REPRESENTASI PEREMPUAN METROPOLITAN DALA pdf
REPRESENTASI PEREMPUAN METROPOLITAN DALAM FILM 7 HATI 7 CINTA
7 WANITA
Oleh:
Sigit Surahman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Serang Raya Jl. Raya Cilegon, Drangong. Serang – Banten saleseven@gmail.com
ABSTRAK
Film yang berjudul 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita yang diproduksi oleh Production House Anak Negeri Film pada tahun 2010 ini merupakan film karya sutradara muda bernama Robby Ertanto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perempuan metropolitan di representasikan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Penelitian ini menggunakan teori representasi sebagai teori utama. Teori representasi Stuart Hall yang bermaksud untuk menemukan dan melihat bagaimana penggambaran perempuan metropolitan pada film ini. Kemudian teori semiotika Roland Barthes digunakan sebagai pisau analisis untuk menemukan simbol-simbol, makna, dan pesan yang merepresentasikan perempuan metropolitan pada dalam film ini , Metode yang dipakai adalah dengan mengelompokkan tanda berdasarkan scene-scene yang berhubungan dengan representasi perempuan melalui tokoh dr. Kartini, Lili, Lasti, Ningsih, Yanti, Ratna, dan Rara, yang kemudian dibedah menggunakan semiotika Roland Barthes. Kesimpulan dari penelitian adalah representasi perempuan metropolitan dalam hidupnya yang sering menjadi kaum yang selalu merasa menjadi korban yang diwakili oleh dr. Kartini, Lastri, Ningsih, Rara, Lili, Ratna dan Yanti. dr. Kartini mewakili perempuan yang dapat bangkit dari pengalaman masa lalunya dengan menjadi seorang ginekolog. Lastri, Ningsih dan Ratna menjadi korban poligami yang dilakukan suami mereka. Rara adalah adik kandung Ratna yang menjadi korban pergaulan bebas dan hamil tanpa pertanggungjawaban dari Acin, kekasihnya. Lili adalah korban kekerasan seksual dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Yanti yang terpaksa menjadi seorang pramuria atau pekerja seks karena sebelumnya hanya menjadi pemuas nafsu dan pelampiasan seks dari laki-laki atau bosnya saat dirinya menjadi karyawan dan memilih hidup bebas daripada tertindas oleh kaum laki-laki.
Kata Kunci : Representasi, Perempuan Metropolitan, Semiotika Roland Barthes
1. PENDAHULUAN penonton saja, akan tetapi juga turut menjadi
1.1. Latar Belakang Masalah bagian dari aktor dalam panggung realitas sosial itu sendiri. Dari sekian banyak kepingan-
Potret-potret tentang realitas kehidupan kepingan puzzle realitas yang bertebaran, masyarakat sebagai makhluk sosial selalu hadir penelitian ilmiah ini akan berfokus pada salah
setiap saat, setiap tempat, bahkan setiap waktu. satu dari kepingan-kepingan puzzle realitas Kepingan-kepingan realitas itu seolah-olah
kaum perempuan.
seperti puzzle yang terlalu jelas untuk diabaikan
Persoalan-persoalan mengenai kaum begitu saja tanpa sedikitpun menyita perhatian. perempuan bukan hanya itu saja, banyak lagi Kerasnya kehidupan masyarakat dan hiruk- persoalan mengenai kaum perempuan lainnya pikuk kehidupan masyarakat seakan mudah dan yang menyeruak di masyarakat dalam kondisi bisa dirasakan tanpa harus menguras dan perbedaan gender yang semestinya harmonis menghabiskan kemampuan panca indera secara dan menjadi sesuatu yang saling melengkapi. maksimal. Maraknya kasus lain seperti perdagangan Sebagai salah satu bagian dari sebuah perempuan ( trafficking in women ) dapat dilihat realitas sosial, maka setiap manusia tidak
40 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
Indonesia menempati posisi teratas sebagai tentang perempuan selalu menjadi hal yang negara asal korban perdagangan manusia
menarik dan juga layak untuk diangkat dan ( trafficking ).
diteliti dalam penelitian ilmiah. Kaum However, migration flows from
perempuan yang seakan-akan selalu diidentikan Indonesia also count large number
dengan makhluk yang lemah dan tertindas. of migrants leaving the country
Tidaklah heran ketika pada akhirnya siapa saja through often cheaper, albeit
yang bermaksud memotret kehidupan sosial riskier, irregular channels, while
kaum perempuan tidak pernah terlepas dari sisi- many others, especially female
sisi yang mencerminkan kelemahan dan migrants, fall prey to unscrupulous
ketertindasan. Untuk memunculkan dan recruitment practices, physical and
menggugah rasa empati serta kesadaran yang sexual abuse, financial extortion as
kritis atas kenyataan yang terjadi pada kaum well as other forms of exploitation
perempuan, berbagai upaya mencari solusi telah such as trafficking in persons.
banyak hal yang dilakukan oleh anak-anak According to IOM Indonesia’s data
bangsa malalui gerakan-gerakan sosial baik generated by its Direct Assistance
melalui kekuatan akademisi, organisasi non Programme
pemerintah, serta para intelektual dan bahkan Trafficking in Persons, nearly 70
hingga para seniman.
per cent of the 3,780 victims so far assisted were trafficked either
Salah satu hal menarik yang overseas or domestically for labour
dilakukan oleh seorang Sutradara Robby purposes and 55 per cent were
Ertanto di tengah perkembangan media forced into domestic servitude,
komunikasi, informasi, serta industri reflecting a high prevalence of
perfilman yang kian pesat adalah dengan labour trafficking from and within
menyajikan representasi dari realitas sosial Indonesia. Of the total number of
ini melalui filmnya yang berjudul 7 Hati 7 victims assisted, 90 per cent were
Cinta 7 Wanita. Karya film 7 Hati 7 Cinta 7 women and nearly 24 per cent were
Wanita adalah karya film yang awalnya under-aged children, mostly girls
merupakan sebuah karya film pendek yang ( www.iom.int , Jumat 28 Februari
diangkat ceritanya dari kisah nyata 2014).
kemudian dibuat dalam bentuk panjang untuk layar lebar.
Persepsi yang tidak tepat terhadap Karya film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita kaum perempuan dan anak menjadi penyebab
menyajikan realitas sosial kaum perempuan utama anak-anak mengalami kekerasan baik
melalui tujuh kisah dari tujuh orang wanita fisik, psikis maupun seksual. Komisi Nasional
yang memiliki problematika kehidupannya Perlindungan Anak (KPA) dalam laporan
masing-masing dan bagaimana cara mereka publik semester I (januari-juni 2013) menerima
menghadapinya. Film ini menyajikan beragam pengaduan kasus kekerasan pada anak
permasalahan kaum perempuan saat ini, tapi sebanyak 1032 kasus, dengan rincian:
tetap pada satu benang merah di dalamnya. kekerasan fisik 294 kasus (28 persen),
Film yang berdurasi 01:36:38 detik ini dengan kekerasan psikis 203 kasus (20 persen),
menggunakan lokasi atau latar utamanya di kekerasan seksual 535 kasus (52 persen). Data
Rumah Sakit Fatmawati dan menggambarkan ini hanya menggambarkan besaran kasus,
kaum perempuan dari berbagai karakter serta karena data yang sesungguhnya tentu lebih
berbagai latar belakang sosial yang berbeda. banyak dari yg terlaporkan dan sebagian besar
Ada yang berprofesi sebagai pramuria, siswi korbanya
SMP, ada sosok wanita solehah dan penurut, ( www.komnaspa.or.id , Jumat 28 Februari
kaum
perempuan
ada yang lemah dan tidak berkarakter, dan ada 2014). seorang dokter kandungan yang sangat
Fenomena-fenomena yang terjadi di
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 41
blak-blakan, bermacam-macam
Semiotika pun digunakan untuk menganalisa bertumpuk dalam film ini. Dari segala macam
karakter
media dan untuk mengetahui bahwa film latar belakang dan profesi ini, satu hal yang
merupakan fenomena komunikasi yang sarat membuat mereka menjadi sama yakni rahim.
akan tanda. Terjadinya bias gender di Kisah dalam film ini tertutur dengan apik dari
dalamnya yang bisa diamati melalui bahasa, kisah satu dengan kisah lainnya yang diawali
konteks, gambar, dan adegan. Representasi dari kesamaan masalah rahim. Dalam film 7
persoalan yang dimaksud tersebut dapat Hati 7 Cinta 7 Wanita, Jajang C. Noer yang
berupa penggambaran kekerasan fisik memerankan tokoh dokter Kartini dan menjadi
maupun psikis, subordinasi, beban kerja, tokoh sentral. Dokter Kartini menjadi
kekuasaan, ataupun hak-hak reproduksi penghubung dalam menghadirkan satu kisah
perempuan, karena itulah penulis merasa dengan kisah lainnya dalam film ini.
semakin tertarik untuk membedah lebih jauh Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran
film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita dalam bentuk dan keberadaan film di tengah-tengah
tesis dengan judul: “Representasi Perempuan masyarakat mempunyai makna yang unik
Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 diantara media komunikasi lainnya. Film selain
Wanita (Studi Analisis Semiotika Roland dipandang sebagai media komunikasi yang
Barthes)”.
efektif dalam penyebarluasan ide dan gagasan,
PEMIKIRAN film juga merupakan media ekspresi seni yang
2. KERANGKA
TEORITIS
memberikan jalur pengungkapan kreatifitas, dan media budaya yang melukiskan
atau
2.1. Teori Komunikasi Massa
merepresentasikan kehidupan manusia dan Wilayah teori media dicirikan dengan berbagai kepribadian suatu bangsa. Pengaruh dari
perspektif yang berbeda. Pendekatan tersebut kekuatan dan kemampuan film dalam
cenderung berbeda antara aliran kiri (progresif menjangkau banyak segmen sosial masyarakat,
atau liberal) dan kanan (konservatif). Teori membuat para sineas-sineas bisa semakin
aliran kiri (leftist theory) misalnya, sangat kritis leluasa dalam mengeksplorasi keahliannya
terhadap kekuatan media yang berada di tangan untuk
mempengaruhi
khalayak
Negara atau perusahaan besar, sementara (Sobur,2009:127). konservatif menunjuk kepada ‘bias liberal’ dari
Film sebagai wujud dari sebuah pemberitaan atau kerusakan yang dilakukan representasi realitas sosial masyarakat yang
oleh media terhadap nilai-nilai tradisional. mencoba membentuk dan menghadirkan
Dimensi dan jenis-jenis teori media dapat kembali realitas yang ada di masyarakat
dikelompokkan dalam empat pendekatan besar berdasarkan kode, simbol, konvensi, mitos, dan
yang terdiri dari dua dimensi yakni : media ideologi dari kebudayaan masyarakat tertentu.
sentris ( media-centric ) versus masyarakat Maka film menjadi salah satu media massa
sentris ( society-centric ); serta kulturalis yang sarat dengan simbol-simbol, tanda-tanda,
( culturalist ) versus materialis ( materialist ). ikon-ikon, dan cenderung menjadi sebuah sajian
Pendekatan yang pertama secara vertikal yakni yang penuh tafsir. Film merupakan teks yang
pendekatan ‘media sentris’ ( media-centric ) memuat serangkaian citra fotografi yang
dangan masyarakat sentris ( society-centric ), mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan
memberikan lebih banyak otonomi dan dalam kehidupan nyata. Keistimewaan film itu
pengaruh atas komunikasi dan berkonsentrasi yang menjadi daya tarik langsung yang sangat
pada ranah aktivitas media itu sendiri. Teori besar, yang sulit ditafsirkan. Jelas bahwa topik
media sentris melihat media massa sebagai pada film menjadi sangat pokok dalam
penggerak utama dalam perubahan social semiotika media karena di dalam genre film
yang didorong maju oleh perkembangan yang terdapat signifikasi yang ditanggapi orang-
sangat
orang.
42 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
menggiurkan dari teknologi komunikasi. Teori hubungan dengan genre atau contoh ini juga lebih memperhatikan konten berbagai
budaya media tertentu (misalnya media diantaranya ; media cetak, media
acara reality-show atau jaringan audiovisual, media interaktif, dan sebagainya.
sosial) dan mendalami makna Teori masyarakat sentris secara umum
subjektif dari pengalaman dalam memandang media sebagai cerminan kekuatan
konteks tertentu. politik dan ekonomi. Pendekatan kedua, yakni
media materialis. garis horizontal yang membagi antara para
2. Pendekatan
dalam tradisi ini teoretikus yang memiliki kepentingan (serta
Penelitian
menekankan pada pembentukan keyakinan) terletak pada lingkup kebudayaan
konten media dan menekankan pada dan ide, dan menekankan kekuatan serta faktor
efek potensial karakteristik media materi. Pembagian ini mirip dimensi tertentu
yang berkaitan dengan teknologi lainnya: humanis versus ilmiah; kualitatif
hubungan sosial dari versus kuantitatif; ddan subjektif versus
dan
penerimaan dan produksi yang objektif. Semua perbedaan ini merefleksikan
dihubungkan dengan hal tersebut. kebutuhan akan pembagian kerja dalam
Pendekatan ini juga menekankan wilayah luas serta faktor multi disipliner dari
pengaruh dari konteks structural studi media, mereka juga sering melibatkan ide
dinamika atau produksi yang saling bersaing dan berlawanan dalam
dan
tertentu.
mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian,
3. Perspektif sosial kulturalis. Inti dari dan memberikan penjelasan. Kedua alternatif
pandangan ini menaruh media dan ini tidak terikat satu sama lain dan dapat
pengalaman media di bawah diidentifikasikan dalam empat perspektif yang
kekuatan yang lebih besar dan berbeda atas media dan masyarakat (McQuail,
yang mempengaruhi 2012:12-14).
dalam
masyarakat dan individu. Isu sosial dan budaya yang dianggap lebih
Keempat perspektif tersebut dapat mendominasi daripada isu ekonomi digambarkan sebagai berikut:
politik.
4. Perspektifsosialmaterialis. Pendekatan
ini biasanya Media Sentris
dihubungkan dengan pandangan kritis terhadap kepemilikan dan
Media Kulturalis
Media Materialis
control media yang pada akhirnya membentuk ideologi dominan yang
Kulturalis
Materialis
Sosialis Kulturalis
disiarkan atau didukung oleh media Society Sentris
Sosialis Materialis
(McQuail, 2012: 13-14). Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada Gambar 2.2. Dimensi dan jenis-jenis teori
sejumlah besar orang (mass communication is media.
message communicated through a mass Sumber : Denis McQuail, Teori medium to large number of people ), media
Komunikasi Massa , Salemba komunikasi yang termasuk dalam media Humanika; 2012:13) massa diantaranya; radio, televisi, surat kabar,
majalah, internet, dan media film. Film yang Keempat tipe perspektif ini dapat
menjadi media komunikasi massa adalah film dirangkum sebagai berikut:
bioskop (Ardianto, Komala & Karlinah,
1. Perspektif media kulturalis.
Pendekatan ini mengambil Kehadiran media massa yang secara perspektif anggota khalayak dalam
serempak
berbagai tempat telah menghadirkan tantangan baru bagi para
di
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 43
ilmu komunikasi berpendapat bahwa bendera suatu negara, yang jika komunikasi massa adalah suatu kegiatan
dikibarkan dalam suatu event komunikasi yang mengharuskan adanya
olahraga, maka bendera keterlibatan dari unsur-unsur yang ada di
menandakan dalamnya dan saling mendukung serta
tersebut
negara yang bekerja sama, untuk terlaksananya kegiatan
keberadaan
bersangkutan dalam event komunikasi massa ataupun komunikasi
tersebut.
melalui media massa. Kemudian para pakar
2. To speak or act on behalf of. ilmu komunikasi membatasi pengertian
Contohnya adalah Pemimpin media massa pada komunikasi dengan
menjadi orang yang berbicara menggunakan media massa, seperti surat
dan bertindak atas nama kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan
rakyatnya. film. 3. To re-present. Dalam arti ini,
Sebagai salah satu media komunikasi misalnya tulisan sejarah atau massa, film bisa dimaknai sebagai pesan yang
biografi yang dapat disampaikan dalam komunikasi filmis atau
menghadirkan kembali mampu memindahkan ruang dan waktu agar
kejadian-kejadian di masa lalu. khalayak atau penontonnya bisa mudah
Dalam praktiknya, ketiga makna dari memahami hakikat, fungsi dan efek yang
representasi ini bisa menjadi saling tumpang dihadirkan oleh film itu sendiri. Sedangkan
tindih. Teori yang dikemukakan oleh Hall dalam praktik sosial, film dilihat tidak hanya
sangat membantu dalam memahami lebih sekedar ekspresi seni dari pembuatnya, tetapi
lanjut mengenai apa makna dari representasi merupakan interaksi antar elemen-elemen
dan bagaimana caranya beroperasi dalam pendukung, proses produksi, distribusi maupun
masyarakat
eksebisinya, bahkan lebih jauh dari itu, budaya. Hall dalam bukunya Representation perspektif ini mengasumsikan interaksi antara
(2003:17): Cultural Representation and film dengan idelogi serta kebudayaan di mana
Signifyig Practices “Representation connects film diproduksi dan dikonsumsi.
meaning and language to culture…. Representation is an
essential part of the process by which
1.1. Teori Representasi meaning is produced and exchanged Teori
between members of culture. memperlihatkan suatu proses di mana arti
Melalui representasi, suatu makna ( meaning ) diproduksi dengan menggunakan
diproduksi dan dipertukarkan antar anggota bahasa ( language ) dan dipertukarkan oleh antar
masyarakat. Jadi dapat dikatakan bahwa, anggota kelompok dalam sebuah representasi secara singkat adalah salah satu
cara untuk memproduksi makna. Representasi menghubungkan antara konsep ( concept )
kebudayaan ( culture ).
Representasi
bekerja melalui sistem representasi yang terdiri dalam benak kita dengan menggunakan
dari dua komponen penting, yakni konsep bahasa yang memungkinkan kita untuk
dalam pikiran dan bahasa. Kedua komponen ini mengartikan benda, orang, kejadian yang
saling berkorelasi. Konsep dari sesuatu hal nyata ( real ), dan dunia imajinasi dari objek,
yang dimiliki dan ada dalam pikiran, membuat orang, benda, dan kejadian yang tidak nyata
manusia atau seseorang mengetahui makna dari ( fictional ) (Hall, 2003).
sesuatu hal tersebut. Namun, makna tidak akan Giles (1999:56-57) pada bab 3
dapat dikomunikasikan tanpa bahasa, sebagai dalam buku Studying Culture: A Practical contoh sederhana, konsep ‘gelas’ dan Introduction, terdapat tiga definisi dari kata mengetahui maknanya. Maka “represent”’ yakni: seseorang tidak akan dapat mengkomunisikan
1. To stand in for. Hal ini dapat makna dari ‘gelas’ (benda yang digunakan dicontohkan dalam peristiwa
orang untuk tempat
44 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
minum) jika seseorang tidak dapat
yang nyaris sama.
mengungkapkannya dalam bahasa yang Representasi tidak hadir sampai dapat dimengerti oleh orang lain. setelah selesai direpresentasikan, representasi Oleh karena itu, yang terpenting dalam
tidak terjadi setelah sebuah kejadian. sistem representasi adalah bahwa kelompok
Representasi adalah konstitutif dari sebuah yang dapat berproduksi dan bertukar makna
kejadian. Representasi adalah bagian dari objek dengan baik adalah kelompok tertentu yang
itu sendiri, ia adalah konstitutif darinya. memiliki suatu latar belakang pengetahuan
Representasi merupakan hubungan antara yang sama sehingga dapat menciptakan
konsep-konsep pikiran dan bahasa yang suatu pemahaman yang (hampir) sama. Berpikir
memungkinkan pembaca menunjuk pada dunia dan merasa juga merupakan sistem
yang sesungguhnya dari suatu obyek, realitas, representasi, sebagai sistem representasi
atau pada dunia imajiner tentang obyek fiktif, berarti berpikir dan merasa juga berfungsi
manusia atau peristiwa. Jadi representasi untuk memaknai sesuatu. Untuk dapat
merupakan proses di mana para anggota sebuah melakukan hal tersebut, diperlukan latar
menggunakan bahasa untuk belakang pemahaman yang sama terhadap
budaya
memproduksi makna. Bahasa dalam hal ini konsep, gambar, dan ide ( cultural codes ).
didefinisikan secara lebih luas, yaitu sebagai Pemaknaan terhadap sesuatu bisa sangat
sistem apapun yang menggunakan tanda-tanda berbeda dalam budaya atau kelompok
yang bisa berbentuk verbal maupun nonverbal. masyarakat yang berlainan, karena pada
Pengertian tentang representasi tersebut masing-masing budaya, kelompok, dan
memiliki makna asli atau tetap ( the true masyarakat tersebut tentunya ada cara-cara
meanings ) yang melekat pada dirinya. tersendiri dalam memaknai sesuatu.
Pandangan alternatif mengenai hubungan media Kelompok masyarakat yang memiliki latar
massa dan integrasi sosial juga beredar, belakang pemahaman yang tidak sama
berdasarkan karakter lain dari komunikasi terhadap kode-kode budaya tertentu tidak akan
massa. Komunikasi massa memiliki kapasitas bisa memahami makna yang diproduksi
untuk menyatukan individu yang tersebar di oleh kelompok masyarakat lain. Teori
dalam khalayak yang lebih besar, atau representasi seperti memakai
menyatukan pandangan baru ke dalam pendekatan konstruksionis, yang berpendapat
komunitas urban dan imigran ke dalam Negara bahwa makna dikonstruksi melalui bahasa. Stuart
baru dengan menyediakan seperangkat nilai, Hall (2003: 17) dalam artikelnya, “thigs dont’
ide, dan informasi dan membantu membentuk mean :
identitas (Janowitz, 1952; Clark, 1969; Stamm, representational system-concept and signs. Oleh
we construct
meaning,
using
1985; Rogers, 1993). Proses ini dapat karena itu konsep dalam (pikiran) dan tanda
membantu menyatukan masyarakat modern (bahasa) menjadi bagian penting yang digunakan
besar yang beragam, daripada proses lama yang dalam proses konstruksi atau produksi makna.
melibatkan mekanisme agama, keluarga, atau Sehingga dapat disimpulkan bahwa representasi
kelompok kontrol. Dengan kata lain media adalah suatu proses untuk memproduksi makna
massa pada prinsipnya mampu mendukung atau dari konsep yang ada dipikiran kita melalui
melemahkan kohesi sosial. Hal ini terlihat bahasa. Proses produksi
berlawanan dengan yang satu menekankan dimungkinkan
makna tersebut
pada kecenderungan sentrifugal ( centrifugal ) representasi. Namun, proses pemaknaan tersebut
lainnya merupakan tergantung pada latar belakang pengetahuan dan
sementara
yang
sentripetal ( centripetal ) pemahaman suatu kelompok sosial terhadap suatu
kecenderungan
walaupun nyatanya dalam masyarakat yang tanda.
kompleks, kedua kekuatan tersebut bekerja pengalaman yang sama untuk dapat memaknai
Suatu kelompok
harus
memiliki
pada saat yang bersamaan sesuatu dengan cara
dan kecenderungan salah satu
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 45
menyeimbangkan kecenderungan yang lain. konstruktivisme, penelitian ini mendiskripsikan (McQuail, 2012: 98)
representasi tentang perempuan metropolitan yang ada di dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
Pandangan Optimis
yang merupakan hasil konstruksi realitas yang
2 diciptakan dalam bentuk simbol-simbol dan
1 tanda-tanda oleh individu pembuatnya yang
Kebebasan,
Integrasi
bersifat konotasi maupun denotasi.
Keragaman
Solidaritas
adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda atau teori tentang
Semiotika
Efek Sentripetal
Efek Sentrifugal
pemberian
tanda.
Semiotik biasanya
3 4 didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang
Tidak Ada Norma,
Dominasi,
berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode
Kehilangan Identitas
Keseragaman
Pandangan Premis
yang digunakan untuk mengkomunikasikan
Gambar 2.3. Empat versi dampak informasi. Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal (semua tanda atau sinyal yang
komunikasi massa terhadap integrasi sosial bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh
indera yang kita miliki), ketika tanda-tanda Sumber : Denis McQuail, Teori
tersebut membentuk sistem kode yang secara Komunikasi Massa , Salemba sistematis menyampaikan informasi atau pesan Humanika; 2012:98) secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku
Dari kedua kekuatan efek media massa
manusia.
tersebut, salah satu dimensi merujuk kepada Semiotika adalah studi mengenai arah : baik sentrifugal atau sentripetal. Dimensi
tanda (sign) dan simbol yang merupakan pertama yakni dimensi sentrifugal, merujuk
tradisi penting dalam pemikiran tradisi pada rangsangan kepada perubahan sosial,
komunikasi. Tradisi semiotika mencakup kebebasan, teori utama mengenai bagaimana tanda
individualisme,
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, (fragmentation). Dimensi yang kedua yakni
dan
fragmentasi
perasaan, dan sebagainya yang berada di luar dimensi sentripetal, merujuk pada efek dalam
diri. Studi ini tidak saja memberikan jalan bentuk persatuan, tatanan, kohesi, dan
atau cara dalam mempelajari komunikasi integrasi sosial. Baik integrasi maupun
tetapi juga memiliki efek besar pada setiap disitegrasi sosial dapat dinilai dengan cara
aspek (prespektif) yang digunakan dalam yang berbeda, tergantung pada pilihan dan
teori komunikasi (Morissan, 2013:32). sudut pandang. Kontrol sosial yang
Semiotika ini merupakan salah satu diinginkan seseorang merupakan batasan
dalam ilmu komunikasi yang kebebasan bagi orang lain: individualisme
tradisi
menganggap bahwa fenomena sosial atau seseorang adalah isolasi bagi orang lain.
masyarakat dan kebudayaan itu merupakan Sehingga dimensi kedua dapat digambarkan
konvensi-konvensi yang sebagai normatif, terutama penilaian kedua
tanda-tanda,
memungkinkan tanda-tanda atau simbol-simbol kecenderungannya yang berlawanan dari
tersebut mempunyai arti atau makna. Semiotika kinerja media massa ini.
menurut Charles S. Peirce dalam Fiske, 1990 dan Littlejohn 1998, semiotika berangkat dari
3. METODOLOGI PENELITIAN tiga elemen utama yakni teori segitiga makna
3.1. Metode Penelitian atau triangle meaning. Yang dikupas teori segitiga ini adalah persoalan bagaimana makna
Model analisis semiotika yang muncul dari sebuah tanda ketika digunakan peneliti untuk menganalisis film
dalam penelitian ini adalah model analisis semiotika
menggunakan pendekatan paradigma
46 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
tanda itu digunakan orang pada waktu Gambar 3.2. : Elemen-Elemen Makna berkomunikasi (Kriyantono, 2012:267).
Saussure
Sign
Berikut tabel hubungan tanda, objek, dan interpretant ( triangle of meaning ) : Gambar
3.1. : Triangle of Meaning
Compesed of
Sign
Signification
Signifier Plus
Signified External reality
physical ( metal
of meaning
of the sign )
Fiske, Introduction to Sumber : Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Communication Studies , 1990 : 44 dalam Alex Komunikasi , Kencana Prenada Media Group, Sobur, Analisis Teks Media, Remeja Rosda Karya, Jakarta 2012 : 268.
a. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk Roland Barthes dikenal sebagai salah fisik yang dapat diungkap oleh panca
seorang pemikir strukturalis yang getol indera manusia dan merupakan
mempraktikkan model linguistik dan semiologi sesuatu
Saussure. Ia juga seorang intelektual dan (merepresentasikan) hal lain di luar
yang
merujuk
kritikus sastra Prancis yang tanda itu sendiri. Acuan tanda ini
ternama; eksponen penerapan strukturalisme disebut objek.
dan semiotika pada studi sastra. Barthes
b. Acuan tanda (objek) adalah konteks meneruskan pemikiran Saussure tersebut sosial yang menjadi referensi tanda
dengan menekankan interaksi antara teks atau suatu yang dirujuk tanda.
dengan pengalaman personal dan kultural
c. Pengguna tanda (interpretant) adalah penggunanya, interaksi antara konvensi dalam konsep pemikiran dari orang yang
teks dengan konvensi yang dialami dan menggunakan
diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes menurunkannya ke suatu makna
tanda
dan
ini dikenal dengan “ order of significations ”. tertentu atau makna yang ada dalam
Tatanan Pertandaan ( Order of benak seseorang tentang objek yang
Signification ) terdiri dari : dirujuk sebuah tanda.
a. Denotasi adalah diskripsi dasar, makna kamus dari sebuah kata
Pemikiran Saussure yang paling penting atau terminologi atau objek dalam konteks semiotik adalah pandangannya
( literal meaning of a term or mengenai tanda. Saussure meletakkan tanda
object ).
dalam konteks komunikasi manusia dengan
b. Konotasi adalah makna-makna melakukan pemilihan antara apa yang disebut
kultural yang melekat pada signifier (penanda) adalah bunyi yang
sebuah terminologi ( the cultural bermakna atau coretan yang yang bermakna
meaning that become attached (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan
to a term ).
apa yang ditulis atau dibaca. Signified (petanda)
c. Metafora merupakan alat untuk adalah gambaran mental, yakni pikiran atau
mengkomunikasikan sebuah konsep aspek mental dari bahasa. Saussure
atau sebuah menggambarkan tanda yang terdiri atas
analogi
perumpamaan yang didasarkan
pada identitas. sebagai berikut :
signifier dan signified itu dalam bentuk tabel
d. Simili adalah sebuah subkategori metafora dengan menggunakan kata-kata
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 47
“seperti”. untuk mengkaji film. Studi tentang media
e. Metomini
massa, termasuk film, bisa dilakukan dengan mengomunikasikan
adalah
cara
banyak cara. Para ahli komunikasi sudah asosiasi yang dibuat dengan cara
dengan
melakukannya sepanjang abad lalu, mulai menghubungkan sesuatu yang
dengan memakai pendekatan fungsionalis, kita ketahui dengan sesuatu yang
pendekatan Marxist, hingga teori hegemoni lain.
media. Semua pendekatan itu sekedar alat,
peneliti bebas memilih pendekatan atau teori subkategori
f. Synecdoche
adalah
sebuah
metomini yang
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Cultural
memberikan makna
Studies (kajian budaya) sebagai disiplin ilmu
kerap mengkaji film dengan pendekatan “sebaliknya”.
“keseluruhan” atau
misalnya representasi, ideologi, hingga budaya
g. Intertextual adalah hubungan pop. Semiotika adalah instrumen pembuka antarteks saling bertukar satu
rahasia teks dan penandaan, karena semiotika dengan yang lain, sadar maupun
adalah puncak logis dari apa tidak
Derrida sebagai 2012:272-273)
sadar
(Kriyantono,
yang
disebut
“logosentrisme” budaya Barat: rasionalitas Semiotika kini tidak saja sebagai
yang memperlakukan makna sebagai sebuah cabang keilmuan yang berorientasi
konsep atau representasi logis yang metode kajian (decoding) tetapi juga sebagai
merupakan fungsi tanda sebagai ekspresi metode penciptaan (encoding). Semiotika ini
(Culler, 1981:40 dalam Kurniawan, berkembang menjadi sebuah model atau
paradigma bagi berbagai bidang keilmuan
4. HASIL PENELITIAN DAN yang sangat luas, yang menciptakan cabang-
cabang semiotika khusus, di antaranya adalah
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Teks Scene Per Tokoh kedokteran, (medical semiotics), semiotika
semiotika binatang (zoo semiotics), semiotika
Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 arsitektur, semiotika seni, semiotika fashion,
Wanita
semiotika film, semiotika sastra, semiotika Scene Lilly (Perempuan Lemah Korban
televisi, termasuk semiotika desain.
KDRT)
Terobosan penting pada semiotika
adalah diterimanya penerapan konsep-konsep linguistik ke dalam fenomena lain yang bukan
hanya bahasa tertulis; yang dalam pendekatan
ini lantas diandaikan sebagai teks. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan produk
media, seluruh tampilan media baik dalam
bentuk tulisan, visual, audio, bahkan audiovisual sekalipun akan dianggap sebagai
teks. Tak terlepas juga berlaku untuk film Gambar 4.1. Scene 7 Tokoh Lili dalam Film 7 Hati 7 yang juga merupakan karya audiovisual. Cinta 7 Wanita
Seiring perkembangannya, pengaruh
film semakin kuat bagi kehidupan individu maupun sosial. Hal ini kemudian membuat film
dikaji secara mendalam. Setiap gambar yang
tersorot di layar dicari maknanya dan apa maksud tujuannya ditampilkan. Karenanya
diperlukan pisau bedah khusus
Gambar 4.2. Scene 83 Tokoh Lili dalam Film 7
48 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 7 dan scene 83
Signifier Signified
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 7 dan
Interpretasi /
deskripsi scene 83
Signifier Signified
Konotasi Subordinasi terhadap perempuan Laki-laki pada posisi
superordinat
Connotative sign : Perempuan yang lemah dan tertindas
Dari scene 7 dan scene 83 ini Lili tidak kuasa untuk melawan kebrutalan atau merepresentasikan bagaimana perempuan
kekerasan yang dilakukan Rendi, sehingga berada diposisi yang sangat lemah dan
mengakibatkan Lili selalu mendapatkan luka tertindas. Penggambaran itu didukung dengan
lebam di wajah dan tubuhnya. Adegan setting , tata lampu, pengambilan gambar dan
pemukulan, penyiraman air ke wajah Lili, properti yang ada pada scene tersebut. Satu
dengan posisi Rendi di atas Lili. Rendi kesatuan utuh dalam sebuah scene mampu
menginginkan Lili yang melayaninya bukan merepresentasikan seluruh kejadian dalam
Rendi yang melayani Lili. Didukung dengan film. pengambilan gambar full shot menunjukkan
kemudian sudut menggeram sambil memperagakan seperti
Scene
7 dimulai dengan adegan Rendi keseluruhan
adegan,
pengambilan low angle dan pencahayaan yang wanita hamil yang kemudian melemparkan
redup semakin
bantal yang digunakan untuk meniru layaknya
penanda dalam wanita hamil ke arah Lili yang diikatnya di atas
melengkapi
merepresentasikan Lili sebagai perempuan meja makan. Adegan intim antara Lili dengan
yang lemah, tidak berdaya, dan tertindas. Rendi yang disertai dengan kekerasan, di mana
83 dimulai dengan adegan Rendi selalu melampiaskan hasratnya dengan
Scene
Randi mencekik leher Lili di sudut ruang. cara yang kasar kepada Lili. Adegan ini
Adegan ini menggambarkan bentuk menandakan
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 23 dan scene 96
Signifier Signified
Interpretasi /
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 23
deskripsi
dan scene 96
Signifier
Signified
Bos-bos lebih
Perempuan sebagai objek pemuas yang dikuasai oleh laki - menganggap perempuan
Konotasi laki
sebagai pelengkap dan pemanis dalam setiap pekerjaan
Connotative sign : Perempuan yang hanya dijadikan sebagai pemuas saja bukan sebagai karyawan atau pekerja professional, perempuan sebagai subordinasi
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 49
kekerasan seksual yang dilakukan oleh Rendi Dari scene 23 dan scene 96 ini terhadap Lili. Dalam hal ini kekerasan seksual
merepresentasikan secara ekonomi dan adalah tiap-tiap perbuatan yang mencakup
secara politik perbedaan sebagai orientasi pelecehan seksual seperti memaksa istri untuk
perempuan. Yanti melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan
perjuangan
perempuan yang istri atau disaat istri tidak menghendaki dan atau
merepresentasikan
dikuasai oleh kaum laki-laki akan tetapi melakukan hubungan seksual dengan cara-cara
berusaha dengan kuat ingin melepaskan yang tidak wajar atau tidak disukai atau bahkan
diri dari penguasaan laki-laki. Sampai menjauhkannya dari kebutuhan seksual sang
pada akhirnya Yanti memilih menjadi istri. Lili hanya bisa meronta sampai pada
seorang wanita tuna susila/pramuria atau akhirnya
pegawai seks komersial (PSK). keguguran, hingga meninggal dunia. Dengan
Lili mengalami
pendarahan,
23 diawali dengan adegan dokter pengambilan gambar medium shot dan sudut
Scene
Kartini menanyakan berapa banyak setiap
malamnya yang jadi pelanggan Yanti. Dengan pengambilan medium shot menguatkan penanda
pengambilan gambar high angle. Tipe
pengambilan gambar medium close up adanya kedekatan antara kejadian itu dan
dimaksudkan untuk memperjelas ekpresi masyarakat pemirsa pada umumnya. Sedangkan
dokter Kartini yang heran terhadap Yanti sudut pengambilan gambar dari atas atau high
karena dalam satu malam bias melayani 3 angle merepresentasikan
(tiga) hingga 4 (empat) pelanggan dan perempuan yang tertindas, lemah dan tak
Lili
sebagai
kesemuanya melakukan hubungan seks. berdaya.
Kemudian shot medium close up Yanti ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan
dokter Scene Yanti (Perempuan Pekerja Seks Kartini semakin menegaskan penggambaran
Komersial/Pramuria) bagaimana Yanti tidak menyesal dan tidak merasa bersalah melakukan pekerjaan itu. Di
sisi lain ekspresi Bambang yang hanya bisa bengong menyaksikan itu semua tentang apa yang dia liat dan dia lakukan setiap malamnya
selalu menawarkan Yanti kepada setiap pelanggan-pelanggannya. Ekpresi Bambang juga diambil dengan medium close up dan itu
semakin
mempertegas penanda yang
menggambarkan ketidakberdayaan Bambang Gambar 4.3. Scene 23 Tokoh Yanti dalam Film untuk mencegah dan mengakhiri apa yang 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita mereka lakukan. Kemudian diikuti dengan
adegan dokter Kartini, Yanti dan Bambang yang diambil gambarnya dengan sudut luas yang
menunjukkan keterlibatan dan kedekatan diantara dokter dan pasiennya. Kata-kata “kalian berdua memang gila” yang diucapkan dokter
Kartini
menggambarkan ketidakpercayaan dokter Kartini dengan apa yang dilakukan oleh
kaumnya. Sesaat setelah itu dokter Kartini
menunjukkan dan memberikan sebuah amplop Gambar 4.4. Scene 96 Tokoh Yanti dalam Film
yang isinya adalah hasil tes kesehatan Yanti. 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
Sekejap ekpresi yanti terlihat pucat dan tidak mengucap
sepatah
katapun. Dengan
pengambilan gambar
50 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
close up wajah Yanti turut memperkuat laki-laki. Hal ini juga merupakan penanda penanda yang menggambarkan ketakutan dan
yang kemudian diinterpretasikan bahwa ketidakpercayaan akan hasil tes yang
seorang pramuria merupakan budak seks yang menunjukkan Yanti mengidap kanker rahim
tidak akan mungkin bisa kembali ke stadium awal. Melihat ekpresi Yanti, dokter
kehidupan yang lebih baik. Selain itu terucap Kartini menghampiri Yanti dan memegang
juga kata-kata dari Yanti kepada Bambang punggung Yanti
“Asal Lu tau ya, Gue pernah kok kerja “pelacur bukan berarti melacur” kata-kata ini
sambil mengucapkan
kantoran. Tapi asal Lu tau juga ya.. Bos gue, menggambarkan bagaimana besarnya bentuk
ternyata lebih suka liat gue tiduran daripada kepedulian dokter Kartini terhadap Yanti.
gue kerja beneran, makanya gue berhenti”. Dokter
Kartini kemudian menguatkan Terlihat dari kata-kata tersebut menguatkan semangat Yanti dengan menambahkan kata-
penanda kekesalan dan kekecewaan Yanti kata “masih ada harapan”, kata-kata ini terhadap laki-laki yang selama ini banyak
yang melecehkannya. Pengambilan gambar menunjukkan kepedulian dokter Kartini
semakin menguatkan
penanda
yang
dari sudut luas atau full shot kemudian zoom terhadap kaum perempuan. Pada akhir scene
in close up Yanti dan Bambang, turut
penanda yang semakin samping Yanti hanya bisa mengelus punggung
diperlihatkan shot Bambang yang duduk di
menguatkan
menjelaskan penggambaran kedekatan antara Yanti, ekpresi Bambang yang diambil dengan
kejadian yang ada dalam film dan di dunia close up
nyata.
menggamabarkan
kepedulian
dan
keprihatinan Bambang terhadap Yanti. Scene Rara (Perempuan/Remaja dengan
96 dengan setting background Gaya Pergaulan Bebas) gedung bertingkat dan gemerlap lampu kota
Scene
diawali dengan percakapan antara Yanti dan
Bambang dipinggiran jalan kota metropolitan. Suasana sekitar yang terlihat ramai dan lampu-
lapmu kota menghiasi suasana malam
menambahkan kuatnya
penanda
yang
merepresentasikan suasana kehidupan yang tak
pernah surut oleh bergulirnya waktu. Ditengah-
tengah perdebatan antara Bambang dan Yanti terlontar ucapan kata-kata dari Yanti “Gue
nggak mungkin gini terus bang”, ucapan Yanti
Gambar 4.5. Scene 29 Tokoh Rara dalam Film 7
ini menandakan bahwa sebenarnya Yanti
Hati 7 Cinta 7 Wanita
sendiri sudah bosan dengan pekerjaannya
sebagai pelacur/pramuria. Selain itu hal ini juga
menggambarkan ketakutan dan keputusasaan Yanti akan penyakit kanker rahim yang
dideritanya sangat mungkin akan semakin
parah jika terus menjadi pelacur/pramuria.
Kemudian dari Bambang terucap
juga kata-kata “Yang Loe tau cuma
ngangkang”, kata-kata ini seolah menguatkan
penanda bahwa perempuan hanya menjadi
Gambar 4.6. Scene 90 Tokoh Rara dalam Film 7
objek yang tidak bisa melakukan apa-apa,
Hati 7 Cinta 7 Wanita
sebagai pelampiasan nafsu, pemuas dan pemanis saja oleh kaum
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 51
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 29 dan scene 90
Signifier
Signified Interpretasi /
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 29
deskripsi
dan scene 90
Signifier
Signified
Perempuan usia tanggung yang masih polos
Remaja yang sedang
Konotasi
puber penuh dengan rasa
penasaran Connotative sign : Gadis remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas dan suka
mencoba hal-hal baru dalam hal ini free sexs
Dari scene
hari di dalam sebuah angkutan umum terlihat merepresentasikan perempuan yang masih
29 dan scene
90 ini Rara
Rara bersama Ratna. Rara tertunduk menangis polos dan kekanak-kanakan yang tidak tahu
tersedu-sedu tanpa bisa berbicara apapun dan harus bagaimana menyikapi masalah hidupnya
hanya sesekali menatap wajah Ratna. Sikap Rara yang sedang dihadapi. Rara menjadi korban
yang hanya diam menggambarkan penyesalan pergaulan bebas dan hamil Rara atas apa yang telah ia lakukan dengan Acin
oleh Acin yang
tidak
mau
hingga berakibat kehamilan. Ratna berulangkali
bertanggungjawab.
mengoyak tubuh Rara sambil memanggil Scene
29 dibuka dengan adegan Rara namanya, akan tetapi Rara tetap terdiam membisu berkonsultasi dengan dokter Kartini. Dengan
dan menangis. Rara menunduk melihat ke arah kepolosannya Rara menyampaikan keluhannya
perutnya, adegan ini menandakan kalau Rara kepada dokter Kartini yang menyatakan Rara
tengah hamil. Seketika Ratna menyadari hal itu terlambat dating bulan selama 2 (dua) minggu,
dan Ratna langsung mengetahui kalau Rara hamil. Rara pun menarik kesimpulan sendiri dengan
Sontak pada saat itu emosi Ratna langsung mengatakan “mungkin saya hamil”. Adegan ini meluap kemarahannya semakin menjadi sampai-
menandakan bagaimana
sampai mengucapkan “besok tak potong alat keluguan Rara. Kemudian dokter Kartini
kepolosan
dan
kelaminnya..sumpah!!”. Keseluruhan penanda menanyakan kepada Rara, apakah sudah pernah
pada adegan ini diperkuat dengan pencahayaan melakukan hubungan intim?. Rarapun langsung
redup yang
menjawabnya dengan lugas dan ia melanjutkan menggambarkan kesuramaan dan kelemahan dengan cerita bagaimana awal kejadian saat
posisi perempuan yang selalu dilecehkan. Rara dan Acin melakukan hubungan intim.
Selain dari pencahayaan juga didukung dengan Ekpresi wajah Rara saat bercerita dengan lugas
pengambilan gambar close up ekspresi Rara ini semakin menguatkan penanda kepolosan dan
maupun Ratna yang
keluguan Rara. Dokter Kartini hanya
penanda untuk memberikan pesan kepada Rara “seharusnya
memperkuat
ketertindasan dan k amu bias menjaga hargadiri kamu sendiri”.
merepresentasikan
kelemahan perempuan.
Penanda pada adegan ini diperkuat dengan
pengambilan gambar close up ekspresi Rara yang tidak menunjukkan rasa penyesalan dan justru malah merasakan keenakan saat melakukannya.
Scene
90 adegan suasana malam
52 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
Scene Lastri (Perempuan Penghobi Masak)
Gambar 4.7. Scene 33 Tokoh Lastri dalam Film Gambar 4.8. Scene 104 Tokoh Lastri dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 33 dan scene 104 Signifier
Signified Interpretasi /
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 33
deskripsi
dan scene 104
Signifier Signified
Perempuan penghobi masak dan tegas Perempua yang pandai Konotasi
memperhatikan pasangan
Connotative sign : Perempuan yang bias memahami psikologi pasangannya dan mencurahkan melalui masakan-masakan yang disajikan untuk pasangannya
Lastri pun bersembunyi dan tiba-tiba muncul merepresentasikan seorang perempuan
Pada scene
33 dan scene 104 ini,
bermaksud becanda yang baik hati dan ramah yang
dihadapan
Hadi
mengejutkan Hadi. Adegan ini menandakan digambarkan dengan
keharmonisan, kemesraan, dan keromantisan berkebalikan sifat dengan Ningsih. Ia juga
tokoh
Lastri,
pasangan Hadi dan Lastri. Didukung dengan menjadi korban poligami dan kekuasaan
pencahayaan sore hari yang terlihat cerah laki-laki yang dilakukan Hadi tanpa ia
seolah
penanda dari sadari sebelumnya. penggambaran kehangatan rumah tangga
menguatkan
33 diawali dengan adegan yang pasangan Hadi dan Lastri. Pengambilan menceritakan sepasang suami istri yaitu Lastri
Scene
gambar long shot pada awal adegan ini juga dan Hadi. Pasangan suami istri ini merupakan
memperkuat penanda yang menggambarkan pasangan yang harmonis, dimana mereka saling
secara keseluruhan suasana hangat di rumah mencintai, menyayangi, dan menghargai satu
itu.
sama lain. Lastri yang gemar memasak selalu Scene 104 mengambil setting disebuah lorong menyiapkan masakan untuk Hadi. Terdapat
rumah sakit yang diawali dengan adegan Lasti adegan di mana suasana sore hari di rumah
berjalan hendak menuju ruang praktik dokter Lastri, terlihat dari teras Hadi memanggil-
Kartini, tidak disengaja Lastri (istri kedua Hadi) manggil Lastri, sementara itu di dapur tampak
bertemu dengan Hadi yang pada saat yang terlihat Lastri sedang memasak, ketika Lastri
bersamaan hendak memeriksakan kandungan mendengar panggilan Hadi,
Ningsih (istri pertama Hadi). Pertemuan antara
Sigit Surahman , Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita 53
Lastri, Hadi, dan Ningsih tepat di depan ruang mencoba menenangkan keduanya, akan tetapi praktik dokter Kartini. Sontak ekspresi Lastri
terlihat Hadi cenderung berusaha menenangkan kaget melihat Hadi bersama wanita lain. Begitu
Lastri. Mendengar keributan yang terjadi, juga dengan Hadi sendiri, ia pun kaget saat
muncul dokter Kartini dan dokter Anton dari melihat Lastri dan bertemu di rumah sakit.
ruang praktik dokter Kartini. Kemudian mereka Adegan ini menandakaan bagaimana kekagetan
berusaha turut melerai pertengkaran itu. Dari Lastri ternyata Hadi bersama wanita lain. Lastri
adegan itu
tidak percaya akan hal yang ia liat. Sesaat
bagaimana Lastri setelah itu suasana pecah menjadi gaduh dengan
menandakan
mendapatkan perhatian lebih dari Hadi, pertengkaran adu mulut antara Lastri dan
Lastri menggambarkan sosok istri yang Ningsih. Di satu sisi Hadi
selama ini diidam-idamkan oleh Hadi, berbalik 180 derajat dengan Ningsing.
Scene Dokter Kartini (Sosok yang Selalu
Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan)
Gambar 4.9. Scene 38 Tokoh dr Kartini dalam Film 7 Gambar 4.10. Scene 41 Tokoh dr Kartini dalam Film Hati 7 Cinta 7 Wanita
7 Hati 7 Cinta 7 Wanita
Tabel penggambaran makna denotasi dan konotasi scene 38 dan scene 41
Signifier Signified
Interpretasi /
Denotasi Visualisasi dan dialog scene 38
deskripsi
dan scene 41
Signifier Signified Seorang dokter yang
Dokter yang memiliki prinsip feminis sangat kuat selalu memperjuangkan Konotasi
hak-kah perempuan
Connotative sign : Perempuan yang selalu membela kaumnya dengan mencoba
memperjuangkan kesamaan hak/emansipasi wanita, agar perempuan tidak di dominasi
laki-laki
54 Jurnal Komunikasi, Volume 3, Nomor 1, Sept-Des 2014, halaman 39-63
38 dan scene 41 ini, dokter berfikir sudah terbalik. Penanda adegan pada Kartini merepresentasikan seseorang yang
Scene
scene ini diperkuat dengan pengambilan memiliki prinsip feminis radikal dan
gambar long shot memperlihatkan lorong menganggap perempuan sebagai kaumnya,
jalan rumah sakit yang panjang yang kaum yang selalu tertindas oleh dominasi