentang dijadikan objek pelengkap dalam film.
nilai-nilai yang ada dalam komunitas tersebut. Perempuan sendiri yang memiliki keinginan
Seperti halnya film 7 hati 7 cinta 7 wanita yang untuk mencapai instan success. Eksistensi atau
di sutradarai oleh Robby Ertanto. Film ini keberadaannya sedang tertantang dengan hebat.
digunakan sebagai
Pada saat perempuan mulai banyak yang media untuk memahami dan merepresentasikan menikmati pendidikan tinggi, akses informasi
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang luas, dan mulai menguak cakrawala
masyarakat metropolitan di mana film ini melalui berbagai media, maka peningkatan
penggambaran itu keinginan, dan tuntutan untuk kaum perempuan
diproduksi.
Pada
masyarakatnya dapat dilihat dari struktur naratif memperpanjang langkahnya semakin besar
film dan diskursus yang ditetapkan seperti pula. Namun demikian, pada saat yang
visual style, imaji, konfeksi, dan mitos. Dengan bersamaan penggambaran, citra atau image memahami
pesan-pesan yang tentang perempuan masih tetap sama dan belum
makna
ditayangkan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita mengalami
ini maka dapat diketahui aspek-aspek apa saja Perempuan masih dilihat sebagai objek seks,
perubahan yang
signifikan.
yang disampaikan oleh sutradara. Setidaknya objek kekangan nilai yang kian longgar.
ada tiga poin yang dapat disimpulkan berkaitan Perempuan sudah mulai
dengan aspek gender yang menyiratkan relasi perempuan
58 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
dan laki- laki dalam film ini, yakni: ini merepresentasikan perempuan sebagai Pertama
penduduk metropolitan yang tercermin dari perempuan dan politik gender, yang mendorong
aspek
domestifikasi
bagaimana mereka hidup dan berinteraksi, untuk menempatkan perempuan dalam posisi
seringkaian dari tata cara serta kebiasaan tradisional mereka sebagai ibu rumah tangga.
mereka dapat mencerminkan budaya yang Hal ini ternyata juga memperoleh legitimasi
sedang berlangsung pada masyarakat tersebut. dari cara pandang negara terhadap perempuan.
Budaya adalah hasil penciptaan, perasaan dan Kedua aspek segresi, yakni menempatkan
prakarsai manusia berupa karya fisik maupun perempuan pada posisi yang lemah dalam
nonfisik. Budaya ini akan identik dengan hubungannya dengan laki-laki. Perempuan
perilaku yang ditunjukan dalam bentuk gaya yang ditempatkan pada obyek seks, yang
hidup keseharian tokoh-tokoh dalam film ini. ternyata berakar pada keadaan dimana penggiat
Bentuk penggambaran perempuan sinema amat tergantung pada konsep yang
metropolitan sebagai objek seks dan muncul dari cara pandang laki-laki dalam
penyimpangan seksual (sexuality and sexual melihat perempuan. Ketiga paling tidak dalam
deviance ). Dalam konteks ini, film film ini para perempuan banyak mengalami
memandang bahwa kelompok marginal lebih kenyataan yang menempatkannya pada posisi
mudah untuk memunculkan, digambarkan, subordinat. dan direpresentasikan dalam bentuk film,
Pengertian metropolis menunjukan demikian juga dengan perempuan. Bahkan pada pengertian tentang sifat masyarakat
perempuan dianggap memiliki nilai lebih metropolitan Masyarakat sering diterjemahkan
ketika mereka bisa dimarginalkan lebih jauh sebagai community , yang dapat didefinisikan
dengan memfokuskan pada ‘seksualitas’. sebagai suatu kelompok manusia yang hidup
Seperti dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita bersama dalam satu lingkungan tertentu.
ini misalnya dalam kasus yang dialami oleh Pengertian lingkungan tertentu ini, kemudian
Yanti yang direpresentasikan sebagai seorang berkembang menjadi pengertian tentang
(pekerja seks masyarakat setempat, yaitu masyarakat yang
perempuan
pramuria
komersial), Lili seorang wanita yang tinggal dalam satu wilayah (dalam arti
direpresentasikan sebagai korban kekerasan geografis) dengan batas-batas tertentu di mana
seksual yang dilakukan oleh suaminya sendiri faktor utama yang menjadi dasar adalah
dalam rumah tangga setiap kali ingin interaksi (Soemardjan, 1962: xx). melakukan hubungan intim, kemudian Rara
Interaksi masyarakat menyebabkan seorang gadis belia yang direpresentasikan masyarakat ini berkembang, perkembangan
sebagai remaja siswa SMP yang hamil diluar masyarakat
pernikahan karena pergaulan bebas. mengahkibatkan adanya pergeseran nilai dan
Representasi keindahan bentuk tubuh norma, sehingga perubahan pun tidak dapat
perempuan sebagai daya tarik fisik ( physical dihindari, pergeseran yang mengahkibatkan
attractiveness ). Daya tarik fisik perempuan perubahan budaya ini dinamakan gerak budaya
sebenarnya sudah menjadi obyek dalam hamper yaitu: gerak manusia yang hidup dalam
setiap media massa seperti majalah, iklan, masyarakat yang menjadi suatu wadah
tabloid, televisi, internet, dan juga film. Hampir kebudayaan (Soekanto, 1990: 189). dalam situasi apapun perempuan diperlakukan
Masyarakat di kota-kota besar misalnya sama dengan memunculkan konsep femmes seperti Jakarta dan Bandung, selalu identik
fatales yaitu dengan menghubungkan pelaku disebut sebagai masyarakat metropolitan.
dengan bentuk fisik mereka menarik, namun Dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini
kemudian diikuti dengan fakta lain yang menggambil setting di kota Jakarta yang
berseberangan misalnya cantik namun pekerja termasuk salah satu kota metropolitan. Film 7
seks komersial, cantik
Hati 7 Cinta 7 Wanita
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 59
tetapi tidak bermoral, seperti dalam film 7 Hati tangga yang sabar, sholehah dan
7 Cinta 7 Wanita ini yang direpresentasikan bertanggungjawab atas keluarga meskipun melalui peran Yanti dengan bentuk tubuh yang
sering ditinggalkan oleh suaminya yang molek, seksi, dan juga kostum yang ketat dan
ternyata memiliki istri lagi dan sudah memperlihatkan
setiap lekuk tubuhnya. dikaruniai seorang anak. Kemudian digambarkan pula melalui peran
Selain itu ada juga penggambaran Rara, gadis belia yang hamil di luar ikatan
seorang wanita yang sangat peduli akan nasib pernikahan.
kaumnya. Dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita pengetahuannya
ini tokoh tersebut direpresentasikan melalui pendidikan seks membuatnya merasa hubungan
peran dr. Kartini yang tumbuh sebagai intim hal itu membuatnya menjadi ketagihan
perempuan yang memiliki prinsip feminis dan tidak menyebabkan kehamilan.
sangat kuat. Selalu membela kaumnya dengan Penggambaran seorang istri yang tidak
mencoba memperjuangkan kesamaan hak dan baik ( bad wives ), sebutan ini ditujukan pada
emansipasi wanita agar kaum perempuan tidak perempuan yang arogan terhadap pasangan atau
menjadi objek yang selalu tertindas dan dalam suaminya. Indikasi tentang narasi ini terlihat
posisi subordinasi.
pada penggambaran tokoh Ningsih. Di mana Subordinasi timbul sebagai akibat tokoh Ningsih dalam film ini direpresentasikan
terhadap kaum sebagai perempuan yang arogan, mendominasi
pandangan
gender
perempuan. Sikap yang menempatkan segala urusan keluarga/rumah tangga, posisi
perempuan pada posisi tidak penting perempuan sebagai superordinat laki-laki.
muncul dari adanya anggapan bahwa Merasa lebih mampu mengatasi semuanya
perempuan itu emosional atau irasional ketimbang suaminya yang dia anggap cupu dan
sehingga perempuan tidak bisa bahkan tidak bisa melakukan apa-apa. Pada umumnya
tidak boleh tampil memimpin atau lebih perempuan atau istri yang idealnya seharusnya
mendominasi.
menjadi ibu rumah tangga, tinggal di rumah, secara emosional dan ekonomi tergantung