Analisis Matriks Potensi, LQ, SWOT, dan Gravitasi

G. Analisis Matriks Potensi, LQ, SWOT, dan Gravitasi

Model matriks potensi daerah pada dasarnya diturunkan dari rumus pertumbuhan dan rumus kontribusi. Rumus ini digunakan untuk mengetahui posisi perekonomian di masing – masing sektor di Kabupaten Karanganyar. (Kirana, 1998 : 29 dalam Mulyanto, 2006). Kriteria dari model matriks potensi adalah apabila suatu sektor ekonomi di Kabupaten Karanganyar yang mempunyai rasio proporsi dan rasio pertumbuhan PRDB kurang dari 1 (satu), maka sektor ekonomi yang bersangkutan dikategorikan sebagai kondisi perekonomian terbelakang kemudian apabila suatu sektor ekonomi di Kabupaten Karanganyar yang mempunyai rasio proporsi PRDB lebih besar atau sama 1 (satu), sementara rasio pertumbuhan PRDB-nya kurang dari 1

(satu), maka sektor ekonomi yang bersangkutan dikategorikan sebagai kondisi perekonomian potensial.

Selanjutnya apabila suatu sektor ekonomi di Kabupaten Karanganyar yang mempunyai rasio proporsi PRDB kurang 1 (satu), sementara rasio pertumbuhan PRDB-nya kurang dari 1 (satu), sementara rasio pertumbuhan PRDB-nya lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka sektor ekonomi yang bersangkutan dikategorikan sebagai kondisi perekonomian berkembang. Serta apabila suatu sektor ekonomi di Kabupaten Karanganyar yang mempunyai rasio proporsi PRDB dan rasio pertumbuhan PRDB-nya lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka sektor ekonomi yang bersangkutan dikategorikan sebagai kondisi perekonomian prima/unggul.

Setelah diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah mempunyai hak untuk mengembangkan sektor – sektor ekonomi yang memiliki potensi bagi daerahya. Untuk menentukan sektor mana yang menjadi pilihan dalam pengembangnanya dibutuhkan suatu metode yang cocok, maka salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah adalah LQ (Location Quotient). LQ dalam penelitian ini, digunakan untuk menentukan sektor-sektor ekonomi yang dominan yang dapat dikategorikan sebagai sektor basis yang merupakan pusat pertumbuhan yang ada di Kabupaten Karanganyar dengan membandingkan besarnya peranan suatu sektor ekonomi Kabupaten Karanganyar terhadap besarnya peranan suatu sektor yang sama pada Propinsi Jawa Tengah. Analisis LQ merupakan teknik analisis Setelah diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah mempunyai hak untuk mengembangkan sektor – sektor ekonomi yang memiliki potensi bagi daerahya. Untuk menentukan sektor mana yang menjadi pilihan dalam pengembangnanya dibutuhkan suatu metode yang cocok, maka salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah adalah LQ (Location Quotient). LQ dalam penelitian ini, digunakan untuk menentukan sektor-sektor ekonomi yang dominan yang dapat dikategorikan sebagai sektor basis yang merupakan pusat pertumbuhan yang ada di Kabupaten Karanganyar dengan membandingkan besarnya peranan suatu sektor ekonomi Kabupaten Karanganyar terhadap besarnya peranan suatu sektor yang sama pada Propinsi Jawa Tengah. Analisis LQ merupakan teknik analisis

Dengan mengatasi kelemahan LQ sehingga dapat diketahui reposisi atau perubahan sektoral digunakan varians dari LQ yang disebut Dynamic Location Quotient (DLQ) yaitu dengan mengintroduksikan laju pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral ataupun PDRB mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri 2 kali selama kurun waktu tahun awal dan tahun berjarak (Suyatno, 2000).

Sebagai bahan penyusunan perencanaan dalam pembangunan terkait strategi sektoral yang dapat digunakan untuk mengatasi ancaman dan hmbatan dalam pembangunan maka digunakan analisis SWOT. Menurut pendapat dari Rangkuti (2006), analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Dengan analisis SWOT tahapan faktor-faktor berpengaruh dalam pembangunan daerah akan dikemukakan dalam empat strategi. Istilah SWOT itu sendiri merupakan pendekatan dari variabel- variabel penilaian sebagaimana telah diuraikan (dalam penegasan istilah metodelogi penelitin).

Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut (Tarigan, 2005: 148). Dalam analisa gravitasi, hubungan keterkaitan yang dihitung berdasarkan jumlah Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut (Tarigan, 2005: 148). Dalam analisa gravitasi, hubungan keterkaitan yang dihitung berdasarkan jumlah