Pembahasan dan Temuan Pokok
B. Pembahasan dan Temuan Pokok
Partisipasi diperlukan untuk menjamin keberlanjutan pembangunan, karena pembangunan berkelanjutan sangat bergantung pada proses sosial.
Tiga aspek masyarakat yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan harus diintegrasikan dimana individu dan lembaga saling berperan agar terjadi perubahan (Syahyuti dalam Supadi 2008). Kemauan petani dalam berpartisipasi dalam kegiatan sekolah lapang ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka dalam pertemuan, serta keteribatan petani dalam melaksanakan komponen yang diberikan, kesempatan yang diperoleh petani dapat dilihat dari kesempatan mereka dalam menerima informasi terkait sekolah lapang serta kemampuannya dapat dilihat dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi yang ditawarkan ke lahan pribadi. Partisipasi petani dalam kegiatan sekolah lapang dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari adanya peran serta petani dalam melaksanakan komponen teknologi yang ditawarkan, mereka berpartisipasi secara sukarela dan atas kehendak pribadi salah satu hal yang mendorong mereka mau melaksanakan komponen yang ditawarkan selain adanya kesadaran dari beberapa petani juga adanya bantuan dari pemerintah yang mereka peroleh. Adapun lingkup keterlibatan petani dalam berpartisipasi dapat dilihat mulai dari tahap perencanaan dimana petanidilibatkan dalam penyusunan rencana usaha kelompok yang kemudian diajukan untuk mendapatkan bantuan berupa benih unggul dan pupuk kimia serta organik, dalam tahap pelaksanaan petani terutama yang lahannya dijadikan lahan percontohan menerapkan komponen teknologi yang ditawarkan oleh pemerintah, dalam tahap pemantauan dan evaluasi petani diarahkan untuk melakukan pengamatan terhadap lahan yang menjadi percontohan mengamati hama dan penyakit yang menyerang serta membahas penanggulangannya, partisipasi petani dalam pemanfaatan hasil dapat dilihat dari hasil yang diperoleh setelah menerapkan komponen teknologi yang ditawarkan.
Pendidikan formal dan nonformal merupakan salah satu pendorong petani dalam berpartisipasi sedangkan hambatan dalam berpartisipasi adalah pendapatan. Pendidikan yang ditempuh petani dalam bangku sekolah mampu membantu petani untuk membuka suatu wawasan mereka terkait dengan pola usaha tani yang selama ini diterapkan, pendidikan nonformal seperti pelatihan Pendidikan formal dan nonformal merupakan salah satu pendorong petani dalam berpartisipasi sedangkan hambatan dalam berpartisipasi adalah pendapatan. Pendidikan yang ditempuh petani dalam bangku sekolah mampu membantu petani untuk membuka suatu wawasan mereka terkait dengan pola usaha tani yang selama ini diterapkan, pendidikan nonformal seperti pelatihan
Pelaksanaan sekolah lapang secara prakteknya dalam satu kali musim tanam terdapat 8 kali pertemuan. Adapun materi yang disampaikan dalam setiap pertemuan berbeda-beda. Pada pertemuan pertama dilakukan pembagian benih dan Saprodi, persemaian dan pola tanam sistem jajar legowo, pemupukan dasar dan pemupukan berimbang, ekosistem padi sawah, pengairan dengan sistem intermiten materi tentang musuh alami dan hama penyakit serta penanganan panen dan pasca panen. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah terkait dengan kegiatan SL-PTT adalah berupa benih unggul, pupuk organik, pupuk anorganik dan agensia hayati. Untuk lahan yang dijadikan sebagai percontohan memperoleh bantuan yang lebih banyak dibanding lahan yang bukan percontohan. Lahan yang dijadikan percontohan memperoleh benih padi, pupuk anorganik berupa pupuk urea dan pupuk NPK (Phonska) dengan jumlah pupuk urea mendapatkan 100kg dan pupuk phonska mendapatkan 300kg, pupuk organikberupa pupuk organik cair sebanyak 7 liter dan pupuk kompos sebanyak 1.410 kg, serta mendapatkan agensia hayati berupa bakteri corine yang digunakan untuk mengatasi jamur sebanyak 2liter.
Jenis materi yang disampaikan dalam kegiatan SL-PTT disesuaikan dengan kondisi lapang serta dilakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap lahan usahatani. Dasar materi dalam kegiatan SL-PTT yang dilaksanakan oleh penyuluh yaitu pedoman pelaksanaan SL-PTT.untuk sosialisasi program dilaksanakan di rumah ketua kelompok tani, setelah dilakukan sosialisasi materi pelaksanaannya dilakukan dilapang. Dalam pelaksanaan kegiatan sekolah lapang petani dituntut untuk aktif dan peka terhadap permasalahan yang terjadi dilahan mereka lalu membandingkannya dengan lahan percontohan yang dijadikan sebagai tempat belajardan Jenis materi yang disampaikan dalam kegiatan SL-PTT disesuaikan dengan kondisi lapang serta dilakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap lahan usahatani. Dasar materi dalam kegiatan SL-PTT yang dilaksanakan oleh penyuluh yaitu pedoman pelaksanaan SL-PTT.untuk sosialisasi program dilaksanakan di rumah ketua kelompok tani, setelah dilakukan sosialisasi materi pelaksanaannya dilakukan dilapang. Dalam pelaksanaan kegiatan sekolah lapang petani dituntut untuk aktif dan peka terhadap permasalahan yang terjadi dilahan mereka lalu membandingkannya dengan lahan percontohan yang dijadikan sebagai tempat belajardan
Salah satu komponen teknologi yang diterapkan adalah sistem jajar legowo. Teknologi legowo dikembangkan untuk memanfaatkan pengaruh barisan pinggir tanaman padi (border effect) yang lebih banyak (Deptan dalam Pahruddin, Maripul dan Philips Rido Dida 2004). Adapun beberapa keunggulan dari penananaman sistem jajar legowo ini adalah adanya peningkatan produksi karena pada dasarnya sistem ini merupakan suatu teknik untuk menambah populasi tanaman dengan cara menghilangkan satu baris dan disisipkan dalam barisan disebelah kanannya serta menambahkan tanaman disebelah kirinya. Tanam sistem legowo ini dibuat seperti tanaman pinggir galengan karena tanaman yang berada di pinggir galengan lebih bagus dari pada tanaman yang lainnya serta sistem legowo ini memudahkan dalam pemeliharaan tanaman seperti dalam penyiangan, pemupukan dan pengamatan hama dan penyakit. Cahaya matahari yang masuk kedalam tanaman optimal sehingga kelembabannya juga rendah dan hama dan penyakit pun menjadi berkurang.