4.4 Analisis dengan Spektrofotometer IR
Pemeriksaan dengan spektrofotometer inframerah terhadap minyak atsiri dari buah tumbuhan attarasa Litsea cubeba Pers. memperlihatkan adanya 23
buah puncak absorbsi pada buah segar dan 20 puncak pada buah kering. Banyaknya jumlah puncak ini menunjukkan bahwa sampel tersusun dari banyak
campuran komponen senyawa sehingga menghasilkan banyak pita serapan pada spektrum inframerah.
Identifikasi setiap absorbsi ikatan yang khas dari setiap gugus fungsi merupakan basis dari interpretasi spektrum inframerah. Energi yang dihasilkan
oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. Pita absorbsi inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap ikatan kimia atau gugus
fungsi. Metode ini sangat berguna untuk mengidentifikasi senyawa organik dan dapat digunakan untuk menentukan gugus fungsi Dachriyanus, 2004.
Gambar 1. Spektrum inframerah minyak atsiri buah segar attarasa
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Spektrum inframerah minyak atsiri buah kering attarasa
Analisis Spektrofotometri Inframerah digunakan untuk analisis senyawa murni atau senyawa tunggal untuk tujuan elusidasi struktur, tetapi pada penelitian
ini, spektrofotometer Inframerah digunakan dengan tujuan untuk melihat bentuk spektrum yang dihasilkan dari minyak atsiri yang berasal dari buah segar dan
kering. Bentuk spektrum ini diperlukan sebagai acuan untuk mengetahui kemurnian dan keaslian dari pada minyak atsiri. Kemurnian dan keaslian dapat
diketahui dengan cara membandingkan bentuk spektrumnya dengan spektrum minyak atsiri asli yang digunakan sebagai pembanding, sehingga pemalsuan dapat
dihindarkan. Spektrofotometer IR memberikan spektrum yang sangat rumit, namun
suatu keuntungan dapat diambil dari kerumitan spektrum itu, dengan membandingkan senyawa yang tak diketahui terhadap spektrum cuplikan yang
Universitas Sumatera Utara
asli, suatu kesesuaian puncak demi puncak merupakan bukti yang kuat tentang identitasnya Silverstein, Bassler and Morril, 1986.
4.5 Analisis dengan GC-MS